Shawn Anderson
Aku menunggu di dalam mobilku, aku akan pergi ke Lights malam ini dan Ryder memintaku untuk menjemputnya malam ini.
"Ayo kita bersenang senang dude" kata Ryder ketika sudah masuk dalam mobilku. Aku memegang kemudiku dan menjalankan mobilku. Aku ingin bertemu Scarla malam ini.
"Apaaa! Lihat yang tergantung di kaca spion mobilmu ini, benar-benar tidak bisa di percaya?!" Kata Ryder memegang boneka rusa kecil yang ku gantung di kaca mobilku.
"Jangan menyentuhnya!" Aku memukul tangannya yang memegang rusa kecilku.
"Hal imut dan kecil seperti ini benar-benar tidak cocok berada di mobilmu, kau benar-benar tidak bisa dipercaya." Kata Ryder tertawa.
"Diamlah, aku tidak butuh pendapatmu" kataku sambil mengemudi.
"Ahahhaha aku akan tertawa hingga aku mati melihat hal ini.. Shawn apa yang terjadi denganmu?!" Ryder masih tertawa geli. Aku masih terdiam dan mengemudi walaupun ia masih tidak berhenti tertawa di sisiku.
"Hei buddy, coba lihat ini!" Katanya membuatku menoleh. Ryder mengambil fotoku tentunya dengan gantungan rusa di mobilku itu.
"Shit" kataku berusaha mengambil handphone nya sedangkan ia masih tertawa tidak berhenti.
Tidak lama kemudian banyak notifikasi di handphoneku, aku mengecek handphoneku. Benar saja, Ryder sudah lebih cepat mengirimkan gambar tersebut ke Edward dan Roland.
Aku melihat foto ku menoleh dengan gantungan rusa kecil di mobilku dengan tulisan. 'teman kecil kita ini sudah bukan seorang gay lagi'
Aku tertawa dan melihat tajam ke arah Ryder yang masih belum berhenti tertawa.
"Aku akan membuat pembalasan untuk ini" kataku dan ia masih tertawa. Aku melihat pesan di handphoneku sudah penuh dengan canda dan hinaan dari edward dan Roland.
Aku melangkah masuk ke ruangan VVIP kami, tawa Edward menyambutku sedangkan Roland merangkul leherku.
"Hei apa kau benar Shawn? Kembalikan Shawnku yang sebelumnya! Bagaimana rasanya jatuh cinta? huh?" Katanya meledekku.
"Diam kalian" kataku sedangkan mereka masih tertawa.
"Apa yang membuatmu menyukainya Shawn? Begitu banyak wanita yang mendekatimu dan mereka kurasa lebih dibandingkan dia?" Tanya Edwad serius.
"Celine adalah salah satu kesukaanku" kata Roland meneguk minumannya.
"Aku tidak mengetahuinya. aku hanya merasakan hal yang berbeda ketika aku berada di dekat wanita ini. " Kataku meneguk minumanku.
"Kau menyukainya" kata Ryder merangkulku.
"Ayolahhhhh" Ryder lalu mengangkat gelasnya dan kami pun mengangkatnya.
"untuk merayakan teman kecil kita Shawn yang akhirnya jatuh cinta pada seorang wanita" kata Edward tertawa.
"teman kecil kita ini sudah bukan seorang gay lagi" kata Ryder membuat semuanya tertawa.
Aku pun berlalu menuju ke bawah, semenjak kedatanganku, aku mencarinya namun aku tidak melihatnya.
"Dimana Scarla?" Tanyaku pada seorang bartender.
"Dia tidak bekerja hari ini tuan" katanya.
"Maksudmu?" Tanyaku lebih lanjut.
"Ia tidak masuk hari ini tuan."
Aku kembali ke ruangan VVIP dan mengambil coatku.
"Edward kau antarkan Ryder ya, aku ada urusan."
"Hey kau ingin kemana Shawn?!" Teriak Ryder sedangkan aku sudah berlalu mengenakan coatku dan melajukan mobilku.
Scarla mengapa kau tidak bekerja hari ini? Apa kau sakit? Aku akan mengeceknya langsung hari ini. Aku melajukan mobilku dengan kecepatan tinggi, aku hanya ingin melihatnya.
______________________________
Scarla Wilford
Aku mempersiapkan dinner dan birthday cake chocolate mini buatanku untuk ulang tahun Granny ke 72 tahun ini. Aku tersenyum ketika sudah mempersiapkan semuanya, sekarang tinggal menunggu lasagnaku matang dari oven.
Suara pintu rumahku terbuka, pasti itu granny, aku berlari dan menyambutnya. Aku yakin pasti itu Granny, sekarang sudah pukul 8 malam. Granny masih bekerja dan membantu di day care sebagai perawat senior disana. Walaupun aku sudah menyuruhnya untuk tetap tinggal di rumah untuk beristirahat namun Granny lebih memilih untuk membantu dan bekerja di day care yang tidak jauh dari tempat tinggal kami.
"Surprisee! Happy birthday granny!" Aku memeluk granny yang tersenyum melihatku ada di rumah.
"Kau tidak bekerja hari ini?" Tanyanya.
"Tidak, aku akan menemanimu hari ini! Aku sudah mempersiapkan pesta kecil untuk kita berdua." Aku menutup pintu dan membantu granny melepaskan coat tebalnya.
Granny duduk di meja makan dan memandangi birthday cake sederhananya. Aku melihat matanya berkaca dan ia mengusap pipinya yang sudah keriput itu.
"Jangan menangis granny" aku memeluknya.
"Terima kasih sayangku." granny memelukku erat.
Bel pintuku berbunyi bersamaan dengan bunyi oven menandakan lasagnaku sudah matang.
"Aku akan membuka pintu" kata granny sedangkan aku menuju dapur mengambil lasagnaku.
Aku meletakan lasagna tersebut di atas meja makan kecil kami.
"ayo masuklah dan bergabunglah untuk makan malam bersama" aku mendengar granny berbicara. Aku menoleh dan terdiam melihat orang tersebut.
"Hai" sapanya padaku. Aku masih terdiam terpaku melihatnya.
"Scarla, mengapa masih diam disana? Cepat letakan apronmu dan kita makan bersama." Kata granny mempersilahkannya duduk.
Aku lalu kembali ke dapur meletakan apronku dan kembali duduk di meja makan. Aku masih menatap Shawn.
"Untuk apa datang kemari?" Tanyaku bingung.
"Kau tidak masuk bekerja hari ini, aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja."
"Kau sudah bilang pada rekan kerjamu kau tidak bekerja hari ini di kedai kopi?" Tanya granny.
"Kedai kop-" aku langsung menginjak kaki Shawn, ini membuatnya menatapku dan berhenti berbicara. Aku tersenyum memandangnya.
"Sudah granny" aku tersenyum sedangkan Shawn masih menatapku dengan tatapan penuh arti.
"Aku senang sekali hari ini, Scarla tidak pernah membawa teman lelakinya ke rumah, namun setelah melihatmu, aku tenang sekarang ada yang menjaga Scarla." Kata Granny tersenyum.
"Granny kau sepertinya salah paham, Shawn-"
"Kami bertemu di kedai kopi" kata Shawn memotong pembicaraanku lalu mengedipkan sebelah matanya padaku. Aku mengerti maksudnya, aku memang belum memberitahukan granny perihal pemecatanku di kedai kopi, aku hanya tidak ingin membuatnya khawatir dan membebani pikirannya.