Shattered Reign

Autorstwa bluefwinters

60K 5K 687

[ slow update ] Selama belasan tahun, Attalea Aleczander, penerus inti Bluemoon Pack, mendedikasikan diri sep... Więcej

Blue's Note & Playlist
[1] Between Queen and Wrestler
[3] The Moon and The Two of Us
[4] The Torn and Despair
[5] The Nightmare Within
[6] Duality and Unity
[7] Red, Redemption

[2] Werewolves and Their Origins

7.5K 714 101
Autorstwa bluefwinters

“BAGAIMANA kelasmu hari ini dengan Lilith, Lea?”

Kedua siku Lea yang setengah terangkat—hendak menyantap makan malamnya spontan bergerak turun ketika suara bariton sang ayah menyapu indra pendengarnya. Mengambil satu tarikan napas, dia meletakkan alat makan yang semula digenggamnya sebelum memakukan pandang ke arah Leon Aleczander. Sosoknya duduk berseberangan dengan Lea, diikuti sang ibu—Alexa Hawkins—yang berada tepat di sisi Leon. Dalam posisi berdampingan seperti itu, keduanya memancarkan aura demikian mengintimidasi, seakan memanifestasikan keperkasaan dan pengaruh hebat mereka sebagai pemimpin Bluemoon Pack.

Lea sudah mendengar lebih dari sekali terkait sepak terjang kedua orangtuanya sebelum ia dilahirkan ke dunia. Alexa dulunya merupakan keturunan Manusia Serigala biasa yang memicu perubahan besar-besaran dalam tatanan pack-nya. Kemunculannya menjadi penyebab utama kegagalan perjodohan Leon dengan seorang wanita bernama Vanessa, putri dari Moon Stone Pack. Berbeda dengan respons anggota keluarganya yang lain, Eros Archer—kakak Vanessa, tidak bisa menerima kenyataan itu. Dia terang-terangan menyatakan permusuhan dengan Bluemoon Pack segera setelah kedua belah pihak membatalkan kesepakatan.

Dikompori rasa dendam dan kebencian, permusuhan dengan cepat merembet ke pertempuran antar-pack. Singkat cerita, pasukan Bluemoon Pack berhasl memukul mundur pasukan Moon Stone Pack. Eros sendiri dibiarkan Alexa kembali hidup-hidup—mempertimbangkan kondisi Vanessa kala itu. Lea tidak mengerti apa yang melanda Vanessa—tidak ada yang menceritakan bagian itu kepadanya—tapi jelas tidak berkonteks positif. (Yah, Lea harap Moon Stone Pack cukup tahu diri untuk tidak memancing masalah lagi).

Intinya, rangkuman hidup orangtuanya semasa memimpin Bluemoon Pack sungguh mengagumkan. Menginspirasi. Ayah dan ibunya saling bahu-membahu mempertahankan pack dan melindungi segenap warga yang tinggal di wilayah teritorial mereka. Lea bertanya-tanya akankah dia dan Nathan mampu memimpin pack ini seperti mereka—paling penting, memertahankan kelangsungan setiap nyawa yang menumpukan harapan besar pada pemimpin selanjutnya.

Lea menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tidak boleh meragukan diri sendiri, pula meragukan Nathan. Dia dan Nathan dilahirkan—ditempa—untuk menerima takhta. Keraguan tidak membawa dampak selain kegagalan. Ia harus maju terus; fokus terhadap hal-hal yang terjadi di masa kini. Terlebih, upacara pengangkatan Lea berlangsung sebentar lagi. Ia seharusnya sibuk memikirkan cara meningkatkan kualitas diri alih-alih bersikap emosional.

“Attalea,” panggil Leon sekali lagi.

Di sampingnya, Seth menyenggol lengan siku Lea—membuyarkan lamunan gadis itu.

“Oh, ya, tentu saja.” Lea menatap Leon sambil tersenyum sekenanya. “Pelajarannya lancar.”

“Apa yang diajarkan Lilith hari ini?” tanya Alexa, lembut.

“Mengucap sumpah dan pelajaran politik pack,” kata Lea, mendadak rileks. Alexa selalu punya sisi lembut dan kemampuan memecah ketegangan—terlepas dari posisinya yang membuat orang lain mesti berpikir ulang saat berurusan dengannya. “Dan tugas esai untuk kesekian kali.”

Seth terkikik pelan. “Untungnya Madre tidak mencekokiku pelajaran-pelajaran itu.”

“Tenang saja, Seth,” Leon menimpali. “Ayah memastikan kau mendapatkannya.”

Seth terkesiap. “Demi Dewi Bulan.” Pemuda itu seketika memandang Alexa dengan tatapan memelas—meminta bantuan. “Ibu?”

“Maaf, Anakku,” kata Alexa. “Lagi pula, ini demi kebaikanmu.”

“Ya ampun,” keluh Seth. “Yang benar saja, Ayah!”

