High School Problems // h.s

Od kezyaxostyles

104K 7.1K 321

Bagaimana rasanya jika kau pindah kesekolah yang sama sekali tidak kau sukai? Bagaimana rasanya jika hidupmu... Viac

High School Problems: Chapter 2
High School Problems: Chapter 3
High School Problems: Chapter 4
High School Problems: Chapter 5
High School Problems: Chapter 6
High School Problems: Chapter 7
High School Problems: Chapter 8
High School Problems: Chapter 9
High School Problems: Chapter 10
High School Problem: Chapter 11
High School Problems: Chapter 12
High School Problems: Chapter 13
High School Problems: Chapter 14
High School Problems: Chapter 15
High School Problems: Chapter 16
High School Problems: Chapter 17
High School Problems: Chapter 18
High School Problems: Chapter 19
High School Problems: Chapter 20
High School Problems: Chapter 21
High School Problems: Epilogue

High School Problems: Chapter 1

16.1K 650 22
Od kezyaxostyles

"Shit." Ucapku ketika melihat bahwa buku matematikaku tidak ada di loker sekolahku.

"Vic!!" Teriakku memanggil sahabatku, Victoria. Victoria pun langsung menghampiriku.

"Ada apa Cat?" Ucap Victoria.

"Apakah kau melihat buku matematikaku?" Ucapku kepada Victoria. Victoria menggelengkan kepalanya.

"Nope. Mungkin ketinggalan dirumah?" Ucap Victoria.

"Itu tidak mungkin, Vic. Lagipula, aku jarang sekali membawa buku pelajaran kerumah.." Ucapku lagi.

*kringg*

Bel pelajaran matematika ini berbunyi sangat cepat. Sial. Mana buku matematikaku?!

"Hm, Cat, lebih baik kita masuk kelas. Daripada nanti kita dimarahin sama mr. Edward karena telat masuk kelas?" Ucap Victoria kalem. Ya, Victoria memang orangnya lembut, kalem, dan bisa kubilang ia agak pendiam. Tidak seperti aku yang tomboi, emosi-an, suka membantah perintah guru, dan lain-lain.

"Yeah, okay" ucapku. Aku dan Victoria pun memasuki kelas.

***

"Okay, sekarang, buka buku kalian halaman 147." Ucap mr. Edward lalu berdiri dari kursi gurunya itu.

Aku hanya terdiam. Ya karena buku matematikaku hilang.

"Oh ya, sebelumnya, siapa yang tidak membawa buku matematika?" Ucap mr. Edward lagi.

Semua di kelas tampak hening. What? Apa hanya aku yang tidak membawa buku matematika?

Dengan terpaksa, aku pun mengacungkan tanganku.

"Saya, pak" ucapku polos. Tatapan mr. Edward langsung tertuju kepadaku.

"Apa anda tau akibatnya, ms. Anderson? Anda harus berlari 5 putaran di lapangan sekolah!" Ucap mr. Edward. Aku hanya menggagguk.

"Silakan keluar dari kelas" ucap mr. Edward lagi. Uh, kalau saja dia bukan guru, sudah habis dia olehku.

***

Sesampainya di lapangan sekolah, aku langsung melakukan perintah mr. Edward itu.

"Wew, sepertinya, salah satu murid dari Hollister HS sedang dihukum.. HAHA!!" Terdengar ocehan dari sekolah seberang, Harold HS.

Aku hanya menghiraukannya.

"HAHAHAHA!! Ya iyalah, namanya juga sekolah kampung! HAHA!!" Terdengar ocehan itu lagi. Ya memang, emosiku sudah naik. Tetapi, aku harus menahannya.

Ya, lapangan sekolahku adalah perantara sekolahku dan sekolah Harold. Dan asal kalian tau, Harold HS adalah sekolah untuk anak bangsawan. Sedangkan sekolahku? Sekolahku hanya sekolah biasa. Maka dari itulah, sekolahku sering terkena penindasan dari sekolah Harold.

Dan kepala sekolahku maupun pemilik sekolahku tidak akan bisa menghentikan penindasan ini. Karena, Pemilik Harold HS adalah dari keluarga Styles. Anaknya bersekolah di sekolah itu. Dan keluarga Styles itu terkenal sekali akan kekayaannya. Sedangkan sekolahku berbeda jauh oleh mereka. Pemilik sekolahku saja dari pemerintah. Itu berbeda sekali.

