Kapan Nikah ?

By Lunom_Tjoa

17.7K 1.1K 396

HALALIN ATAU NIKAHIN Sebuah FF Bersyariah yang inspiratif , tidak mengedepankan unsur Ena-ena atau pun kisah... More

Kata Pengantar
Kapan Nikah ?
Entar juga Halal
JALANIN AJA DULU
Latar belakang permasalahan
Antara Mahar dan Mahal
Insyallah SAH!
Jodoh Pasti Bertamu
Mendoakan dalam diam
Jauh Dimata Dekat Di Doa
Kamu adalah Jodoh yang selalu aku Semoga kan
Bila nanti saatnya t'lah tiba...
Sakit Tapi Tak Berdarah
Sabtu Bersama Jessica
Presipitasi koalesensi
Rindu Dalam Tahap Keterlaluan
Dialog Hujan
Diskusi Rasa
Kangen Hanyalah Bising Dalam Kilau Beling
Nama di Sela Doa
Jodoh itu seperti Alif Laam Miim
Partai Perindu
Rindu tak hanya berat tapi juga sakit.
Penerapan Grafik PLC Pada Sebuah Hubungan
Elegi Defaksi
Beginilah Akhirnya.

Perjalan Menuju Halal

657 51 14
By Lunom_Tjoa


Melody

"keseeel banget gue meel , yang mau nikah itu Gue sama Fandy tapi kenapa yang di pasang media online itu malah foto Fandy sama Mantannya !! keseel gue kesel "

"sabar stell, aduuh kok gue bayangin nya lucu ya ? bentar ya Stell telponnya jangan di matiin dulu"

"Eh . eh mau kemana lu Mel ?"

"gue mau ngakak dulu sambil kayang BWAHAHAHAHAHAHAHAHAHA "

"BANGSTAAAAA!!!"

"tapi lug a batal kawin kan Cuma gara-gara gitu doang ?"

"ya enggak lah , enak aja ue udah cape-cape bolak-balik gereja , ngurus berkas dari paroki kursus perkawinan masa mau batal gara-gara media online gitu doang "

"yah sayang banget "

"kok gitu"

"gue ngarepnya lu gak jadi kawin biar gue ada temennya"

"berak! Makannya suruh si Farish secept-cepet kawinin lu , pacaran lama amat kayak angsuran KPR"

"bicik lo ah , eh iya ada titipan kopi dari rica nih kemaren "

"iya ih kalian meet up gak ngajak-ngajak gue , padahal kangen banget sama mereka sama lu juga "

"lu kan masih sibuk keliling Indonesia buat foto prewed , gelo ya mau foto kek gitu doang udah MTMA kudu keliling Indonesia segala "

"biar berkesan kali Mel , pernikahan gue ini harus jadi sekali semur hidup"

"amiien , lo emang masih dimana sih sekarang ?"

"lagi di Bromo, baru juga kelar photoshoot nih lagi mau balik ke hotel"

"edaaan , terus mau lanjut kemana lagi tuh ?"

"mau makan malem romantis laah di temani udara dingin yang mengajak untuk berbuat dosa "

"taitaitaitaitaitaitaitaitai... dah ah sono lu pergi"

"yaelah sensi , yaudah gue tutup nih teleponnya ya ?"

"BODO AMAAT!"


Oh iya aku belum memberi tahu bahwa calon suami Stella adalah seorang yang cukup terkenal di negeri ini , dan wajar saja kalau Stella kesal karena hal itu tapi lucu juga menurutku itu adalah suatu ke Blunderan yang Haqiqi , aku masih menekan tawaku karena stella padahal percakapan kami sudah berakhir beberapa menit yang lalu .

Aku kembali dari dapur dan kembali duduk di samping ayah, hari ini rumah kami kedatangan tamu spesial yang juga spesial juga untuk ayah , siapa lagi kalau bukan kak Momo yang kemarin tidak sengaja bertemu di restoran cepat saji.

