You're My Propeller (Complete...

Oleh Okahaw

102K 5.2K 1.2K

Untuk membaca cerita ini silakan di-follow terlebih dahulu, karena ada beberapa Part diprivat :) . . Karena C... Lebih Banyak

0
Part 1
Part 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART XI
PART XII
PART XIII
PART XIV
PART XV
Intermezzo
PART XVI
PART XVII
PART XVIII
Part XIX
Part XX
PART XXI
PART XXII
PART XXIII
PART XXIV
PART XXV
PART XXVI
PART XXVII
PART XXVIII
PART XXIX
Author Note
PART XXX
PART XXXI
PART XXXII
PART XXXIII
PART XXXIV
PART XXXV
PART XXXVI
PART XXXVII
PART XXXVIII
PART XXXIX
PART XL
PART XLI
PART XLII
PART XLIII
Cuap-cuap Author
PART XLIV
PART XLV
PART XLVI
PART XLVII
PART XLVIII
PART XLIX
PART L
PART LI
PART LII
PART LIII
PART LIV
PART LV
PART LVI
PART LVII
PART LVIII
PART LIX
PART LX
Pengenalan Tokoh
PART LXII
PART LXIII
PART LXIV
PART LXV
PART LXVI
PART LXVII
PART LXVIII
PART LXIX
PART LXX
PART LXXI
PART LXXII
PART LXXIII (Not The End)
Kabar Gembira
REZA SIDE STORY
THE WEDDING
Extra Part 1
SEGERA
New Story

PART LXI

792 52 28
Oleh Okahaw


Bus besar yang dinaiki oleh staff FHair. Sudah memasuki kawasan tempat diadakannya family outing FHair. Semua yang ada di dalam bus mulai menunjukkan antusias mereka. Termasuk Yana dan Henny.

Mereka berdua sudah berjanji akan tidur di kamar yang sama. Mereka menunggu giliran untuk turun, karena mereka duduk di bagian agak belakang. Setelah berhasil turun, semuanya langsung kegirangan.

Suasana pegunungan memang tempat yang paling pas untuk menenangkan pikiran. Setelah menunggu para staff direksi datang, semua peserta dikumpulkan untuk mengikuti rundown kegiatan FO tersebut.

"Mbak Komang sama Pak Henry kok belum datang ya?" tanya Yana, membuat Henny pun setuju. Tapi ia mengakuinya dalam hati saja.

"Lagi macet mungkin," jawab Henny sekenanya.

"Masa sih macet? aseli deh Mba Komang, memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan!" Yana berdecak, tak habis pikir akhirnya Komang bisa bersama Henry.

Henny terdiam mendengar ocehan Yana. Tiba-tiba ada Doni dan Satria bergabung bersama Henny dan Yana. Mereka membawa koper yang besar layaknya orang akan tinggal berbulan-bulan.

"Lo mau pindahan atau gimana nih?" tanya Henny yang tak menyangka dua lelaki itu membawa koper segede gaban.

"Maklum gue kalau keringatan dikit langsung ganti baju," Satria nyeletuk.

"Sok bersih iya," kali ini Yana ikut berkomentar.

"Rempong banget sih ngurusin orang, yang bawa kan gue, barang ya barang gue. Kok malah kalian yang ribet!" Doni mulai jengah dari tadi orang-orang mengomentari barang bawaannya.

"Namanya juga penonton kalau ngga berkomentar ya pemain dong!" kembali ke Henny lagi. Doni sudah tak peduli.

Mereka semua masuk ke dalam hotel yang sudah dipesan. Kemudian setelah meletakkan semua barang-barang mereka di kamar masing-masing sekarang mereka berkumpul di halaman belakang hotel yang sangat sejuk.

Tak berapa lama datanglah semua orang yang ditunggu. Beberapa Wanita berteriak kegirangan. Henny mencoba mencari tahu apa yang membuat suasana mendadak riuh.

"Apaan si?" tanya Henny kebingungan. Yana yang sudah sadar dengan hal itu mulai berbisik.

"Hanjirrr Mbak Komang menang banyaaaaaakkk," jeritnya tertahan. Henny malah bingung. Kemudian Doni dan Satria ikut mendekat.

"Astajimmm, Mak, Ganteng semua..."

"Beehhhhh bening euy,"

"Lah kui sopo?"

"Ampun ra kuat,"

"Gilaak, Mas Reza ganteng banget!" heboh Yana, Henny sudah mengetahui, siapa biang kegaduhan di lapangan ini.

Doni mulai berteriak-teriak persis seperti bekantan baru lepas.

"Lo tahu? Itu sahabat-sahabatnya Pak Henry!"

