The Girl Who Can't Cry [Compl...

By deervrs

218K 15.7K 1K

[COMPLETED] Siapa sangka, seseorang menjalani kurang lebih sepuluh tahun terakhir dalam hidupnya tanpa meniti... More

Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 14!
Chapter 15: "I Will Never Leave You, Zee."
Chapter 16: Trixiall & First Day.
Chapter 17: R's Secret, eh?
Chapter 18: Drunk.
Chapter 19: R's Second Mission
Chapter 20: " I'm yours. "
Chapter 21: The Real Mission.
Chapter 22: The Truth About Ray And Louis.
Chapter 23: Zeyn.
Chapter 24: "OH MY GOD, ZAYN!"
Chapter 25: Z E E N A D E Y
Chapter 26: Z E E N A D E Y
Chapter 27: Miracle.
Author's Note
Sequel? Posted!
Pemberitahuan.
Who Wants a Sequel?
HELLO ღღ

Chapter 13 [ Special Chapter ]

6K 508 43
By deervrs

Zayn’s POV

Aku masuk kedalam kamar Zee karena mendengar teriakannya, “Zee ada apa?!” Aih, jika benar Zee diteror lagi, apa mungkin? Rasanya tidak mungkin si peneror itu mengikuti kami sampai kesini hanya dengan satu tujuan untuk meneror aku dan Zee.

“KECOA, ZAYN!! KECOAA!!” Ucap Zee yang berteriak histeris, dan langsung naik keatas kasur. Jadi penyebab dia histeris seperti ini hanya karena kecoa?

“Kau itu ya, aku kira kau kenapa-napa! Taunya hanya karena sebuah kecoa.”

“Wait-– ini hanya bangkai kecoa, Zee. Nyawanya telah diambil oleh Tuhan.”Omelku padanya. Akupun segera mengambil bangkai kecoa malang itu, dan membuangnya ke tempat sampah.

“Tetap saja itu kecoa, dan kecoa itu menggelikan.” Ucap Zee bergidik ngeri, sementara aku hanya tertawa melihat ekspresinya.

“Aku sepertinya tidak jadi tidur lagi, Zayn.”

“Mengapa?” Tanyaku.

“Moodku untuk tidur sudah hilang, hm. Eh, aku ingin tertawa rasanya ketika mendengar nama samaranmu. Rasanya sangat jauh dari nama aslimu.” Ucap Zee kemudian terkikik, diikuti denganku yang mulai duduk dipinggiran kasur.

“Aku juga bingung mengapa Mr. Hendrick memberi nama ‘Davin’ padaku. Like, seriously? Masih banyak nama lain yang lebih mendekati nama asliku, seperti Zidan, atau apalah.” Ucapku dengan lesu. Zee yang mendengar ocehanku malah tertawa ngakak, dan berjalan mendekatiku.

“Kau tidak tahu bagaimana ekspresi wajahmu tadi. Sangat jelek. HAHAHAHA.” Kemudian tawa gadis ini menggelegar. Sialan, aku yang tampan seperti ini dibilang jelek olehny

Aku yang mulai kesal dengan ejekkannya, segera menarik Zee kedalam pangkuanku kemudian mengelitik seluruh tubuhnya.

“Zayn -- HAHAHAHA Cukup Zayn, -- HAHAHA.” Aku yang melihat tawanya pun tersenyum dibuatnya.

“Haaaaloooo. Kenapa kau senyum-senyum sendiri?” Ucap Zee sambil melambaikan tangannya dihadapanku dengan ekspresi wajah yang menggoda.

“E-eh, tidak. Bagaimana kalau kita turun kebawah?” Tanyaku berusaha mengalihkan pembicaraan.

“Baiklah. Lagipula tadi kudengar Liam memanggil nama kita.” Jawab Zee yang mulai melangkah keluar kamar bersamaku.

Sesampainya dilantai bawah, aku dan Zee langsung disambut oleh yang lainnya. Niall, Trixie, Liam, Harry, dan Ray sedang duduk berjejer di sebuah sofa yang panjang, sambil menatapku dan Zee dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak.

“What’s up guys?” Tanyaku menatap mereka.

 “Kau tahu kan, dua agen rahasia Inggris yang dua bulan lalu dikirim ke Korea untuk menjalani misi yang sama seperti kita?” Tanya Harry si curly.

Aku mengangguk, “Ya. Kenapa dengan mereka?”

“Mereka ketahuan oleh staff kedutaan besar Korea Selatan, dan kemungkinan besar nasib mereka sama seperti Louis. Diculik dan disimpan diruangan yang tidak diketahui oleh siapapun, selain orang-orang tertentu.” Pernyataan yang kali ini dilontarkan oleh Liam membuatku kaget setengah mati.

