Dear Kamu

By nrpdlh_s

75.4K 2.1K 241

Namanya Dewa Satria. Dia memang seorang dewa yang sedang menduduki hatiku. Orangnya baik, ganteng, dia murid... More

|2| Aku jatuh cinta
|3| Aku dan perasaan ini
|4| Semua Tentang Kita
|5| Ada apa dengan Dewa?
|6| Heartache
|7|. Kita
|8| Semesta
|9| Dia berbeda
|10| Suasana baru
|11| Hingga detik ini
| 12 | Berubah Sejenak
| 13 | Bermain dengan hatiku

|1| Dia

19.4K 407 36
By nrpdlh_s

Now playing = Sammy Simorangkir - Dia

"Kamu ter-istimewa dihatiku, dari dulu bahkan sampai detik ini."

-

---

Sepeda biru tua terparkir dirumah bercat hijau telur asin, rumah yang sangat sederhana. Halamannya pun tidak luas hanya beberapa meter saja. Di dalam rumah ada seorang gadis cantik sedang bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Ini awal masuk kelas sebelas semester dua, bagi perempuan cantik itu ke sekolah adalah hal favoritnya. Di sekolah ia bisa bertemu orang yang selama ini ia sukai.

Gadis sederhana ini bernama Dewi Pramudya, lahir dari keluarga sederhana. Tinggal bersama ibu dan adiknya. Setiap berangkat sekolah ia selalu naik sepeda biru tua kesayangannya. Dari dulu, Sepeda itu kesayangan Dewi hadiah terakhir yang ayahnya berikan sebelum pergi.

Setelah Dewi berpamitan kepada ibunya, Dewi langsung berangkat kesekolah menggunakan sepeda. Jarak dari rumah ke sekolah tidak terlalu jauh. Ibunya sengaja memilih sekolah yang dekat dengan rumahnya supaya Dewi bisa menggunakan sepeda saat sekolah.

Sesampainya di sekolah Dewi langsung memarkirkan sepedanya di tempat parkir khusus sepeda. Di SMA nya tersedia parkir khusus untuk pengendara sepeda. Jam masih menunjukan pukul setengah tujuh, biasanya dikelas masih belum banyak teman-temannya datang. Dewi berjalan menuju kelasnya yang berada dilantai 2.

Betapa sumringahnya Dewi saat masuk kelas ia sudah melihat ciptaan Tuhan yang sangat indah. Kaum Adam yang Dewi sukai selama beberapa tahun ini. Ia bersyukur Tuhan mengizinkannya sekelas dengan sosok tampan yang sudah mengikat hatinya sejak lama. Sosok itu sedang membaca buku ditempat duduknya, Dewi tersenyum melihat sosok itu. Melihat laki-laki itu bisa membuat Dewi senang, karena sebagian kebahagiannya adalah lelaki itu.

Dia adalah Dewa Satria. Kaum Adam yang sedang digandrungi kaum Hawa disekolah Dewi. Dewa adalah manusia paling dingin yang pernah Dewi kenal. Dewa adalah orang yang pendiam, tidak banyak omong, baik, cerdas, dan tidak lupa dia juga tampan. Namun sikapnya terlalu dingin pada semua spesies kaum Hawa. Banyak kaum Hawa yang menyukainya banyak juga yang secara tidak langsung menyatakan cintanya pada Dewa. Namun Dewa akan selalu menolak perempuan yang menyatakan cinta padanya. Bukan bermaksud ingin menyakiti, namun ia memang jujur tentang perasaannya.

Kenyataan memang pahit, tapi kita harus menerimanya bukan?

Dewi menghampiri tempat duduk Dewa lalu menyapanya.

"Hai Dewa. Selamat pagi. Semoga hari kamu menyenangkan ya." Sambil tersenyum kearah Dewa, namun Dewa hanya menatap Dewi dengan pandangan sinis.

Lalu Dewi tersenyum lagi. "Dewa jangan kayak gitu mulu, nanti aku tambah suka hehe."

Dewa langsung berdiri setelah mendengar perkataan Dewi, dan pergi meninggalkan Dewi yang masih tersenyum kearahnya.

Dewa berjalan kearah taman belakang sekolah sambil membawa buku yang bertuliskan "Sherlock Holmes" lalu ia duduk dibangku panjang sambil menghembuskan nafas kasarnya.

"Tuh cewek bener-bener sinting." Ucap Dewa.

