S.H.M.I.L.Y. (COMPLETE)

By StefiIsabela

996K 59.2K 327

"Hei." Sapaku, entah aku merasa aneh menyapa wanita kali ini, aku tidak terbiasa memulainya. Scarla terdiam b... More

2. University
3. Lights Club
4. Take you home
5. Naina Ander
6. Dinner
7. Dinner (Part 2)
C A S T
8. Flowers
9. Lunch
10. Fashion Show
11. Fight
12. Take Care of you
13. You're My Boss
14. I'm Sorry
15. Talk to me
16. My First Kiss
17. Graduation Present
18. Like Father like Son
19. Let me introduce
20. Truth
21. Holding hands
22. St. Michael Hospital
23. Bad dream
24. Breakfast
25. Date with me
26. Be my girlfriend?
27. The Mansion
28. Wedding Anniversary
29. Too Good for you
30. The Past
31. Understand
32. My Heart did
33. Don't touch her
34. Revenge
35. Shmily
36. Marry Me?
37. Family
38. I forgive you
39. Heaven
40. The Wedding
41. I love you My Scarla
Epilog
In Memoriam My Grandma
Thank you
New Story

1. Coffee shop

49.5K 2.1K 14
By StefiIsabela

Toronto, Canada 8.00 pm

Scarla merapihkan sisa makanan dan minuman di atas meja di kedai kopi tempatnya bekerja. Hanya tersisa dua tamu yang duduk di dalam kedai kopi. Dan seorang tamu yang sedang memesan kopi di depan meja kasir.

Suara lonceng berdenting menandakan kedatangan seseorang masuk ke kedai kopi.

"Selamat datang..." kata Scarla menengok dengan membawa satu nampan berisi gelas sisa coffee dan beberapa piring kotor. Scarla diam mematung sedangkan seorang wanita berjalan menghampirinya.

"Luna, ada apa kau kemari?" Tanya Scarla.

"Kau!"wanita tersebut menampar Scarla dan memukul nampan yang Scarla pegang hingga terjatuh. Seketika gelas dan piring tersebut pecah dan jatuh di lantai.

Scarla memegangi pipinya yang terasa panas karena tamparan tersebut.

"Tolong jangan membuat keributan disini Luna." Kata Scarla pada wanita itu.
Tidak lama kemudian seorang pria berumur masuk dan menghampiri mereka.

"Kau tau akibatnya jika terus menghindar Scarla, cepat tanda tangani surat tersebut, lagipula aku hanya mengambil sedikit." Pria tersebut mengeluarkan map dengan kertas dan menyerahkan pulpen ke Scarla.

"Cepat" Pria tersebut memaksa Scarla memegang pulpen tersebut.

"Tidak paman... ku mohon.. aku memerlukan uang ini untuk granny.. uncle sudah mendapatkan banyak selama ini." Kata Scarla menggeleng.

"Cepat, aku hanya meminta $1.000" kata Luna lalu menarik rambut Scarla membuat Scarla meringis kesakitan.

"Kumohon paman, aku butuh uang tersebut untuk perawatan granny." Kata Scarla dengan tangan yang masih memegang tangan Luna yang menarik rambutnya.

"Ada apa ini?" Tanya Robert pemilik kedai kopi ini.

"Ohh... tuan, gadis ini bersikap tidak sopan pada konsumen tuan." Kata Luna.

"Maaf, saya memohon maaf atas ketidaknyamanannya." Kata Robert menundukan badan.

"Lakukan apa yang harus kau lakukan sebelum aku melakukan kekacauan lebih lagi." Bisik Luna, Scarla mengangguk menyetujuinya.

"Maaf Tuan Robert, saya akan merapihkan semua kekacauan ini." Kata Scarla.

Robert mengangguk dan berlalu ke dapur meninggalkan mereka.

"Lebih mudah jika kau menuruti kami." Kata paman Jacob menyerahkan map berisi cek yang harus di tanda tangani Scarla.

Scarla menanda tanganinya, air mata nya menetes mengalir di pipinya. Setelah ia menanda tangani nya Luna menepuk pipi Scarla dan berlalu bersama paman Jacob keluar dari kedai kopi.

Scarla merapihkan segera pecahan piring dan gelas yang berserak di lantai. Seketika ia merasakan ada sesuatu yang membasahi tangannya. Ia melihat Jari telunjuknya yang berdarah tergores pecahan piring tersebut. Namun perih luka goresan tersebut tidak sebanding dengan sakit hatinya saat ini. Ia tidak memperdulikan luka tersebut.

Scarla lalu bangkit dan mengusap air mata yang membasahi pipinya.

"Scarla kau tidak apa?" Tanya Rena rekan kerjanya. Scarla hanya mengangguk dan masih terus menunduk.

"Scarla tolong antar ini ke meja nomor 9" kata Robert memerintahnya mengantarkan kopi.

"Iya Tuan Robert."

Scarla membawa nampan berisi satu sandwich dan satu cangkir hot cappuccino. Seorang lelaki tengah duduk dan memainkan iphonenya. Scarla berjalan menujunya untuk mengantarkan pesanannya.

Sepiring sandwich ia letakan, namun ketika ia hendak meletakan hot cappuccino rasa perih luka pada tangannya membuat keseimbangan tangannya hilang dan satu cangkir gelas cappuccino tersebut tumpah di atas meja dan mengenai baju kemeja putih lelaki tersebut.

"Shit!" Kata Lelaki tersebut yang langsung berdiri dari tempat nya untuk menghindar, namun kemeja nya masih mencetak jelas noda kopi yang tumpah tersebut.

Scarla melihat lelaki tersebut. Kini tatapan mereka bertemu. Seorang Lelaki tampan dengan tajam menatapnya.

