Just With You(COMPLETE)

By prawipu

7.2M 98.3K 3.4K

warning 17++ berisi konten dewasa, fulgar dan sejenisnya. . . . Sky, perempuan kelas 2 SMA yang berpacaran na... More

SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
DUABELAS
TIGABELAS
LIMABELAS
ENAMBELAS
TUJUHBELAS(Last)
Bonus (Rain's Wedding)

EMPATBELAS

238K 4.5K 105
By prawipu

hallo! sudah di update dan jauh lebih panjang dari sebelumnya hehe. karena banyak yang komen jadi makin semangat ngerjainnya. jangan lupa like+komen yaa💕
.
.
.
sudah sebulan, iya sebulan setelah Ray dan aku putus. Dan sampai sekarang aku masih sering menangis, iya mau bagaimana pun juga aku tetap menyayanginya dan masih kecewa dengan sikapnya itu.

minggu lalu Ray sudah melangsungkan porprov dan kota kami berhasil memenangkan juara kedua. Aku tidak menonton, aku hanya mendengar kabar itu dari Wira yang berkoar-koar akan kebanggaannya pada tim basket kota kami.

Entah apa yang di rasakan Ray, aku penasaran. tapi nampaknya  dia tetap asyik-asyik saja dengan temannya saat aku betemu di kantin. huft, apa aku terlalu mudah di lupakan?

dan juga tentang Atan, dia mengajak ku berpacaran usai porprov selesai dan aku tentu saja aku tidak mau. Well dilihat dari sisi mana pun Atan adalah faktor utama akhirnya hubungan ku dengan Ray. dan aku rasa aku kesal dengannya.

***

Teman-teman ku dan aku sedang melintas di antara lorong kelas, seperti biasa kami akan selayaknya geng-geng di film-film yang kesannya kejam dan suka menyiksa, tapi sejujurnya kami hanya menyukai jalan bersama-sama.

"iihhh" ucap Sherly tiba-tiba. aku menoleh ke arahnya

"kenapa?" tanya Wira

"it..." buru-buru Desi membekap mulut Sherly

kami langsung saja masa bodoh dengan sikap mereka berdua dan lanjut melangkah.

tatapan ku terhenti di satu titik, di depan kelas XI MIPA 6. Iya kalian pasti sudah bisa menebaknya. Ray. lalu siapa lagi memangnya, tapi hal yang membuat jantung ku berdebar, ia sedang bersama Tania.

benar kara Tania, hubungan ku tidak akan lama jika dia masih di sekolah ini, di dekat Ray. Dan kali ini dia bisa membanggakan kemenangannya, okay jujur saja aku salutkan ketepatannya kali ini.

Tapi sejujurnya merusak hubungan orang bukanlah hal yang bisa di banggakan.

***

malam ini hujan, seakan alam pun mengerti perasaanku. lagi dan lagi, aku menulis puisi putus asa ku di samping lukisan wajahnya yang kubuat. belum, aku tidak menyerah padanya, mungkin ini adalah salah satu cobaan dalam sebuah hubungan, dan aku yakin ini tidak akan lama. iya aku yakin.

sementara itu aku selalu membayangkan apa yang terjadi padanya, apa dia merindukan ku sama seperti aku merindu? apa dia menangisi ku sama seperti aku menangisinya? apa selalu ada di pikirannya tak sedikit pun terlewar sama seperi hari-hari ku yang selalu di hantui oleh dirinya yang mungkin saja tak merasakan apa-apa.

ini sudah sebulan semenjak aku tidak bisa menemukan senyuman ku.

khayalan ku terhenti saat suara telpon ku berbunyi. Wira.

"hallo Wir?"

"Sky..."

"iya???"

"loe dimana?"

"di rumah, kenapa? tegang gitu kedengerannya"

"gue ngeliat Ray"

"hm, dimana?" tanya ku. sesaat dadaku sesak saat mendengar namanya

"di timezone, sama temen-temennya, ada Tania juga"

"ohh"

"dia baik-baik aja tanpa loe Sky, lebih baik loe lupain dia"

"gimana ya Wir, rasa cinta gue bukan suatu hal yang sesederhana loe pikir itu. udah setahun lebih bareng, kayaknya untuk ngelupain gak bisa cepet-cepet deh Wir. By the way, thanks udah care sama gue"

"iya Sky, gue cuma khawatir sama loe"

"gue bakal baik-baik aja kok Wir, thanks ya"

"iya Sky, gue tutup dulu ya"

Ray baik-baik saja tanpa ku. iya aku tahu itu.

***

(AUTOR POV)

30 menit sebelum Wira bertemu Ray. Di kafe disebuah mall, Ray sedang bersama teman-temannya.

ia sedang menegak habis jus Stroberi favoritnya, seakan ia tidak membutuhkan bantuan sedotan.

"sedih amat tampang loe" ucap Arya, teman Ray sembari melempar gumpalan tisu ke arahnya.

"apaan sih" sahut Ray

"udah lah Ray, cewek kayak Sky mah banyak, loe bisa nemuin 100 bahkan ribuan yang mirip Sky, lebih dari Sky juga bisa" ucap Tio sembari merangkul Ray yang duduk di sebelahnya

Ray menghela rangkulannya "tau apa loe tentang Sky" ucap Ray dengan nada tinggi

"udah-udah, mending sekarang kita ke timezone yuk, ngibur Ray" ucap Tania yang langsung di setujui oleh yang lainnya
***

(Sky POV)

hari-hari ku semakin buruk, usai Wira membuatku yakin bahwa Ray benar-benar bahagia tanpa aku.

teman-teman ku tentu saja selalu mendukung ku, mereka lah yang selalu menghiburku.

aku tertidur di kelas, seperti yang kalian ketahui dari ceritaku sebelumnya, aku sering tertidur selama pelajaran berlangsung.

tapi mungkin hari ini adalah hari sial ku. guru mengetahui aku yang sedang tertidur.

hari ini aku mendapat ocehan guru plus lemparan spidol plus membuat 100 puisi dalam bahasa inggris. Iya Mr. Reyhan guru bahasa inggris ku kadang memberi hukuman yang sangat bermanfaat untuk melatih tangan dan otak muridnya.

