CATCH YOU! (KookV / KookTae)

By fxxxktian

467K 36.7K 4.6K

WARNING : BOY x BOY Rate : Tebak sendiri ya. - Jeon Jungkook (Top) - Kim Taehyung (Bottom) Kim Taehyung- seo... More

PROLOG
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3 - Part.1
CHAPTER 3 - Part.2
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6 - Part.1
CHAPTER 6 - Part.2
CHAPTER 7
CHAPTER 8 - Part.1
CHAPTER 8 - Part.2
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 12 (END)
EPILOG
PROLOG
CHAPTER 1
CHAPTER 2 - Part.1
CHAPTER 2 - Part.2
CHAPTER 3 - Part.1
CHAPTER 3 - Part.2
CHAPTER 4 - Part.1
CHAPTER 4 - Part.2
CHAPTER 6 - Part.1
CHAPTER 6 - Part.2
CHAPTER 7
CHAPTER 8 - Part.1
CHAPTER 8 - Part.2
Chapter 9 - Part.1
CHAPTER 9 - Part.2
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 12 (END)
EPILOG
READ PLEASE : Author butuh Kalian.

CHAPTER 5

8.3K 801 168
By fxxxktian

Warning!

Jungkook X Taehyung

Taehyung berjalan dengan cepat kearah pintu keluar membawa tas kecil berisi beberapa pakaian miliknya, tangan sebelah kanan namja cantik itu menopang perut buncit yang terlihat semakin membesar hari demi hari. Suasana dirumah mewah tersebut sangat sunyi karena waktu sudah menunjukkan pukul 2.09 a.m. Jungkook benar-benar tidak kembali kekamar mereka dan meninggalkan Taehyung menangis sendirian.

Saat akan mencapai pintu mewah rumah tersebut, Taehyung melihat bayangan seseorang yang berdiri membukakan pintu untuknya.

"Mrs.Ahn.." lirih Taehyung.

Mrs.Ahn menunduk dengan tubuh bergetar, jelas saja ia sedang menahan isakannya.

Taehyung mendekati tubuh seumuran mendiang eomma nya itu dengan cepat lalu memberikan pelukan disana. Sejujurnya Taehyung sangat menyayangi Mrs.Ahn yang selalu menemaninya ketika ia sendirian, walaupun hanya beberapa bulan namun ntah mengapa mereka bisa begitu akrab. Salah satu alasannya mungkin karena Mrs.Ahn tidak memiliki anak, jadi ia menganggap namja cantik menggemaskan ini sebagai anaknya.

"Jika kau ingin pergi tolong bawa ini tuan." Ucap Mrs.Ahn sambil menyerahkan sebuah bungkusan, tangan kasar miliknya perlahan meraih telapak tangan Taehyung dan menyematkan sebuah cincin tua namun masih terlihat sangat terawat dijari kelingking namja cantik itu.

"I..ini.."

"Ini cincin pernikahanku dan suamiku, kami tidak memiliki anak tuan. Jadi maukah kau menjaga cincin ini untukku?" ucap Mrs.Ahn ketika melihat ekspresi diwajah cantik itu.

Taehyung semakin tak bisa membendung air matanya, bukankah mereka seperti dua orang yang saling melengkapi?

Taehyung tidak lagi memiliki kedua orangtua, sedangkan Mrs.Ahn tidak pernah merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang anak.

"Mrs.Ahn, terimakasih. Tolong jangan beritahu Jungkook tentang kepergianku."

Mrs.Ahn mengusap airmata yang terus mengalir membasahi pipi Taehyung dengan lembut lalu mengangguk.

Setelahnya Taehyung benar-benar keluar dari rumah mewah itu, diluar pagar sudah menunggu sebuah mobil merah milik Seokjin.

Sedikit berlari sambil menopang perut buncitnya, Taehyung menghampiri mobil merah tersebut.

