LET ME LOVE YOU

By SecretStory90

10.6K 170 16

More

LET ME LOVE YOU
SINOPSIS
PART 1
PART 3

PART 2

938 32 0
By SecretStory90

“hari ini aku harus bisa “ Ellena berusaha menyemangati dirinya sendiri.

Ia membuka pintu belakang rumahnya yang mengarah langsung ke halaman belakang lalu mengambil napas dalam-dalam sebelum melangkah keluar, langkah pertama yang ia ambil saat menginjakkan kaki di rumah ini.

“satu langkah” gumamnya memaksa tubuhnya bergerak mengikuti perintah otaknya

“ayolah, kumohon” rintihnya hampir menangis saat tubuhnya kaku di depan pintu

“kumohon kumohon kumohon” ucapnya seperti doa dan…..berhasil!

Akhirnya tubuhnya menurut dan mengikuti kerja otaknya, batin Ellena dan air mata bahagianya setetes demi setetes turun membasahi pipinya.

“selangkah lagi” gumamnya semangat hingga ia sampai di beranda belakang rumahnya dan menghirup udara malam dalam-dalam lalu ia duduk meringkuk, menangis bahagia juga bangga pada dirinya sendiri.

“kau menangis?” tanya sebuah suara yang membuat Ellena menoleh ke asal suara berat itu.

***

Sam kembali ke halaman belakang setelah ayahnya masuk ia ingin kembali menikmati malam karena tidak bisa tidur ketika ia mendengar suara tangisan dari arah halaman sebelah. Ia pun bersandar di pagar setinggi dadanya yang memisahkan halaman rumah mereka.

Ia melihat sosok wanita bertubuh mungil sedang meringkuk di depan pintu berandanya, Sam pun bertanya kepada wanita itu yang terlihat kaget mendengar suaranya.

“kenapa kau menangis?” tanya Sam lagi pada wanita itu.

“tidak apa-apa” kata Ellena singkat lalu dengan tergesa-gesa ia berdiri ingin masuk kembali ke dalam rumah yang selama ini menjadi tempat persembunyiannya.

“tunggu!” seru Sam, tidak sengaja meninggikan suaranya dan melihat wanita itu langsung berdiri kaku dan melihatnya dengan mata ketakutan seakan-akan ia akan memukuli wania itu.

“ap…apa?” tanya wanita itu.

“boleh aku tahu namamu?” tanya Sam dengan lembut kali ini.

Ellena terdiam ragu untuk memberikan namanya pada orang asing yang tidak dikenalnya.

“siapa namamu?” tanya Sam lagi “kalau kau tidak keberatan memberitahukannya” tambahnya.

Sepertinya tidak ada salahnya memberitahukan namanya pada pria itu, toh nama Ellena cukup umum, pikirnya.

“El…Ellena” kata wanita itu lalu cepat-cepat ia masuk ke dalam rumah.

“Ellena” Sam menyebutkan nama wanita itu dengan pelan di lidahnya

Nama itu terdengar anggun, seanggun pemiliknya, pikir Sam lalu mengutuki dirinya sendiri karena tiba-tiba pikirannya memikirkan kata-kata gombal yang seharusnya lebih cocok digunakan oleh Gilang atau Thomas.

“Ellena” ucap Sam lagi lalu menggelengkan kepalanya mengusir pemikiran apapun yang hampir singgah di benaknya.

***

Esok paginya Ellena dengan semangat baru melangkah ke beranda luar rumahnya, perasaannya sedikit lebih ringan karena berhasil memberanikan dirinya ia pun menghirup udara pagi yang masih segar itu dalam-dalam lalu terdengar sapaan “pagi Ellena”

Ellena menoleh ke arah kanannya di mana tetangganya yang ia tahu karena pernah melihatnya sekilas seminggu yang lalu di halaman belakang dan sejak itu ia selalu memikirkan pria itu karena pria itu memiliki pancaran cahaya yang sudah lama tidak dirasakannya.

“ha…hai” sapanya gugup yang dibalas dengan senyum lebar pria itu

“ada sesuatu yang kau butuhkan?” tanya pria itu ramah dan berjalan mendekat dengan perlahan seakan mengetahui ketakutan Ellena bila pria itu bergerak dengan tiba-tiba.

Menunduk Ellena menggelengkan kepalanya “ti…tidak ada” ucapnya.

“kalau butuh apa-apa kau bisa datang ke rumahku. Aku dan ayahku akan membantu” kata Sam ramah.

Ellena refleks menatap pria itu lalu cepat-cepat menundukkan wajahnya lagi “iy…iya terima kasih” katanya lalu berbalik ingin masuk ke dalam rumah.

“eh tunggu” Sam memegang lengan wanita itu mencegahnya masuk tetapi bisa dilihatnya wanita itu langsung tersentak dan punggung wanita itu menegang “sorry…” ucap Sam lalu melepaskan pegangannya.

“ada apa” kata Ellena masih tidak menatap pria itu.

“namaku Samuel, Sam.” Katanya memperkenalkan diri

Berbalik Ellena menatap pria itu walaupun masih takut-takut tetapi begitu menatap mata coklat lembut pria itu Ellena merasa terpesona dengan mata indah yang memancarkan kebaikan itu, ia seperti bunga matahari yang menengadah merasakan sinar matahari.

