Bulletproof [BTS]

By cinderellan

75.1K 6.6K 377

WINNER OF WATTYS 2018; THE REVISIONIST. "The karma train will come run to you over." All BTS' members as the... More

1. INTRO
2. FIRST CASE
3. KIDNAP
4. SUSPECT 0.1
5. INTERROGATION
6. RUNAWAY
7. DNA 0.1
8. "I HEARD..."
9. SKETCH
10. DNA 0.2
11. GSR
12. LOCATION DETECTED
13. INTERCEPTION
14. SUSPECT 0.2
15. REVEALED
16. CAUGHT IN A LIE
17. MIANHAE
18. FIND YOU
19. BE ALRIGHT
THANK YOU!
Another Thank You!
The Casts
!!!

20. CHANGED - END

3.5K 275 26
By cinderellan

[ run ]

- Seoul -

Jeon Jungkook, Kim Taehyung dan Park Jimin sudah menjalani sidang mereka.

Jeon Jungkook dan Kim Taehyung masing-masing mendapatkan hukuman 25 tahun penjara.

Mereka tetap akan ditahan di rutan Seoul.

Sementara Park Jimin hanya mendapat hukuman 18 tahun penjara karena ia tidak melakukan kejahatan apapun lagi setelah dihukum di Miami beberapa waktu yang lalu.

Jimin juga akan ditahan di rutan Busan.

Sebelum ia dipindahkan, ia sempat mengirim pesan kepada Hyunjae yang hingga kini masih dirawat di rumah sakit.

Dalam pesan tersebut, Jimin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Hyunjae.

Ia juga mengatakan akan berlaku baik selama di penjara dan akan menuruti segala aturan disana.

Park Jihyun, adik dari Park Jimin juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Hyunjae dan Seokjin karena telah membantu dirinya dan juga kakaknya.

"Ah senangnya. Kasus ini tuntas juga." kata Hyunjae setelah membaca surat yang baru saja dibawa oleh Jin.

Jin mengangguk setuju, "Eoh. Bertahun-tahun kami membuka tutup kasus ini akhirnya selesai juga."

"Tapi kita masih mempunyai satu masalah lagi." celetuk Namjoon.

"Apa lagi?" tanya Hyunjae sambil mengerutkan dahinya.

"Kau. Kau kapan sembuh dan pulang hah?" tunjuk Namjoon kepada Hyunjae.

"Mana kutahu. Kau tanyakan kepada dokter. Kau pikir aku juga betah disini hah?" balas Hyunjae tak mau kalah.

Tom and Jerry berwujud manusia itu saling beradu mata.

"Aish kalian ini! Bisa tidak akur sedikit hah? Kalian itu serasi kalau dilihat-lihat." Jin berusaha melerai mereka.

"Shireo!" teriak Hyunjae dan Namjoon bersamaan.

Jin terkejut kaget dan menggaruk belakang kepalanya.

Tok tok

"Annyeong chingu-deul!" teriak Hoseok dari pintu masuk.

"Sshhh ini rumah sakit pabo!" Namjoon mengingatkan.

Hoseok pun membekap mulutnya dengan tangan.

Ia datang bersama Jieun yang membawa buah tangan untuk Hyunjae.

"Hyunjae-ssi, maaf ya kita baru sempat kesini."

"Ah gwenchana. Kau juga selalu mengirimiku pesan tiap malam."

Jieun terkekeh.

"Ada ribut apa tadi?" tanya Hoseok.

"Biasa. Bapak kucing dan ibu tikus beradu mulut." tunjuk Jin kepada Namjoon dan Hyunjae.

"Asal kalian tahu saja ya. Kemarin-kemarin orang itu bertingkah sangat aneh." ucap Hyunjae sambil melirik-lirik Namjoon yang duduk di sudut ruangan.

Namjoon segera mendelik.

"Hyunjae-ah, jangan coba-coba." ancam Namjoon.

"Diam kau." bentak Hyunjae.