“What the hell?! Bagaimana bisa? Darimana kalian tahu?” Tanyaku untuk memastikan.

“Dari Mr. Hendrick, dia mendapat kabar dari mata-mata Inggris yang dikirim ke Korsel juga untuk membantu mencari informasi tentang keadaan disana.” Aku hanya bisa menggelengkan kepala, tidak percaya.

“God, kenapa masalah semakin menumpuk saja?” Ucapku, yang disambut oleh elusan hangat dibagian punggung oleh Zee.

“Maka dari itu, jadwal kita dimajukan.”

“Hah? Maksudmu, Niall?” Tanyaku.

“Ya, karena masalah ini, jadwal kita untuk berangkat ke Korea Selatan dipercepat menjadi tiga hari lagi. Dan kita harus lebih serius dalam menjalani pengarahan dan pelatihan.” Jelas Niall yang membuat aku dan Zee sedikit tersentak.

“Shit. Jika jadwal kita ke Korsel dipercepat, berarti jadwal kita untuk menyamar sebagai karyawan di kedutaan besarnya dipercepat pula kan? Apa pihak Korsel setuju dengan hal itu? Apa mereka tidak curiga?” Tanyaku yang mulai menduduki sofa dihadapan mereka dengan Zee.

“No, mereka sama sekali tidak curiga. Mr. Hendrick sudah menjelaskan tentang hal itu kepada pihak Korsel, dan pihak Korea Selatan malah sangat setuju. Karena, menurut mereka, lebih cepat lebih baik.” Jelas Niall lagi, yang membuat aku menganggukan kepala.

“Okay, sudah cukup. Karena waktu yang kita miliki hanya tersisa tiga hari lagi, aku akan melakukan cek kesehatan yang kemarin sempat tertunda. Dan ini merupakan cek kesehatan yang terakhir kalinya. So, jaga kesehatan kalian sebaik-baiknya.” Jelas Liam yang bangkit dari duduknya, untuk mengambil beberapa alat kedokteran.

****

Zee’s POV

Kami semua sudah melakukan cek kesehatan. Dan kata Liam, kesehatanku sudah stabil. Penyakit sinusitisku sudah jarang kambuh lagi, dan itu pertanda baik bagiku. Liam berkata bahwa aku harus terus meminum suplemen, dan juga menyarankan padaku untuk tidak terlalu memikirkan sesuatu, karena bisa berdampak bagi kesehatan tubuhku.

Sekarang aku dan Zayn, sedang bersiap-siap untuk melakukan latihan. Sebenarnya yang latihan disini hanya aku saja, karena kau tahu kan kalau aku satu-satunya agen dadakan disini?

Aku dan Zayn sedang menuju keruangan yang berada dibelakang rumah, sementara yang lain sedang bersantai karena mereka sudah cukup berpengalaman dalam bidang bela diri. Huh, poor you Zee.

“Okay, Zee. Karena kau sudah cukup mahir dalam bidang tembak-menembak, jadi hari ini aku akan melatihmu untuk menggunakan senjata tajam. Seperti pisau contohnya. Apa kau pernah melatih kemahiranmu dalam menggunakan senjata tajam?” Tanya Zayn ketika kami sudah memasuki ruangan transparan ini.

Aku mengangguk, “Tapi aku sangat lemah dalam bela diri ini.” Ucapku sembari menatapnya.

Zayn melangkah mendekat kearahku, lalu mengacak-ngacak rambutku. “Poor you, Zee.” Cibirnya. Sementara aku mendengus kesal.

“Daripada kau terus-terusan mengejekku, lebih baik kita mulai latihannya.” Ucapku sambil memberi tatapan sebal kepada Zayn.

“Hahaha, baiklah.” Jawab Zayn.

Zayn melangkah, dan mulai mengambil beberapa pisau yang tergantung rapih disudut kanan ruangan.

“Ini adalah pisau laga, pisau yang paling sering digunakan  dalam konfrontasi antara dua individu atau lebih dalam jarak pendek. Dalam dunia ke-agenan, pisau ini juga dianggap sebagai senjata andalan. Karena pisau laga dirancang sebagai senjata bertujuan khusus, untuk penggunaan pribadi maupun pertarungan satu lawan satu.” Jelas Zayn yang terus nyerocos.

“E-hm, Z-ayn. Sebenarnya aku sudah tahu tentang itu semua.” Ucapku sambil menahan tawa yang kemudian pecah.

“Bodoh. Kenapa kau tidak bilang dari tadi?” Tanyanya sambil menunjukan ekspresi jengkel.