Mengangkat bahu, Leon meneruskan kegiatan makan malamnya setenang biasanya. Seth menipiskan bibir seraya menghela napas keras-keras. Menyaksikannya, seringaian kecil terlukis di bibir ranum Lea. Sedikit menjahili adiknya tentu bukan perkara besar.

“Omong-omong, apa keluarga Nathan sudah memberi kabar?” Lea memiringkan tubuhnya ke bahu Seth. “Aku dengar dari kegiatan mata-mata yang dilakukan Seth, mereka datang tiga hari lagi.”

Seth terpaku. Pemuda itu mengangkat kepalanya dengan gerak lambat, menengok Lea. Netra cokelatnya mengunci mata Lea penuh peringatan. “Serius, Kak?” tanyanya tanpa suara. Pemuda itu mengerang kecil, mengacak-acak surainya frustasi.

“Ya,” jawab Leon. Bahu Seth refleks merosot lega saat Leon tidak ambil pusing soal sumber informasi yang disinggung Lea. “Kau sebaiknya mengakrabkan diri dengan Nathan. Kulihat kau dan dia … tidak cukup mengenal satu sama lain.”

“Ya. Tentu saja,” balas Lea. Dengan harapan Nathan tipe orang yang mudah diajak bekerja sama.

“Bagus.” Leon mengangguk. “Dan, Lea.”

Lea menatap Leon kebingungan juga waswas. Lazimnya, jika Leon sengaja menjeda ucapannya, apa lagi selepas berbicara soal perkembangan Lea dan pack-nya, pasti ada sesuatu yang tidak beres. “Ya, Ayah?”

Leon mengedikkan dagu ke hidangan Lea yang masih utuh. “Kau belum menyentuh makan malammu.”

* * * * *

Esok harinya, Lea menghabiskan sebagian besar waktunya di perpustakaan pack bersama Seth serta Lilith. Sang adik turut hadir pasalnya sesi pelajaran kali ini mencakup materi pelajaran umum yang wajib diterima olehnya. Sekarang memasuki waktu bagi kakak beradik Aleczander untuk meresapi materi dalam buku yang dipilihkan Lilith.

Seth membolak-balik lembar demi lembar halaman buku di depannya. “Madre, kau memberiku buku tentang sejarah-sejarah Alpha,” katanya. “Kau yakin tidak keliru?”

“Itu pengetahuan dasar yang patut kau ketahui, Seth,” ujar Lilith.

“Tapi—”

“Berhenti komplain dan baca bukumu dalam diam, Seth Aaron Aleczander,” potong Lilith. “Habiskan kira-kira tiga halaman lagi, dan aku akan menjelaskannya secara rinci.”

Seth memutar bola mata, tetapi dia menuruti perintah Lilith.

Mengabaikan perdebatan kecil Seth dengan Lilith, Lea sepenuhnya mencurahkan atensi pada susunan kata yang tercetak dalam buku.

Buku yang dipilihkan Lilith bercerita lika-liku kehidupan dan bagaimana cara leluhurnya menggenggam tampuk kekuasaan pada zaman dahulu. Bukan jenis bacaan yang menyenangkan. Di situ dinyatakan, salah satu cara primitif nan primordial; bertarung sampai mati dalam rangka menunjukkan siapa yang terkuat. Lea tidak berani membayangkan kekacauan jenis apa seandainya cara itu masih digunakan hingga detik ini.

Lea berupaya menggali ingatannya. Lilith pernah menjelaskan bahwa metode bertarung sampai mati memudar seiring perkembangan zaman—dibarengi kesepakatan yang dibuat tiap-tiap kepala keluarga pack yang membangun wilayah di Pulau Lain. Mereka semua memegang teguh keyakinan seorang Alpha ialah Kesatria Bulan berkekuatan besar yang dipilih langsung oleh sang dewi. Konon, kekuatan besarnya dapat diwariskan pada garis keturunan mereka, sehingga metode yang berdarah-darah itu mulai ditinggalkan, sekaligus memprakarsai lahirnya sistem pewarisan takhta yang turun-menurun.

Jadi, kami mewarisi kekuatan besar ayah kami, pikir Lea. Kakek kami, buyut kami.

Gadis itu mengerling Seth sekilas. Mempertimbangkan penjelasan buku, sejatinya Seth sama kuatnya dengan dia. Namun, Lea kesulitan menemukan unsur ‘kuat’ dalam diri adiknya, jika boleh jujur. Seth mengalami pergantian tubuh pertamanya lebih lambat—di usia delapan belas akhir. Seth tidak mahir bertarung, baik dalam wujud manusia atau serigala. Pada akhirnya, alasan-alasan tersebut semakin menyadarkan Lea kalau kelemahan utamanya terletak pada Seth. Mendorong gadis itu untuk senantiasa menjaga keselamatan sang adik.