Ditaman belakang sekolah ia bisa tenang dari kejaran para fans nya, disini sepi hanya segelintir orang saja yang suka berada disini. Biasanya orang yang berada disini orang-orang yang tidak punya kerjaan, bete atau semacamnya. Dewa bisa lari dari perkataan-perkataan Dewi yang membuat ia muak, dan juga geli. Sejak Dewa masuk SMA, banyak perempuan yang nge-fans dengannya. Padahal Dewa tidak melakukan hal yang membuat ia dikenal banyak orang. Namun entah dari kapan banyak coklat, dan surat yang berserakan dikolong mejanya. Dewa pendiam, ngomong juga seperlunya saja. Banyak temannya yang kesal kalau ngomong tidak ditanggapi oleh Dewa.

Bel berbunyi, itu berarti Dewa harus masuk ke kelas dan bertemu dengan orang yang selalu mengganggu hidupnya. Dewa berjalan malas menuju kelasnya.

Bu Pipik sedang menjelaskan materi tentang anatomi hewan, Dewi mendengarkan dengan serius namun sesekali melihat kearah Dewa. Saat tatapan matanya dan Dewa bertemu, Dewi tersenyum tapi Dewa memalingkan mukanya.

"Anak-anak, Ibu akan memberi tugas untuk kalian. Ibu akan membagi kalian menjadi 5 kelompok. Kelompok pertama Iyus, Ajay, Putri, Anggel, Nista, Dimas, Ade."

Bu Pipik terus menyebutkan anggota kelompok, Dewi terus mendengarkan. Dewi berdoa dalam hati semoga ia sekelompok dengan Dewa.

"Kelompok terakhir, Petrik, Desi, Agus, Dewi, Vivi, Arjun. Siapa yang belum mendapatkan kelompok?" tanya bu Pipik.

Tangan Dewa mengacung keatas, lalu bu Pipik tersenyum. "Dewa masuk kelompok..." Bu Pipik sejenak berfikir lalu ia melanjutkan omongannya.

"Dewa masuk ke kelompok enam, karena disana kurang satu orang."

Dewi mengucap syukur, Tuhan mengabulkan doanya. Akhirnya ia sekelompok dengan Dewa. Tapi kenapa ia juga harus sekolompok sama Arjun.

"Dew, kita sekelompok." Ucap lelaki dibelakang Dewi, lalu Dewi menengok kebelakang setelah itu ia mendengus.

Lelaki itu bernama Arjuna Juliano, musuh bebuyutan Dewi sejak sekolah dasar. Dewi benci banget dengan makhluk yang bernama Arjuna. Arjun itu murid paling bandel dikelas Dewi, murid paling banyak alfa didaftar hadir, murid dengan segudang nama dibuku siswa bermasalah, murid yang sering membuat Dewi kesal bukan main.

Dewi mengacungkan tangannya, lalu berdiri. "Maaf bu, kalo saya boleh, saya ingin minta pindah kelompok?"

Bu Pipik mengernyit heran, biasanya Dewi selalu senang jika sekelompok bareng Dewa. "Memangnya kenapa Dew kamu ingin pindah kelompok?"

"Saya males ada Arjun bu, dia susah diajak kerja sama."

Semua teman sekelas Dewi langsung tertawa terpingkal-pingkal. Omongan Dewi memang seratus persen benar, Arjun itu sangat malas jika ada kerja kelompok. Biasanya ia hanya mengasih upah kepada orang yang mengerjakan tugasnya. Mentang-mentang orang kaya jadi dia bisa menghamburkan uang seperti itu.

Arjun lalu berdiri juga. "Bu saya juga mau pindah kelompok, saya males Dewi orangnya cerewet bu."

Dewi yang mendengar perkataan Arjun langsung mendengus tidak suka, namun Arjun malah tersenyum mengejek.

"Sudah-sudah, Dewi sama Arjun tidak boleh pindah. Kalian tetap satu kelompok. Dewi, kalau Arjun tidak mau membantu tugas kelompok nanti bilang Ibu ya, biar nilainya nanti ibu kasih nol." Ucap bu Pipik sambil berjalan kearah meja Arjun.

Arjun tidak terima dengan penuturan bu Pipik, dia langsung protes. "Yah bu masa bisa gitu. Saya enggak terima."

