Obsession of Love (SELESAI)

Par Nitha_DSL

1.9M 95.8K 5.3K

ADULT STORY Christian Johnson, pemuda tujuh belas tahun yang penuh dengan intimidasi dan cukup ditakuti oleh... Plus

1. Katherine 7th - Christian 17th (1)
2. Katherine 7th - Christian 17th (2)
3. You're mine
4. Katherine 11th - Christian 21th (1)
5. Katherine 11th - Christian 21th (2)
6. Perpisahan
7. Awal Masalah
8. Kehilangan
PENGUMUMAN
12. Kedatangan Tamu tak Diundang
13. Masa Lalu Christian
Maaf Lahir & Bathin
14. Kekeraskepalaan Kate
Untuk Pembaca Lama
22. Reaksi Racun
23. Titik Terang
24. Kambing Hitam
25. Kesalahpahaman
26. Kesalahan Fatal
Chit Chatt
29. Hamil?
30. Pengakuan (1)
31. Pengakuan (2)
32. Penyamaran
33. Rencana yang gagal
34. No Tittle
35. Miss You
36. Labil
37. Pasrah
38. Mengalah
39. Penculikan
40. Kebenaran
41. Obsession of Love
42. Sad
43. Skizofrenia
44. Ending
Chit Chatt (2)
PENGUMUMAN
Info OPEN PO
VOTE COVER
OPEN PO
Diskon Khusus
H-5 closed PO (info olshop)
45. Bab Bonus (I)
PO HARI TERAKHIR
PENGIRIMAN OoL
DISKON AKHIR TAHUN 15%

18. Perubahan Grace

45.6K 2.7K 69
Par Nitha_DSL

Update.

Jangan lupa VOMEN.

Happy reading

======

Grace duduk di ruang tengah sembari membolak-balik majalah untuk mengalihkan pikirannya. Sementara Emily yang duduk di hadapannya terlihat gusar.

"Jadi yang kulihat tempo hari itu benarkan, Mom?" Grace mengangguk. "Ternyata gadis itu tinggal bersama Chris selama ini!" Kesal Emily.

Grace menutup majalahnya dan mengambil teh dari atas meja, menyesapnya dengan pelan. "Kate sekarang terlihat lebih dewasa. Dia juga makin cantik," puji Grace dan senyum keibuannya.

"Mom!" Sentak Emily tak terima. "Mommy tidak benar-benar menyayanginya, kan?"

Grace berdecak. "Memangnya kenapa, Em? Dia putri Mom juga! Sebenarnya apa yang kau takutkan, Em? Kau tidak melakukan atau merencanakan hal yang buruk lagi, kan?"

Emily menatap mata ibunya dengan kecemasan yang tiba-tiba muncul. "Mom, bagaimana kalau Kate mengambil alih perusahaan Daddy?"

"Bukankah sejak awal perusahaan itu memang miliknya? Lagipula kau sudah menerima bagianmu kan, Em!" Grace kembali menyesap teh hangat lalu menaruhnya di atas meja.

"Iya, Mom. Tapi—"

"Sudahlah, Em. Jangan membuat masalah lagi! Kalau kau takut Kate akan merampas kembali hartanya, kau tidak perlu khawatir. Sepertinya ia tidak berniat kembali ke rumah ini. Jadi berhentilah mengganggunya!" Peringat Grace.

Emily benar-benar tidak percaya kalau ibunya sekarang lebih membela Katherine. Dulu ia berhasil menarik perhatian sang kakak hingga tidak memedulikannya. Sekarang bukan hanya Christian yang ia rampas, tapi juga ibunya.

'Dasar gadis sialan! Lihat saja apa yang akan kulakukan padamu nanti!'

"Kau dengar apa kata Mom tadi? Jangan membuat masalah lagi dan berhentilah mengganggu hidupnya," ulang Grace.

Kesal dengan yang ibunya lontarkan, Emily meninggalkan ruang tengah itu tanpa menyahut perkataan ibunya.

Grace menghela nafas berat. Harusnya sejak dulu ia tidak membiarkan putrinya berbuat jahat. Sekarang rasa iri itu sudah mendarah daging dalam diri Emily. Grace sangat menyesali kenapa selama ini ia terlalu memanjakan putrinya, hingga tumbuh menjadi gadis egois seperti itu.

