Addicted(Hombreng).

بواسطة Farelino

209K 7.2K 643

oneshoot HOMBRENG 18+ 😁jangan tertipu sama cover tercipta karna tekanan kerja dan ujian yang membuat pusing... المزيد

1) Rizal X Yudha
2). Arpan X Dekis
3). Gaza X Andri
4).Adnan X Zen (1)
5). Adnan X Zen (2)
6). Gaya bercinta (iklan)
7). Abyan X Dirly
9). Ricky X Vio
10) Sandi X Ridwan(2)
11). Gilang X Algi
pesan sastra (iklan)
12). Bagas X Abiu
13). Bagas X Abiu [2]
14). Bagas X Abiu [3]
15). Jay X Yohan
16). Jay X Yohan [2]
17). Ryan X Beni
18). Luky X Abil
19). Luky X Abil (2)
20). Luky X Abil (3)

8). Sandi X Ridwan (1)

9.9K 350 31
بواسطة Farelino

Sejak pertama kali melihatmu, aku sudah lupa yang namanya dosa--Sandi

___________________________________
1 || Pertemuan yang membuatku gugup.

Sandi pov

Aku segera beringsut bangun dari kehangatan selimut, saat kudengar suara Demi Lovato di alarm hp yang sengaja ku setting tepat jam 06:00 WIB sudah menjerit-jerit berupaya membangunku dari alam mimpi.

Aku meregangkan otot-ototku yang sedikit kaku, selanjutnya tangan ini bergerak men-scroll layar hp untuk menghentikan suara Demi Lovato yang sekarang berubah serak.

Kakiku masih berayun di tepi ranjang, terlalu malas untuk beranjak ke kamar mandi. Sempat berfikir 'tak usah mandi' namun aku urungkan karna hari ini adalah hari pertama ku di awal semester kelas VII, jadi aku harus memberi kesan yang baik.

Aku berjalan kekamar mandi untuk menyegarkan diri dari rasa kantuk yang masih bersarang, selesai mandi aku segera keluar dengan hanya memakai lilitan handuk dipinggang, satu stel seragam putih biru yang masih berlabel sudah terlipat rapih di ranjangku, tak perlu bertanya siapa yang sudah menyiapkannya, karna satu-satunya orang yang memperhatikan hal terkecil sekalipun adalah Mama.

Entah kenapa aku tetiba tersenyum melihat seragam itu, dengan semangat aku mengenakannya, aku tak henti-hentinya memandang sosok di pantulan cermin sambil menyisir rambutku agar rapih. Label anak SD sudah berganti menjadi SMP di seragamku, dan aku bangga.

"Anak Mama udah ganteng kok." Ucap Mama tiba-tiba masuk dan memergoki ku terlalu asyik bercermin, aku tersenyum melihat Mama dari cermin, lalu berbalik menghampirinya.

"Ma, aku gak mau diantar jemput. Aku mau berangkat sendiri naik sepeda." Ucapku membuat Mama tersenyum sambil mengelus pucuk kepalaku sayang, "Anak Mama udah bujangan, pasti deh malu kalo masih dianter Mamanya." Saat mendengar itu aku hanya nyengir. "Hari ini Mama udah buatin makanan kesukaan anak Mama yang paling ganteng ini, nasi goreng+telur mata sapi setengah matang." Tambah Mama membuatku ngiler, mataku berbinar saking senangnya sebab itu adalah makanan favorite ku, tapi Mama jarang masak karna biasa sibuk dengan pekerjaan kantor.

"Asyik, coba deh Mama bikinnya tiap hari." Ucapku malah membuat Mama sedih, "Maafin Mama ya sayang, Mama jarang ada waktu nemenin Sandi."

"Mama belum berangkat ngantor?" Tanyaku sambil berjalan ke meja makan bersisihan dengan Mama yang memegang satu pundakku, "Mama mau lihat anak Mama pakai seragam putih biru, padahal rasanya baru kemaren Mama nganterin sandi pertama masuk sekolah TK." Aku melihat setitik air mata di sudut mata wanita yang telah melahirkanku kedunia, aku menggenggam tangan Mama memberi kekuatan.
"Aku janji bakal membuat Mama bangga, dan melindungi Mama seperti alm. Papa dahulu." Ucapanku membuat Mama mengangguk.

