Secret of Heart - Revealed

By NinaMusIn

17.7K 1.6K 154

Buku ketiga dari trilogi Heart Series. Book I - Eye of Heart [COMPLETED] Book II - Pieces of Heart [COMPLETE... More

Prolog
SoH - 1. Api Peperangan Pertama
SoH - 2. Musuh Tersembunyi di Masa Lalu
SoH - 3. Gadis Misterius (1)
SoH - 4. Gadis Misterius (2)
SoH - 5. Hati-hati di Jalan (1)
SoH - 6. Hati-Hati di Jalan (2)
SoH - 7. Musuhmu Sangat Dekat
SoH - 9. Journey for Revenge (2)
SoH - 10. Kekacauan akan Terjadi
SoH - 11. Bendera Perang Sudah Dikibarkan
SoH - 12. Tinggalkan Perasaan, Rengkuh Logika
SoH - 13. Freya?
SoH - 14. Undangan Kematian
SoH - 15. Menyingkirkan Penyusup Kecil
SoH - 16. Dalih?
SoH - 17. Kebenaran
SoH - 18. Hadiah
SoH - 19. Krisis
SoH - 20. Tipuan
SoH - 21. Twisted
SoH - 22. Escape
SoH - 23. The Beautiful Shinigami
SoH - 24. Friend or Foe?
SoH - 25. The Hidden Truth
SoH - 26. Pengakuan
SoH - 27. Miracle
SoH - 28. Hal Sederhana
SoH - 29. Tertipu
SoH - 30. Bukan Hanya Dia yang Menderita
SoH - 31. Sudden Attack (1)
SoH - 32. Sudden Attack (2)
SoH - 33. Sudden Attack (3)
SoH - 34. Sandera (1)
SoH - 35. Sandera (2)
SoH - 36. The Secret is Revealed

SoH - 8. Journey for Revenge (1)

440 60 9
By NinaMusIn

"Blaire, bagaimana jadwalku?"

Blaire memberikan secarik kertas. "Ini, Sir."

Ryu meneliti saksama kertas yang diberikan Blaire, kemudian tersenyum. "Bagus, kau memang yang terbaik."

Blaire membalas pujian Ryu dengan senyuman. Lalu ia kembali ke mejanya yang terletak tidak jauh dari meja Ryu. Blaire memulai kembali pekerjaan mengetiknya. Selang beberapa menit, sebuah pesan dari Keir datang.

Laporkan kegiatan Ryu seperti biasa.

Kemudian Blaire segera mengirim teks yang sudah diketiknya pada Keir.

Tiba-tiba Ryu bangkit dari kursinya. "Aku akan segera memulai jadwal kunjunganku."

"Hari ini?"

"Ya, hari ini," jawab Ryu mengulangi kata-kata Blaire.

"Haruskah aku memesankan tiket pesawat untuk Anda?" tanya Blaire seraya meraih gagang telepon.

Ryu mengambil tas kerjanya. "Tidak, terima kasih. Aku akan menggunakan jet pribadiku."

Sekarang giliran Blaire yang bangkit dari kursi. "Anda benar-benar berniat melakukannya, Sir? Mengelilingi dunia?"

Alis Ryu terangkat. "Ya, kenapa?"

"Tidak hanya ...." Blaire sedikit gugup.

Ryu berjalan menuju pintu keluar. "Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Oh ya, jangan lupa untuk menyusulku nanti."

"Baik, Sir." Blaire membungkuk pelan mengantar kepergian Ryu.

Pintu tertutup. Blaire menengakkan tubuhnya kembali.

Ini tidak bagus, batin Blaire.

Blaire meraih ponselnya dan segera menghubungi Keir. Panggilan Blaire segera tersambung.

"Mr. Keir. Gawat. Ryu sudah mulai bergerak."

---**---

Surel dari Louis segera tiba. Ryu membaca hati-hati setiap kata yang tertulis di sana. Ketika tidak menemukan apa yang dicarinya, Ryu melempar ponsel malang itu begitu saja.

Jejak gadis kecil misterius itu tidak ada sama sekali. Ia seperti hilang ditelan bumi. Ryu mulai meragukan ingatannya di pesta Louis. Benarkah ia bertemu dengan gadis itu? Atau Keir benar kalau dirinya sangat mabuk sehingga tidak bisa membedakan khayalan dengan kenyataan.

Ryu menggelengkan kepalanya. Tidak, perasaan ketika menyentuh gadis itu sangat nyata. Sehebat apa pun dirinya membuat ilusi keberadaan seseorang, tidak ada yang seperti itu. Bahkan ilusi Freya yang selalu ada di sampingnya.

"Kau terus menyia-nyiakan hidupmu," tegur bayangan Freya.

"Salah siapa?"

"Kau sudah berjanji!" elak bayangan itu.

Ryu menyandarkan punggungnya di kursi pesawat. Matanya tampak letih, ia memandang ilusi Freya sambil tersenyum sedih. "Ya," aku Ryu pahit, "seharusnya aku tidak pernah berjanji seperti itu. Pastinya hal itu lebih mudah, karena aku tinggal mati untuk menyusulmu." Ryu berusaha menggapai sosok tembus itu, "Tapi, aku tahu. Jika hal itu terulang kembali pun, hal yang sama akan terjadi. Kau akan memaksaku untuk berjanji dan aku adalah budak cintamu yang patuh dan penuh dedikasi tinggi."

Ilusi Freya sedikit memundurkan tubuhnya, ia terlihat sedih. Jika Freya masih hidup, reaksinya pasti persis seperti itu. Ryu harus diberi apresiasi tinggi karena kemampuan mengkhayalnya.

"Aku tidak bermaksud menyiksamu," katanya lirih, "aku mencintaimu, itu sebabnya aku menginginkanmu tetap hidup dan terus berdoa semoga kau menemukan kebahagiaan yang lain. Selain itu, banyak orang membutuhkanmu, Ryu."

Tawa miris lolos dari kerongkongan Ryu. "Tapi semua yang kubutuhkan adalah kau."

Wajah ilusi Freya mengeras. "Ini tidak akan berhasil. Kita selalu mengulangi perdebatan yang sama. Perdebatan tanpa akhir."

"Ya, ya," Ryu memejamkan matanya. Merasa letih luar biasa.

"Apakah kau menyesal mencintaiku, Ryu?"

Mendadak Ryu bugar kembali. Ia duduk dengan tegak. Mulutnya menyeringai. "Aku tidak pernah menyesal mencintaimu, tidak pernah. Yang paling kusesali adalah kebodohanku yang membiarkan dirimu lepas dari pengawasan," Ryu tersenyum ganjil. "Seharusnya saat itu kurantai saja kau. Jadi kau tidak akan kabur, dan satu-satunya hal yang bisa kau lakukan adalah menunggu kepulanganku untuk mencintaimu."

Ilusi Freya sedikit bergidik. Matanya menyipit penuh antisipasi, "Kau tidak mungkin melakukannya."

"Siapa tahu?" tantang Ryu.

"Tidak mungkin," kata ilusi Freya teguh.

Sudut bibir Ryu terangkat. Menatap ilusi Freya sesaat, lalu kembali memejamkan mata.

---**---

To be Continued

Click Vote and Leave your Comment 😉
Thanks for reading
Thanks for your voment and your support until now 😊
Stay tune!

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 90.1K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
7.2M 350K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
256K 720 7
Vote masa cuma sange aja vote juga lah 21+
2.8M 302K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...