*****

Katherine memikirkan yang terjadi beberapa hari belakangan serta kata-kata yang diucapkan oleh ibunya.

Kau dan Christian tidak memiliki hubungan darah. Apalagi kalian tinggal berdua.

Kalimat itu selalu terngiang dalam pikirannya. Grace mengatakan hal yang benar. Ia merasa mereka sudah melakukan dosa besar.

Dilihatnya Christian baru saja keluar dari kamar. Melihat penampilan Christian yang terlihat santai, dengan kaos oblong dan celana pendek, sedikit membuat Katherine terpukau.

"Chris!" Panggil Katherine.

"Hm?" Christian masih menggosok-gosok kepalanya dengan handuk. Ia baru selesai mandi.

"Chris, yang kita lakukan salah," Sesal Katherine.

Christian menghentikan aktiviatsnya, melemparkan handuk begitu saja. Ia menuju dapur dan tak lama menyusul Katherine duduk di sofa dengan membawa dua kaleng minuman. "Salah? Tentu saja tidak. Kau tidak boleh pindah dari sini, sekalipun Mom yang memintanya," sahut Christian santai.

Katherine berdecak kesal. "Bukan soal itu, Chris! Tapi soal..." Katherine tidak meneruskan ucapannya, dari wajahnya yang memerah Christian dapat menangkap arah pembicaraan Katherine.

Membuka salah satu minuman itu, lalu Christian menegaknya hingga setengah. "Tidak ada yang salah, Love. Sudah kubilang dari dulu, kalau kau itu hanya milikku. MI-LIK-KU," ucapnya dengan penuh penekanan.

Belum sempat Katherine berucap, Christian sudah menarik pinggang Katherine untuk duduk di atas pangkuannya. Katherine terpekik kaget. Ia berusaha berdiri namun Christian menahan pinggangnya.

"Ingat love, tidak boleh ada orang lain yang menyentuhmu selain aku," ucapnya sambil menciumi leher jenjang Katherine.

"Chris, lepaskan aku..." berbeda dengan ucapannya, Katherine malah menikmati yang dilakukan Christian terhadap dirinya.

"Tidak akan pernah," balasnya. Christian merapatkan pelukannya. Bibirnya terus menjelajah, menciumi bahu Katherine yang masih beralaskan kaos putih dan Christian dapat melihat kalau wanita itu mengenakan bra hitam.

"Bagaimana kalau Mom tahu?" Pertanyaan Katherine sedikit mengganggu aktivitasnya.

"Biarkan saja. Tidak ada seorang pun yang bisa memisahkan kita. Termasuk Mom."

"Bagaimana kalau aku hamil?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja. Bahkan Katherine menggigit bibirnya, Christian pasti marah. Ia meringis atas kebodohannya mulutnya.

"Tinggal menikah saja!"

Katherine tidak mengira kalau jawaban Christian sesantai itu. "Menikah?" Gumamnya. Itu adalah sesuatu yang paling membahagiakan bagi wanita lain, tapi tidak dalam kasus ini. "Tapi kau kakakku, Chris..." Katherine mendorong tubuh Christian agar bisa melihat wajah tampan di depannya.

"Aku bukan kakakmu, Love! Aku hanya punya satu adik. Emily."

Tubuh Katherine menegang saat Christian menyebut nama Emily. Ia bahkan lupa dengan wanita jahat itu.

"Ada apa, Love? Apa ada yang kau sembunyikan?" Sepertinya Christian menyadari perubahan pada diri Katherine.

"Tidak ada," sahutnya pelan. Katherine berdiri dari pangkuan Christian. "Walaupun kita bukan saudara kandung tapi mengingat Mommy-mu dan Daddy-ku pernah menikah maka kita masih ada hubungan keluarga, Chris," keukehnya. "Selain itu, bagaimana juga dengan tanggapan orang-orang di sekitar kita?"

