We Start It From Hello (COMPL...

By shinvasel

93.6K 10.9K 2.1K

โš ๏ธWarningโš ๏ธ Boy Love Mature ๐Ÿ”ž Kekerasan Cut**ng ********** Pertama kali Aku melihat mata hitam miliknya, saa... More

chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Special chapter (Dating)
Special chapter (Dating 2)
Chapter 27
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33 (END)
Chapter 34(Epilog)
Chapter 35 (Epilog)
Chapter 36 (Epilog)

Chapter 28

2.2K 256 89
By shinvasel

Jaebum mengajak jinyoung keluar jalan-jalan untuk kedua kalinya. Mereka pergi ke sungai han, menikmati angin sore. Jinyoung terus tersenyum lebar sepanjang perjalanan, ia sangat senang setiap kali jaebum memberinya kejutan dengan mengajaknya kencan. Yup, jaebum mengatakan ini kencan kedua mereka, itu juga yang membuat suasana hati jinyoung cerah

Jinyoung berlari kecil sepanjang jalan di pinggir sungai han.

"Hati-hati baby, nanti kau jatuh." Jaebum sedikit berteriak saat tubuh jinyoung kehilangan sedikit keseimbangan dan hampir terjatuh. Jaebum melangkah lebar menangkap lengan jinyoung dan menopang tubuhnya.

"Jangan berlari baby, kau bisa jatuh." Jinyoung tersenyum lucu seperti anak kecil ketika mendengar jaebum mengomelinya.

"Aku terlalu bersemangat hyung."

Jaebum mengacak rambut jinyoung, kemudian memperbaiki syal cokelat yang meililit di leher jinyoung. "Tapi tetap harus hati-hati hem.." Jinyoung mengangguk, senyum cerah masih ia paparkan.

Jinyoung berdiri di pinggir pembatas sungai, ia merentangkan kedua tanganya, menutup mata dan menghirup sebanyak mungkin udara memenuhi paru-parunya lalu membuangnya perlahan.

"Segar sekali, menyenangkan." Mata jinyoung terbuka ketika ia merasakan tangan jaebum melingkar di perutnya, jaebum memeluknya dari belakang.

"Kau suka?"

"Sangat, disini menyenangkan." jinyoung menoleh ke samping kiri, melihat wajah jaebum yang menyangga di bahunya. Jaebum ikut melihat wajah jinyoung, mencium bibir jinyoung dan melumatnya sebentar. Jaebum sudah sering tiba-tiba menciumnya tapi tetap saja dada jinyoung berdebar setiap kali merasakan bibir jaebum berada di bibirnya.

Jinyoung bersemu merah, ia kembali menatap ke arah sungai tidak berani menatap wajah jaebum yang begitu dekat denganya. Jinyoung memiliki masalah pernafasan setiap kali berada sedekat ini dengan jaebum, jaebum terlalu tampan dan berkharisma, jantung jinyoung sampai harus bekerja dua kali lipat.

Cup. Jaebum mengecup leher jinyoung lalu ikut melemparkan tatapanya ke sungai han.

"Bersamamu membuatku bahagia baby, sangat bahagia. Terimakasih hadir di hidupku, dan mengizinkanku masuk ke dalam hatimu." jaebum berucap tulus. Tangan jinyoung kini ia letakkan di tangan jaebum yang melingkar di perutnya.

"Aku seharusnya yang berterimakasih kau mau menerima seseorang yang seperti aku ini." Jaebum mempererat pelukannya. "Seseorang sepertimu yang sangat manis, menggemaskan, baik, lucu dan membuat jantungku berdebar. Tentu saja, aku menerimanya dengan senang hati." kekeh jaebum.

"Hyung~" keluh jinyoung manja, karena terlalu malu

"Wae? minta di cium? atau mau lanjutkan kegiatan tertunda kita dua hari yang lalu." goda jaebum.

Jinyoung membulatkan matanya, ia berbalik cepat melihat jaebum dengan wajah yang sudah memerah seperti tomat. "Yah, berhenti menggodaku hyung." renggek jinyoung dengan bibir yang di kerucutkan.

Jaebum tertawa lebar, "Tuh kan bibirnya minta di cium."