Dan setiap akhir bulannya, pemimpin sekolah Harold akan mendatangi sekolahku dan melakukan penindasan kepada salah satu murid sekolahku. Dan siapa yang berani membela orang yang ditindas, ia akan bertarung oleh kelima lelaki itu.. Harry Edward Styles, Louis Tomlinson, Zayn Malik, Niall Horan, dan Liam Payne.

*off*

Aku tetap melanjutkan berlariku ini dan tidak menghiraukan apa ocehan dari murid sekolah seberang.

Tak lama, aku melihat kearah jam tanganku.

"W-what? Oh iya, sekarang adalah akhir bulan Mei!" Ucapku tersentak kaget ketika melihat ke jam tanganku. Ya, jam tanganku ada tanggalnya. Hehe..

"Penindasan lagi? Ah, aku tidak peduli.." Gumamku dalam hati.

Aku pun langsung melanjutkan lariku ini. Sial.

***

Sepulang sekolah, aku melihat kelima orang itu berjalan ala soknya itu melewati koridor sekolahku.

Ya bisa kulihat seorang pemilik sekolah Harold, Harry Styles itu berjalan di paling depan dan ditengah para keempat temannya itu. Cih, sok sekali dia. Aku saja sudah bosan melihat wajahnya yang setiap akhir bulannya selalu saja datang kesekolahku untuk melakukan penindasan.

Yang membuatku bingung adalah, kenapa semua murid wanita disekolahku ini selalu saja memandangi wajah sang pangeran Harry Styles yang kaya raya dan ewh ewh itu dan berkata "Astaga, Harry sangatlah tampan". Itu sangat membuatku jijik. Ewh, menjijikan.

Akhirnya, Harry dan keempat temannya itu menaikki panggung kecil yang berada di aula sekolahku. Semua murid disekolahku harus berkumpul di aula itu untuk menyaksikan penindasan yang sangat kejam itu.

Cih, sebenarnya aku malas sekali melihat apalah ini. Aku ingin cepat-cepat pulang. Tetapi, percuma saja. Para Bodyguard dari sekolah Harold sudah berjaga-jaga di depan koridor sekolahku untuk menjaga murid sekolahku yang berani keluar dari sekolah.

"Kita bertemu lagi, di akhir bulan ini.." Ucap Harry.

"Hm, kita akan mulai "penindasan" ini......." Ucap Zayn lalu tersenyum kecil.

Louis pun langsung mengambil sebuah kotak yang berisi kertas yang isinya seluruh nama murid sekolahku dan mengocok-ngocoknya.

Ya, nanti Louis akan mengambil salah satu kertas dari kotak itu. Dan itulah yang akan menentukan siapa yang akan ditindas oleh mereka akhir bulan ini.

Jantungku berdetak sangat kencang.

"Semoga jangan aku.. Jangan aku.." Gumamku dalam hati.

"You can Start, Louis.." Ucap Liam kepada Louis. Louis mulai mengambil salah satu kertas dari kotak itu.

Setelah ia mengambilnya, Louis langsung membuka kertas itu.

Semua murid hanya terdiam dan hening.

"Hm, korban penindasan kali ini adalah wanita.. Siapakah dia?" Ucap Louis.

W-what? Wanita? Jangan sampai itu aku! Jangan sampai!

"Victoria Michelia" ucap Louis.

Glek.

Apa aku tidak salah dengar?

"Yang bernama Victoria, harap maju kedepan.." Ucap Harry.

W-what? Ini tidak bisa dibiarkan!

Victoria pun mulai melangkahkan kakinya ke panggung. Semua pandangan tertuju kepada Victoria. Victoria berjalan sangat lambat. Ya pasti karena ia tidak mau menjadi korban penindasan.

"Hey! Bisakah kau jalan lebih cepat lagi?!" Bentak Niall. Victoria pun mempercepat langkahnya.

Sesampainya diatas panggung, Harry langsung berbicara.

"Wow, Congrat's Victoria.. Kami tahu kau adalah seorang wanita.. Tetapi, penindasan adalah penindasan. Dan perlakuan penindasan pada perempuan sama halnya dengan penindasan lelaki. I'm sorry.." Ucap Harry lalu tersenyum licik kepadanya.

Ya, aku tau sifat Victoria yang pendiam. Mana mungkin ia bisa melawan seorang Harry Styles? Itu mustahil.

Victoria hanya menundukkan kepalanya.

Tak lama,......

*BRUKK*

"Maafkan aku Tuan.. Aku.. Aku.. Aku....." Ucap Victoria sambil berlutut kepada Harry.

"Minggir!" Ucap Harry. What? Sekejam itukah?