Rahang Christian mengeras mendengar perkataan Katherine. "Persetan dengan hubungan keluarga! Persetan dengan pemikiran orang lain! Kau milikku, Kate. Tidak akan kubiarkan seorang pun membawamu pergi dariku, TIDAK SEORANG PUN!" Mata Christian berkilat penuh emosi. Rasa takut menggelayutinya

"Tidak ada yang akan membawaku pergi, Chris," ucap Katherine lembut lalu duduk di sampingnya dan memeluk tubuh pria itu. Tubuh Christian masih menegang. "Aku janji!" Sambung Katherine. Perlahan tubuh Christian merileks dan ia membalas pelukan wanita itu.

"Aku pegang janjimu." Katherine mengangguk. Ia sadar ia tengah berhadapan dengan siapa sekarang.

*****

Hari ini adalah hari pertama Katherine kembali kerja setelah cuti selama dua minggu lebih. Sebenarnya Katherine merasa tidak enak hati. Ia baru bekerja di perusahaan ini tidak lebih dari enam bulan, tapi atasannya Alexander sudah berbaik hati memberinya cuti selama dua minggu.

Mana ada perusahaan yang begitu baiknya memberikan cuti pada bawahan, sekalipun bawahannya itu orang yang paling penting jabatannya di perusahaan tersebut.

'Ini akibat ulah Chris,' rutuk Katherine dalam hati.

Katherine memasuki lift bersama dengan beberapa karyawan lain. Saat pintu lift hampir tertutup, seorang wanita dengan pakaian seksi menahannya lalu masuk ke dalam lift.

Dahi Katherine sedikit mengernyit menyadari sosok itu yang tampak familiar di matanya.

Oh, Katherine ingat. Ia pernah melihat wanita itu saat ia bertemu dengan Christian untuk pertama kalinya. Ada perasaan tidak senang saat melihat penampilan wanita itu.

'Dasar wanita penggoda!' Umpatnya dalam hati.

TING.

Katherine mendengus menyadari wanita itu juga berhenti di lantai yang sama dengannya. Katherine sengaja berjalan di belakang wanita itu.

"Kathy!" Katherine menoleh mendengar namanya dipanggil. "Kau sudah sembuh?" Mengerutkan kening tak mengerti, "Aku dengar kau mengalami kecelakaan!" Clara memerhatikan keadaan Katherine.

"Oh. Itu... iya. Tapi sekarang aku baik-baik saja," ucapnya pelan.

Mungkin atasannya sengaja memberi alasan itu pada karyawan lain agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial.

"Syukurlah kalau begitu. Kau tahu, aku kerepotan saat kau tidak ada."

Katherine meringis mendengar perkataan rekan kerjanya. "Maafkan aku, Clara. Aku sangat berterima kasih karena kau mengambil alih tugasku selama aku tidak masuk," sesal Katherine.

Clara tersenyum. "Jangan diambil hati, aku hanya bercanda. Itulah gunanya teman. Lagipula Tuan Alex memberikan bonus lebih untukku," kedipnya senang, Katherine tertawa tanpa suara.

"Baiklah. Aku harus menghadap Tuan Alex dulu. Nanti kita cerita-cerita lagi."

Katherine menaruh tasnya di atas meja dan menuju ke ruangan Alexander.

TOK TOK TOK.

"Masuk!" Terdengar suara bariton dari dalam sana.

Katherine membuka pintu dan masuk setelah mendapatkan izin. "Permisi, Tuan..."

"Kate? Duduklah!" Katherine menuju sofa dan menemukan wanita yang dilihatnya tadi di lift sedang duduk di sana. Wanita itu memerhatikan penampilan Katherine, memberi penilaian dari atas ke bawah lalu kembali ke atas lagi. Tatapannya sinis.

"Natasya, apa kau tidak tahu siapa dia?" Alexander bertanya pada Natasya yang dibalas dengan tatapan, 'apa aku harus mengenalnya?' "Kau akan terkejut jika kukatakan, dia.adik.Christian." Natasya tersentak dengan pengakuan Alexander.

"Adik? Yang kutahu Christian hanya punya satu adik, Emily," ucapnya dengan nada ketus. Katherine memutar bolamata jengah.

"Aku adik tirinya," sahutnya begitu saja.

"Dan adik yang paling disayangi Christian," sambung Alexander. Sengaja memainkan alisnya naik turun pada Natasya.