"disini Mr.?" tanya ku dengan wajah kantuk

"In the library! you will only annoy your friends if you do the task in the classroom" ucap Me. Reyhan

aku langsung pergi usai mengambil buku dan kotak pensilku.

"siall... sialll.. sial" hanya kata itu yang aku ucapkan seraya aku berjalan menuju perpustakaan.

sampai aku di perpustakaan, aku bertemu dengan Ray. ia sedang menggunakan komputer yang ada di perpustakaan bersama beberapa temannya. Aku menunduk dan langsung mengambil tempat duduk.

"Ray ada Sky" ucap salah satu teman Ray yang aku tidak bisa tebak entah siapa

aku tidak mendengar apa jawaban Ray dan sebenarnya aku penasaran.

aku bisa merasakan seseorang sedang berjalan ke arah ku , tapi aku terlalu takut untuk menoleh.

"Sky, ngapain?" tanya seseorang

aku menoleh dan mendapati Tio berdiri di sebelah ku.

"gue lagi buat tugas"

Tio mengernyitkan alisnya "sendirian?"

"hm, ini tugas untuk hukuman" sahut ku

"hm? dihukum? by the way tugasnya apaan? siapa tau bisa bantu" ucap Tio

"buat poetry sebanyak 100"

"wuih bahasa inggris ya, kalo gitu gue gak bisa bantu, mungkin Ray bisa bantu" ucap Tio langsung menatap Ray "Ray bantuin Sky gih kasian nih buat 100 puisi bahasa inggris, loe kan pinter tuh"

"eh gak perlu" ucap ku menolak

Ray berdiri mendekati kami "lah ini si Ray aja mau, jangan nolak bantuan, pamali" ucap Tio sembari menepuk bahu ku

"tentang apa?"  tanya Ray sembari membungkuk di sebelah ku

jantung ku berdegup kencang, sama seperti saat pertama kali Ray ada di jarak yang sama sebelum kami pacaran. Ray pintar bahasa inggris, jadi dia sangat sering membantu ku dalam segala hal berhubungan dengan bahasa inggris.

"bebas" ucap ku dengan nada yang pelan

"loe kan pinter buat puisi, nanti gue bantu translate" ucap Ray

"gue udah ada puisinya" ucap ku memberikannya buku yang biasa ku tuliskan puisi, dan bodohnya aku semua puisi itu isinya tentang dirinya. "cuma perlu bikin 86 puisi lagi" sambung ku

Ray membaca salah satu puisi ku, ia tersenyum. aku malu. "buatnya jangan panjang-panjang, nanti capek nulisnya" ucap Ray. aku mengangguk menjawabnya.

ia mengambil pensil di dalam kotak pensil ku. jantung ku masih berdegup kencang.

1 jam sudah berlalu, Ray bilang dia tidak ada pelajaran karena gurunya sedang cuti hamil, dia bertanya tentang kenapa aku bisa di hukum, namun obrolan kami terasa canggung.

aku sudah menyelesaikan 62 puisi, Ray sudah mentranslate 57 puisi, dia benar-benar baik, aku suka sikapnya yang ini.

"loe udahan aja, gue bisa sendiri kok" ucap ku, aku kasihan.

"bantuin orang gak boleh nanggung-nanggung" sahutnya dengan tetap menulis. aku tersenyum.

***

Tangan ku pegal usai mengerjakan semua puisi, tapi pasti Ray tak ada bedanya dengan ku. Aku bingung harus bagaimana berterimakasih.

Aku membeli 2 kaleng soda, aku bermaksud akan memberikan salah satunya kepada Ray sebagai ucapan terimakasih. Aku mencarinya di kantin. Tapi aku tidak melihatnya, aku urungkan niat ku.

Tapi tidak sampai sana saja, aku melihat Ray! aku baru saja hendak memanggilnya. tapi aku kalah cepat dari Tania. dia melingkarkan tangannya ke leher Ray dari belakang. Aku kecewa, tapi aku tidak bisa berbuat apa.

rute ke kelas ku hanya bisa jika melewati mereka, tapi sebenarnya aku tidak mau melewati mereka. Tapi mau bagaimana lagi.

aku melewati mereka dengan harapan salah satu dari mereka tidak ada yang melihat ku. Mustahil

"hai Sky!" sapa Tio, aku menoleh dan tersenyum "loe minum dua soda?" tanya Tio

Tania tertawa "setres gak gitu-gitu amat kalik" ujarnya

aku menghela nafas, kemudian pergi tanpa peduli apapun. iya Tania, loe menang hari ini.

"apaan sih loe Tan" ucap Ray seakan membela ku. aku senang.
.
.
.
.
terimakasih sudah membaca, jangan lupa like+coment. oh iya bagi kalian yang mau ngobrol-ngobrol sama aku lebih lanjut bisa chat aku di line➡️ dpwpu, aku ramah kok orangnya hehe💕

Continue Reading

You'll Also Like

22.7M 593K 36
Mesum bukan buat cowok aja 17+
54.4M 4.2M 58
Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi...
13M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
8.9M 809K 65
Satu hari sebelum mawar putih layu dia pernah berkata, "Jangan takut kehilangan. Karena sejatinya hidup adalah tentang kembalinya ke pelukan Tuhan." ...