PART 2

938 32 0
                                    

“hari ini aku harus bisa “ Ellena berusaha menyemangati dirinya sendiri.

Ia membuka pintu belakang rumahnya yang mengarah langsung ke halaman belakang lalu mengambil napas dalam-dalam sebelum melangkah keluar, langkah pertama yang ia ambil saat menginjakkan kaki di rumah ini.

“satu langkah” gumamnya memaksa tubuhnya bergerak mengikuti perintah otaknya

“ayolah, kumohon” rintihnya hampir menangis saat tubuhnya kaku di depan pintu

“kumohon kumohon kumohon” ucapnya seperti doa dan…..berhasil!

Akhirnya tubuhnya menurut dan mengikuti kerja otaknya, batin Ellena dan air mata bahagianya setetes demi setetes turun membasahi pipinya.

“selangkah lagi” gumamnya semangat hingga ia sampai di beranda belakang rumahnya dan menghirup udara malam dalam-dalam lalu ia duduk meringkuk, menangis bahagia juga bangga pada dirinya sendiri.

“kau menangis?” tanya sebuah suara yang membuat Ellena menoleh ke asal suara berat itu.

***

Sam kembali ke halaman belakang setelah ayahnya masuk ia ingin kembali menikmati malam karena tidak bisa tidur ketika ia mendengar suara tangisan dari arah halaman sebelah. Ia pun bersandar di pagar setinggi dadanya yang memisahkan halaman rumah mereka.

Ia melihat sosok wanita bertubuh mungil sedang meringkuk di depan pintu berandanya, Sam pun bertanya kepada wanita itu yang terlihat kaget mendengar suaranya.

“kenapa kau menangis?” tanya Sam lagi pada wanita itu.

“tidak apa-apa” kata Ellena singkat lalu dengan tergesa-gesa ia berdiri ingin masuk kembali ke dalam rumah yang selama ini menjadi tempat persembunyiannya.

“tunggu!” seru Sam, tidak sengaja meninggikan suaranya dan melihat wanita itu langsung berdiri kaku dan melihatnya dengan mata ketakutan seakan-akan ia akan memukuli wania itu.

“ap…apa?” tanya wanita itu.

“boleh aku tahu namamu?” tanya Sam dengan lembut kali ini.

Ellena terdiam ragu untuk memberikan namanya pada orang asing yang tidak dikenalnya.

“siapa namamu?” tanya Sam lagi “kalau kau tidak keberatan memberitahukannya” tambahnya.

Sepertinya tidak ada salahnya memberitahukan namanya pada pria itu, toh nama Ellena cukup umum, pikirnya.

“El…Ellena” kata wanita itu lalu cepat-cepat ia masuk ke dalam rumah.

“Ellena” Sam menyebutkan nama wanita itu dengan pelan di lidahnya

Nama itu terdengar anggun, seanggun pemiliknya, pikir Sam lalu mengutuki dirinya sendiri karena tiba-tiba pikirannya memikirkan kata-kata gombal yang seharusnya lebih cocok digunakan oleh Gilang atau Thomas.

“Ellena” ucap Sam lagi lalu menggelengkan kepalanya mengusir pemikiran apapun yang hampir singgah di benaknya.

***

Esok paginya Ellena dengan semangat baru melangkah ke beranda luar rumahnya, perasaannya sedikit lebih ringan karena berhasil memberanikan dirinya ia pun menghirup udara pagi yang masih segar itu dalam-dalam lalu terdengar sapaan “pagi Ellena”

Ellena menoleh ke arah kanannya di mana tetangganya yang ia tahu karena pernah melihatnya sekilas seminggu yang lalu di halaman belakang dan sejak itu ia selalu memikirkan pria itu karena pria itu memiliki pancaran cahaya yang sudah lama tidak dirasakannya.

LET ME LOVE YOUWo Geschichten leben. Entdecke jetzt