Natasya menangkap maksud perkataan Alexander. "Oh, kenalkan, aku Natasya. Kau boleh memanggilku 'Nath' saja." Natasya mengulurkan tangan, tatapannya berubah menjadi 'ramah'.

'Dasar penjilat!' Sisi jahat Katherine berteriak. "Katherine. Kau bisa memanggilku Kathy atau Kate," ucapnya dengan sopan.

"Natasya ini bersahabat juga dengan Emily, Kate."

'Good, sekarang ada dua musuh yang harus aku hindari,' batin Katherine.

*****

Katherine masuk ke dalam apartemen Christian. Tak lama ponsel yang ada di dalam tasnya berbunyi. Membuka tas dan mengobrak-abrik isinya, akhirnya ia menemukan benda yang ia cari. Nama Christian terpampang pada layar ponselnya.

"Ya Chris?"

"Kau di mana, Love?"

"Aku sudah sampai apartemen, Chris. Baru saja." Katherine membuka sepatunya setelah menutup pintu apartemen terlebih dahulu.

"Aku pulang terlambat hari ini."

"Lembur?" Tanya Katherine.

"Iya. Ada beberapa masalah yang harus aku tangani. Apa kau tidak apa-apa sendirian?"

Katherine memutar bolamatanya. "Berhentilah mengkhawatirkanku seperti bayi, Chris. Aku bisa menjaga diri!" Gerutu Katherine.

"Di dalam lemari es ada makanan, kau tinggal menghangatkannya. Ingat, Love... jangan keluar dari apartemen. Jika butuh sesuatu, kau bisa menghubungi Andy."

"Baiklah, aku tidak akan keluar. Aku akan memakan makanan yang ada di lemari es." Katherine berjalan menuju pantry dan membuka lemari es.

"Apa kau menginginkan sesuatu?"

"Pizza. Bawakan aku pizza, Chris!" Katherine menutup pintu lemari es setelah mengambil air mineral di dalamnya.

"Ada lagi?"

"Tidak ada. Aku tutup sekarang!" Tanpa menunggu jawaban Christian, Katherine menggeser icon merah.

Katherine menaruh gelas bekas minumnya di atas meja pantry lalu masuk ke dalam kamar untuk mandi. Tubuhnya sangat lelah hari ini, mengingat banyaknya pekerjaan yang harus ia selesaikan setelah cuti panjang.

Selesai mandi, Katherine mengeringkan rambutnya. Ia kembali ke ruang tengah untuk menonton TV. Diliriknya jam yang tergantung di sisi kanan dinding, waktu baru menunjukkan pukul tujuh malam. Christian mengatakan kalau ia lembur malam ini.

TING TONG.

Dahi Katherine mengernyit. Kalau orang itu Christian harusnya tidak perlu menekan bel, ia tahu password apartemen ini.

Katherine beranjak dari tempat duduk menuju pintu utama, ia mengintip dari lubang kecil yang terdapat di tengah pintu. Tubuhnya membeku menyadari sosok dibalik pintu.

Tidak, ia tidak akan melarikan diri lagi. Ia akan menghadapi semuanya dengan berani. Katherine menarik nafas lalu membuka pintu. "Hai, Em... sudah lama tidak bertemu!"

=== TBC ah ===

Ok. ditunggu VOMENnya... always.

Bab ini aq dedikasikan untuk  savirasya

Palembang, 06 Sept 2017

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

214K 57 1
"argh!! tolong... tolong..." wanita itu terus mendorong pagar besi yang menjulang tinggi dihadapannya,kaki kirinya yang sudah tak bisa berkompromi la...
479K 33.3K 43
Lyla tidak berminat menikah. Namun, siapa sangka ia harus terjebak dalam pernikahan dengan sahabatnya sendiri? "You're a jerk, Hanan." "And you're tr...
2M 54K 55
NOVEL ROMANCE THRILLER #1 pembunuhan in romance (21-04-19) #4 adventure in chicklit #44 chicklit [03-05-18] #80 Romance [17-08-18] 1000 kata/Chapter ...
265K 7.4K 49
SUDAH TERSEDIA DALAM BENTUK EBOOK DI PLAYSTORE DAN PLAYBOOK: https://play.google.com/store/books/details?id=I2zsDwAAQBAJ #1 Rank in [Bad brother] 4 J...