“Uh, Madre, aku sudah menyelesaikan apa yang kausuruh—tapi aku menemukan bagian langka yang menarik perhatianku,” sahut Seth. “Alpha Male dan Alpha Female,” Seth membaca subjudul sembari mengerutkan dahi.

Lea mendongakkan kepala, kaget. Lilith juga pernah membicarakan—sekadar garis besarnya—perihal dua gelar yang bertolak belakang itu. Sisanya, Lilith tampak menghindarinya, seolah topik itu mengandung kutukan mematikan bilamana dibahas. Dan Seth baru saja mengungkitnya.

“Aku menyuruhmu berhenti setelah menghabiskan tiga halaman berikutnya, ‘kan?” tanya Lilith. Wajahnya mengeras, matanya berkilat janggal. “Kemarikan bukunya.”

Yeah, ini,” Seth mengoper bukunya pada Lilith. “Aku penasaran, apa yang terjadi kalau Alpha Male dan Alpha Female dipertemukan dalam ikatan pasangan jiwa?”

Pertanyaan bagus, meski Lea jadi merinding memikirkannya. Seth memang tidak pandai perkara fisik, tetapi kecerdasannya patut diacungi dua jempol.

Lea mengawasi tindak-tanduk Lilith—mencermati perubahan ekspresinya dengan saksama. “Kau belum mencapai—”

Saatnya memanfaatkan sekelumit privilese terlahir dari keluarga berdarah biru. “Tidak ada salahnya menjawab pertanyaan adikku, Madre.”

Air muka Lilith memucat. “Aku hanya ingin me—” Lilith mengatupkan bibir, menghirup napas dalam-dalam. “Sebenarnya, aku tidak tahu apakah peristiwa itu bahkan pernah terjadi. Namun, karena di depanku sedang duduk seorang Alpha Female yang presensinya dianggap takhayul … kupikir bisa saja.”

Lea merenungkan jawaban Lilith, tapi dia terus memasang telinga.

“Maksudmu, akan ada dua Alpha yang memimpin sebuah pack?” tanya Seth.

“Entahlah, Nak,” jawab Lilith. “Aturannya, setiap pack hanya bisa dipimpin satu Alpha.”

Lea menegakkan punggung. “Seandainya terjadi,” ujar Lea, “siapa yang memenangi takhta? Si Alpha Male atau Alpha Female?”

“Astaga. Dengar, Anak-Anak.” Lilith memijat pangkal hidungnya. Wanita itu menyandarkan punggung di kursi yang didudukinya. “Peristiwa itu tidak pernah tercatat di buku mana pun sebelumnya. Kemungkinannya amat kecil—Alpha Male tidak akan bisa menjadi pasangan jiwa Alpha Female, pun sebaliknya. Keseimbangan alam dapat tercoreng karenanya. Percayalah. Aku hidup lebih lama daripada kalian. Kami—kaum intelek—tidak pernah menjumpainya sepanjang sejarah.”

Lea menipiskan bibirnya, tatapannya berubah sangsi. Entah mengapa, jawaban Lilith tidak terdengar meyakinkan.[]

Hello! Ada yang masih nunggu cerita Lea? Sorry for the long update! Next time Blu akan update cerita ini secepatnya :3

Ah, dan untuk Kesatria Bulan, itu murni bikinan Blu. Blu sempat riset mengenai kehidupan Manusia Serigala, tapi nemunya cuma secara umum—rata2 penjelasannya sama semua. Mulai dari artikel Indonesia sampai artikel luar, penjelasannya kurang-lebih mirip.

Note: Blu harap kalian bener2 baca narasinya tanpa skip, karena itu menjadi dasar chapter-chapter berikutnya

Lalu, bicara soal konflik ... konflik di SR masih samar-samar ya. Ditunggu aja pokoknya😊👌. Bahkan male lead-nya aja belum keliatan batang hidungnya.

Last but not least, vote + komentarnya untuk chapter ini, dooong?

See you soon!

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

58.1K 10.1K 26
🚫 𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐩𝐥𝐚𝐠𝐢𝐚𝐫𝐢𝐳𝐞 𝐭𝐡𝐢𝐬 𝐰𝐨𝐫𝐤𝐬. | Sungjake | ABO | Demon | Kebangkitan sosok momok masa lalu setelah lama tertidur jauh dibawa...
756K 73K 32
Yang aku pikir, aku akan berakhir disurga.. Namun kenyataannya, aku terbangun didunia yang aneh.. Yaitu dunia immortal! Nama ku Nayra Oswald, aku seo...
48.2K 4.2K 41
Alexa Smith seorang shewolf malang dengan darah campuran yang mengalir dalam nadinya. Lebih menyedihkan lagi dia sering di siksa dan di perlakukan le...
73.1K 7.7K 48
bukan kami yang hendak memilih memiliki takdir seperti apa, sudah ketentuan moon goddess yang sudah menulis jalan kehidupan.... andai kami bisa di...