"Sudah siap keluar dari Penjara-mu Tae?" ucap Seojin ketika pintu mobil mewah miliknya terbuka.

Taehyung terdiam, ia memalingkan pandangannya pada rumah mewah yang sudah lebih dari setahun ditempatinya. Terlalu banyak kenangan yang terjadi disana, kegembiraan, kesedihan, rasa takut dan Cinta.

Namja cantik itu mengusap air mata yang lagi-lagi mengalir. Ia tidak boleh lemah, ia tidak ingin kembali walau sebagian hatinya masih berada dirumah itu.

"Ya." Ucap Taehyung akhirnya.

Seokjin tersenyum lalu melajukan mobilnya menjauh dari rumah Jungkook.

Selama perjalanan, Taehyung dan Seokjin tak terlalu banyak berbicara. Hanya percikan air hujan yang samar-samar terdengar dari luar mengiringi perjalanan dua namja berbeda usia itu.

Beberapa saat hingga mobil mewah tersebut berhenti di sebuah apartment mewah, Seokjin memarkirkan mobilnya lalu menuntun Taehyung yang kesulitan berdiri dengan hati-hati.

Tangan ramping milik namja tinggi itu meraih tas yang akan dibawa Taehyung.

"Seokjin shii aku bisa membawanya sendiri." Ucap Taehyung sopan dan berusaha mengambil tas yang di pegang Seokjin.

"Panggil aku hyung."

"Hm.. hyung biar aku saja yang membawa tas ku."

"Lalu membiarkan kau kelelahan? No! Aku seorang dokter Tae, jika kau kenapa-kenapa aku akan membenci diriku sendiri karena membiarkanmu membawa tas ini." ucap Seokjin berjalan menuju kamar apartmentnya di lantai 5.

Setelah itu Taehyung terdiam tak lagi melawan, ia baru tau kalau namja yang berjalan didepannya sekarang adalah seorang dokter.

Sesampainya di kamar apartment Seokjin, Taehyung duduk diatas sofa empuk ruangan mewah tersebut. Dokter muda itu memang tinggal sendirian selama beberapa tahun ini.

Taehyung memijit kakinya beberapa kali, walau masih 5 bulan namun perut Taehyung sudah terlihat semakin besar.

"Kau sudah makan?" tanya Seokjin.

Taehyung menggeleng, ia memang belum memakan apapun sejak tadi siang. Ntah mengapa ia tidak merasa berselera sedikitpun satu harian ini.

"Tunggu sebentar." Seokjin pergi kedapur lalu membuat bubur.

Dokter muda tersebut tidak ingin menyakiti lambung Taehyung yang kosong dengan memberikan makanan berat pada namja cantik yang sekarang tengah menatapi hiasan dinding ruang tamunya.

"Ganti pakaian mu Tae, lalu kembali kesini otte. Kau bisa menggunakan kamar yang ada disana."

Seokjin menunjuk kamar yang berada di ruangan tersebut, dengan pelan Taehyung berdiri lalu berjalan masuk kekamar yang tadi di tunjuk Seokjin.

Taehyung membuka pakaiannya satu persatu, memperlihatkan kulit putih dan halus miliknya. Didepan sebuah cermin besar kamar tersebut, Taehyung dapat melihat seluruh tubuhnya yang semakin berisi, tatapannya jatuh pada perut buncit tempat malaikat tercintanya sedang tertidur.

Tangan ramping Taehyung mengusap pelan perut buncit miliknya, terdapat getaran yang Taehyung tak bisa jelaskan. Terasa sangat hangat dan mengantarkan rasa sakit sekaligus.

Namja cantik itu tertunduk, menyembunyikan mata indahnya dari balik poni agar tak terlihat sedang menitikkan cairan bening berharga miliknya yang sudah ntah berapa kali mengalir hari ini.

"Maafkan eomma.." ucap Taehyung sambil mengusap perut buncitnya.

.