"Kalian harus tahu kalau orang itu ternyata bisa sangat dramatis. Coba saja di ruangan ini ada CCTV." lanjut Hyunjae.

Namjoon segera mendekat ke arah Hyunjae yang tengah duduk diatas ranjang pasien.

"Apa? Mau apa kau? Kau pasti malu jika-"

Seketika Namjoon membekap mulut Hyunjae dengan tangan besarnya.

Para penonton di sekitar hanya tertawa melihat tingkah dua sejoli yang tidak bersatu tersebut.

ⓑⓤⓛⓛⓔⓣ

- Rutan Seoul -

"Eomma akan selalu mengunjungimu disini. Ya walaupun tidak setiap hari atau setiap minggu. Tapi eomma akan mengusahakan. Kau harus bertahan ya." ucap nyonya Han kepada anaknya, Jeon Jungkook.

"Nde, eomma. Maafkan aku karena telah berlaku buruk kemarin." sesal Jungkook kepada eomma-nya.

"Eh? Eomma sudah bilang kan tidak apa-apa. Eomma mengerti bagaimana perasaanmu kemarin."

"Geundae, apa Jieun masih sangat membenciku?" tanya Jungkook dengan putus asa.

"Mengapa kau bertanya seperti itu? Jieun tidak membencimu. Kau adalah kakaknya, bagaimana bisa ia membencimu?"

"Tidak. Ia pasti sangat membenciku. Aku adalah kakak yang buruk. Aku pantas dibenci."

Sebelum melanjutkan kalimatnya Jungkook tersenyum perih, "Ia bahkan tidak hadir dalam persidanganku. Sementara rekannya hadir."

"Ia sangat membenciku eomma. Adikku membenci diriku. Aku sadar, aku memang pantas untuk dibenci."

Tetesan air mata meluncur dengan bebas melewati pipi namja itu.

Nyonya Han terdiam.

Ia bingung harus memberi alasan bagaimana lagi karena kenyataannya memang Jieun masih belum bisa menerima bahwa Jungkook adalah kakak kandungnya.

"Jeongguk-ah, adikmu memang masih belum sepenuhnya menerima kenyataan. Tapi eomma akan terus meyakinkan Jieun. Eomma yakin Jieun tidak membencimu. Ia hanya belum siap menerima kenyataan."

"Terima kasih eomma. Itu terdengar lebih baik."

"Kau teruslah berdoa agar hati adikmu terbuka untukmu dan ia akan memaafkanmu."

Jungkook mengangguk paham dengan perintah ibunya.

Dalam hati kecilnya ia merasa sedikit tenang setelah berbicara dengan ibunya.

Jika saja tidak ada kaca pembatas diantara mereka, mungkin Jungkook sudah memeluk ibunya sambil menangis.

"Baiklah. Jam besukku sudah habis. Jaga dirimu ya. Jangan melakukan hal yang tidak-tidak." ucap nyonya Han sebelum pamit.

"Nde eomma. Sampaikan salamku kepada Jieun. Jangan lupa berikan titipanku itu."

ⓑⓤⓛⓛⓔⓣ

- Apartemen Jieun -

"Eomma pulang." teriak nyonya Han dari arah pintu.

"Aku di dapur eomma." balas Jieun.

"Oh? Kau sedang masak?"

"Nde. Lihat eomma, aku berhasil memasak japchae kesukaan eomma." ucap Jieun girang.

"Wah kau semakin pandai. Kalau begitu, eomma akan membersihkan diri dulu baru kita makan bersama."

Jieun membalas dengan membentuk tanda 'OK' di jarinya.

Setelah nyonya Han keluar dengan pakaian rumahnya, mereka segera menyantap makan malam mereka.

"Eomma tadi pergi ke rutan?" Jieun membuka percakapan dengan ragu.

"Eoh, minggu kemarin eomma tidak sempat menjenguk kakakmu. Jadi hari ini eomma menyempatkan diri untuk menjenguknya." jawab nyonya Han.

