Irresistible

By theblackrosee

7.6M 693K 47.7K

[Selesai] Pemarah, pemaksa, ketus, moody dan tidak mau ditolak sedikitpun merupakan ciri-ciri sifat Angkasa... More

Bagian 1 ▣ Kesepakatan
Bagian 2 ▣ Penolakan
Bagian 3 ▣ Emosi
Bagian 4 ▣ Kunjungan
Bagian 5 ▣ Permintaan Pertama
Bagian 7 ▣ Shocked
Bagian 8 ▣ A Moment
Bagian 9 ▣ Kidding Me?
Bagian 10 ▣ Cewek Bego
Bagian 11 ▣ Sorry
Bagian 12 ▣ Pertengkaran
Bagian 13 ▣ Mode Pertengkaran
Bagian 14 ▣ Topi?
Bagian 15 ▣ Night Mare
Bagian 16 ▣ He's Little Strange
Bagian 17 ▣ Ancaman
Bagian 18 ▣ Alana Datang
Bagian 19 ▣ A Strange Feeling
Bagian 20 ▣ Not Him
Bagian 21 ▣ He is Angry
Bagian 22 ▣ Ucapan Selamat
Bagian 23 ▣ Pengakuan
Bagian 24 ▣ Kita, Saat Ini
Bagian 25 ▣ Not Alone
Bagian 26 ▣ Pernyataan
Bagian 26 ▣ Pernyataan
Bagian 27 ▣ Luka
Bagian 28 ▣ Story
Bagian 29 ▣ Jaket
Bagian 30 ▣ Breaking
Bagian 31 ▣ Something He's Trying
Bagian 32 ▣ Kita?
Bagian 33 ▣ Kekesalan Alana
Bagian 34 ▣ Angkasa yang Menyebalkan
Bagian 35 ▣ Kecemburuan
Bagian 36 ▣ He's so ...
Bagian 37 ▣ Kedatangannya
Bagian 38 ▣ Jahil
Bagian 39 ▣ Resah
Bagian 40 ▣ Irresistibe
Bagian 41 ▣ Rindu
Bagian 42 ▣ Almost
Bagian 43 ▣ Sesak
Bagian 44 ▣ Ngamuk
Bagian 45 ▣ Now and Then [End]
SEGERA!!!

Bagian 6 ▣ He's Really Crazy

192K 19.3K 565
By theblackrosee

"Aduh tante, cantik banget. Tante suka ke salon ya? Wah, bisa ajak mama saya sekalian dong."

Begitulah kata-kata manis yang Angkasa lontarkan pada wanita berusia empat puluh tahunan itu. Dia Ibu Alana, wajahnya cantik dan terlihat masih muda.

Ibu Alana itu tersenyum, "Apaan sih kamu, udah ah, malu deh tante dari tadi kamu puji terus." gumamnya dengan geli.

"Alana!" teriak wanita itu.

Dua detik kemudian, Alana muncul. Rok mini berwarna abu-abu di padukan dengan baju berwarna biru dongker dengan lengan pendek membuatnya terlihat manis.

"Ya udah tante, Angkasa pergi dulu ya." ujarnya sopan dan menyalam Ibu Alana.

Ibunya tersenyum dan menatap dua remaja yang sudah melangkahkan kakinya ke sebuah mobil.

Alana menutup pintu mobil dan bersedekap dada sambil mengangkat alisnya. "Kok lo bisa manis sih?"

Angkasa menoleh, mengusap rambutnya dengan gaya paling tengil.

"Gue udah ditakdirkan manis dari dulu. Terima aja dah." cetusnya sombong.

Alana memutar bola matanya dan memilih menatap jalanan dibalik jendela. Angkasa kenapa kelihatan tambah ganteng coba? Kemaja biru kotak-kotak dengan dalaman kaos berwarna abu-abu menjadi terlihat cocok dengan pakaian Alana.

Mengingat acara ulang tahun, Alana langsung tersadar. "Kita belum beli kado buat Fahri!"