Seokjin duduk menunggu di meja makan sambil mengaduk-aduk cangkir berisi teh, ia mengangkat kepalanya ketika melihat Taehyung datang dengan piyama biru muda yang terlihat kebesaran di tubuh berisi itu.

"Makanlah Tae." Ucap Seokjin dan diangguki oleh Taehyung.

Mencium aroma sedap dari bubur yang terlihat sangat menggoda itu membuat perut Taehyung semakin lapar, dengan cepat tangan miliknya memasukkan satu sendokan besar bubur kemulutnya. Wajah manis tersebut semakin terlihat menggemaskan kala merasakan masakan Seokjin yang terasa sangat nikmat.

Seokjin tersenyum ketika melihat beberapa lelehan bubur mengotori bibir penuh malaikat manis didepannya.

Tangan ramping Seokjin mengambil selembar tissue lalu mengusap bagian bibir yang kotor tersebut dengan pelan.

"Kau makan seperti bayi, ahahah"

Seokjin tak mampu menahan tawanya, membuat Taehyung merengut tak suka karena ditertawakan oleh namja tinggi itu.

Bukannya berhenti, Seokjin semakin menutup mulutnya agar tawanya tak meledak ketika melihat ekspresi merajuk Taehyung yang malah terlihat sangat imut.

"Berhenti tertawa hyung." Ucap Taehyung masih memasukkan sisa-sisa bubur di mulutnya.

Beberapa menit kemudian Seokjin akhirnya benar-benar mampu mengontrol dirinya, ia sedikit mengusap airmata yang keluar karena menahan tawa khas yang seharusnya meledak sejak tadi.

"Baiklah, selesaikan makananmu lalu tidur."

Seokjin menyodorkan segelas susu khusus kehamilan yang tadi sudah dibuatnya untuk Taehyung.

"Mengapa kau sangat baik denganku hyung?"

Dokter muda itu terdiam, lalu sedikit mendorong tubuhnya hingga bersandar dipunggung kursi meja makan.

"Tak ada alasan khusus.." jawab Seokjin.

"Tapi..." Taehyung akan kembali berbicara namun dengan cepat Seokjin berdiri dan beranjak dari sana menuju kamar yang tadi Taehyung masuki untuk berganti pakaian.

"Tidurlah Tae, besok aku akan mengundang Jimin kesini."

Mendengar nama sahabatnya disebut, Taehyung ikut menyusul Seokjin setelah menghabiskan susu khusus kehamilan miliknya.

"Benarkah?!" Tanya Taehyung memastikan, suaranya terdengar sangat antusias.

Seokjin mengangguk membuat Taehyung tersenyum senang, sudah lebih beberapa bulan sejak ia melihat wajah manis sang sahabat ketika mengunjungi makam kedua orangtuanya beberapa bulan lalu.

Bohong jika Taehyung tidak merindukan Jimin, ia bahkan sangat ingin bertemu dengan namja imut itu saat ini juga.

.

.

"Taehyungieeee" teriak Jimin saat kakinya menginjak masuk kedalam apartment Seokjin.

Taehyung yang saat itu sedang meminum susu khusus kehamilan miliknya hampir tersedak ketika mendengar teriakan sang sahabat.

Pandangan itu bertemu, dengan cepat Taehyung berdiri dan memeluk Jimin dengan mata berkaca-kaca. Jimin akan memeluk erat namja cantik itu jika saja ia tidak menyadari jika sang sahabat sedang hamil.

"Demi Tuhan, perutmu besar sekali Tae. Apa dia menendang?"

Jimin merendahkan tubuhnya lalu menyentuh perut buncit itu pelan. Binar wajah manis itu terlihat sangat antusian, Suga yang berada disana tersenyum melihat kekasihnya. Sedangkan Hoseok sudah ikut menyentuh perut bunci tersebut seakan-akan benda langka yang belum pernah dilihatnya.

Taehyung yang perutnya tengah di sentuh oleh kedua namja itu hanya tersenyum maklum.

