Nerdy, I Wuf You

By shawtys06

8.1K 303 22

-SELESAI- I am a NERD. I am STRANGE. I may be AWKWARD. but I am AWESOME and I LOVE being ME. More

Nerdy,
Pertemuan,
Weird,
Bagian satu
Bagian Dua
Bagian Tiga
Bagian Empat
Bagian Lima
comment,
Bagian Enam
Bagian Tujuh
Bagian Delapan
Bagian Sembilan
Bagian Sepuluh
Bagian Duabelas
Bagian Tigabelas
Bagian Empatbelas
Bagian Limabelas
HALOOO!! BACA DULU, YUK!!

Bagian Sebelas

190 9 0
By shawtys06

       Rani membaringkan dirinya diatas ranjang. Sore ini ia sudah bisa pulang dari rumah sakit. Meski awalnya mengeluh masih pusing, tapi Rani tetap ingin pulang dan tidak mau berlama-lama diruangan putih itu.

Dibantu oleh Inka, Ivanna, Joe, dan Marchell, Bunda Rani begitu bahagia sore ini.

"Sekarang Bunda istirahat aja aja," ucap Inka seraya menarik selimut hingga mencapai pinggang Rani.

Rani tersenyum, "Sebenarnya Bunda mau nonton tv, dari tadi kamu nyuruh Bunda istirahat terus."

"Tante kan masih belum sehat banget, jadi harus banyak istirahat dulu." sahut Joe yang duduk ditepi ranjang.

"Cepet sembuh ya, Tan." ucap Ivanna.

"Semoga kejadian seperti ini nggak terulang lagi, selalu hati-hati Tante." tambah Marchell.

"Makasih ya atas doanya. Makasih juga kalian udah mau bantu kepulangan Tante." balas Tante Rani.

"Sama-sama, Tan."

                     ***

       "Yakin lo, Vann?" tanya Inka untuk kesekian kalinya.

Ya, mereka sudah sampai disekolah lebih awal dari biasanya. Karena usul Ivanna kala itu kalau ia akan membantu mencari tahu pengirim surat untuk Inka disekolah ini. Pagi-pagi buta Ivanna sudah datang kerumah Inka dan memaksa gadis berkacamata itu untuk segera merapikan diri.

Dan disinilah mereka, dibalik dinding yang tidak jauh dari kelas mereka untuk memantau siapakah cowok pengirim surat tersebut.

Dan sudah hampir lima belas menit, mereka belum menemukan sosok cowok yang membawa amplop biru ditangannya. Hanya ada satu dua murid yang melewati kelas mereka.

Inka berkali-kali menyakinkan Ivanna kalau cara ini belum tentu berhasil. Mungkin saja cowok tersebut malu dan menyuruh orang lain untuk meletakan surat itu dikolong meja Inka. Mungkin saja Ini semua hanya permainan yang Inka kira, kalau tidak ada yang benar-benar menyukai dirinya yang awkward and nerd.

"Sabar dikit, In. Nanti juga ada ko." jawab Ivanna santai.

Inka menghela napas, ia merasa ini membuang waktu. Biarkan saja pengirim misterius itu terus mengirim surat terkahirnya. Suatu saat, Inka akan tahu siapa dia.

         Disaar Inka menikmati lamunannya, disaat itulah ia merasa kalau Ivanna terpekik histeris seraya menarik ujung lengan seragam Inka. Gadis itu menoleh malas dan bertanya dengan nada datar. Ivanna yang tidak menoleh langsung menyuruh Inka melihat siapa yang sudah berdiri didepan kelas mereka.

"Dia...?" tanya Inka terkejut.

"Yakin dia yang selama ini kirim surat ke lo?" tanya Ivanna balik seraya memandang tak percaya kearaha cowok yang menimang-nimang sebuah amplop biru polos ditangannya.

Inka bergidik tidak tahu, "Mustahil deh."

Cowok itu langsung masuk kekelas. Tidak sampai dua menit ia langsung keluar kelas dan langsung pergi, meninggalkan Ivanna dan Inka yang tercenga saat tahu siapa pengirim surat tersebut.

Kedua cewek itu keluar dari tempat persembunyiannya. Mereka langsung berlari masuk kelas dan menghampiri meja Inka.

Inka mengambil surat itu, kemudian membukanya dan membacanya.

TO:INKA

Pertemuan kita adalah cerita cinta
yang belum sempat diberi nama kebahagiaan
Kesempatan yang datang tanpa sapaan
Kusebut anugerah terbesar
Teguhkan hati demi cinta
Langkahkan kaki demi rindu
Siapapun tahu kamulah cerminanku
Siapapun akan tahu hati ini milikmu

(7/7)

Inka frutasi. Ia melipat surat itu dengan kasar dan menaruh sembarang kedalam tas.

"Gue nggak yakin kalau dia," ucap Ivanna yang terduduk disebelah Inka.

Inka mengira kalau akhir dari surat tersebut akan memberi sebuah clue siapa pengirimnya. Tapi karena tadi ia melihat sendiri siapa pengirimnya, membuat Inka ingin menangis rasanya. Bagaimana tidak? Cowok pengirim surat itu adalah seseorang yang tidak Inka kenal baik.

"In, nanti pas isitirahat kita samperin tuh cowok." ucap Ivanna.

Inka menoleh, "Buat apa?"

"Ya...Cari kebenaran aja."

"Nggak usah. Tapi cowok tadi itu..." Inka tidak melanjutkan kata-katanya.

       Saat bel istirahat tiba, Inka dan Ivanna langsung mencari seseorang yang mungkin selama ini dialah yang meletakan surat-surat itu dikolong meja Inka.

"Eh, itu orangnya!" seru Ivanna saat melihat cowok bertubuh janggung berdiri didekat tiang basket.