"Gue udah tahu!" Satria menyela omongan Doni.

"Itu yang di sebelah Pak Henry, namanya Dino Kembaran gue," Doni membanggakan namanya yang mirip Dino.

"Nyesal Idup dia kalo lo kembarannya!" cibir Yana. Doni mendengus tak suka.

Beberapa orang sudah melihat ke arah Doni yang tahu banyak mengenai orang-orang yang baru saja datang. Kecuali Komang yang ada di sebelah Henry. Dia tersenyum kikuk berada di depan sana. Doni melanjutkan perkataannya.

"Dino itu sepupunya Pak Henry, bahkan mereka sudah bersama sejak masih dalam kandungan, Dia bekerja di Konsultan Keuangan yang merangkap Konsultan keharmonisan rumah tangga orang,"

Henny yang mendengar Doni menjelaskan tentang sahabat-sahabat Henry memasang tajam telinganya. Bahkan tak cuma Henny semua wanita sepertinya sedang antusias mendengarkan Doni.

"Kalian pasti kecewa kalau dia udah nikah bahkan udah punya anak satu!"

"Serius lo,Don?" ucap Ajeng yang terdengar kecewa mengetahui bahwa Dino sudah menikah.

"Lo dapat info dari mana sih?" Satria mulai tak habis pikir dengan Doni yang tahu begitu banyak.

"Ssstttt! mau dilanjut gak nih?" ancam Doni. Satria langsung menutup mulutnya kemudian mengangguk.

"Terus itu yang di belakangnya, yang make Kemeja Biru itu! itu namanya Reza, Reza Riyanditya. Doi anak tunggal pemilik Hotel Ryand,  cabangnya udah di mana-mana, diantara mereka berlima Reza yang paling tua, beda tiga bulan dari Dino,"

Yana yang tertarik langsung mendengarkan dengan seksama, "Terus?" Mulut Yana langsung bersuara ketika Doni berhenti bicara.

"Sabar elah, engap gue!" Doni mengelap wajahnya yang terasa berkeringat. Meskipun udara disina sangat dingin.

"Reza itu cassanova, Playboy tapi dibalik semua itu dia baik kok,"Doni mengangguk kagum dengan Reza. Yana yang mendemgar itu menyatuka  tangannya "sosweet"

"Lanjut! Sebelah Reza itu David. Dia itu jarang berada di Indonesia kerjaannya Ke LN terus, sedang mengembangkan bisnis keluarganya, David itu cowok paling bangsat diantara mereka berlima, Meskipun Reza player tapi dia ngga nyakitin Cewek, kalau David diam-diam tapi menghanyutkan,"

"Dan itu Mike! yang ada di sebelah David. Mike itu kocak, dan kadang menggemaskan saking menggemaskannya orang-orang ingin menonjoknya,"

Selesai sudah tugas Doni menjelaskan siapa para lelaki ganteng yang sedang berbaris di atas podium itu. Pandangan Henny terpaku pada Henry yang terlihat sedsng membisikkan sesuatu pada Komang.

"Kalau gue bilang gue suka lo?"

Lagi-lagi itu yang terlintas di pikiran Henny. Entah mengapa Henry saat itu dan Henry yang sedang berdiri di depan sana sangat berbeda.

Henny masih memandangi Henry dari kejauhan, tanpa sengaja mata mereka bertemu, Henny spontan melempar senyum dan dengan cepat Henry membuang wajahnya.

'Kenapa?'

Henny terdiam, dia tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Semenjak semalam dia melihat ada perbedaan dari diri Henry.

"Woi! Melamun teruuuuus!" Yana sudah bosan dengan sikap Henny yang selalu menggunakan kesempatan untuk melamun.

Kalau di kantor dia tidak begitu yakin tentang Hantu WC maka, kali ini dia yakin bahwa ada sesuatu di tempat ini. Dari tadi dia merasa merinding.

"Ngantuk!" jawaban reflek yang efektif untuk membungkam mulut Yana.

"Kenapa, Yan?" Henny kembali bersuara.

"Dari tadi Mas Reza ngeliatin lo mulu, aseli gue cemburu!" terukir jelas raut kesedihan Yana.

Henny bahkan tidak tahu bahwa dari tadi Reza memperhatikannya karena sedari tadi juga dia memandangi Henry.

Setelahnya acara resmi dimulai. Dan semua karyawan mulai berhamburan.

*

Reza mendekati Henny yang dari tadi sibuk bercekcok mulut dengan Doni.

"Hai," sapa Reza, Henny langsung menoleh, ia mendadapat Reza tebgah tersenyum manis.

"Eh, Mas Reza."

Doni yang melihat kedekata  Reza dan Henny diam melongok. Dia tak percaya bahwa Henny bisa mengenal Reza.