Sudah 6 tahun sejak Papa meninggal dunia karna sebuah penyakit, Mama terpaksa menjadi single parent dan bekerja untuk membesarkanku seorang diri, merangkap menjadi ibu rumah tangga sekaligus Imam keluarga, aku tau itu berat dan Mama telah berjuang mati-matian demi membesarkanku.

Saat di meja makan, aku melahap sarapanku sampai habis tak tersisa, mencium tangan Mama untuk berpamitan sekaligus meminta do'a restu agar hari pertama ku menyenangkan dan Mama dengan senang hati mendo'akan ku. Aku mendorong sepeda ku dari gudang samping tempat Mama menyimpan barang-barang lama, sayang kalau dibuang, begitu katanya.

Aku mengayuh sepeda melewati gang-gang sempit sesekali bertegur sapa dengan para tetangga dan kawan bermain yang juga akan berangkat sekolah.

"Sandi, tungguu!!" Teriakan Hery membuatku berhenti dan refleks menoleh kearahnya, kulihat dia berlari ke arahku dan seragam putih biru dengan logo yang sama juga melekat ditubuhnya yang tambun.

"Bareng." Ucapnya setelah mendekat, aku mengangguk dan memelankan kayuhan ku pada sadel sepeda mengamai langkahnya yang berjalan kaki. Sepanjang jalan menuju sekolah, kami banyak bercengkrama. Aku dan Hery sudah berteman sejak kecil, sekolah SD pun kami satu kelas, dan kali ini kami bersekolah di SMP yang sama meski beda kelas. Aku masuk kelas VII-E dan hery kelas VII-G yang merupakan kelas terakhir. Hery tidak begitu bodoh karna masuk kelas terakhir, dia hanya kurang beruntung. Otaknya sama denganku yang berlevel pas-pas'an. Tidak pintar, tidak juga bodoh. Kelas label A adalah kelas unggulan dan yang menempatinya pun siswa pilihan yang benar-benar cerdas dibidang akademik, sedangkan dari label B sampai G di acak alias campuran yang pinternya standar sampai yang tololnya gak ketulungan.

Karna keasyikan ngobrol, tak terasa kami sudah sampai didepan gerbang sekolah, Hery masih setia menemaniku yang sedang memarkirkan sepeda, setelah membayar karcis 1000 rupiah pada tukang parkir, aku berlari menghampiri Hery.

"Yuk ah." Ajakku, Hery mengangguk. Kami berdua berjalan semakin kedalam melewati lobi dan sesekali celingak-celinguk melihat kelas di sepanjang koridor, aku melihat banyak anak sepertiku yang berpakaian masih baru bergerombol dengan teman satu gengnya semasa SD dulu. Tapi fokus mata ku teralih pada sosok lelaki dengan kulit langsat, mata sedikit sipit dihiasi bulu mata yang lentik memberi kesan unyu, pipinya tirus dan tegas seperti anak laki pada umumnya, bibir yang mungil merekah yang selalu basah seperti bibir wanita, dengan gaya rambut Taylor Lautner Style, entah kenapa dia benar-benar menyita perhatianku.

Aku sedikit kaget saat tangan Hery menepuk pundakku pelan, "Apa?" Tanyaku saat perhatianku tak lagi tertuju pada sosok lelaki itu yang masih bersandar di samping pintu kelas tanpa seorangpun yang menemani.

"Kantin dulu yuk, gue gak sempet sarapan tadi." Terpaksa aku menemani Hery, kalian tak perlu bingung bagaimana kami bisa tau letak kantin dan hafal setiap sudut gedung sekolah SMP ini, selama 3 hari MOS kami anak baru sudah diberi wejangan dari kepala sekolah tentang seluk beluk gedung ini.

Aku duduk di bangku panjang, berhadapan dengan Hery yang melahap satu piring nasi lengko dihadapannya, Aku hanya memesan minuman untuk menemani, disamping kanan kiri ku pun sudah berisi dengan beberapa orang.