Laki-laki itu mengangkat sebelah alisnya. "Kita?" ia terkekeh dengan nada terdengar menjengkelkan.

Alana mendengus, "Gue sama elo maksudnya."

"Udah gue kirim duluan, gue kemarin pesan sepatu, besok pagi kayaknya sampe di rumah Fahri."

Mobil mereka berbelok ke arah sebuah cafe yang cukup ramai.

"Kayaknya gue telat. Si Liana udah ngasih surprise kayaknya buat si Fahri." gumam Angkasa pelan dan melihat wajahnya di handphone.

Alana meletakkan tali tasnya di pundaknya. Laki-laki itu terdiam, membuat Alana melihatnya dengan heran.

"Kenapa? Gak turun?" tanya Alana heran.

Angkasa merogoh kantung jeansnya. Lalu mengeluarkan sebuah benda yang membuat Alana sempat mencak-mencak padanya.

Badannya condong ke arah Alana dan memakaikan kalung itu padanya. Lima detik yang menegangkan. Alana gugup ketika mencium Wangi maskulin dari Angkasa.

Setelah selesai, Angkasa menetap kalung itu sebentar.

"Napas woi! Nanti lo mati gue yang repot." ketus Angkasa.

Alana menghela napas kecewa. Angkasa memang benar-benar menyebalkan.

***

Angkasa menatap sekitarannya dengan meneliti. Mencari sosok Aldo dan Fahri. Alana masih disampingnya dengan wajah cemberut.

"DOR! HAYO NGAPAIN? NYARIIN GUE YA?"

Teriakan Fahri hampir saja membuat Angkasa melempar cowok itu dengan sepatunya.

"Anjing ye lo."

Fahri tertawa, merangkul Liana, pacarnya. Perempuan disamping Fahri itu kelihatan anggun dengan gaun yang melekat di tubuhnya yang pas. Alana jadi minder dengan badannya yang kurus tetapi pendek.

"Cie bereng Alana." goda Fahri.

"Apaan dah, btw Liana, ini titipan lo." laki-laki itu merogoh sesuatu dari kantungnya. Mengeluarkan sebuah kotak jam yang terbungkus rapi.

"Makasih Sa, ini hadiah buat kamu Fahri. Btw, ini Angkasa yang milih." Liana menyerahkan kotak itu pada Fahri hingga membuatnya berteriak.

"ANGKASA! IH SUKA DEH! LO TUH TERBAIK LAH, WALAUPUN NGESELIN!" teriaknya dengan girang.

Angkasa menatapnya jengkel. "Btw, Liana, ini Alana."

Alana tersenyum ramah, "Alana."

"Liana,"

Suasana cafe ini cukup ramai, dan rata-rata setiap orang yang datang Angkasa mengenalnya. Teman Fahri, temannya juga.

"Aldo mana sih?" tanya Angkasa heran.

Fahri tersenyum miring, menunjuk ke arah pojokan dimana Aldo yang memakai kaos berwarna biru sedang berbicara serius dengan gadis memakai gaun tanpa lengan. Wajah mereka terlihat serius, sesekali Aldo menggerakkan minuman yang dipegangnya.

Angkasa tergelak. "Wah anjer! Ngapa dia ngomong sama mantannya coba?!"

Fahri terkekeh, "Lo kayak gak tau dia aja. Eh, gue ke sana dulu. Temen Liana datang tuh."

Angkasa mengangguk, bunyi musik yang terdengar menggema kuat di ruangan luas ini. Ia melirik Alana yang sibuk menggoyangkan kepalanya ketika lagu maroon 5 berjudul payphone terdengar.

"Lo mau minun?" tanya Angkasa mengencangkan suaranya.

"Apa?"

"Lo mau minum, tuli?" tanya laki-laki itu lagi dengan sabar.

"Mau," jawabnya singkat. Melihat Angkasa melangkah pergi, Alana buru-buru memegang tangannya. "Ikut." ucapnya memohon.

"Yaudah, ayo." ajaknya dan berjalan pelan ke arah meja minuman.