"Lo kenal Reza, Hen?" bisik Doni namun tetap terdengar di telinga Reza. Reza terkekeh geli.

"Iya kenal," Henny menjawab pelan.

"Ternyata doi kalau dari dekat gini lebih ganteng dari pada di foto!" sambung Doni. Henny sudah tak tahan untuk tertawa.

Alhasil Reza, Henny dan Doni tertawa terbahak-bahak. Sampai-sampai Henny mengeluarkan air matanya. Meskipun tidak lucu tapi bagi ketiganya itu lucu.

'Aseli ini receh banget tapi bikin ngakak'

Tanpa mereka sadari sedari tadi Henry menatap mereka dengan tatapan membunuh.

"Pak Henry?" suara itu menginterupsi Henry yang sedang memperhatikan Ketiga anak manusia yang sedang tertawa bahagia. Dia tidak pernah melihat Henny sesenang itu.

"Apa?" singkat Henry yang mulai berjalan menuju tempat Mama dan Papanya berada.

"Semua berkas sudah saya letakkan di kamar, Bapak," jawab Komang serius dan sopan.

"Oke kamu boleh bergabung dengan yang lain!" usir Henry secara Halus dia sedang tidak ingin diganggu.

Henny melihat Henry sedang bersama Komang, merasakan sesuatu tersayat di dalam sana. Dia tidak kuat melihat Komang dan Henry sedekat itu.

'Aku hanya serpihan-serpihan kemplang yang dikerumunin semut'

*

Tidak ada yang istimewa dari kegiatan ini. Semua ini berawal dari kata-kata Henry yang mau ijin berlibur ke Lombok kepada sang Papa. Karena Ahmad, Papanya Henry mengingat Henny berada di kantor Cabang. Alhasil dibuatlah Family outing tanpa rencana matang.

Semua dilakukan  secara Dadakan, tujuannya agar Henry dan Henny bisa lebih akrab lagi. Ahmad pernah mendapat info dari Mbok Darmi kalau Henny pernah membantu anak nakalnya itu.

Bahkan acara ini hanya untuk liburan saja. ada outbond yang mungkin akan menarik bagi karyawan, atau mereka bisa melihat sungai dan lain-lain.

Henny dari tadi mencari keberadaan Henry, dia ingin menanyakan sesuatu. Namun, usahanya sia-sia dia tidak menemukan Henry. Seketika ia ingin menyapa Widya yang sedang duduk menikmati udara sejuk dengan segelas kopi.

"Assalamualaikum,"  sapa Henny, Widya menoleh dan tersenyum membalas sapaan Henny itu.

"Tante, lagi ngapain? Ngga sama Om Ahmad?"

"Lagi pengen SENDIRI aja!" jawab Widya singkat.

Henny menangkap ada nada yang berbeda
dari suara Widya. Karena, Henny yang terlalu peka, Setelah mendengar kata 'SENDIRI' akhirnya ia berusaha untuk tersenyum dengan tulus.

"Yaudah, maaf sudah mengganggu Tante, saya Permisi dulu," Henny beranjak sambil tersenyum getir, entahlah dia merasa sangat sedih saat ini.

Dia berjalan menjauhi tempat di mana Widya berada, dia berjalan tertunduk sambil menautkan kedua tangannya.

Bug

Henny menubruk pintu kaca, yang awal dikiranya tidak ada apa-apa. Dia langsung mengelus-elus kepalanya.

'Sial harus banget nubruk pintu, sesekali nubruk dadanya Henry kek kayak di novel-novel'

"Ck, jangan terlalu ditunjukkan kalau Anda itu Bodoh," suara itu Henny mengenalnya dia langsung mengangkat wajahnya.

Hinaan yang terlempar dari mulut lelaki itu terdengar seperti pujian yang manis bagi Henny.

'Ck, mulai gila!'

"Pak Henry?" sapanya. Henry tak menjawab dan berlalu begitu saja. Tak peduli dengan Sapaan Henny, wajahnya datar dan dingin.

'He is Back!'

***

Gimana?

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

458K 32.7K 41
[DISARANKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠] Collabrotion with @elsye91 (Romantic-Comedy) Why are we mad at each other? Is it necessary to making such a...
2.9M 145K 61
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _π‡πžπ₯𝐞𝐧𝐚 π€ππžπ₯𝐚𝐒𝐝𝐞
55.6K 8K 69
Publish : 10 Maret 2021 End : 17 Januari 2022 Mulai Revisi : 14 Februari 2022 End Revisi : 10 Maret 2022 Jovita Auristella tidak terima dilangkahi sa...
663K 42.7K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...