Jieun hanya mengangguk sambil terus mengunyah makanannya.

"Oh eomma hampir lupa. Tunggu sebentar."

Nyonya Han kembali ke kamarnya untuk mengambil sesuatu.

Setelah itu ia kembali ke tempat duduknya.

"Ini dari kakakmu. Ia tidak menitipkan salam saja kali ini. Ayo buka eomma penasaran apa isinya."

Nyonya Han terlihat lebih gembira dibandingkan dengan Jieun.

Jieun hanya menatap kotak bewarna coklat tersebut.

Tak ada niat sedikitpun dalam dirinya untuk menyentuh kotak itu.

Nyonya Han sadar akan perubahan mood pada anak gadisnya langsung meraih tangan putri semata wayangnya itu.

"Jieun-ah, eomma tahu kau masih belum bisa menerima kakakmu. Tapi setidaknya terima pemberiannya. Ia selalu menanyakan kabarmu. Menurut sipir yang berjaga, Jeongguk berlaku sangat baik di dalam sana. Ia banyak mengalami perubahan dan itu hal yang baik." jelas eomma-nya.

Jieun menghela nafasnya.

"Aku adik yang jahat ya eomma." ucap Jieun.

"Ani. Kau tidak jahat. Jeongguk mengerti kalau kau masih belum bisa memaafkannya."

"Ayo terima pemberiannya ini. Dia pasti membuatnya dengan susah payah."

Jieun melawan perasaannya kali ini.

Ia mengambil kotak tersebut dan membukanya perlahan.

Ternyata isinya adalah sebuah pahatan kayu yang bertuliskan huruf hangul.

(Jeon Ji Eun)

Itulah tulisan pada pahatan kayu tersebut.

"Wah jinjja yeppuda." ujar nyonya Han setelah melihat pahatan tersebut.

Jieun memeriksa lagi isi kotak tersebut. Ternyata terdapat surat di dalamnya.

Jieun pun membuka surat tersebut dan membacanya.

Annyeong, Jieun-ssi.
Ah, aku sangat canggung menulis ini.

Aku harap kau tidak merobek kertas ini ㅋㅋㅋ

Baiklah. Ayo kita serius.

Jieun-ah, aku ingin mengatakan hal ini kepadamu. Namun aku tidak pernah melihatmu lagi setelah kita berbicara di ruang jenguk napi.

Aku, Jeon Jeongguk, kakakmu, meminta maaf kepadamu.

Kuakui, aku sangat berdosa selama ini dan aku sangat menyesali hal itu.

Sungguh.

Aku tahu kau pasti sangat membenciku kan? Tak apa. Aku bisa menerimanya karena memang seharusnya begitu.

Apa kau tahu? aku senang sekali akhirnya kau mengetahui kalau aku adalah kakakmu. Ya walaupun kau tidak merasakan hal yang sama. Tapi tetap saja aku sangat bersyukur.

Jieun-ah, mungkin ini terlihat menyeramkan tapi aku sudah tahu dari lama denganmu. Aku sering membuntutimu dan eomma. Maafkan aku tapi itu adalah satu-satunya cara agar aku bisa melihatmu.

Jujur aku sangat terkejut saat mengetahui pekerjaanmu. Kau sangat hebat! Aku bangga sekali kepadamu. Eomma sangat hebat membesarkanmu seperti sekarang ini. Ah aku benar-benar iri.

Jieun-ah, tidak ada lagi yang bisa kuucapkan selain meminta maaf kepadamu.

Maafkan aku. Maafkan aku. Maafkan aku.

Dan juga,

Jika kau sudah membaca sampai bagian ini bolehkan aku meminta sesuatu padamu? ㅋㅋㅋ

Kunjungilah aku di penjara ini. Jebal.