Ellena hanya bisa mengangguk lalu cepat-cepat masuk ke dalam begitu tersadar dari keterpesonaanya.

*

Sam sedang mempersiapkan diri dengan melakukan pemanasan sebelum berlari ketika ia melihat sosok wanita itu di pagi hari, wanita itu sangat mungil mungkin tingginya hanya mencapai dadanya dan ada kesan rapuh di diri wanita itu yang membuat sifat protektifnya muncul.

Setelah ia menyapa Ellena dan wanita itu masuk ke dalam rumah ia tetap di sana beberapa waktu mencerna perasaannya ketika mata mereka saling bertatapan Sam merasakan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan pada wanita manapun.

Anehnya ia semakin penasaran dengan Ellena, ia lalu memikirkan cara untuk dapat mengobrol dengan wanita itu lagi.

***

Tiga hari setelah ia berhasil melakukan langkah pertama menuju kehidupan normal dan pertemuannya dengan Sam yang selalu teringat olehnya Ellena memutuskan untuk melakukan langkah kedua menuju hidup normal yaitu berbelanja, ia merasa sudah cukup percaya diri untuk berada di tengah orang banyak sekarang setelah beberapa hari kemarin ia berlatih dengan berjalan keluar hingga batas pekarangannya.

Berbekal tekad yang kuat Ellena langsung keluar dan menuju supermarket untuk membeli bahan-bahan makanan, ia sempat menarik napas sekali sebelum masuk dengan cepat dan mengambil troli.

“aku bisa…aku bisa…aku bisa” ucapnya berkali-kali, meneguk ludahnya gugup.

Tolong Tuhan berikan aku kekuatan

Tolong biarkan aku melalui ujian ini, doanya.

Walaupun masih takut-takut bila bersentuhan atau bertatapan dengan orang-orang tetapi Ellena cukup bangga dengan dirinya sendiri karena kemajuannya cukup cepat dan rasa percaya dirinya sedikit demi sedikit naik membuat Ellena tersenyum tanpa sadar.

“memang senyuman sangat cocok untukmu”

Kaget Ellena pun melihat ke depan ke arah asal suara dan melihat Sam sedang berdiri dengan keranjang belanjaannya ia memandang pria itu dengan tatapan bertanya.

Menyadari tatapan wanita itu Sam berkata “aku sedang membeli bahan-bahan untuk tokoku di seberang sana” ia menunjuk restoran di sebrang supermarket.

“kau sudah selesai berbelanja?” tanya Sam yang melihat troli wanita itu sudah penuh dengan belanjaan.

“sudah” gumam Ellena. Ia memang sudah selesai, semua barang kebutuhan sehari-hari untuk satu bulan ke depan sudah ada di troli-nya.

“kalau begitu mampir dulu ke restoranku” kata Sam yang menarik lembut lengan wanita itu “ada menu baru yang ingin kutunjukkan padamu.”

Ellena hanya bisa pasrah ditarik oleh pria itu di restoran Sam ia lalu di minta duduk di mana pun ia inginkan “tunggu di sini” kata pria itu.

Berdiri canggung di dekat counter Ellena lalu memilih duudk di dekat jendela restoran Sam dimana pemandangan yang ada cukup nyaman dan membuatnya betah berlama-lama di sana. Pewarnaan dinding restoran itu terkesan nyaman dengan warna krem dan diletakkan beberapa tanaman di tempat-tempat yang strategis memberikan kesan santai.

“kau suka dengan suasana di sini?” tanya Sam yang membawa sepiring daging beraroma harum.

“su…suasananya nyaman” jawab Ellena malu-malu.

“baguslah bila kau suka dengan restoran ini. Restoran ini kudesain sendiri” kata Sam dengan bangga lalu ia pun duduk di seberang wanita itu setelah meletakkan piring berisi menu barunya “cobalah” katanya.

melihat binar di mata pria itu yang terlihat puas Ellena pun mencoba sesendok hidangan di depannya dan memejamkan mata karena rasanya sangat nikmat “ini enak” gumamnya.

“kau suka?” tanya Sam

“iya ini enak” kata Ellena dengan senang.

Sam terpesona dengan senyum wanita itu yang baru kali ini dilihatnya, merubah wajahnya yang terlihat sendu dan rapuh menjadi cerah “senyummu sangat indah” kata Sam tanpa sadar mengucapkannya keras-keras.

Ellena kembali menunduk malu dengan perkataan yang diucapkan oleh pria itu “uhmmm….ak….aku pulang dulu” katanya pelan, ia tidak terbiasa dengan pujian yang dilontarkan pria itu. lalu sebelum pria itu berkata apa-apa ia pun mengambil kantong belanjaannya dan keluar dari restoran itu.

Sam hanya bisa mengumpati dirinya sendiri karena sudah berbicara sebelum otaknya mencerna apa yang dilontarkan mulutnya sambil menatap kursi kosong di depannya.

*****************

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 23.1K 45
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
467K 32.3K 31
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
2.5M 180K 33
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
7M 345K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...