Tangan Angkasa mengambil dua buah gelas dan memberikannya satu pada Alana. Cewek itu meminumnya sedikit, sirup ternyata.

"Gue gak suka sirup, sukanya susu!" protes Alana dan menetap gelas berwarna merah itu.

"Disini itu tempat untuk remaja bukan anak sd!" cetusnya jengkel.

Alana merengut, tidak berkata apa-apa lagi. Kenapa laki-laki itu selalu ketus sih padanya?

Seorang laki-laki mendekat ke arah Angkasa. Wajahnya tampan, ia sekilas mirip dengan Fahri.

"Kak Fathir! Gue kira siapa." gumam Angkasa dengan senyum.

"Gue pikir salah orang, beneran si Angkasa. Eh, ini siapa? Cewek lu?" tanyanya menggoda. Mirip seperti pertanyaan Fahri tadi.

Wajah Alana bersemu. Sudah dua kali pertanyaan itu terdengar, tetapi kali ini Alana berharap jawaban yang berbeda.

"Bukan ah, temen gue." balasnya santai.

"Eh temen gue disana, berdua dah lu." kekehnya dan menepuk dua kali pundak Angkasa.

Setelah Fahri pergi, Angkasa menatap datar Alana. "Rok lo kok pendek banget sih?!" tanyanya marah.

Alana menunduk menatap rok yang berada sepuluh senti di atas lututnya. Dia menengadah, menatap Angkasa.

"Cuma ini roknya yang pas sama baju gue."

Angkasa berdecak, membuka kemejanya dan menyisakan kaos abu-abu yang membentuk tubuhnya. Ia sedikit berjongkok, melilitkan lengan kemeja itu di pinggang Alana hingga menutupi paha cewek itu.

Alana tertegun, "Eh, apaan Sa,"

Angkasa berdiri tegak, menatapnya tajam.

"Lain kali beli rok buat ukuran lo, bukan buat anak lima tahun!"

Bibir Alana mengerucut, "Tapi kan, roknya bagus."

"Bagus dari hongkong! Bagusan rok mimi peri daripada rok mini lo itu!" ketusnya jengkel dan memasukkan kedua tangannya di celana jeansnya.

"Tau ah, lo ngeselin ya! Protes mulu!" geram Alana dan meletakkan gelas itu diatas meja.

"Apaan? Sensi banget!"

"Lo tuh yang sensi."

"Udahlah, gue pulang sekarang!" seru Alana dan keluar dari cafe itu.

Angkasa buru-buru mengikuti cewek itu ke arah parkiran dan menarik tangan Alana. Sedetik, mereka berpandangan.

"Gue tau gue terus-menerus salah dimata lo." kata Alana dengan kesal.

Angkasa menatapnya sebentar, "Lo mau paha lo diliatin orang? Gue merhatiin dari tadi. Dasar bego!"

Alana tertegun, ia pikir Angkasa hanya ingin mengejekny.

"Lo mau pulang? Pulang sendiri sana! Kalau mau gue anter lo minta maaf sama gue!" pintanya ketus.

Alana menghela napas dalam-dalam. "Lo emang bakat buat gue kesal!" serunya marah.

"Permintaan maaf diterima. Silahkan masuk mobil!" kata Angkasa.

Cowok itu sudah masuk ke dalam mobilnya dengan santainya. Alana memandangnya tidak mengerti. "Kapan sih lo waras?!"

Continue Reading

You'll Also Like

8.4K 722 68
Araya hanya ingin melewati masa SMA dengan tenang, tapi tampaknya hal itu tidak akan ia dapat dengan mudah setelah terlibat dengan 5 cowok yang diseb...
55.6K 2.2K 21
[SELESAI] Hari ini kau datang, esok kau menghilang. Lalu kau kembali dengan membawa semua kenangan yang telah kutinggalkan. Terimakasih telah datang...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.9M 279K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
2.2M 186K 55
#1 in fiction - 2 Maret 2019 [TERSEDIA DI GRAMEDIA] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BIASAKAN HARGAI KARYA ORANG DENGAN MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA PENULISNYA...