"Samperin,"

Mereka langsung berlari kecil kearah cowok itu, dan kemudian Ivanna menepuk bahunya.

Cowok itu menoleh dan terlihat terkejut saat melihat kedua gadis itu, "Ya?" tanya cowok itu dengan alis terangkat satu.

"Jadi selama ini, lo yang diem-diem suka sama Inka?" tanya Ivanna.

Cowok itu mengernyit, Ia tidak paham apa maksud Ivanna yang datang-datang menanyai perihal itu.

Ivanna memutar kedua bola matanya, Ia langsung merebut amplop biru polos yang dipegang Inka sedari tadi, dan mengacungkan amplop itu kedepan wajahnya.

"Ini surat yang lo letakin dikolong meja Inka, Ardo! Jadi selama ini lo suka sama Inka?" tanya Ivanna menahan sabar.

Cowok bernama Ardo itu hanya diam. Ia melihat amplop itu dan berganti menatap kedua cewek didepannya.

"Jadi lo suka sama, Inka?" tanya Ivanna sekali lagi.

Ardo diam, cowok yang menjabat menjadi ketua osis itu bingung bagaimana ia harus memberitahu yang sebenarnya.

"Ardo! Tell me!!" sentak Ivanna.

Ardo sedikit terkejut. Kemudian mulai bersuara, "Oke...Oke gue bisa jelasin soal ini. Tapi nggak disini."

"Taman belakang pas pulang sekolah!" ucap Ivanna yang langsung memberi usul dan pergi menggandeng tangan Inka.

                       ***

"Coba jelasin sekarang!" tanya Ivanna tak sabar. Disampingnya Inka hanya diam dan masih tidak percaya kalau Ardo lah yang ternyata selama ini menaruh surat-surat itu dilaci meja Inka.

Ardo adalah cowok yang dikenal playboy dikelasnya. Memang belum banyak yang tahu tentang percintaan ketua osis itu. Mereka hanya tahu kalau Ardo adalah cowok yang dingin. Ia juga tak banyak bicara kalau bukan karena rapat osis.

Ardo menghela napas. Ia mendungakan kepalanya kearah Ivanna dan Inka yang siap menerima penjelasan darinya.

"Sebenarnya, surat itu bukan dari gue." ucap Ardo membuka pembicaraan.

Kedua gadis didepannya bersitatap sekilas.

"Terus?" tanya Ivanna.

"Gue cuman disuruh buat letakin surat itu dikolong mejanya, Inka." jawabnya seraya menatap Inka sekilas.

Ivanna dan Inka semakin bingung. Mereka hanya diam dan menunggu kelanjutan dari Ardo.

"Sebenernya, bukan gue yang suka sama lo, In."

"Terus siapa!?" tanya Ivanna tidak sabaran.

Ardo menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia bingung harus bicara jujur atau tidak. Karena belum waktunya untuk memberitahu semuanya. Namun sudah terlanjur ia tertangkap basah oleh Ivanna dan Inka, membuatnya harus jujur.

Ardo menghela napas lagi. Dan menjawab, "Marchell."

Maupun Ivanna atau pun Inka, mereka sama-sama tercengah oleh penyataan yang diberikan Ardo.

"Lo pasti boong, kan?" tanya Inka tak percaya.

Ardo bangun dari duduknya, "Gue nggak bisa jelasin semua, In. Tapi ini kenyataannya."

"Tapi kenapa lo yang kasih surat itu?" tanya Ivanna.

"Semua orang tau bahwa fakta dari anak kembar identik seperti mereka adalah, sama-sama pengecut."

"Tapi kata-kata dari surat itu? Marchell yang buat atau..."

"Marchell yang buat. Gue emang deket sama Marchell dan dia minta tolong sama gue untuk letakin surat itu dikolong meja lo, In."

"Tapi kan cuman letakin doang, nggak ngomong langsung. Kenapa nyuruh lo?" tanya Inka heran.

Ardo memutar kedua bola matanya. Kemudian menjawab dengan nada menyebalkan, "Udah gue bilang kan, Marchell itu pengecut! Darwin juga demikian. Letakin surat aja dia minta tolong ke gue, gimana ngomong langsung? Belum ngomong pun Marchell udah pingsan duluan."

Inak tercengah untuk kesekian kalinya. Sama sekali Inka merasa tidak ada hal yang membuatnya berpikir bahwa Marchell yang menyukainya. Tidak ada tanda-tanda bahwa Marchell menyimpan perasaan untuknya. Atau memang Inka yang tidak peka?

                         ***

Continue Reading

You'll Also Like

268K 19.5K 23
Avantika Aadish Rajawat Aadi, with his fiery nature, adds intensity and excitement to their relationship, igniting a spark in Avni. Avni, like the ca...
323K 9.7K 78
(Fixed/Fan-TL) Top idol group Stardust, whose members disappear like dust. The group that used to have seven members ends with four members... "Is...
467K 29.2K 40
Let's see how different personalities mends with each other to form a beautifull bond together. Where the Eldest is calm and cold, Second is aggress...
6.5M 179K 55
⭐️ ᴛʜᴇ ᴍᴏꜱᴛ ʀᴇᴀᴅ ꜱᴛᴀʀ ᴡᴀʀꜱ ꜰᴀɴꜰɪᴄᴛɪᴏɴ ᴏɴ ᴡᴀᴛᴛᴘᴀᴅ ⭐️ ʜɪɢʜᴇꜱᴛ ʀᴀɴᴋɪɴɢꜱ ꜱᴏ ꜰᴀʀ: #1 ɪɴ ꜱᴛᴀʀ ᴡᴀʀꜱ (2017) #1 ɪɴ ᴋʏʟᴏ (2021) #1 IN KYLOREN (2015-2022) #13...