“Lagian kenapa kau terus nyerocos?” Tanyaku yang masih tertawa kecil.

“Hhh. Baiklah, mari kita mulai.”

Zayn memberikan aku sebuah pisau yang pegangannya berwarna coklat tua, sementara ia memakai yang berwarna hitam.

“Langkah pertama, jika kau tidak ingin pisaumu ini terlepas dari genggamanmu, kau harus bisa memegangnya seerat mungkin. Letakan ibu jarimu dibagian atas dari pegangannya, dan keempat jarimu yang lain harus berada dibagian bawah.” Jelas Zayn sambil memperaktikannya. Aku hanya mengangguk dan mengikutinya.

“Kedua, kau harus fokus. Arahkan pisaumu tepat ke sasaranmu. Ingat, hanya satu sasaran dan jangan memikirkan sasaran yang lain dahulu. Karena jika kau bimbang dan memikirkan yang lain, bisa-bisa kau tidak yakin, dan pisaumu melesat ke arah lain.” Jelas Zayn lagi.

“Liat ini.” Zayn mulai fokus dengan pisau digenggamannya, dan mengarahkan kearah target semacam orang-orangan didepannya, dengan sasaran tepat ditengah ubun-ubun target. Kurasa sasaran yang kali ini dia incar sangat susah, karena titik tengah adalah titik tersulit yang dapat diambil dalam ilmu senjata tajam. Kenapa begitu? Karena jika ia mengincar titik tengah, angin dapat berdatangan dari arah kiri maupun kanan, sehingga angin dapat melesatkan pisau kearah lain

Zayn mulai menghentakkan pisaunya kedepan, dan....

GOTCHA!

Pisaunya tertancap tepat ditengah ubun-ubun dari target, sesuai dengan incarannya.

“Wow, Zayn!”Aku berdecak kagum. Sementara Zayn hanya tersenyum sambil melirikku.

“Sekarang giliranmu.” Sialan, kenapa aku jadi minder begini setelah melihat kemampuannya?

Aku mulai menggenggam pisau ini dengan tangan yang sedikit bergetar.

“Keep calm, baby.” Ucap Zayn dari belakang tubuhku, yang membuat napasnya terasa ditengkuk leherku.

“Ingat, tahan perutmu.” Aku mengangguk, kemudian mulai melakukan langkah selanjutnya.

Kuarahkan pisau ini kearah jantung kanan dari target dengan pasti, dan  mulai melempar pisaunya kedepan.

Gotc--

Sialan!

Pisaunya melesat dua senti dari sasaranku dibagian jantung kanannya. Aku hanya bisa mendengus kesal, dan berbalik kearah Zayn sambil memasang muka pasrah.

“It is okay, kau hanya perlu mencobanya lagi.” Ucap Zayn menyemangatiku.

Aku hanya tersenyum miring, kemudian mengambil pisauku yang tertancap kurang tepat pada sasarannya. Berniat mengulanginya lagi.

Kali ini aku mengincar leher kanan target sebagai sasarannya. Letaknya lebih mudah dijangkau, tapi mematikan.

Kugenggam dengan erat pisau ditanganku. Bersiap-siap untuk menghempaskannya kedepan, sebelum seseorang memeluk tubuhku dari belakang.

“Focus, focus.” Ucap Zayn pelan, tepat ditelingaku. Geez, bagaimana aku bisa fokus kalau dia memelukku seperti ini?

Kuambil napas dalam-dalam, dan kulempar pisau ini kearah sasaran yang aku incar. Dan....

WEEYHEYY!

Aku langsung lompat ketika melihat pisau itu tertancap tepat disasaran. Tidak melesat sama sekali.

Kulihat Zayn yang tersenyum lebar sembari bertepuk tangan untukku.

“Apaku bilang, kau hanya perlu mencobanya lagi. Ayo keluar, latihannya sampai disini dulu untuk hari ini.” Aku mengangguk tersenyum, kemudian Zayn merangkul bahuku dan keluar dari ruangan latihan.

****

Harry’s POV

Aku yang sedang memasak menu makan malam sekilas melihat kedatangan Zayn dan Zee yang sedang bergandengan tangan, dan sesekali tertawa.

“Kalian ini habis latihan, atau habis jadian sih?” Tanyaku menggoda.

Zayn yang mendengar hanya tertawa, sementara Zee tersenyum malu. “Kau itu bisa tidak kalau tidak menggoda kami sehari saja, Styles?” Ucap Zee dengan sewot, disambut dengan gelak tawa dari semua yang ada disini kecuali Ray.