"A-ku tid..."

Cup, jaebum sudah mengecup cepat bibir jinyoung sebelum jinyoung sempat meneruskan ucapanya.

"Haiz...kau ini." Jinyoung memukul bahu jaebum dan ikut tertawa bersama jaebum.

"Kau manis sekali sih baby, kau membuatku addict. Apa yang kau makan sampai bisa semanis ini, hem?"

"Nasi." jawab jinyoung dengan wajah polos. Jaebum melihat jinyoung dengan wajah bodoh dan bingung.

Wajah jaebum yang terlihat bodoh malah membuat Jinyoung tertawa terbahak-bahak "Kau lucu hyung saat bingung seperti ini, hahaha..."

"Kau bergaul terlalu banyak dengan jackson dan mark, humor mereka sangat garing, no jam." ujar jaebum sambil memutar bola matanya malas membuat jinyoung semakin tertawa.

Jaebum memasang wajah datar memperhatikan jinyoung yang tertawa, pelukanya terlepas. Tawa jinyoung langsung terhenti , wajahnya berubah menjadi campuran bingung dan takut.

"K-kau ma-rah hyung?" Jinyoung bertanya gugup, ia mengigit bibir bawahnya kuat menunggu jawaban jaebum yang sepertinya masih enggan menjawab.

"J-jaebum hyung?" bahkan suara jinyoung mulai bergetar, matanya dengan otomatis memproduksi air mata yang sekali kedip pasti sudah jatuh membahasi pipi mulus jinyoung. Jaebum jadi tega melihat baby cengeng'nya. Jaebum tidak marah, ia hanya ingin menggoda kekasihnya.

Jaebum menarik jinyoung ke dalam pelukannya dan tertawa tapi jinyoung malah menangis.

"Aigo..baby uljimayo, aku tidak marah hanya ingin menggerjaimu."

"Hik..aku pikir hyung marah, aku takut kalau hyung menatapku seperti itu." Isak jinyoung pelan yang terdengar lucu di telinga jaebum. Jaebum mengusap kepala jinyoung, meminta maaf dan menciumi pipi jinyoung berkali-kali.

"Aku janji tidak akan seperti itu lagi, aku tidak ingin melihatmu menangis baby. Maafkan hyung ya?" bujuk jaebum dengan penuh penyesalan. Jinyoung mengangguk kecil sebagai jawaban.

Mata jinyoung tidak sengaja menangkap sepasang kekasih sedang mengayuh sepeda bersama.

"Jaebum hyung aku mau naik itu." jinyoung melepaskan pelukannya, menyuruh jaebum melihat kearah pandangan matanya. Jinyoung meminta jaebum dengan puppy eyes dan suara aegyo.

"Hyung aku mau naik sepeda couple seperti itu..."

"Okay, ikut denganku." Jaebum menggandeng tangan jinyoung, membawanya ke tempat penyewa sepeda.

Mereka berdua naik sepeda berdua keliling sungai han. Banyak hal yang mereka ceritakan, di selingi tawa canda. Jaebum menceritakan tentang masa kecilnya, tentang keluarganya. Jaebum anak tunggal, makanya dia dekat dengan jackson karena biarpun jackson bukan anak tunggal tapi kakak kandung jackson lebih memilih tinggal di australia.

Ibu jaebum dengan ibu jackson ialah kakak adik lalu ibu jackson menikah dengan ayah jackson yang notabenya orang hongkong. Kakek jaebum dan ayah jackson bekerja di bidang kesehatan, mereka bekerja sama membangun rumah sakit untuk membantu orang yang menengah ke bawah.

Jaebum menceritakan bagaimana pertama kali ia bertemu dengan mark, mark sangat tertutup saat itu. Tetapi jaebum tertarik dengan tingkah mark, awalnya jaebum menjadikan mark sebagai objek observasinya tapi kelama-lamaan mereka menjadi dekat sampai sekarang. Hubungan keduanya murni hanya sahabat, walaupun jaebum pernah menaruh hati pada mark dulu. Rasa suka jaebum berubah setelah ia tahu jackson menyukai mark. Lalu jaebum bertemu jinyoung lima tahun yang lalu, jaebum tidak pernah sedetikpun melupakan jinyoung sejak saat itu. Jinyoung terharu mendengar penuturan jaebum.