"Papa mu masih suka berburu Mo ?" tanya Ayah pada Kak Momo yang duduk di sofa dekat Ayah sejak tadi aku terlarut dalam obrolan mereka membahas yang dulu-dulu dan terkadang membahas masa kecil ku , frieska dan kak Momo keluarga Kami dan keluarga kak Momo sudah sangat akrab bahkan seperti saudara , Mama dan Papa kak Momo jugalah yang turut mngurusi jenazah sampai mengurus pengajian Almarhum ibu dulu .

"udah enggak om , sejak kepatuk ular lima tahun lalu Papa kapok gak maen ke hutan lagi " jawab Kak Momo sopan, aku hanya diam memperhatikan obrolan dua pria ini.

"Hahaha apa Om bilang papa kamu itu perwira cemen sampe udah pension jadi mayor juga juga tetep aja , masa baru di patuk ular udah gak mau berburu ?" Ayah mulai berkelakar membicarakansahabat lekatnya itu.

"bagus malah Om , kalo papa gak maen ke hutan lagi mama jadi gak senewen terus"

"oh iya , Kak Zara kok gak diajak sih maen kesini ??" sela ku karena sejak tadi siang aku memang belum menanyakan mengenai Zara.

"ini kan hari sabtu kali Mel , dia ada Les musik " aku mengangguk begitu mendengar jawaban Kak Momo , dan ayah malah terlihat sedikit bingung.

"zara siapa Mo ?"

"anaknya kak Momo Yah udah SMP loh aku aja kaget Kak Momo udah punya anak segede gitu " aku malah mengambil alih jawaban Kak Momo karena aku memang sdikit bingung bagaimana mungkin Zara sudah SMP sedangkan Kak Momo sendiri baru 30 tahunan ?

"ekhem.. jadi gini oom , Meel dulu pas saya baru pindah dari sini satu tahun kemudian aku Nikah atau tepatnya di jodohin sama Janda dari anak temennya Mama saat itu aku masih kuliah belum jadi dokter tapi mau gak mau aku harus turutin kemauan mama ini "

"loh kok ?" Ayah masih sedikit bingung aku masih menunggu kelanjutan dari cerita Kak Momo , aku bahkan tidak menyangka sekian lama kami tidak bertemu banyak sekali cerita yang terlewatkan dari kak Momo.

"Dia Janda karena suaminya mati sahid sebagai relawan dipalestina, awalnya aku sedikit menolak karena aku gak kenal dia sebelumnya , saat itu dia seumuran sama aku setelah mama Jelasin akhirnya aku kasihan karena dia udah gak punya ayah , ibu nya udah sakit-sakit an , selain itu dia punya anak yang masih sangat membutuhkan kehadiran Ayah dan balita lucu dan cantik yang ikut bersamanya saat ta'aruf itu adalah Zara , saat itulah entah kenapa Aku jatuh cinta sama anak itu.."

Aku terdiam , memperhatikan kak Momo yang bercerita dengan perlahan namun matanya berbicara saat menyebutkan nama Zara terlihat jelas bahwa kak Momo memiliki kasih sayang yang tulus untuk Zara .

"anak kecil itu yang getarin hati aku sampe akhirnya aku putuskan buat menikahi ibunya , saat itu aku masih kuliah dan mau gak mau biaya hidup Zara dan ibunya sementara Papa dan Mama yang tanggug , sampe akhirnya aku sama dia bisa menjadi suami istri yang sebenarnya , dia wanita yang cantik dan kita sangat cepat untuk bisa saling melengkapi dia sukses menjadi istri terbaik sampai detik ini "

Aku di buat kagum dengan cerita kak Momo , aku memang tau dari dulu bahwa dia adalah sosok laki-laki yang baik dan memang penurut bahkan aku tidak percaya bahwa kak Momo bisa menerima dengan lapang dada saat di suruh menikahi wanita yang sama sekali belum dia kenal sebelumnya , menarik aku seperti melihat sosok pemain Ketika Cinta bertasbih atau tokoh pemain Film religious lainnya yang ternyata sosok laki-laki seperti itu memang benar ada .