"Mungkin perutmu juga bisa seperti perutku Jim."

Ucap Taehyung sontak membuat kedua pipi Jimin merona.

Jimin, Suga, dan Hoseok datang bersama Namjoon ke apartment Seokjin setelah mendapat pesan bahwa Taehyung sedang berada dikediaman dokter muda itu.

"Jadi selama ini kau tinggal bersama Jungkook?" ucap Suga setelah mendengar cerita Taehyung tentang hubungannya dengan Jungkook juga perihal kehamilannya. Namja cantik itu mengangguk.

Jimin sejak tadi terdiam dengan ekspresi kesal yang sangat kentara, tangan nya terkepal kuat sedang menahan emosi. Suga yang berada disebelahnya mengusap punggung kecil itu dengan pelan, berusaha meredam tempramen sang kekasih lewat usapannya.

Jimin sangat marah ketika mengetahui Jungkook tak membiarkan Taehyung keluar bahkan bertemu dengan oranglain, terutama dirinya.

Apakah hyung bodohnya itu berfikir jika mengurung Taehyung akan membahagiakan sahabatnya tersebut?

"Seokjin hyung, biarkan Taehyung tinggal bersamaku." Ucap Jimin.

Suga, Namjoon, dan Hoseok sontak mengalihkan pandangannya pada namja mungil itu. sedangkan Seokjin menatap datar Jimin lalu menggelengkan kepalanya dengan pasti.

"Dan membiarkan Jungkook kembali menemukan Taehyung? Jawabanku Tidak Jim"

Jimin akan protes namun seketika menahan dirinya karena apa yang diucapkan Seokjin memang benar, jika Taehyung tinggal bersamanya maka cepat atau lambat Jungkook pasti akan menemukan Taehyung kembali. Kelima namja itu sepakat untuk menyembunyikan Taehyung dari Jungkook setelah mengetahui apa yang membuat Taehyung memutuskan keluar dari rumah mewah sahabat mereka.

Walaupun Suga, Namjoon, dan Hoseok merupakan sahabat Jungkook, namun mereka lebih memilih menyelamatkan Taehyung dari sang sahabat setelah mendapati kenyataan tentang pengkhianatan Jungkook. Sungguh mereka tidak habis fikir sahabat mereka mampu melakukan hal sekeji itu saat sang kekasih tengah hamil besar seperti sekarang.

Jeon Jungkook memang brengsek!

"Lalu Taehyungie akan tinggal disini hyung?" kali ini Hoseok ikut berbicara.

Seokjin tersenyum penuh maksud lalu meraih kepala belakang Namjoon yang berada disebelahnya dan mengecup bibir sang kekasih.

"Tidak. Taehyung akan tinggal di rumah Namjoon yang berada di Busan. Tae juga sudah menyetujuinya." Ucap Seokjin dan dibalas anggukan oleh Taehyung.

Tadi malam sebelum tidur, Seokjin membicarakan tentang hal ini pada Taehyung setelah sebelumnya meminta saran pada sang kekasih terlebih dahulu.

Jimin ikut mengangguk menyetujui, diikuti Suga dan Hoseok yang sama setujunya.

Walau bagaimanapun jika Jungkook mengetahui bahwa Namjoon terlibat, namja Jeon itu tidak akan mudah untuk melumpuhkan Namjoon dengan kekuasaannya.

.

.

Dilain tempat, Jungkook tengah mengusap rambut basahnya dengan sebuah handuk kecil didalam kamar Ji Eun. Sejak terjaga tadi pagi ia masih belum kembali kekamarnya untuk sekedar melihat keadaan Taehyung.

Didalam kamar tersebut ia menatap pantulan wajah tampannya lewat cermin besar yang memang berada disana, pikirannya terasa semakin rumit dan berantakan setelah membentak Taehyung tadi malam. Ia sungguh menyesal dan ingin segera memeluk sang kekasih, namun tanggung jawabnya atas kesehatan dan kehamilan Ji Eun menghalangi itu semua. Ia sungguh sangat tidak ingin mengecewakan eomma-nya.

