Hero + Noren (End)

By onequietnight

227K 31.9K 2.5K

Segala sesuatu yang kau hindari terkadang malah menjadi sebuah takdir untukmu-hrj Warn! Yaoi area! Jangan sal... More

1'st
2'nd
3'rd
4'th
5'th
6'th
7'th
8'th
9'th
10'th
11'th
12'th
13'th
14'th
15'th
17'th
18'th

16'th

8.5K 1.4K 192
By onequietnight

"Daehwi!" ucap chanhee ketika matanya menangkap sosok yang kini berdiri dan tersenyum lebar.

Plak

Daehwi mengaduh dan memegangi kepala belakangnya begitu lami dengan cepat memukulnya dari belakang.

"Cepat bantu chanhee oppa dan jangan tersenyum saja" ucap lami. Daehwi merengut dan menyeret pedangnya dengan kaki dihentakkan, lalu menebas setiap strigoi yang menghalangi jalannya.

Jaemin mengerjap beberapa kali menatap daehwi.

"Tenang saja oppa, akhirnya dia ada gunanya juga" ucap lami menepuk pundak jaemin.

Keduanya kembali mencoba menghabisi para strigoi yang jumlahnya kini sedikit berkurang.
.
.
.
Renjun berjalan gelisah didalam ruangan minim penerangan itu. Matanya memeriksa seluruh sudut ruangan untuk mencari sesuatu yang bisa dipakainya untuk melarikan diri.

Setidaknya ia tak mau membuat jeno khawatir padanya meskipun jeno pasti kini tengah khawatir setengah mati.

Ia telah berjanji pada jeno untuk hidup sedikit lebih lama dan berusaha untuk tak mati ditangan vampire itu.

Renjun menggigit bibirnya ketika matanya tak menemukan apapun untuk digunakannya.

"Bagaimana aku keluar dari sini" ucap Renjun.

Cklek

Renjun menatap was was kearah pintu dan mendapati seseorang dengan jubah hitam dengan tudung yang menutupi wajahnya.

Orang itu menutup kembali pintu dan mengambil serta kuncinya setelah itu berdiri menatap renjun.

"Kau- siapa? Mau apa?" ucap renjun was was.

Orang itu tak menjawab dan menurunkan tudungnya. memberi isyarat pada renjun untuk diam sedangkan renjun menatapnya bingung.

"Namaku samuel, kim samuel." ucap orang itu yang terlihat masih seperti anak anak dimata renjun tapi ia tau umurnya jauh dari kata muda.

"Aku disini untuk membantumu keluar" ucap samuel lagi. Renjun membelalakkan matanya tak percaya.

"bukankah kau bagian dari mereka?" ucap renjun.

Samuel menghela nafasnya sejenak dan mengangguk.

"Aku tidak suka pada mereka. Dan aku punya alasan kenapa aku ingin menyelamatkan mu" ucap samuel.

Renjun mengernyitkan dahinya bingung.

"Baiklah akan kuceritakan" ucap samuel dengan nada pelan.

"Hyung kekasihnya lee jeno kan? Pasti hyung adalah injoon hyung. Dulu sebelum injoon hyung meninggal, dia sempat menolongku padahal ia tau aku musuhnya" samuel berhenti sejenak dan menunduk.

"Tapi dia tersenyum dan bilang padaku, jika aku anak yang manis lalu dia beranjak dan pergi. Dan saat itu aku sadar itu terakhir kali aku melihatnya" ucap samuel.

Renjun terdiam dan mendengarkannya dengan seksama. Ia tak habis fikir jika dirinya dulu adalah orang yang sebaik itu.

"itulah kenapa aku ingin membantumu hyung, aku ingin membalas budi dan lagi aku muak dengan orang itu" ucap samuel.

"bagaimana caranya kau membantuku? Diluar pasti ada banyak penjaga bukan.?" ucap renjun.

Samuel tersenyum dan menunjuk kearah jubah yang tadi dikenakannya.

"Hyung bisa memakainya" ucap samuel

"Tapi aroma darahku?" ucap renjun

"Akan teralihkan, tenang saja jubah itu membuat hyung seperti tidak terdeteksi" ucap samuel

Renjun menatap ragu, tapi seketika ia teringat jeno dan juga orang orang yang pasti khawatir dengannya. Belum lagi senyuman tulus samuel.

"Baiklah" renjun mengangguk dan meraih jubah itu.
.
.
.
Jeno berdiri dengan mark dan juga jinyoung dan jihoon yang telah sampai disana.

"Jadi hyung kapan kita akan berangkat" ucap jeno datar.

"tunggu sebentar, aku dan jihoon akan pergi ke gerbang depan untuk mengalihkan perhatian, kau dan jinyoung akan mengendap lewat gerbang belakang lalu cari tempat dimana renjun disembunyikan. Lalu bawa pergi." ucap mark.

Terdengar simple tapi dirinya sendiri tak yakin akan sesimple itu nantinya.