Emosiku memang sudah naik.

Harry pun langsung menginjak kaki Victoria. Tentu saja aku sangat terkejut!

"AAAWW!!" Jeritnya kencang. Uh, aku tak tega. Victoria adalah sahabatku sendiri!

Memang. Memang murid Harold school sangatlah kejam. Ia melakukan penindasan dengan sangat kejam. Tetapi, Victoria adalah perempuan! Seharusnya mereka tau diri!

Tak lama, Zayn pun langsung menendang Victoria.

"AWW!!" Jeritnya lagi. Uh, aku semakin tak tega.

"Dan ini untuk yang terakhir kalinya.........."

Aku pun langsung cepat-cepat naik keatas panggung.

"STOPP!!" Ucapku menghentikan penindasan ini.

"Apa kalian berempat tidak tau diri?! Dia ini adalah seorang perempuan! Dasar cowok tidak tau diri!" Ucapku kepada mereka berempat.

Seketika itulah mulutku otomatis berbicara seperti itu.

Hening.

"Siapa kau? Berani sekali membela wanita ini!" Ucap Harry, sang ketua yang ewh.

"Aku? Kau tanya siapa aku? Aku adalah sahabat Victoria!" Ucapku.

"Dan kau berani sekali melawan seorang Harry Styles dari sekolah Harold!" Ucapnya lagi.

"Memangnya kenapa kalau aku berani melawanmu? Apakah itu masalah?" Ucapku berani melawanya.

"Whoa, wanita ini.. Berani sekali menantangmu, Harr" ucap Niall kepada Harry.

"Apakah kau tau akibatnya jika kau menantangku?" Ucapnya.

Aku hanya terdiam.

Harry pun mulai mendekatiku. Dan aku bisa melihat matanya yang berwarna hijau itu.

"Hidupmu akan hancur" bisiknya tepat ditelingaku dan aku bisa mendengarnya dengan jelas.

"Cih, aku tak akan takut padamu, tuan Styles" ucapku membantah.

"Apakah kau yakin itu? Aku bisa melakukan apa saja.." Ucapnya.

"Tetapi kau tidak akan bisa melawanku.." Ucapku lagi. Dan yang kali ini, aku berhasil membuatnya terdiam.

"Guys, lebih baik kita pergi.." Ucap Harry mengajak temannya pergi.

"Tetapi Harr, bagaimana dengan penindasan ini?" Lanjut Liam.

"Sampai sini saja.. Aku akan memulai sebuah permainan yang seru, dengan perempuan ini.." Ucap Harry lalu tersenyum licik kepadaku.

Setelah itu, Harry dan keempat temannya itu pun turun dari panggung.

Tetapi, sebelum Harry turun dari panggung, ia membisikkanku sesuatu lagi.

"Jangan terkejut jika aku membuat hidupmu hancur.." Bisiknya lalu tersenyum licik lagi kepadaku. Kau tau? Itu adalah senyuman yang mematikan!

***

PAGI-

Sama seperti biasanya, aku pergi kesekolah.

Sesampainya disekolah, aku langsung memasuki koridor sekolah dan pergi menuju lokerku berada.

"Hi, Cat!!" Ucap murid-murid menyapaku baik. Hm, sepertinya ancaman Harry kemarin palsu. Hey! Lihat saja, kemarin Harry si ketua ewh itu berkata bahwa ia akan menghancurkan hidupku. Sekarang, mana buktinya? Apakah ia takut kepadaku? Huh.

Aku pun langsung memasukan buku-bukuku ke lokerku dan mengambil buku untuk pelajaran selanjutnya.

"Cat!!" Ucap Victoria mengagetkanku.

"Eh, Vic? Ada apa?" Ucapku.

"Hm, seharusnya kemarin kau tidak usah membelaku, Cat! Aku jadi merasa bersalah padamu.." Ucap Victoria.

"Hey! Itu tidak apa-apa kok, Vic! Kita kan sahabat.. Kita harus tolong menolong.. Itulah arti sahabat yang setia.." Ucapku kepada Victoria lalu melanjutkan mencari buku untuk pelajaran selanjutnya.

"Ya tapi, --"

"Sudah, Vic. Itu tidak masalah bagiku. Lagipula, aku tidak takut dengan ancaman Harry.." Ucapku lagi. Victoria hanya menundukan kepalanya.

"Ehm Cathrene? Terimakasih." Ucap Victoria kepadaku dan itu membuatku tersentak terdiam.

"Ya. Your welcome.." Ucapku lalu tersenyum manis kepadanya.