"... tapi ternyata , Tuhan lebih sangat mencintai istri aku .. dia meninggal 10 tahun yang lalu dan jadilah sekarang aku yang merawat Zara sendirian " pungkas kak Momo menutup ceritanya , aku masih di buat tertegun bagaimana mungkin Kak Momo bisa survive tanpa istri dalam waktu selama itu ? dan Zara mengingat Zara yang sudah tidak memiliki Ibu di usia se kecil itu aku teringat akan diriku sendiri dulu , mungkin benar kak Momo dan Ayah memiliki kesamaan , sama-sama sosok Ayah yang hebat .

"kenapa kamu gak cari istri lagi Mo ?' Ayah menimpali

"belum kepikiran Om , masih menikmati jadi single daddy dulu.. saya Cuma takut nanti kalo dapet istri dia gak sayang sama Zara dan yang lebih saya takutkan lagi kalo saya punya istri dan saya punya anak dari istri saya itu , Zara malah tersisih lagi"

Ayah menggeleng pelan begitu mendengar penjelasan kak Momo kemudian tangannya bergerak menepuk pelan bahu kak Momo .

"hebat , om salut sama kamu Mo kamu bisa sebegitu sayang nya sama Zara "

"yaaa , Zara itu amanah dari Ayah dan Ibu nya yang di titipkan ke saya tanggung jawab saya sangat berat sama Zara Om , tapi alhamdulilah ini malah bukan jadi beban tapi saya sangat menikmati menjadi Abinya Zara "

Akhirnya karena masalah waktu perbincangan kami pun herus berakhir karena kebetulan kak Momo juga harus menjemput Zara di tempat les nya.

"yaudah Mel , kakak pamit ya "Ujar kak Momo saat hendak memasuki Mobil.

"iya hati-hati ya kak , salam sama Zara " aku tersenyum melambaikan tangan kebetulan aku mengantarkan Kak Momo sampai ke depan rumah , sampai akhirnya bunyi mesin mobil kak Momo berderu dan sejurus kemudian Mobil itu pun melaju meninggalkan area depan rumah ku .

Hari ini aku masih di buat kajub dengan perjalanan hidup kak Momo dan Zara , di ruang tamu tadi kak Momo banyak bercerita tentang Zara dan almarhuma istrinya , kak Momo sepertinya sosok pria yang sayang keluarga , aku malah tidak habis pikir kak Momo bisa dengan mantap menjadi Ayah sekaligus suami di usia sebelia itu padahal waktu itu dia masih menempuh pendidikan nya sebagai calon dokter ?

Sedangkan Farish ? jangankan jadi Ayah untuk menjadi suami sja dia masih berpikir ribuan kali dan memikirkan ini itu , harus S1 dulu lah harus S2 dulu lah , aku mulai takut , aku takut aku membandingkan Farish dan Kak Momo ini mungkin tidak adil untuk Farish , tapi sebagai wanita aku tidak memungkiri bahwa aku melihat perbedaan yang mencolok antara farish dan kak Momo .







FARISH

Hari minggu ini gue berniat ngajak Melody ketemuan di warkop tempat bias ague sama Nobi kongkow , katanya dia udah ready di tempat dan gue tinggal menyusul ke warkop , sepanjang perjalanan gue sibuk mikirin alesan apa yang bakal gue kasih soal kemaren-kemaren gue yang gak ngangkat dan gak bales chat nya , gue yakin gue pasti bakal di cecar abis-abis an , y ague bingung mau gimana lagi dari pada ribut di tepelon , tapi bukan berarti gue lebih seneng ribut langsung ya , gue harepsih gak bakal ada keributan ..

Tapi gue sedikit gedek aja karena sejak kemaren dia yang gantian gak ada kabar gak biasanya apa gara-gara dia marah ya ? dan bales ngediemin gue ?