Jinyoung juga menceritakan sedikit tentang dirinya dan youngjae, sejauh ini jinyoung lebih suka menceritakan masa masa manisnya bersama youngjae. Seperti youngjae yang suka makan ice cream dan jinyoung harus diam-diam mencuri ice cream di mini market demi youngjae. Atau jinyoung membersihkan sepatu orang di halte bus hanya untuk mendapatkan uang, supaya youngjae bisa makan ayam goreng.

Jaebum membawa jinyoung duduk di pinggir sungai, sepedanya mereka letakkan di samping kursi kayu. Hari sudah senja, langit tampak jingga.

Jaebum membaringkan kepala jinyoung di dadanya dengan ia merangkul bahu jinyoung.

"Aku merindukan Youngjae.." jinyoung berucap lirih, matanya kembali sembab. Jaebum mempererat rangkulannya.

"Dia juga pasti merindukanmu jinyoungie, baby. Aku akan segera mempertemukan kalian."

Jinyoung mendonggak "hyung sudah tahu youngjae dimana?" Seru jinyoung antusias, namun gelengan kepala jaebum membuat bahu jinyoung merosot, wajahnya kembali lesu.

Jaebum menangkup pipi jinyoung, mengusapnya lembut dengan ibu jari. "Sabar baby, kita akan segera menemukannya. Kau percaya padaku kan?"

Jinyoung mengangguk, "aku percaya padamu hyung."

Jaebum tersenyum hangat, mengecup bibir jinyoung sekali lalu kembali memeluk jinyoung.

"Aku harus ke busan besok bersama jackson, mark akan menjagamu selama aku tidak ada. Be a good boy okay?" Jaebum melirik jinyoung saat mengucapkan kata terakhir. Jujur jaebum cemas meninggalkan jinyoung sendiri, ia takut jinyoung kembali seperti dulu saat dirinya tidak ada. Namun jinyoung mengangguk pasti sebagai jawaban.

"Ngapain ke busan hyung?"

"Urusan pekerjaan. Promise me, kau akan menurut pada mark, makan teratur, tidur dengan baik dan tetap makan obat mu tepat waktu, hem?"

Jinyoung cemberut, jaebum memperlakukannya seperti anak kecil saja. "Berapa lama hyung di sana?" Bukanya berjanji jinyoung malah bertanya.

"Belum tahu, kalau urusanya sudah selesai, aku langsung pulang."

"Kalau aku kangen sama hyung, gimana?" Jinyoung merajuk, ia tidak pasti dirinya baik baik saja di tinggal jaebum. Jinyoung selalu merindukan jaebum, tidak bertemu dengan jaebun beberapa hari, ia tidak yakin sanggup.

Jaebum mengelus pipi jinyoung lembut, menatap kedua manik cokelat jinyoung dalam. "Kita bisa video call, aku akan meletakkan laptop ku pada mark , sebelum kau tidur aku akan menghubungimu dulu."

"Jinjja hyung?"

Jaebum mengangguk dan bergumam 'hem'.

"Tapi aku tetap tidak bisa memelukmu atau menciummu kalau hanya video call." Keluh jinyoung dengan pipi yang ia gembungkan membuat jaebum gemas. Jaebum mencubit pipi gembil jinyoung, yang empunya meringis sakit padahal cubitan jaebum tidak sakit.

Jaebum tertawa lepas, ia sangat gemas dengan sikap jinyoung ketika merajuk.

"Makanya sekarang sebelum aku pergi, cium dan peluk aku sepuasnya dulu biar ga terlalu kangen." Goda jaebum sambil mendekatkan wajahnya ke jinyoung tapi jinyoung menahan tubuh jaebum.

"Kalau aku pengen peluk, aku bisa peluk mark uilsa. Kalau pengen di cium, aku juga bisa mencium mar...emmmppp"

Jinyoung tidak sempat menyelesaikan ucapanya karena jaebum sudah mencium bibirnya ganas. Jaebum melumat bibir bawah jinyoung dan menghisapnya kuat. Lidah jaebum menjilat, menggoda dan membelai setiap sisi rongga jinyoung membuat jinyoung mendesah tertahan. Jaebum juga menghisap lidah jinyoung, tanganya menekan tubuh jinyoung semakin menempel denganya. Ciumana jaebum sedikit kasar, ia menghisap terlalu kuat.