“Ah, kalian memang cocok. Iya tidak Ray?” Tanyaku pada Ray yang sedaritadi tidak menampilkan ekspresi apapun.

Ray hanya mengangkat bahunya, lalu mengambil koran yang berada disebelahnya untuk dia baca.

“Hey, Ray. Kau kenapa?” Tanyaku memastikan. Tingkah lakunya membuat kami semua bingung, tak terkecuali aku.

“Tidak usah sok peduli. Urusi saja dua sejola yang cocok itu.” Ucap Ray dingin, kemudian beranjak kelantai atas dengan acuh tak acuh.

Zee dan Zayn menatapku dengan tatapan –kenapa-dia?- secara bersamaan.

Aku mengangkat bahuku, “Tidak tahu.” Ucapku kemudian kembali memasak.

***

Zee's POV

Aku sedang berada dikamar Zayn bersamanya. Kami berniat untuk movie marathon malam ini, sekalian melepas penat dengan menonton film-film yang menarik.

Sekarang sudah dua jam kami lewati dengan menonton film The Conjuring. Tapi otakku tidak bisa fokus akan filmnya karena terus-terusan mengingat tingkah laku Ray yang cukup aneh hari ini.

“Zee?”

“Zee!” Astaga, Zayn benar-benar mengagetkanku.

“Hah? Apa? Hantunya muncul?” Tanyaku layaknya orang bodoh.

“Kau itu sedang memikirkan apa, eh? Kau terlihat seperti tidak fokus akan filmnya.” Yup, you are right, Zaynie.

“Eh? Tidak. Aku fokus kok, filmnya tidak seram ya.” Ucapku berpendapat asal.

“Tidak seram darimana, Zee? Kau tidak lihat hantu bermuka hancur, yang terbang dari atas lemari tadi?” Ucap Zayn sembari mengerutkan keningnya.

“Benarkan kau tidak fokus? Ada apa sebenarnya?” Tanyanya serius, lalu meng-pause filmnya.

“Hm, aku hanya sedikit bingung dengan sikap Ray tadi. Dia kenapa ya?” Tanyaku menatap Zayn.

Zayn mengangat bahunya terlihat tak acuh, “Jadi kau mulai memikirkannya, eh?” Ucapnya yang langsung membuang muka dariku.

“Bukan begitu. Aku-aku hanya sedikit bingung.” Ucapku yang kemudian memegang wajah Zayn, untuk kembali menatapku.

“Tetap saja kan, kau memikirkannya?” Kata Zayn dengan nada bicara yang cukup tinggi.

“Kau itu kenapa sih, Zayn? Apa pedulimu? Kalau aku memikirkannya memang kenapa?”

“Zee--“

“Kau tidak tahukan bahwa aku sebenarnya aku me- aku mengantuk.” Ucapku bangkit dari kasur untuk keluar dari kamar Zayn, sebelum kurasakan seseorang menahan lenganku, dan membawaku kedepannya.

“Please dont leave me, Zee. Aku- aku minta maaf. Aku peduli padamu, dan aku  tidak mau kau memikirkan pria lain karena a-aku- aku mencintaimu.” Pernyataan Zayn kali ini.

“Maaf jika aku kurang menyakinkanmu dengan kata-kata akan hal itu. Hanya kurasa ini bukan waktu yang tepat. Maksudku- aku masih mempunyai tugas yang harus dijalankan, begitu dengan denganmu. So, maukah kau menungguku untuk itu?” Tanya Zayn memastikan.

“Ya, aku akan menunggumu.” Ucapku sambil mengelus rambut Zayn.

“Thanks, love. Bisakah kau tidur denganku untuk hari ini?” Aku mengangguk dan berbaring disebelah Zayn dengan menghadapnya.

“I love you, my Dy.” Ucap Zayn dengan nama samaranku, sebelum ia kembali mendekap tubuhku.

Aku tertawa kecil, “I love you too, Davin.” Aku terlelap, sesudah Zayn mengecup bibirku.

***

HELLOOOO

EHH. SI RAY KENAPA TUH SAMA ZEE? ADA YANG BISA TEBAK?;p

Di chapter 13 ini,  Aku tulis sebagai special chapter karena disini kan Zee dan Zayn udah saling menyatakan cintanya(?) #plakk. Dan di chapter selanjutnya, Zee dkk udah ngejalanin misinya:D so, STAY TUNE!

 

GIVE VOMMENTS PLEASEE?<3

can i get 21 votes for this chapter?<3 thanksss:)) 

ILY MY CUPCAKESSSS{}

Continue Reading

You'll Also Like

272K 21.4K 101
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
788K 81.5K 56
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
175K 8.6K 29
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
780K 37.7K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...