move on

Av rdnata

42K 3.3K 164

Udah pacaran 3 tahunan, pada akhirnya hubungan Mila kandas. Saking cintanya, Mila ga bisa move on. Tiap hari... Mer

1. Putus
2. Kangen
3. Kecebong - Cacing
4. Kepo
6. Patah Hati Butuh Energi
7. Coklat
8. Bantuan Kevin
9. Tulus
10. Kacung
11. Jazz Festival
12. Sakit
13. Move on?
14. Usaha
15. Pergi
16. Ketemu Putri
17. Ye, Pulang
18. Jalan
19. Bali
ekstra part-Pernikahan Adi

5. Love alone

1.6K 152 4
Av rdnata

Mila masuk ke apartemennya dengan menangis. Ia banting figura foto dirinya dan Adi yang ada di ruang tengah dan kamarnya.

Sambil menangis Ia terus menginjak kaca pecah yang ada foto dirinya dan Adi.

Setelah tidak ada lagi barang yang ingin Ia banting, sekarang Mila mundur dan terduduk di ranjangnya.

Tangisannya tidak berhenti.

Dia ingat apa yang diucapkan Adi barusan.

"Lanjutin hidup kamu tanpa aku"

Ga bisa! Mila ngerasa ga bisa tanpa Adi.

Dia cuma bisa menangis, tidak tau ingin menyalahkan siapa atas kejadian ini. Cuma dia yang ga bisa ngontrol perasaan.

Cuma dia yang susah move on.

.

.

.

"Mba, cafe kan udah mau tutup," ucap Bella hati-hati.

Mila seolah tidak peduli, dia larut dengan adonan kue di depannya.

Puas menangis di apartemen, Mila langsung pergi ke cafe untuk menghilangkan fokusnya dari Adi.

Dan dia milih untuk bikin cake, ini sudah malam dan bentar lagi cafe juga sudah akan tutup tapi Mila masih terus berkutat dengan adonan kedua.

Karyawan-karyawannya menatap prihatin.

Michelle baru saja masuk ke dapur, dia menyuruh Bella dan yang lainnya untuk persiapan menutup cafe.

Michelle mendekat ke Mila. Dia berusaha menghentikan tangan Mila yang sedang mengaduk adonan.

"Mil, berhenti," Michelle berhasil memegang tangan Mila dan memeluknya dari samping.

Dia ikut sedih ngeliat Mila seperti ini.

Mila menghentikan gerakannya, sekarang pundaknya terlihat bergetar, dia mulai menangis lagi.

Michelle semakin kencang memeluknya.

"Udah, udah," Michelle terus merapalkan kalimat-kalimat yang menyuruh Mila tenang, tapi ga pernah mempan.

Sakit hati yang bisa nyembuhin juga cuma dirinya sendiri, temen atau siapapun itu emang bisa jadi obat tapi cuma sementara.

Sembuh dari apapun itu juga cuma dari dirinya sendiri yang udah siap ikhlas.

Dan Mila belum bisa ngikhlasin Adi, entah sampai kapan.

. .

Mila duduk sambil meminum coklat hangat.

Cafe sudah tutup, dan Michelle masih dengannya untuk menenangkan Mila.

Mila bercerita tentang harinya, bertemu Adi dan kalimat-kalimat yang membuatnya down.

Adi sudah tidak menginginkannya, itu yang paling menohok.

"Mil, ada yang ngomong obat patah hati itu jatuh cinta lagi," ucap Michelle sedikit berhati-hati.

Mila tersenyum tipis.

"Kasian donk Chel," lirih Mila.

Michelle mengerutkan keningnya,"bagian mana yang kasian Mil?"

"Cuma buat pelarian doank, ya kalau guenya tar bakal serius. Kalau guenya tetep hambar ngejalaninnya, buang-buang waktu,"

Michelle diam mendengarnya, setuju dengan ucapan Mila.

"Besok gue libur, kita hangout yuk," ajaknya bersemangat.

Mila menolak.

"Ayolah, daripada elo gini gini aja. Galau lagi galau lagi,"

Mila meminum coklat hangatnya lagi.

"Hati lo butuh sembuh, minimal ngilangin fokus dulu deh."

Benar kata Michelle, dia butuh penghilang fokus dari Adi.

****

Pagi ini, Michelle memasakkan sarapan untuk Mila. Semalam Michelle benar-benar tidak mau meninggalkan Mila sendirian.

Dia memilih menginap di apartemen Mila. Bisa ditebak, Michelle langsung shock ngeliat apartemen Mila yang berantakan luar biasa. Apalagi pecahan kaca dimana-mana.

Mila sudah selesai dengan seporsi nasi gorengnya dan sekarang sedang menghabiskan coklat hangatnya.

Sedangkan Michelle masih dengan sepiring nasi gorengnya yang belum habis sambil memainkan ponselnya.

"Eh ada food festival, ke sana yuk," ajak Michelle.

Mila menengok ponsel Michelle, dia sedang membaca iklan food festival di salah satu mall.

Mila cuma mengangguk, hari ini dia nurut sama Michelle.

.

.

.

Mila dan Michelle baru saja turun dari mobilnya. Mereka sudah sampai di food fest.

