KARENALURI

By claudinaab

190K 18.3K 1.7K

Adya Naindra Benedict laki-laki ceria yang membuat semua orang disekelilingnya tertawa, Ia memiliki prinsip u... More

BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 39
BAB 40
Introduce.
SEQUEL PUBLISH!!!
Adya pamit ya?

BAB 8

5.3K 522 19
By claudinaab

-
-

Hallo.

Aku ingin memperkenalkan diriku dulu sebelum aku akan menceritakan kehidupanku.

Namaku Zefanya Ganes Alaric. Kalian bisa panggil aku Anya, dan kalian juga boleh panggilku Fanya namun aku sudah terbiasa dengan panggilan Anya. Oke tak apa itu tidak masalah.

Memiliki kelebihan dengan bisa membaca pikiran orang lain itu sangat melelahkan, kenapa melelahkan? Karena jika kita tidak ingin mengetahuinya tanpa sadarpun kita akan mengetahui apa isi pikiran orang tersebut. Terkadang aku ingin menjadi wanita normal tanpa ada nya kelebihan seperti ini.

Aku baru kembali ke Indonesia lagi setelah tiga tahun aku belajar di Jerman mengikuti kedua orangtuaku. Orangtuaku bernama Dad Ryan Kallen Alaric dan Mom Edeline Reyne Alaric

Daddy berasal dari Jerman dan Mom berasal dari Indonesia, sebenarnya aku sedari kecil tinggal di Indonesia tetapi saat aku masuk ke SMP aku di bawa Dad ke Jerman dan Mom juga tentunya.

Aku masuk di sekolah milik Dad di sini karena katanya itu akan memudahkannya untuk mengontrol diriku jika mereka sedang sibuk bekerja.

Daddy dan Mommy memberikanku semua yang dia miliki kepadaku, mereka bekerja keras demi mencari uang dan itupun katanya untukku. Tapi aku tidak membutuhkan itu semua.

Aku membutuhkan kasih sayang dan waktu mereka untukku. Itu saja.

Baiklah tak perlu memikirkan mereka, lebih baik sekarang kalian membaca cerita kehidupanku saat ini.

Aku Anya. Yang akan memulai hidupku kembali di Indonesia.

Kalian pasti mengingat Adya, Tara dan Rajendra bukan?

Sudah hampir tiga minggu aku berteman dengan mereka, dan aku berharap akan menjadi teman baik mereka juga.

Weekend ini kita berempat akan menghabiskan waktu bersama, entah mengapa setiap aku bermain dengan mereka seakan hidupku kembali seperti dulu, mereka menyenangkan.

Ponselku berdering, ada pesan masuk dan ternyata dari Group kami.

FOUR BULU-BULU

Rajendra
Mau otw kapan oy?

Adya
Gue jemput Anya dulu, baru otw.

Tara
Kumpul rumah Anya apa gimana?

Adya
Nggak usah. Langsung aja.

Anya
Ke rumah juga gapapa kok, tapi terserah kalian.

Rajendra
Langsung deh.

Tara
Yaudah gue otw.

Adya
Nya otw nih.

Anya
Iya Dya

Begitulah sekiranya isi chat kami, aku akan di jemput oleh Adya, selama bermain dengan mereka aku tidak pernah membawa mobil lagi, karena ada mereka yang selalu bersedia menjemputku. Hihihi.

Dan Adya, aku sangat suka melihat dia jika sudah menggoda wanita yang berada di sekeliling kami, aku tahu dia hanya bercanda, dan aku juga tahu prinsipnya dia.

Hanya Adyalah yang tidak memiliki pasangan dari mereka bertiga, jadi yang lebih sering menjemputku itu Adya karena jika Tara ataupun Rajendra terkadang dia takut kalau kekasih mereka nanti mengetahuinya.

TIN TIN!

Aku langsung mengambil tas kecilku dan berjalan keluar saat mendengar suara klakson mobil yang aku yakin itu Adya.