Kring!!!!!

Tak lama setelah Hery selesai dari acara makannya, Suara bel terdengar hampir di setiap sudut sekolah, kami anak baru yang masih belum tau letak kelasnya dikumpul dilapangan. Kepala sekolah memberi pengarahan dan ucapan selamat datang lewat pengeras suara, selanjutnya para anggota Osis mengambil alih pengeras suara, kami disuruh baris sesuai kelas masing-masing yang sebelumnya sudah diinformasikan lewat mading sabtu lalu. Hari ini hari senin tak ada upacara, hanya apel sebentar sebagai pembukaan.

Tak kusangka lelaki yang beberapa jam lalu menyita perhatianku, ternyata sebaris denganku. Itu artinya aku dan dia--Sekelas. Aku tak mengerti reaksi tubuh yang tetiba girang hanya karna tau aku dan dia bakal temen sekelas. Aku menggeleng kuat, merasa aneh sendiri seperti jatuh cinta pada pandangan pertama saja~

Eh? Tak seharusnya aku cepat berasumsi seperti itu, aku menjenggung kepalaku pelan.

Selanjutnya kudengar anggota Osis menyuruh kandidatnya menunjukan letak kelas yang kami tempati, di sekolah ini setiap tahunnya, angkatan tak akan menempati kelas yang sama. Maksudnya bisa saja dulu kelas VIII dipakai kelas VII, tahun lalu kelas VII di tempatkan dilantai 2, tahun sekarang kelas VII menempati lantai bawah. Yah, karna saat masuk kelas ku di pintu masih tertera label lX C dan belum diganti.

Aku mengambil tempat duduk dekat pintu, baris ke tiga. Saat kuedarkan pandangan, aku melihat kebanyakan sudah memiliki partner duduk, mungkin mereka sudah saling l
Kenal sebelumnya, malang bagiku karna teman SD ku dahulu tak ada yang sekelas denganku, aku masih asing dengan mereka. Dan mataku langsung menangkap sosok lelaki kuning langsat itu yang kini berjalan ke kursiku.

"Boleh gak aku duduk disini?" Tanyanya membuatku melongo, suaranya terlalu lembut untuk ukuran lelaki, sempat terbersit kalau yang dihadapanku ini perempuan tomboy. Tapi--

"Gak boleh ya?" Tanyanya lagi.

Aku mengangguk, "Duduk aja." Jawabku sekenanya, mengalihkan wajahku kembali kedepan.

Aku bisa merasakan aura awkward saat dia duduk disampingku, tapi aku tak berani menoleh, terlalu gengsi.

"Ridwan." Ucapnya disampingku, saat aku menoleh tangannya terulur, aku masih belum merespon, tapi yang bisa kusimpulkan lelaki bernama Ridwan ini ternyata ramah, meski aku terganggu dengan suaranya yang sangat kemayu.

"Hem, Sandi." Ucapku tanpa membalas jabatan tangannya, sampai ia menarik tangannya kembali, aku tak mengerti dengan sikapku yang tetiba dingin pada orang.

"Senang berkenalan." Ucapnya ramah namun itu membuatku bertambah diam.

Duduk disamping lelaki ini membuatku bersikap tidak seperti biasanya, aku merasa terlalu gugup.

Bersambung~~

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

166K 7.8K 43
°di mohon sebelumnya membaca lebih baik untuk follow terlebih dahulu ‼️ memang ada wanita yang beruntung dalam hal apapun? ada . azzura contoh nya...
RUBBY🔞⁉️ بواسطة ca

القصة القصيرة

142K 407 4
Rubby gadis sma yang gila akan belaian, saat dirinya menginjak di jenjang smp Rubby sudah mengetahui banyak tentang hal hal dewasa. Bahkan dia sering...
115K 376 12
Cerita Istri majikan yang kepincut pegaiwainya.
967K 61.5K 37
SLOW UPDATE Kisah tentang seorang bocah 4 tahun yang nampak seperti seorang bocah berumur 2 tahun dengan tubuh kecil, pipi chubby, bulu mata lentik...