***

Harry's POV

Akhirnya, bel pulang pun berbunyi. Semua murid keluar dari kelasnya. Sedangkan aku? Aku hanya terdiam di meja belajarku.

"Harr, kau tidak ingin pulang?" Ucap Zayn sambil menepuk pundakku.

"Of course aku ingin pulang, Zayn" ucapku.

Zayn, Niall, Louis, dan Liam pun langsung duduk di meja belajar sebelahku. Ya, mereka duduk di meja belajar milik si culun, Jack.

"Kau kenapa melamun, Harr?" Ucap Niall mengagetkanku.

"Uh, aku.. Aku hanya memikirkan bagaimana cara untuk menghancurkan hidup wanita itu.." Ucapku.

"Dan aku ingin tahu, apa kelemahan dari wanita itu.." Lanjutku.

Seketika, mereka semua menjadi terdiam lalu memandang satu sama lain.

"Aku punya ide, Harry" ucap Zayn kepadaku.

"Ide? Apa itu?" Ucapku kepada Zayn. Zayn pun langsung membisikkanku sesuatu.

"Bagus sekali idemu, Bradford boy.." Ucapku kepada Zayn lalu tersenyum licik.

***

Cathrene's POV

Sinar matahari membuatku terbangun dari tidurku yang pulas ini.

Cepat-cepat, aku langsung bergegas untuk pergi kesekolah.

Sesampainya disekolah, semua murid menatapku aneh. Ya, seperti strangers.

Ini sama sekali tidak seperti biasanya. Apakah Harry sudah melakukan rencananya?

Oh, sudah. Lupakan, Cat.

Aku sudah melewati koridor sekolah. Aku melihat banyak murid berkumpul di mading sekolah. Karena aku penasaran, aku pun pergi menuju mading itu.

"Wew, orangnya dateng.." Terdengar bisikkan disekelilingku. Maksudnya apaan?

Aku pun langsung berusaha mendorong murid-murid yang melihat mading itu. Sampai akhirnya, aku sampai di depan mading.

CATHRENE STELLA ANDERSON.

SECARA OTOMATIS PINDAH KE SEKOLAH HAROLD HS SECARA GRATIS.
TIDAK DIPUNGUT BIAYA UNTUK PENDAFTARAN DAN BAYARAN SEKOLAH DIGRATIS KAN HANYA UNTUK CATHRENE STELLA ANDERSON.

TERIMA KASIH.
-HAREHHHH-

What? Shit. Sial.

Apa-apaan ini?! Aku? Aku pindah kesekolah bangsawan itu? Yang seluruh muridnya sok semua? Dan aku dipindahkan secara otomatis? What the f*ck!

Oh, jadi ini semua rencana Harry? Sialan. Dasar cowok brengsek!

Aku pun langsung mencabut kertas itu dari mading dan merobeknya.

"Wew, enak sekali ya Cat, kau bisa masuk secara gratis ke sekolah bangsawan itu.." Terdengar bisikkan disekelilingku. Emosiku memang sudah naik. Aku tahu apa rencana Harry. Aku sudah tau semuanya.

"Maaf, yang bernama Cathrene?" Ucap seseorang dibelakangku. Aku pun langsung menghadap kebelakang.

Oh. Bodyguard dari Harold HS mencariku.

Semua pandangan murid menuju kepadaku.

"Saya" ucapku polos.

"Kami diperintahkan oleh tuan Harry untuk membawamu kesekolah barumu, Harold HS" ucap kedua Bodyguard itu.

"Aaaaa!! Bodyguard dari Harold menjemputmu, Cat!!" Ucap Victoria yang tiba-tiba saja muncul disebelahku.

"Maaf, saya tidak ingin pindah kesekolah sialan itu" ucapku kepada kedua Bodyguard itu.

"Tapi kau harus nona, tuan Harry sudah memerintahkan kepada kami.." Ucapnya lagi. Sialan. Sialan kau Styles!

"Sekarang, silakan ambil barang-barangmu dari lokermu.." Ucap Bodyguard itu.

Dengan terpaksa, aku pun langsung pergi menuju lokerku dan mengemas barang-barangku.

***

Aku membuka pintu sekolah yang megah ini.

Aku melihat kedalam sekolah ini.

Wow, hampir semuanya terbuat dari emas!

Semua murid disekolah ini hanya menatapku sinis. Ah, aku tidak peduli.

Ya, memang benar. Murid-murid disekolah ini memang beda penampilannya dengan sekolahku. Disini, muridnya terlihat sok.