"Baiklah apa kalian siap?" ucap mark dan hanya jihoon yang mengangguk semangat.

Mark menghela nafas berat ketika ingat menempatkan jeno dan jinyoung di tim yang sama dan keduanya sama sama, irit bicara.

"Ayo pergi" keempatnya melesat pergi menembus hutan lebat dengan pedang ditangan masing masing dalam kondisi siaga.

Karena bagaimanapun pasti kangmin menempatkan pasukannya di segala arah.

baru sepuluh menit mereka berangkat, sekumpulan strigoi menghalangi jalan dan terpaksa membuat mereka berempat menghabisi mereka.

Jinyoung dengan segera menebas satu persatu strigoi dengan cepat dan dalam diam. Tenang, begitu tenang hingga ketiga orang yang bersamanya hanya menatapnya saja.

"kurasa dia sendiri sudah cukup" ucap mark melihat betapa cepatnya jinyoung menghabisi para strigoi itu.

"Jinyoung benar benar-" ucap jihoon sembari berdecak.

"ayo" ucap mark saat jinyoung menebas strigoi terakhir

"kau tak apa?" ucap mark menepuk pundak Jinyoung dan tak dibalas sepatah katapun oleh jinyoung.

"Hahh aku anggap itu iya" ucap mark lalu lanjut melangkah.

"Ayo" ucap jihoon dan dibalas anggukan oleh jinyoung.
.
.
.
.
"Aku bertemu yuta kupikir dia bisa membantu" ucap taeil begitu taeyong dan juga jaehyun sampai.

"aku tau aku juga bertemu dengannya" ucap jaehyun

"Dan, anaknya yuta adalah reinkarnasinya injoon, huang renjun ah maaf nakamoto renjun. Dan sekarang dia ditangan kangmin" lanjut jaehyun.

"Kau serius? Jadi jeno-" ucap ten

"Iya seperti dugaan kalian, jeno bahkan sekarang tengah bersama mark dan juga jihoon dan jinyoung untuk membebaskan renjun" ucap taeyong.

"Lalu lami ku bagaimana?" ucap ten.

"Lami, kurasa ia akan baik baik saja. Aku tak bisa menghubunginya sejak tadi pagi. tapi kau tenang saja ada chanhee disana" ucap taeyong sembari menepuk pundak ten, menenangkan adiknya itu.

"hah baiklah" ucap ten.

"Tentang para strigoi yang bertambah banyak, benar dugaanmu ini ulah kangmin. Meskipun waktu itu kau menyegel kekuatannya ia masih punya banyak tangan kanan" ucap taeil.

"Ada seorang anak yang ia gunakan sebagai sumber kekuatannya. Ia bukan seorang strigoi tapi ia adalah seorang moroi. Dan lagi, anak itu- walaupun dia punya kekuatan yang besar dia tak bisa menggunakannya" jelas taeil.

Jaehyun mengangguk menanggapinya.

"sayangnya-" ucap ten menggantung.

"Kami tak berhasil tau siapa anak itu" sambung ten.

"Hm itu tak masalah. Sekarang mungkin kita harus membantu mereka" ucap jaehyun.

"Apa aku terlambat?" keempatnya menoleh dan mendapati seorang pria berusia akhir 30 tahun an, yuta.

"Yuta!" ucap ten semangat.

"Apa yang kau lakukan disini?" ucap taeil.

"Menurutmu apa? Anakku di sandera dan aku hanya diam dirumah? Dan mendengarkan winwin yang mengomel lalu menangis menghawatirkan anaknya itu? " ucap yuta.

"Hm baiklah. Tapi yang kau lawan disini bukan manusia tapi sekelompok vampire. Jadi berhati hatilah" ucap jaehyun.

Yuta menarik samurai yang dibawanya dan menyiapkannya.

"Hei ingat kakekku juga seorang vampire" ucap yuta.

"Tapi kau bukan seorang dhampyre bung" balas jaehyun bersamaan dengan dirinya yang menyiapkan pedangnya sendiri.

"Hell aku tak peduli. Yang kupedulikan sekarang adalah anakku " ucap yuta.

"Ya ya anakmu yang manis itu adalah calon menantuku juga" ucap taeyong

"Memangnya aku setuju?" ucap yuta.

"Memangnya aku perlu persetujuanmu?" balas taeyong

"Dan jika kalian tetap teruskan maka kita tak akan pernah berangkat. Dan orang yang kalian sebutkan tadi akan habis ditangan kangmin sebelum kita sampai" ucap ten.
.
.
.
.
"Ayo" ucap samuel melambaikan tangannya pada renjun yang kini memakai jubahnya dan berjalan mengendap dibelakangnya.

"Jika sudah didepan tolong bersikap biasa saja" ucap samuel dan diangguki oleh renjun dari balik tudung yang menutupi setengah wajahnya.

Keduanya berjalan melewati beberapa orang yang tengah berjaga disekitar tempat itu. Sesekali mereka akan mengangguk hormat pada samuel dan menimbulkan tanda tanya pada renjun, tentang  siapa itu samuel.

Renjun bergidik ngeri saat dirinya melirik untuk menatap sekilas orang orang yang sedaritadi ia lewati. Dan benar saja bahkan ia bertemu dengan orang yang menyerangnya saat pertama kali ia bertemu dengan jeno.

"Kita hampir sampai dipintu keluar" bisik samuel. Renjun sedikit mendapat kelegaan namun juga kecemasan.

"Samuel" baik samuel ataupun renjun membeku mendengar sebuah suara yang memanggil samuel.

Dia adalah orang yang sama yang ia temui saat dirinya bangun ditempat ini.

Tanpa disadari, tubuh renjun gemetar saat orang itu mulai berjalan mendekat.

"Mau kemana kau? Bukankah aku melarangmu keluar dari tempat ini barang seinchipun? Dan lagi siapa dia?" ucap kangmin menunjuk renjun yang semakin menunduk ketakutan.

"A-aku hanya bosan didalam sana. Dan aku ingin keluar sebentar. Dia kubawa untuk menemaniku" ucap samuel.

Kangmin mengangguk dan melangkah mendekat dan refleks renjun beringsut mundur.

"Begitu ya-" suara dingin kangmin terdengar semakin jelas.

"Kau pikir aku tak tahu hah?" kangmin menarik jubah renjun hingga renjun sedikit terhuyung.

"Kau pikir aku bodoh? Kenapa kau ingin mengeluarkan anak ini dari sini hah? Kau ingin menghianatiku?" bentak kangmin pada samuel yang kini menatap renjun yang berada dicengkraman kangmin.

Matanya menatap renjun dan seolah mengucapkan maaf dan seakan mengerti renjun mengangguk.

"Samuel!" bentak kangmin

"Iya aku muak padamu dan segala kekanganmu kau tau! Dan akhirnya aku tau sebuah fakta. Kau bukanlah hyungku, kau seorang penghianat yang  telah membunuh keluargaku dan lagi-"

"-kau berbohong padaku atas segalanya, tentang moroi. Tentang asal usulku. Bahkan kau tak mengizinkanku untuk jadi dewasa karena kau tau jika aku tumbuh maka aku akan lebih kuat darimu dan juga aku mungkin saja akan membunuhmu yang bahkan sekarang tak bisa apa apa" ucap samuel panjang.

Kangmin menarik ujung bibirnya membentuk seulas seringai dan menatap samuel tajam.

"Akhir nya kau tau itu, anak bodoh. Tapi terlambat, dan lagi sebenarnya kekuatanku sudah kembali dan bahkan bertambah kuat. Dan itu semua berkatmu" ucap kangmin.

"Benar aku hanya memanfaatkanmu, dan juga benar aku juga yang membunuh keluargamu. Dan juga memang benar aku menghianati moroi. Tapi sekarang kau juga bukan siapa siapa dan tak bisa berbuat apapun" ucap kangmin.

"Dengan menghabisi dia, maka kalian semua. Lee jeno dan juga mark lee mungkin akan hancur dan aku akan menjadi pemimpin moroi" ucap kangmin menatap renjun yang kini menatap jijik padanya.

"Bawa dia ke ruangannya" ucap kangmin menunjuk pada samuel yang dengan segera meronta saat dirinya dibawa oleh beberapa strigoi.

"Dan kau cantik-" ucap kangmin beralih pada renjun yang berusaha lepas dari cengkeraman kangmin.

"sayang sekali mungkin kau akan mati disini. Atau jika kau mau kau boleh tinggal dan melihat lee jeno mu itu yang mati" renjun menatap tajam pada kangmin.

"Ngomong ngomong. Pangeran mu itu sedang dalam perjalanan kemari. Ah bagaimana jika kita tunggu saja dan sambut mereka didepan?" ucap kangmin lalu melemparkan renjun pada dua orang pengawalnya yang dengan segera Membawa renjun mengikuti kangmin.

'Mian hyung aku tak bisa membantumu'  renjun tercenung. Itu tadi suara samuel dan ia tak mungkin salah.
.
.
.
.

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

319K 36.9K 51
Berbagai macam cara di lakukan Jeno, hanya untuk menarik perhatian si manis Renjun 💚
17.4K 1.5K 5
Seutas cerita tentang hubungan mereka. BxB ©Jeojae 2021
93.6K 13.2K 21
[ REMAKE DARI WORK SAYA YANG LAIN. HANYA BERBEDA TOKOH SAJA ] Namanya juga anak jendral. Gampang gampang susah ngedeketinnya. ➖ NCT 127'S MARK LEE X...
281K 37.7K 27
Huang Renjun, bocil yang kadang barbar tapi kadang imut dari jurusan teknik otomotif di SMK Neo Culture Technology dipertemukan dengan Lee Jeno, seor...