Setelah berpamitan dengan Bibi dan penjaga rumahku aku memasuki mobil Adya.

"Lama nggak?"

Aku menggeleng. "Cepet banget malah."

"Nggak ada yang ketinggalan kan?"

Aku menggeleng lagi. "Nggak ada, yuk!"

Mobil Adya melaju dengan kecepatan sedang membelah kota Jakarta tanpa ada obrolan dan hanya suara radio yang berputar.

Suara deringan ponsel berbunyi, ternyata ponsel Adya.

"Assalamualaikum Ma."

"......"

"Aku lagi di jalan ini."

"......"

"Sama Anya." dia menoleh ke arahku.

"......."

"Ma muter lagi dong ih, biasanya bawa mobil sendiri juga."

"........"

"Baper, iya iya." ucapnya lalu mematikan sambungannya.

"Kenapa?" Tanyaku.

"Balik ke rumah dulu ya, Mama minta anterin ke tokonya dulu."

Aku mengangguk. "Yaudah gapapa."

Tentang Mamanya Adya, aku sudah mengenalnya bahkan sudah sangat dekat karena jika pulang sekolah kami terkadang ke rumahnya untuk sekedar bermain.

Kami sudah berada di depan rumah Adya, tidak masuk ke dalam karena itu memakan waktu lama lagi. Kata Adya.

Aku keluar dari mobil saat melihat tante Zara keluar dari gerbang.

"Ya ampun Anya!" pekiknya dengan memelukku.

"Udah lama nak?"

Aku menggeleng. "Baru aja tan. Tante duduk di depan, aku di belakang" ujarku.

"Kita berdua duduk di belakang biarin Adya sendiri di depan." ucapnya dengan terkikik.

Kami berdua memasuki mobil lewat pintu belakang, dan melihat wajah Adya yang melotot.

"Apa-apaan! masa Aku sendiri di sini sih Ma udah kaya supir."

"Udah jangan bawel, cepet jalan ntar kamu telat." jawab Tante Zara. Adya hanya berdecak lalu melajukan mobilnya kembali.

"Kamu mau ke mana sama tiga anak anoa itu?" Tanya nya.

Aku terkekeh. "Mau main aja Tan, weekendkan"

"Main di rumah aja sih, kan nanti kita bisa bikin makanan buat mereka Nya" ujarnya.

Aku mengangguk. "Nanti deh aku tanya sama mereka dulu tuh." jawabku lagi.

Aku sangat nyaman jika sudah bersama tante Zara, Mom jarang melakukan hal kecil yang manis seperti ini. Aku merindukan kasih sayang dari Mom.

"Kenapa Nya?"

"Hah? Gapapa tante." jawabku seadanya.

Memang aku tak apa, aku bisa melanjutkan hidupku disini sendiri walaupun mereka di sana bekerja sibuk berlomba-lomba mencari uang banyak.

.
.

"Kurang banget di ajar lo ye berdua! Gue udah nunggu di sini berdua sama nih satu kadal dari tadi." ujar Tara.

Adya terkekeh. "Tadi nyokap minta anterin ke tokonya dulu" dan aku mengangguk.

"Bayangin aja gue udah makan beginian sampe dua kali" ujarnya lagi.

"Alay lo homo." ujar Rajendra. Aku susah untuk memanggilnya Ucup, terkadang aku menyebutnya Rendra.

Tara hanya memutar bola matanya dan memakan makanan yang ada di tangannya.

"Kita mau ke mana nih?" tanya Rendra.

Aku menggeleng dan menggendikkan bahuku. "Dari kemarin gue mulu yang ngusulin sekarang kalian dong." jawabku.

"Nonton aja deh yuk." ujar Adya.

"Jangan kartun tapi!" ucap Tara.

Adya terkekeh. "Iya sekarang engga deh. Romance juga gapapa"

"Ogah." jawab kami bertiga.