Jinyoung memukul dada jaebum, ia merasa sesak dan sulit bernafas. Jaebum melepaskan bibir jinyoung yang tampak membengkak dan merah. Jinyoung menghirup oksigen sebanyak mungkin, namun sedetik kemudian ia tercekat karen jaebum mencium lehernya. Bahkan jaebum menyedot dan menghisap kuat, jinyoung menutup mulutnya cepat ketika tanpa sengaja mendesah.

Jaebum terus mencium, menjilat dan melumat leher jinyoung, tanganya sudah masuk ke dalam sweater biru jinyoung.

"H-hyung engh, h-hyung ahh.." jinyoung kembali menutup mulutnya terlalu terkejut dengan suara yang ia keluarkan. Jinyoung merasa tubuhnya bergetar nikmat tapi ia merasa khawatir, ia ingat mereka berada di tempat umum.

"H-hyung hajima...nghh..nnanti ada orang lihat...a-ak ahhh." Jinyoung memekik saat tangan jaebum memilin nipplenya.

Jaebum sepertinya sudah gila, bukan, jinyoung yang membuatnya gila. Jinyoung membuatnya marah, ia tidak suka mendengar keinginan jinyoung memeluk dan mencium orang lain. Amarah dan darahnya langsung mendidih yang kemudian membuatnya kalap. Desahan jinyoung membuat jaebum semakin kehilangan kendali, jaebum ingin sekali menerkam jinyoung disini, saat ini juga.

Namun ia ingat dimana mereka berada saat ini, ia hanya ingin menggoda dan menghukum jinyoung sebenarnya. Setelah puas mencium leher jinyoung, jaebum melepaskan jinyoung, tanganya juga ia keluarkan dari sweater jinyoung. Jaebum menatap puas leher jinyoung yang penuh dengan tanda cintanya. Jaebum membetulkan letak syal jinyoung, untuk menutupi bercak merah itu.

Jaebum menatap jinyoung lembut, wajah jinyoung memerah, ia menunduk malu.

"Jangan pernah mengatakan kau ingin memeluk atau mencium mark, atau siapapun. Aku tidak suka, mengerti?"

Jinyoung mengangkat kepala melihat jaebum, ia mengangguk kecil.

"Jangan membuatku cemburu baby, aku bisa kehilangan kendali seperti tadi bahkan lebih dari itu. Don't tease me and make me jealouse, arra?"

Jinyoung mengangguk, "mian."

*****
Busan

Jaebum dan jackson baru saja sampai di busan, mereka langsung menuju hotel yang sudah jackson booking. Sepanjang perjalanan jaebum tampak serius, bahkan sesekali ia menggelutukan giginya. Jackson tahu jaebum sedang menahan amarahnya.

Besok mereka akan pergi menemui brian, jackson sudah membuat janji dengan changmin.

Sebenarnya jaebum berencana pergi sendiri ke busan tapi jackson memaksa ikut. Jackson tidak ingin jaebum melakukan sesuatu yang gegabah. Jaebum seorang dengan temprament cukup buruk sebenarnya, jika ia benar-benar marah maka jaebum akan sangat sulit di kendalikan.

"Apa sampai sekarang changmin belum menemukan wonpil?" Tanya jaebum dingin.

"Changmin menemukan beberapa footage wonpil masih hidup."

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

13.3K 808 6
" Apakah menjalin hubungan cinta harus antara lawan jenis? Apa salahnya jika sesama jenis? " LUHAN " Apa ini.... Siapa dia... ? Ku rasa duniaku mula...
3.7K 412 16
- Semesta menyuruhku malepasnya, tapi aku tak tahu apa yang harus ku lepas karena aku tak pernah memilikinya-
48.8K 3.6K 13
DI BUKUKAN!! Siapa sangka kehidupan seorang premaja fanboy itu berubah, saat orang yang sangat ia kagumi membalas perasaannya. "Apa aku sedang...
5.9M 310K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...