Motor gue udah sampai tepat di depan warkop , dan dengan cepat gue berjalan menuju meja dekat barista dimana di duduk , gue liat dari jauh Melody lagi asik maenin hape dan mengabaikan keadaan disekitarnya.

"heii, sorry ya lama " ujar gue tanpa basa-basi kemudian duduk di kursi depan Melody .

""iya gak apa-apa " uajrnya dingin dan meletakan hape nya di atas meja , gue tau ada yang gak beres dan sikapnya yang mendadak dingin itu sumpah bikin hati gue gak enak , gue bingung harus ngapain .

"maaf soal kemaren ak-"

"udah gak usah di bahas , udah basi juga kalo di bahas sekarang " Melody memotong omongan gue kemudian tangannya merogoh sesuatu dari dalam tas nya, sejurus kemudian dia melemparkan sesuatu kearah gue yang langsung gue tangkap , sebuah majalah ?

"jadi gini kerjaan kamu ?" tanpa ba-bi-bu Melody membabat gue dengan pertanyaan tajam , dan gue cukup di buat mati kayang saat melihat nama gue terpajang halus diantara barisan Foto Nude Lola Zieta dan gue sebagai Photographer alias mencipta mahakarya telanjang itu .

"Mmel , aku bisa jelasin .."

"jelasin apa ? jelasin kalo selama ini kerjaan kamu itu motion cewek telanjang iya ?? kayak gini kerjaan kamu , ini project-project kamu itu hah ??!!" Melody mendesis tajam menahan suaranya agar tidak memancing perhatian orang tapi gue bisa lihat aura kemarahan disana , sumpah gue mimpi apa semalam kenapa bisa Melody dapet majalah laknat ini sih ?

"iya ini kerjaan aku , tapi demi Tuhan aku baru sekali foto Nude kayak gini !! duitnya gede Mel , lumayan buat tambahan biaya nikah kita!!" jelas gue terus terang , tapi Melody malah beringsut menarik majalah itu dari tangan gue .

"cari rezeki yang halal banyak Farish , kenapa juga kamu pilih kerja kayak gini ! kamu kan bisa cari yang lain gak harus kayak Gini!!"

"kamu pikir ini haram ??" sanggah gue , gak terima

"kamu pikir kamu baik-baik aja , pas motion dia ?? "

Gue mengerti arti kata baik-baik aja yang melody tekankan itu , dan itu sukses bikin gue diem seribu Bahasa , iya juga sih juju raja gue emang agak.... Risih dan gue emang gak pro .

"aku bisa terima kalo kamu masih koleksi majalah Gravure , tapi kalo kamu fotoin orang gravure for real ? aku aku gak terima!! Aku gak terima Rish ... " Melody melirih , kemudian bergegas beranjak dari tempat duduk nya namun gue tahan .

"ma..mafin aku Mel "

"kalo buat halalin aku dengan cara kayak gitu , mending gak usah.." Melody menghempaskan tangan gue dan berlalu tanpa bisa gue tahan , dan dengan seribu penyesalan dan rasa bersalah yang memenuhi seisi rongga dada , gue Cuma bisa diam membisu tanpa sempat gue dapatkan jawaban atas permintaan Maaf gue , tanpa Melody tahu kalo seminggu ini gue kangen sama dia , apa salah kalo gue kerja kayak gitu ? gue Cuma ikhtiar buat masa depan kita buat halalin dia apa aja gue lakuin , apa salah ?

Gue bangkit dan beranjak dari Tempat gue duduk berniat mengejar Melody untung nya Melody masih berada di sekitaran Warkop dan dengan cepat gue mendahului langkah kecilnya kemudian gue hadang dari samping .

"Mel udah dong jangan kayak anak kecil masa Cuma kayak gini aja kamu marah sih ? kalo aku salah yaudah maafin problem solve kan ?" gue mencekal tangannya dan Melody masih beringsut mencoba melepaskan tangan gue , please masa Cuma gara-gara masalah kayak gini dia bisa semarah itu ?