Perlahan kaki jenjang tersebut keluar dan berjalan kearah dapur, terlihat dua orang yeoja berbeda usia tengah menyiapkan sarapan bersama.

Ji Eun dengan sigap mempersiapkan peralatan makan di meja makan, sedangkan Mrs.Ahn tengah mengaduk sup dengan mata yang terlihat lelah dan bengkak. Jungkook sedikit penasaran, namun mengurungkan niat untuk bertanya lebih lanjut pada yeoja tua itu.

Tatapannya beralih keseluruh ruang makan, namun ia belum menemukan seseorang yang sangat ingin dilihatnya.

Taehyung-nya.

Biasanya namja cantik tersebut sudah duduk dengan manis dikursi paling dekat dengan kursi utama yang biasa Jungkook duduki ketika makan. Beberapa kali Taehyung juga sering membantu Mrs.Ahn memasak atau sekedar menemani pengasuhnya itu.

"Dimana Taehyung?" tanya Jungkook pada akhirnya setelah berada cukup dekat dengan Ji Eun dan Mrs.Ahn.

Ji Eun yang menyadari keberadaan Jungkook memberikan senyum terbaiknya lalu menghampiri namja Jeon itu. tangan ramping yeoja tersebut mengusap lengan kekar Jungkook lalu mengajaknya duduk.

"Duduk lah dulu Jungkookie, sarapannya sudah siap." Ucap Ji Eun.

Mrs.Ahn yang melihat hal itu memandang Jungkook kecewa karena menuruti ucapan Ji Eun dan urung untuk mendatangi Taehyung seperti biasanya. Kini yeoja manis tersebut juga sudah berani menduduki kursi yang biasa diduduki Taehyung.

"Aku akan memanggil tuan muda Taehyungie untuk sarapan, tuan" suara Mrs.Ahn berbasa basi lalu beranjak dari sana.

15 menit berlalu, namun Mrs.Ahn belum kembali bersama Taehyung membuat Jungkook yang masih belum menyentuh sarapannya merasakan perasaan gelisah yang tiba-tiba saja menyerangnya.

Jungkook berdiri dan menjauh dari sana meninggalkan Ji Eun yang meremas sendoknya kesal.

Beberapa saat hingga tubuh tegap itu menemukan Mrs.Ahn yang berdiri gelisah dan memasang wajah panik.

"Tuan Jungkook, tuan muda Taehyungie tidak ada dikamarnya. Aku sudah mencari diseluruh rumah.. tapi.."

Belum sempat suara itu berucap, Jungkook sudah melesat masuk kedalam kamarnya dan benar saja. Mata kelam itu tidak menemukan sosok indah itu disana.

Ia memasuki kamar mandi, ruang tamu, blakon, taman belakang, bahkan seluruh rumah namun tetap tidak menemukan Taehyung dimanapun.

"Tae... TAE!!" panggil Jungkook menggema di seluruh ruangan.

"TAE!!" panggilnya sekali lagi.

Seperti kesetanan Jungkook terus mencari Taehyung sambil meneriakan nama malaikat manisnya tersebut.

Mrs.Ahn memandang tuannya dengan sendu, akan tetapi tak mampu melakukan apapun. Ia akan terus bersikap seolah tak tau apapun seperti yang diminta Taehyung.

"BRENGSEK!!"

/Ya Kook, lu emang brengsek/

Tbc.

Thanks for reading.

Jangan lupa Vote dan Comment ya~

Sarangheo . 😘😘😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

49K 423 5
well, y'know? gue fetish sama pipis dan gue lesbian, eh gue sekarang sepertinya bi, kontol dan memek ternyata NYUMS NYUMS Apa ya rasanya Mommy? juju...
80.9K 5.6K 25
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK 1YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ M...
291K 29.9K 33
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
82K 7.8K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG