You're My Propeller (Complete...

By Okahaw

102K 5.2K 1.2K

Untuk membaca cerita ini silakan di-follow terlebih dahulu, karena ada beberapa Part diprivat :) . . Karena C... More

0
Part 1
Part 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART XI
PART XII
PART XIII
PART XIV
PART XV
Intermezzo
PART XVI
PART XVII
PART XVIII
Part XIX
Part XX
PART XXI
PART XXII
PART XXIII
PART XXIV
PART XXV
PART XXVI
PART XXVII
PART XXVIII
PART XXIX
Author Note
PART XXX
PART XXXI
PART XXXII
PART XXXIII
PART XXXIV
PART XXXV
PART XXXVI
PART XXXVII
PART XXXVIII
PART XXXIX
PART XL
PART XLI
PART XLII
PART XLIII
Cuap-cuap Author
PART XLIV
PART XLV
PART XLVI
PART XLVII
PART XLIX
PART L
PART LI
PART LII
PART LIII
PART LIV
PART LV
PART LVI
PART LVII
PART LVIII
PART LIX
PART LX
Pengenalan Tokoh
PART LXI
PART LXII
PART LXIII
PART LXIV
PART LXV
PART LXVI
PART LXVII
PART LXVIII
PART LXIX
PART LXX
PART LXXI
PART LXXII
PART LXXIII (Not The End)
Kabar Gembira
REZA SIDE STORY
THE WEDDING
Extra Part 1
SEGERA
New Story

PART XLVIII

814 47 32
By Okahaw


Suka? Komen dong, ga suka? Kasih saran..

Selamat membaca :D

***

Henry memanggil Komang untuk datang Ke ruangannya. Disinilah Komang sekarang, berada di ruangan Henry. Henry melirik Komang yang dari tadi senyum-senyum sendiri.

"Saya minta kamu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi!" ucap Henry santai tetap masih ada kesan serius disana.

"Saya tidak tahu pastinya, Pak, tadi saya tidak di tempat," jawab Komang lembut. Apa yang ada di dalam diri Komang itu adalah pesona wanita Bali sesungguhnya, Manis dan menenangkan.

"Henny Silvia kan masih baru, saya minta kamu membantunya untuk mengajarinya cara menghandle kejadian semacam tadi kedepannya," titah Henry, Komang mengangguk paham.

"Paham?" tanya Henry lagi, dia tidak akan marah-marah dengan bawahannya apalagi model wanita macam Komang, kecuali seseorang.

"Siap, Pak!" Komang tersenyum lebar dan memperagakan gaya hormat. Henry melempar senyum tipis kemudian menyuruh Komang kembali ke tampatnya.

'Gue boleh lama-lama ga disini?'

Komang pun berlalu dari ruangan itu.

Henny dan Yana sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Tak berapa lama munculah Komang dengan senyuman yang masih merekah di wajahnya. Yana yang penasaran langsung mendekati Komang yang sudah duduk di tempatnya.

"Mba, Lo kenapa?"

"Gue lagi bahagia, sana lo! biasanya kalau ada lo di dekat gue, gue apes," Komang menghempas manja Yana. Yana ibarat karang yang diterjang badai tetap berdiri tegak meski dihempas ombak.

"Ih, gue penasaran Lo kenapa sih tiba-tiba senyam senyum sendiri?" Yana mulai kesal, Komang mengabaikannya.

Henny memperhatikan saja dan memasang tajam telinganya. Tak berbeda dengan Yana, dia pun penasaran apa yang membuat Komang sesenang itu.

"Kalian tahu ga?"ucap Komang yang ditujukan kepada Henny dan Yana tapi matanya menatap Yana.

"Gue tempe bukan tahu," cibir Yana sudah hampir berlalu,

"Ye, pala lu tempe," Komang mendadak sewot mendengar ucapan Yana.

"Pak Henry senyum sama gue. Aaah, ibarat ponsel gue tu lowbat dan sekarang udah full abis di-charge," Komang masih seperti tadi, seperti orang gila yang senyum sendiri.

Henny terdiam dia tak percaya kalau Henry tersenyum pada Komang. Henny bahkan lupa kapan terakhir kali Henry tersenyum padanya.

Yang ada, setiap bertemu Henry suasananya selalu tidak baik. Selalu bersitegang dan selalu cekcok.

'Kalau sama gue mah ngajak berantem mulu doi, pengen ngelempar dia ke Merapi bawaannya'

*

Pulang kantor, Henny masih mengingat omongan Henry bahwa dirinya pulang bersamanya atas permintaan Reza. Henny harus berterima kasih kepada Reza karena dengan pulang bersama Henry dapat menghemat uangnya.

Menunggu kedatangan Henry, wanita itu sudah membereskan barang-barangnya. Tak kunjung menghampiri jua, Henny melihat Henry yang sudah berada di luar pintu transparan. Dengan cepat Henny menyusul Henry.

"Lah, itu si Henny mau kemana ya, Mba?" tanya Yana yang berjalan pelan di belakang Henny.

"Kayaknya ada perlu sama Pak Henry," Komang tak begitu peduli.

Henny berhasil memperkecil jarak antara dirinya dan Henry. Dengan susah payah ia sampai di posisinya sekarang karena rok panjang yang tidak begitu lebar serta highheels yang tidak tinggi.

Henry merasakan ada yang membuntutinya. Begitu sudah hampir dekat dengan mobilnya dia melihat Henny dengan wajah polosnya.

"Ngapain?" Henry menautkan Alisnya.

"Ngapain?"Henny membeo.

"Tadi Perasaan-" Henny bingung bagaimana cara mengatakannya, karena dia tidak mau terlihat terlalu ngebet.

Setelah beberapa saat Henry menemukan jawaban dalam otaknya. Apa yang membuat wanita itu berada di dekatnya sekarang.

"Ah itu, ga jadi, udah sana lo pulang!" Henry membuka pintu mobilnya dan langsung masuk serta menyalakan mesin.

Henny terdiam, seperti ada malaikat yang membawa jiwanya melayang. Sekarang yang ada di tengah parkiran itu hanya raga yang tak berjiwa.

'HENRY BANGCATTTT, NYEBELIN KEZELLLLLLLLL PENGEN NIMPUK PENGEN BUNUHHHHHH, AWAS LO BESOK GUE BALAAAASSSSSSSSS'

Henny ingin menangis, rasanya masih tak percaya dengan kelakuan Henry yang sesukanya saja seperti itu.

Gagal sudah rencananya untuk menghemat uang, dia terpaksa menggunakan ojol.

*

Reza mengajak Henny dan teman-temannya untuk ke pantai siang ini. karena weekend ditakutkan kondisi jalanan akan lebih padat sehingga untuk mendapatkan Sunset mereka lebih sedikit siang dari biasanya.

Henny mengajak Komang dan Yana, tak perlu tawaran Yana langsung ikut saja, Komang yang biasanya jadwal weekendnya dipenuhi oleh jalan bersama mantan. Kali ini dia ikut bergabung bersama Henny dan Yana.

Henny sedang menunggu kedatangan Reza, Reza memang sudah tahu di mana letak kosan Henny, Henny tak sendiri ada Komang dan Yana disana.

Sebuah mobil berwarna putih sudah berhenti tepat di depan pagar Kost-an Henny. Henny dan kedua temannya langsung berjalan menuju pagar.

Kaca mobil terbuka, menampilkan wajah seseorang yang sangat tidak ingin Henny liat. Wajah itu menatap ke depan tak peduli dengan kehadiran Henny yang ada di samping pintu mobilnya itu. Henny mengalihkan pandangannya kemudian melihat Reza. Reza menyuruh ketiga wanita itu untuk segera masuk.

Yana di belakang Reza yang mengendarai mobil, Henny di tengah disusul Komang di belakang Henry.

"Mas Reza kapan balik ke Jakarta?" tanya Yana kepada Reza yang sedang menikmati jalanan.

"Besok gue balik," jawab Reza. Henny langsung kaget mendengarnya.

"Hahh? Serius, Mas?" Sambar Henny.

Reza tersenyum simpul. yang ada di benaknya, dengan pertanyaan Henny seperti tadi meyakinkan dirinya bahwa Henny tidak menginginkan dirinya pergi.

"Iya soalnya gue ada urusan mendadak," ucap Reza. Henny mengangguk pelan kemudian menyandarkan kepalanya di sandaran jok mobil.

"Kalau Pak Henry, udah netapkan di kantor cabang?" Kini suara Komang yang bergema.
"Iya, kalau Henry bakal mimpin kantor cabang," Reza yang menjawab karena dia paham Henry tak akan dengan mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan orang.

"Oh gitu," Komang manggut-manggut paham. Henny merasa kalau penderitaannya semakin berat akan bertemu dengan Henry setiap hari.

Tanpa terasa mereka sudah memasuki kawasan pantai Krakal. Tempat ini masih tidak terlalu ramai untuk diketahui oleh orang-orang. Jadi sangat bagus untuk menenangkan pikiran.

Setelah memarkir mobil yang mereka naiki, Reza keluar disusul oleh Ketiga wanita, sementara Henry dia tak bersuara dan pergi begitu saja.

Jam masih menunjukkan pukul empat sore, Yana dari tadi gencar melakukan pendekatan dengan Reza sementara Komang sibuk mencari keberadaan Henry.

"Lo senang banget sama pantai?" suara itu mengagetkan Henny yang menatap laut luas begitu takjub.

"Hm, semua yang menyangkut dengan alam aku suka," Henny masih belum beralih dia masih memanjakan matanya dengan pemandangan langit dan laut bertemu menjadi satu diujung pandangan.

"Mas Reza, sendiri suka Pantai?" Kini Henny mengalihkan pandangannya menatap Reza yang terlihat begitu charming sore ini.

"Apapun yang kamu suka aku bakal suka," ucap Reza tidak begitu besar tetapi masih bisa ditangkap oleh indera pendengaran Henny.

Blush

'Eduuuunnn bisa ngomongnya ga pake gombal, Maz?'

"Gue ngga sedang gombal, gue serius dengan omongan gue," Reza masih menatap Henny dengan intens yang ditatap mengalihkan pandangannya kembali ke laut luas.

'Siaaal!!! Jangan baper, Hen. Jangan!! doi palyboy. diem jantung bodoh lo ga perlu ikut berdebar kencang'

"Lo gugupkan?" Henny masih terdiam mencoba mencari kata apa yang pas untuk menimpali omongan Reza.

"Mas Reza, sehat? Ada salah makan atau minum gitu?" tanya Henny kini khawatir melihat Reza.

"Gue Sehat kok, bahkan lebih sehat dari sebelumnya setelah gue ketemu lo," jawab Reza santai, dia tidak tahu efek kata-katanya itu bisa berbahaya bagi kesehatan jantung Henny.

Sungguh tidak ada yang bisa keluar dari mulut Henny bahkan dehem-an pun tak bisa lolos. Dia tidak tahu harus berkata seperti apa dan bagaimana, Reza benar-benar membuatnya hampir mati kesenangan.

"Lo ga perlu tanggepin omongan gue, yang harus lo lakuin cukup dengerin ucapan gue, karena gue serius,"

Henny masih terdiam sesuai dengan apa yang dikatakan Reza tadi. Yang perlu dilakukan Henny hanya mendengarkan saja.

"Ada sesuatu yang selalu gue pengen tanyakan ke lo, tapi gue ga pernah se-gugup ini ngadepin Cewek. Dan ngga pernah seserius ini," Reza mengambil napas dalam.

"Apa itu?"

Refleks Henny menanyakan itu, terbitlah senyum Reza di wajahnya. Sempat Henny menoleh. Senyuman yang manis dan menenangkan. Henny benar-benar tak tahu mengapa lelaki di sekitarnya akhir-akhir ini selalu memiliki wajah di atas rata-rata.

"Will you be my future wife?" Reza mengatakannya dengan mantap, sepersekian detik Henny langsung menatap Reza. Ah, dia tidak seharusnya berada dalam suasana seperti ini.

"Uhuk...uhuk..." Henny terbatu-batuk mendengar pertanyaan Reza.

'Lo serius? Gue maaaauuuuuuuuuu tapi-'

"Mas Reza, becandaanya ga lucu ah." Henny hendak melangkah menjauhi Reza.

"Yang gue omongin serius, lo bisa pikirin kata-kata gue, dan gue akan selalu nunggu jawaban lo," Henny sudah benar-benar melangkah meninggalkan Reza.

"Jawaban apa?" suara itu membuat Reza menoleh, ada Yana di sana yang menangkap wajah Reza terlihat gugup.

Setelah menjauh dari Reza, perasaan Henny jadi tak menentu dia sangat berharap kalau itu adalah jenis pengakuan yang sebenarnya. Namun, di sisi lain dia tidak mau menjadi korban ke-player-an Reza.

Henny memukul-mukul dadanya mencoba menghirup udara sebanyak-banyaknya. Dia melihat seseorang sedang membuka botol air mineral. Dengan cepat Henny merebut air itu dan meminumnya dengan rakus.

"Gue minta!" Dan kembali meminum air itu hingga tandas.

Setelah sadar apa yang dilakukannya dia terdiam sejenak, dia melakukan kesalahan.
Henny menatap dengan wajah takut-takut.

"Sorry gue khilaf," cicit Henny membuat orang di depannya memasang wajah jengah.

"Sekarang lo sadar? Siapa sebenarnya yang selalu ngajak ribut?" suara itu tidak sedingin biasanya.

"Maaf Mas, ini," Komang datang membawa tissue.

Mendadak Henny terkaget, pantas dari tadi dia mencari Komang entah menghilang kemana. Ternyata dia bersama Henry duduk santai menikmati pemandangan Pantai.

"Lah Henny, mana yang lain?" tanya Komang yang menyadari kehadiran Henny.

"Itu di sana!" Henny menunjuk ke arah Reza, dari tempatnya dia masih bisa melihat keberadaan Reza. Reza tidak sendiri ada Yana di sana mereka terlihat begitu bahagia.

Setelah melihat keberadaan Reza dan Yana, Henny mengalihkan pandangannya dilihatnya Komang sedang membersihkan Kaos Henry berwarna putih itu dengan tisu seperti terkena noda saus. Henny tersenyum getir. Tak bersuara dia meninggalkan keduanya, dan berjalan mencari tempat yang lebih indah untuk menyendiri.

'Kalau kata mba Tata Janeta mah, di dalam keramaian aku masih merasa sepi'

Henny melangkah menjauh.

***

Ada yang pernah merasakan apa yang Henny rasakan?
Merasa sepi padahal di tengah keramaian?

Itu tandanya kalian butuh pasangan Guys...

Biar makan ga sendirian, tidur ga kesepian, wkwk

See yaa

Dont forget to comment and Vote...

Continue Reading

You'll Also Like

10K 319 22
Sean, pemuda sukses yang harus mengalami namanya perjodohan yang dilakukan ibu nya. Mungkin kalian berpikir kalau ia akan dijodohkan dengan wanita ca...
290K 24.8K 28
Kisah Orion Darmawangsa, series kedua dari "Boys Love". Dokter tampan Spesialis Jantung yang tiba-tiba menikah karena harus bertanggungjawab atas per...
459K 32.7K 41
[DISARANKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠] Collabrotion with @elsye91 (Romantic-Comedy) Why are we mad at each other? Is it necessary to making such a...
126K 7K 27
Viola adalah gadis lulusan SMA yang entah kenapa seberuntung itu menempati posisi admin di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang elektronik d...