"gampang Ya kamu ngomong Rish , kamu gak mikirin perasaan aku ! fine kemaren-kemaren aku maafin aklo kamu gak angkat dan gak bales chat telepon aku , tapi buat hal ini Rish kamu sukses bikin aku kecewa tau gak ??"

"iya , udah maafin aku.. "

"ngomong mah gampang ! gak ngerti kan gimana rasanya aku pas tau ternyata kamu tukang foto cewek telanjang kayak gitu , dimajalah dewasa lagi!" umpat Melody lagi

"emang kamu dapet majalah itu dari mana sih ?"

"temen kantor aku yang ngasih tau , parah ya kamu rish "

"yaudah terus sekarang kamu maunya gimana ? aku udah minta maaf kan ? aku janji gak bakal foto-foto kayak gitu lagi " kali ini gur memohon dengan segala kerelaan , gue gak ngerti lagi harus bagaimana gue harap Melody mau maafin gue .

"gak tau ya Rish , aku , malah jadi ragu sama kamu"

Deg! Entah kenapa ucapan Melody barusanitu sukses menohok hati gue membuat segala pengorbanan gue selama ini seakan runtuh tak bersisa , apa tadi dia bilang ragu ? setelah sejauh ini dia bilang ragu sama gue ?? what the hell ..

Seketika gue merasakan darah panas yang mengalir ke otak .

"apa kamu bilang ? ragu?? Setelah sejauh ini kamu bilang ragu ? becanda kamu Mel ... " gue mendesis sarkas melepaskan tangan gue darinya , dan mundur satu langkah dari Melody .

"ragu kamu bilang ? setelah apa yang aku lakuin? Aku berjuang sejauh ini Mel, kamu biang ragu ??"

"maksud.. aku.." gue mahan melody saat mencoba melanjutkan kata-katanya, rasanya hati gue sakit .

"oke Mel , aku emang gak bisa halalin kamu sekarang , aku masih harus usaha keras buat itu iya aku batu aku keras kepala , aku yang di kasih kemudahan sebanyak itu sama kamu tapi tetep kekeuh dengan idealism aku sendiri , dan setelah semua usaha yang aku lakuin itu kamu bilang ragu Mel ??"

"farish, aku gak bermaksud bilang kayak gitu " terlihat jelas Melody menyesal dengan ucapannya barusan atau memang itu adalah isi hatinya yang secara tidak sengaja dia utarakan , who know yang pasti kata-kata itu udah cukup bikin gue ngerasa usaha gue selama ini sia-sia.

"kalo emang kamu ragu sama aku , yaudah kenapa kamu masih kekeuh nyuruh aku halalin kamu cepet-cepet tanpa harus nunggu aku berjuang dulu tanpa harus nunggu aku usaha dulu , selese kan ?"

Melody terdiam kaku , gue masih mencoba mencari seluk matanya mencari apa yang salah dari gue mungkinkah selama ini dia udah gak bisa lagi nunggu untuk itu ? sampe munculnya sebuah keraguan sama gue ?

Kita sama –sama terdiam , gue gak ngerti dengan situasi ini , kenapa malah gue yang balik marah padahal awalnya Melody yang marah duluan , tapi gue emang kecewa dengan ucapan nya tadi .

Gue mengerejap sesaat kemudian , gue menarik tangannya buat naik ke motor , tapi di luar dugaan Melody melepaskan tangan gue dengan paksa .

"gak usah aku bisa pulang sendiri " ujarnya dingin , gue berbalik menatap sepasang mata yang hampir basah itu .

"kita pulang udah malem , nanti di cariin Ayah " jawab gue datar , Melody diam tak bersuara gue gak ada waktu buat nebak apa yang dia pikirin dengan cepat gue mengeluarkan Helm Hello kitty dari dalam bagasi , Melody sedikit melihat kearah Helm pink itu kemudian tangannya bergerak mengambil helm itu dari tangan gue , gue sedikit lega akhirnya dia mau gue anter pulang mau gimana jug ague gak mau dia pulang sendirian , gue kudu mastiin dia pulang nyampe rumah dengan selamat .