"Maaf.. maaf" Scarla mengambil tissue dan membersikan noda kopi yang tertumpah di bagian perut kemeja lelaki tersebut.

Lelaki tersebut menarik tangan Scarla yang masih membersihkannya untuk tidak menyentuhnya.

"Ada apa ini? Scarla apa lagi yang kau lakukan?!" Kata Robert marah. Robert lalu melihat lelaki yang berdiri dihadapannya.

"Maaf tuan.. maaf tuan, saya akan memecatnya." Kata Robert yang seketika itu juga membuat Scarla menatapnya.

"Tuan Robert?" Bisik Scarla tidak percaya.

"Kau sudah dengarkan?! Kau di pecat." Kata Robert membentak.

Scarla menghapus kasar air mata yang mengalir di pipinya. Ia lalu membuka apron nya dan berjalan ke dalam ruangan mengambil tasnya dan berlalu keluar meninggalkan Mr Robert yang masih meminta maaf pada lelaki tersebut.

'Oh tidak! hariku sungguh sangat sempurna?! Aku kehilangan $1.000 dan aku kehilangan pekerjaanku. Oh Scarla kau sungguh menyedihkan.' Batin Scarla sambil berjalan keluar menyusuri jalan menuju  halte bus.

Shawn Anderson

Pekerjaanku sangat banyak hari ini. Aku masih harus melanjutkannya setelah aku mendapatkan kopiku. Aku melangkahkan kaki ke kedai kopi di dekat kantorku.

Aku menunggu pesananku sambil mengecek beberapa email dari iphoneku. Seorang pramusaji wanita mengantarkan pesananku. Ketika ia meletakkan sandwich aku dapat melihat jarinya terluka. Namun ketika ia meletakan hot cappuccino ku, ia malah menumpahkannya sehingga mengenai bajuku.

"Shit!" Kataku lalu aku langsung berdiri dari tempat dudukku.

Aku menatapnya tajam, aku baru saja ingin mengucapkan sumpah serapahku, namun begitu aku menatap matanya, aku hanya terdiam. Matanya begitu sendu, wajahnya cantik dan kepolosan yang tersirat di wajahnya membuatku hanya bisa diam terpaku menatapnya.

Matanya berkaca-kaca, aku dapat melihat pipinya merah seperti memar dan sedikit goresan menghiasi pipinya, seperti luka bekas tamparan. Tangannya juga terluka namun ia hanya membiarkannya seperti itu.

"Maaf.. maaf" Katanya lalu mengambil tissue dan membersikan noda kopi yang tertumpah di kemejaku. Aku melepaskan tangannya. Aku tidak ingin ia bersusah payah membersihkannya, lagipula noda tersebut tidak akan hilang dengan usapan tissue. Aku masih terdiam, entah seharusnya aku marah namun melihat wajahnya aku seperti terbungkam tidak dapat berkata apapun.

"Ada apa ini? Scarla apa lagi yang kau lakukan?!" Kata seorang yang sudah agak tua dengan perut buncit, aku rasa ia pemilik kedai kopi ini.

Scarla, apakah itu namanya? Nama yang indah.

"Maaf tuan.. maaf tuan, saya akan memecatnya."

"Tuan Robert?" Bisiknya pelan. Aku dapat melihat ia menangis. Entah apa yang aku rasakan namun aku tidak suka melihat wanita menangis.

"Kau sudah dengarkan? Kau di pecat." Kata Pria buncit itu membentak. Baru saja aku ingin berkata namun ia sudah membuka apron berjalan ke dalam dapur dan keluar lagi membawa tas selempangnya meninggalkanku dan pria buncit ini.

"Maaf Tuan Shawn, aku akan mengganti rugi atas ini semua." Pria buncit itu masih saja mengajakku berbicara.

"Kau tidak perlu memecatnya kasar seperti itu." Kataku lalu meletakan beberapa dollar di meja dan mengenakan coatku dan berjalan keluar meninggalkan pria buncit itu.

Angin berhembus kencang, musim dingin akan segera tiba, aku dapat melihat gadis itu berjalan, sesekali bahunya berguncang dan ia menghapus air matanya.

'Shawn apa yang kau lakukan?' Kataku pada diriku sendiri.

Entah apa yang aku lakukan, aku mengikutinya dalam jarak yang ku rasa tidak akan disadarinya. Ia berhenti dan duduk di halte, sedangkan aku masih berdiri di seberang jalan memperhatikannya.

Ia menutup kedua wajahnya, bahunya kembali terguncang. Aku tahu ia menangis. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa ia menangis karena kehilangan pekerjaannya? Aku dapat memberikannya pekerjaan jika ia mau.

Ketika bus tiba di halte, ia segera menghapus air matanya dan masuk ke dalam bus tersebut.

'Shawn apa yang kau lakukan?' Aku menggaruk  kepalaku, bingung apa yang ku lakukan, memperhatikan seorang gadis yang menangis di seberang jalan. Gadis yang sudah menumpahkan kopi di kemejaku. Seharusnya kan aku marah.

Scarla. Aku harap bisa bertemu dengannya lagi.

Continue Reading

You'll Also Like

3.1M 44.5K 30
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
482K 2.8K 3
Wiratama Series 1. New Life [Wattpad] 2. Nona Mantan [NovelToon] 3. New Feeling [Wattpad] Blurb: Pernah dengar pepatah yang mengatakan jika buah jatu...
10.2K 510 26
"Jangan natap gue lama-lama. Ntar lo nggak bisa moveon!" Ucap Heldi dengan nada khas nya yang dingin. "Tangan lo dingin. Lo gugup di deket gue?" "Ngg...
6.4M 331K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...