"Arjun kalau kamu tidak mau mendengarkan Ibu, kamu bisa keluar dan tidak usah mengikuti pelajaran Ibu."

Arjun menghembuskan nafas kasarnya, lalu ia memandang kearah bu Pipik sambil mengucapkan. "Iya bu."

Perdebatan antara Arjuna dan Dewi sering terjadi, teman sekelas mereka pun tahu kalo Arjuna dan Dewi itu musuh bebuyutan dan tidak pernah akur. Kalo udah debat susah dipisahin.

Setelah pelajaran bu Pipik selesai, Dewi langsung ngacir ketempat duduk Dewa. Saat Dewa menengok kesamping, Dewa terpekik kaget.

Cewek sinting itu lagi, ucapnya dalam hati.

"Hai Wa?"

Percuma saja Dewi menyapa Dewa, cowok itu tidak akan membalasnya, lalu Dewi melanjutkan omongannya.

"Kerja kelompok dimana? Dirumah kamu yuk?"

Itu sih maunya elo, kata Dewa dalam hati.

"Petrik, Desi, Agus, Vivi, kalian kesini deh." Dewi memanggil anggota kelompoknya. Petrik dan kawan-kawan datang ke meja Dewa.

"Kalian mau kerja kelompok dimana? Dirumah Dewa yuk?"

"Seterah" ucap Vivi.

"Gue sih dimana aja." kata Petrik.

"Jangan dirumah gue."

Dewi langsung cemberut, kenapa sih Dewa selalu enggak mau kalo kerja kelompok dirumahnya. Dewi jadi enggak bisa ketemu calon mertua, eh.

"Dirumah gue aja Dew." Usul Agus, cowok peringkat kelima dikelasnya.

Petrik dan kawan-kawan mengganguk, mau tak mau Dewi pun ikut menyetujui usul Agus. Gagal deh rencananya. Dewa males berdiskusi apalagi ada Dewi, Dewa benci dengan keadaan seperti ini. Dewa langsung pergi meninggalkan teman-temannya yang masih berdiskusi.

Arjun tiba-tiba datang berdiri disamping Dewi, membuat Dewi terlonjak kaget.

"Temen, lo semua jahat gue gak diajak diskusi." Katanya.

Dewi mendengus sambil menoleh kearah pintu, Dewa sudah pergi.

Petrik menoyor kepala Arjun. "Seandainya lo diajak diskusi, lo mau ngusulin apa coeg?"

"Dirumah gue aja." kata Arjun dengan santai.

Petrik, Vivi, Desi, dan Agus tertawa. "Ogah. Kita udah sepakat dirumah Agus kerja kelompoknya."

Arjun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Yah, telat."

Dewi males berdebat sama manusia gak jelas kayak Arjun, Cuma buang waktu saja. Saat hendak pergi tangan Dewi dicekal oleh Arjun.

"Ikut gue."

Tangan Dewi ditarik paksa oleh Arjun, Dewi berontak tapi dia susah membuka cekalan Arjun karena terlalu kuat. Arjun membawa Dewi kegudang sekolah.

"Maksud lo apa?" tanya Arjun sarkatis.

Dewi mengernyit bingung, tidak mengerti maksud ucapan Arjun. "Maksud aku yang mana?"

"Sok polos."

"Aku emang enggak ngerti sama yang kamu tanyain."

"Maksud lo bilang sama bu Pipik kalo gue susah dikerja sama." Kata Arjun, tangannya masih memegang pergelangan tangan Dewi.

Dewi tersenyum sinis. "Oh itu. Kenyataan kan Ar?"

"Tapi gue selalu kasih upah sama kalian setelah ngerjain tugas kan?"

"Tujuan kamu sekolah itu buat pintar, kita yang ngerjain tugas enggak butuh upah dari kamu. Kita cuma butuh kamu bantuin ngerjain." Ucap Dewi.

Arjun tak habis pikir dengan teman SD nya ini, jaman sekarang semua bisa dibeli dengan uang. Tapi kenapa tugas tidak bisa?

"Lo-" baru saja Arjun mau membalas perkataan Dewi, Dewi sudah lari mengejar Dewa.

"Cewek bego!"

***

say hay sama :

- Dewa Satria

- Arjun Juliano

- Dewi Pramudya

jikalau kalian suka silahkan vote dan juga comment.

terima kasih :)

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 130K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
322K 23.6K 23
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
4.2M 253K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
5.7M 244K 56
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...