Baru juga sampai, Michelle sudah menyeret Mila ke berbagai stand makanan. Mila yang lelah memilih untuk duduk saja di meja kursi yang disediakan.

Dia menunggu Michelle selesai dengan makanan yang dipesannya, Mila menunggu sambil menikmati cemilan yang sempat Ia beli tadi.

Tiba-tiba ada laki-laki yang duduk di depan Mila, padahal itu tempat duduk Michelle.

"Eh maaf mas ada orangnya," ucap Mila memperingatkan bahwa yang diduduki adalah punya temannya.

Si cowok ngedongak.

"Lo lagi, cabut sono. Itu punya temen gue," ucap Mila ketus.

Kevin menengok kanan kiri,"mana temen lo? G ada," jawabnya cuek lalu mulai makan roti bakarnya.

"Temen gue baru beli makan, sana lo ah cari tempat yang lain," usir Mila kesal.

Michelle sudah datang dan kaget ngelihat tempat duduknya dipakai oleh orang yang tidak dikenalnya.

"Tuh temen gue udah dateng, sana lo,"

Kevin mendongak menatap Michelle yang berdiri di sampingnya.

"Eh, gpp kok lo duduk sini aja. Samping Mila masih ada tempat," Michelle kemudian duduk di samping Mila.

Mila melotot pada Michelle.

"Kok lo malah ngalah sih," bisik Mila dengan nada kesal.

Michelle menyuruh Mila diam.

Kevin cuma ngelirik dua orang di depannya yang bisik bisik dengan ekspresi sebal.

Kevin berdehem membuat Mila dan Michelle berhenti berdebat.

Michelle tersenyum ke Kevin yang sedang minum air mineralnya.

Sedangkan Mila mendengus sebal sambil celingak celinguk. Kevin melihatnya.

"Ga ada Adi," Mila kemudian melotot pada Kevin.

Yang dipelototin masih anteng.

"Adi?" Michelle bingung.

"Temen lo ini," tunjuk Kevin ke Mila,"suka banget nyari-nyariin Adi."

"Kok lo tau Adi?" Michelle menatap Kevin dengan mimik muka bingung.

"Gue temennya Adi, sama tukang ngegeppin dia kepoin Adi," tunjuk Kevin ke Mila.

"Oh, elo kecebong itu ya!" teriak Michelle, dia inget cerita Mila tentang cowo nyebelin yang dipanggilnya kecebong.

Sekarang giliran Kevin yang mendengus sebal.

"Kevin, nama gue Kevin," jawab Kevin ketus membuat Mila terkikik geli.

Pada akhirnya Kevin dan Michelle malah asik ngobrol ngalor ngidul, sedangkan Mila memilih sebagai pendengar dan tukang ngabisin makanan.

"He cacing, sono lo beli lagi. Makan mulu,"

Mila memilih cuek.

Kevin menyentil dahi Mila.

"Apaan sih!" Mila mengusap dahinya.

Dengan gerakan kepala dan mata, Kevin menyuruh Mila pergi beli makanan.

Mila tetep duduk anteng, Kevin yang gemas kemudian menarik tangan Mila pergi.

"Apaan sih narik-narik!" Mila menggerutu.

Kevin cuek, dia tetap menarik Mila ke stand mie.

Kevin kemudian memesan dua porsi. Mila melipat tangannya melihat-lihat sekelilingnya.

"Lo mau apa?" tanya Kevin lembut.

Mila masih melihat sekelilingnya. Ada berbagai macam stand makanan dan minuman.

"Lo mau cobain itu ga?" tunjuk Kevin ke thai tea.

Belum Mila menjawab Kevin sudah ngacir ninggalin Mila sendirian.

Mila sudah menggerutu ga jelas sepeninggalan Kevin.

Saat Mila mengambil mie yang sudah jadi, Kevin juga sudah berdiri di sampingnya dengan membawa 3 gelas besar thai tea.

Saat akan pergi, bertepatan dengan seorang perempuan yang menyenggol Mila.

Mila terkejut takut mienya jatuh, sedangkan Kevin takut Mila menubruknya.

Mila sudah tampak kesal, saat berbalik dilihatnya seorang perempuan menatapnya penuh penyesalan, merasa bersalah.

Yang bikin Mila terkejut bukan perempuan itu, tapi laki-laki di belakang perempuan itu.

Adi.

Adi di sana menatap Mila dan Kevin.

Mila kaku, dia tidak tau mau ngomong apa. Pandangannya lurus ke Adi, menghiraukan permintaan maaf dari perempuan yang menyenggolnya tadi.

.

.

.

Tbc

Fortsätt läs

Du kommer också att gilla

225K 2.8K 46
Cerita ini khusus untuk 18+ Jika belum cukup umur di sarankan segera tinggalkan cerita ini. Jangan lupa kritik & saran sangat di harapkan Jangan Lup...
36.7K 3.9K 16
18+ Harap bijak dalam memilih bacaan🙏 Blurb: Sejak awal Seina tidak berani mengharapkan Liam, terlebih pria itu menganggapnya hanya sebatas partner...
7.2K 240 29
21+ "Sometimes going home is not an option, but a mandatory." ~ Nisrina Chandrakanta Fazwan Ganendra ~ "Berhenti mencintaimu bukan suatu hal yang aku...
793K 81.9K 56
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...