Aku mulai memasuki kelasku diantar oleh kedua Bodyguard ini.

"Ini kelasmu, nona.. Dan ini barang-barangmu.. Kami permisi.." Ucap Bodyguard itu lalu pergi.

Aku pun mencari tempat duduk dikelasku. Ya, dikelas ini sudah tertera nama muridnya di meja belajarnya. Jadi, aku bisa tau dimana meja belajarku berada.

"Sial" gumamku dalam hati ketika melihat meja belajarku paling depan. Aku tidak suka belajar di urutan yang paling depan. Aku lebih suka belajar di pojok paling belakang. Huh.

Di kelas ini sangat sepi, hanya ada aku, dan satu orang lelaki. Lelaki ini tampak serius membaca bukunya di meja belajarnya.

Karena aku belum ada teman disekolah sialan ini, aku langsung menghampiri lelaki yang sedang membaca buku ini. Siapa tau, lelaki ini bisa menjadi temanku disekolah ini?

"Senang membaca buku?" Ucapku mengagetkan lelaki ini yang sedang membaca bukunya.

Ia pun langsung menoleh kearahku. Seketika, ia hanya terdiam.

"Hey, jawab aku" ucapku sambil melihat kearahnya. Ia hanya membenarkan kacamatanya yang hampir jatuh.

"Ehm, i-iya.." Ucapnya gugup.

Aku hanya tersenyum kecil.

"Perkenalkan, namaku Cathrene." Ucapku lalu mengulurkan tanganku kepadanya.

Ia pun langsung menoleh kearahku lagi.

"Aku murid dari pindahan Hollister HS" lanjutku lagi.

Tak lama, ia pun membalas uluranku. "Namaku J-Jack." Ucapnya agak gugup.

"Senang bisa bertemu denganmu.." Ucapku lalu tersenyum kepadanya. Ia pun langsung membalas tersenyum kepadaku.

"Oh ya, kenapa kau sendirian disini?" Ucapku lagi kepadanya. Ia pun langsung menundukkan kepalanya.

"A-aku.. Aku t-tidak punya te-teman.." Ucapnya ragu.

"Kau tidak punya teman? Di sekolah mahal ini kau tidak punya teman?" Ucapku. Is hanya menggagguk.

"Ya" jawabnya kecil.

"Kalau begitu, aku akan menjadi temanmu.." Ucapku. Ia pun langsung tersentak kaget.

"Kau menjadi temanku? A-apakah kau se-serius?" Ucapnya ragu. Aku menggagguk.

"Wow, si culun Jack sudah mempunyai teman baru.." Ucap seseorang dari pintu kelas. Kulihat kelima lelaki itu sedang memasuki kelas.

Aku hanya menatapnya sinis.

Jack pun langsung menundukkan kepalanya ketika melihat Harry dan teman-temannya itu.

"Welcome to your new School, Cathrene.." Ucap Harry sambil menghampiriku.

"Kenapa kau memindahkanku kesekolah sialanmu ini?! Hah?!" Ucapku menantangnya.

"What? Kau bilang apa? Sekolah sialan?" Ucap Harry.

"Ya, sekolah sialan. Memangnya kenapa?" Ucapku.

"Hm, sudah kubilang bukan kalau hidupmu akan hancur, Cat? Maka dari itu, aku memindahkanmu kesekolahku.." Ucapnya.

"Kau akan memulai kehidupan baru, dan ehm..... Aku juga sudah bilang bukan, bahwa aku bisa melakukan apa saja, Cat?" Ucapnya lalu tersenyum miring. Aku hanya menatapnya dengan tatapan death-glare-ku.

"Ya, kau bisa melakukan apa saja dengan semaumu.. Tetapi kau tak akan bisa melawanku, Styles!" Ucapku.

"Let's play this game, tuan Harry.. Aku takkan takut padamu.." Bisikku kepadanya lalu membalas senyum liciknya dan pergi dari kelas.

----------

Halo! :) xx.

Ya sebenernya gue bikin cerita ini karena lagi kepengen aja bikin cerita kaya gini. Wqwqwq.

Ya nanti juga gue bakalan hapus kok cerita ini kalo dikit yang vote dan komen. Wkswkswks.

Don't forget to Vomments kalo ceritanya pengen lanjut.. Wakakakaka. :3

Big Love,

Kezya. xx. :)

Pokračovať v čítaní

You'll Also Like

897K 54.4K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
Mom? [ch2] Od yls

Fan fikcia

111K 11.5K 33
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
166K 26.3K 48
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...