Aku bingung sama Adya, dia tidak menyukai film Action, lebih suka kartun ataupun romance, tidak cocok sekali dengan wajahnya itu.

"Biarin sekarang Tara yang bayar hari ini." ujar Rendra.

"Lah apan-apaan lu sikil babon! Engga! Enak aja." jawabnya.

"Jangan pelit-pelit ngapa sih Tar, lu sama temen pelit banget gue Herman." ujar Adya.

"Heh somplak! Dukung gue sih gapapa tapi Bapak gue jangan dibawa-bawa." ucap Rendra.

Aku terbahak melihat kelakuan mereka bertiga, sehari tanpa tertawa itu tidak mungkin jika sudah bersama mereka.

Adya menunjuk wajah Rendra "Bapak Herman Jawa, Ibu Aisyah Malaysia tapi kenapa muka lo China anjir."

Aku tertawa. "Sampe sekarangpun gue juga mikirin itu Dya."

"Anak pungut kali." jawab Tara dengan santai.

"Sialan lo ye pada jadi gue yang kena." ucap Rendra dengan kesal.

"Gue ikutin Nenek gue!" Ujarnya lagi.

"Berarti lo anak Nenek lo bukan anak nyokap lo." jawabku dengan terkekeh.

"Kalo engga anak uyut lo kali Cup, uyut lo udah ketuaan jadinya di kasih ke Ibu Aisyah."

"Sialan lo pada ah elah gue jadi kepikiran."

Kami semua terbahak melihat wajahnya yang dengan bodohnya itu.

"Coba lo senyum Dra." suruhku.

"Ngapain?" Dan dia mengikuti apa yang kukatakan.

"Tuhkan beda banget sama Herman." gumam Adya.

"Sama Aisyah juga nggak ada mirip-miripnya" ujar Tara juga.

Aku terbahak. Astaga mereka ini. Kasian Rendra.

"Ahh rese lo Nya, gue kira mau ngapain." ucapnya.

"Udah udah yuk mendingan sekarang kita ke bioskop aja." ajakku.

Rendra masih memajukan bibirnya karena kesal. "Yuk." ucapnya lalu berdiri.

"Uh ayang Ucup ngambek nih ceritanya." ucap Adya.

"Jangan bete dong yangCup." ujar Tara.

Aku terkekeh. "Udah ah yuk, kasian tahu."

"Tahu lo pada jahat banget sama temennya sendiri." jawab Rendra.

"Bacot." ucap Adya dan Tara bersamaan lalu Tara menarikku berjalan meninggalkan Rendra di belakang.

"Untung gue sabar." itulah suara Rendra yang masih aku bisa dengar.

Aku bahagia jika sudah bersama mereka.

Aku tidak ingin kehilangan mereka.

Mereka teman terbaikku.

Untuk saat ini.

.
.
.
.
.
.

VOTE AND COMMENTS YAA

LOVEEEEEE ❤❤❤❤++

Continue Reading

You'll Also Like

5.9K 1.1K 47
SELESAI TAYANG ULANG (REPUBLISH) Diora tidak menyangka tetangga barunya adalah Diego, cowok yang dia benci karena merusak ponsel dan menjatuhkan Chat...
3.1M 173K 38
Siapa yang tak mengenal Gideon Leviero. Pengusaha sukses dengan beribu pencapaiannya. Jangan ditanyakan berapa jumlah kekayaannya. Nyatanya banyak pe...
3.8M 164K 24
Direktur galak di tempat magang bikin hari-hari Ullie di kantor terasa lebih menantang. Semua tugas random rela diselesaikan Ullie demi menafkahi dir...
98.1K 12.5K 60
"I have crush on you, La!" Aku mengernyit heran. "Maksudnya?" Bukannya tidak faham dengan arti kalimat yang barusan di dilontarkannya, melainkan aku...