"tar dulu , ini helm bekas siapa ?" Melody urung memakai Helm itu malah memperhatikan seksama ke dalam bagian helm yang saat ini dia pegang , mati gue ! masa dia bisa tau sih kalo helm itu pernah di pake lola ?

"err... anu.."

"ini helm bekas siapa jawab!" , gue sedikit menggaruk kepala gue yang gak gatal , dan sumpah gue bingung kudu jawab apa ini !?
"aku tau ini bukan bekas Nobi , Nobi gak pernah mau pake helm apa lagi helm nya warna pink " sambung Melody lagi dan kedua matanya seakan tengah menelanjangi gue.

"itu ...itu bekas Lola kemaren nganterin dia ke hotelnya kebetulan searah" jawab gue jujur , yam au gimana lagi mau boong juga pasti ketauan Melody itu paling gak bisa di kibulin lagi .

Dan seketika Melody mematung tak bergerak gue Cuma bisa diem menunggu reaksi apa selanjutnya , tapi apa pun itu pasti gak baik karena sorot mata melody kembali menajam dan , Tuhan dosa apa hamba mu ini ?

Rasaya gue pengen merutuki betapa polos dan lugunya gue ini kenapa gue jawab jujur kalo itu helm bekas lola kenapa gak gue jawab aja bekas temennya Nobi kan gak boong tuh? Tapi gue juga hopeless kalo gue boong, kecil kemungkinan nya gak ketauan secara Melody hapal banget bau shampoo nya yang terlanjur nempel di helm itu , dan bau shampo cewek lain yang nempel di helm itu , gue lupa dulu gue pernah ribut kayak gini gara-gara Melody nyium bau shampoo lain di helm itu yang ternyata itu bekas Cleo temen satu fakultas gue .

"bugh!" Melody mendaratkan Helm itu tapat di dada gue.

"enak ya , selain bisa liat dia telanjang terus bisa nganterin juga ke hotel , nyampe hotel ngapain aja tuh ?" imbuhnya dengan nada Sarkas , gue masih gak percaya kalo melody bisa ngomong kayak gitu .

"udahlah Mel ! cape aku lama-lama ribut kayak gini terus , mending pulang aja lah " gue kembali mengajaknya buat naik motor , mengabaikan omongannya tadi yang rasanya pengen gue sanggah .

Melody masih tak bergeming , air matanya di sudut sana mulai turun gue benci moment ini kenapa selalu gue yang bikin dia nangis ? kanapa ?

"ha.hari ini kamu bener-bener bikin aku kesel tau gak sih rish " ujar Melody suaranya bergetar , tangisnya mulai meluruh jatuh gue gak tau harus ngapain lagi , gue gakmau bikin dia nangis .

"Mel.."

"aku bisa pulang sendiri"

Melody kali ini benar-benar angkat kaki dari hadapan gue , gue Cuma bisa mematung lesu tanpa bisa ngejar dia lagi karena kebetulan pas banget dia jalan beberapa meter angkot ijo kuning itu udah tepat berhenti di depan Melody yang langsung membawa pacar gue itu pergi , dan gue disini di selimuti perasaan campur aduk antara marah, kesel , dan gue gak ngerti sama diri gue sendiri atau sama Melody sebenernya apa yang ita ributin dari tadi , kenapa sih harus kayak gini banget ? kenapa gak kayak biasanya ? dia gak bisa diajak ngomong baik-baik sefatal itukah kesalahan gue ? ?



SORRY KALO TYPO , UDAH BAWAAN LAHIR SOALNYA :")

Continue Reading

You'll Also Like

40.7M 1.1M 42
When Arianna marries billionaire Zach Price to save her family, she doesn't expect to fall in love with a man who'd always consider her a second choi...