Berkunjunglah bersama eomma jika kau takut sendirian. Arraseo? ㅋㅋㅋ

Ah aku tidak tahu lagi harus menulis apa. Mungkin sampai disini saja. Aku tak pandai menulis kata-kata indah ㅋㅋㅋ

Aku menyayangimu. Semoga kau selalu diberkahi dan dimudahkan segala urusannya. Sukses untuk pekerjaanmu dan hidupmu! Fighting!

Jeon Jeongguk.

Setelah membaca surat tersebut Jieun menghapus air matanya yang sedari tadi mengalir.

Eomma-nya juga ikut menangis melihat anaknya menangis seperti itu.

"Eomma maafkan aku. Maafkan aku karena telah bersikap bodoh kepada saudaraku." ucap Jieun sembari memeluk eomma-nya.

"Tidak apa-apa. Semuanya belum terlambat untuk memperbaiki keadaan."

Kalimat yang dilontarkan oleh eomma-nya berhasil membuat Jieun sedikit tenang.

Setelah menyelesaikan acara makan malam yang dijeda tersebut, Jieun masuk ke dalam kamarnya dengan membawa hasil pahatan kayu yang dibuat Jungkook untuknya.

"Kau tahu aku membencimu tapi kau masih saja memberiku hadiah. Pabo." gumam Jieun sambil menyusun pahatan tersebut diatas rak pada dinding kamarnya.

Jieun kembali membuka surat yang ditulis Jungkook untuk dirinya.

Ia menempelkan surat tersebut ke dinding dekat dengan meja kerjanya.

"Haruskah aku mengunjunginya?"

ⓑⓤⓛⓛⓔⓣ

"Tahanan 1958, seseorang ingin menemuimu." ucap seorang penjaga lapas kepada Jungkook yang sedang berbincang-bincang kepada napi lainnya.

"Aigoo Jungkook-ah, sepertinya kau sangat disayang eoh?" ucap seorang napi.

"Ah ani hyung. Kalau begitu aku permisi."

Setelah pamit kepada mereka, Jungkook mengikuti sipir tadi.

Saat Jungkook membuka pintu, ia berhasil menangkap sosok yeoja yang sangat ditunggunya.

Jungkook tak percaya. Jieun datang mengunjunginya.

"Kau akan terus berdiri disana?" teriak Jieun sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Jungkook segera menghampiri Jieun dan duduk di tempatnya.

"Ini sungguh dirimu?" ucap Jungkook.

Jieun terkekeh pelan.

"Tentu saja. Kau kira aku hantu?"

"Tidak. Ini bukan dirimu. Jieun tidak tertawa di depanku. Ia tidak menatapku seperti itu."

Jieun menatap aneh kakaknya.

"Heol. Jangan bilang kau menjadi gila. Kau baru satu tahun disini."

Jungkook masih memasati Jieun hingga membuat yeoja itu risih.

"Ya! Jangan bertingkah seperti itu. Apa kau tahu perjuanganku untuk memberanikan diri kemari hah?"

Jungkook tersenyum, "Aku hanya memastikan."

"Geurigo, kamsahamnida." lanjutnya.

Dan mereka sama-sama diam untuk beberapa detik.

"Kau lama sekali. Seingatku, eomma membawakan surat itu beberapa minggu yang lalu dan kau baru datang sekarang. Kau jahat sekali." ucap Jungkook bertubi-tubi.

"Untung-untung aku mau mengunjungimu." celetuk Jieun pelan.

"Hehehe maafkan aku."

"Kau terus meminta maaf padaku. Sekarang giliranku yang akan meminta maaf kepadamu."

Ucapan Jieun sukses membelalakan mata Jungkook.

"Aku minta maaf, oppa." ucap Jieun lagi.

Jungkook tersenyum puas.

"Bagiku, kau tidak ada salah apapun."

Mereka pun berbincang hangat.

Dua bersaudara itu menjadi akur untuk seterusnya.

Kehidupan mereka menjadi berubah.

Keluarga Jieun menjadi bertambah satu walaupun mereka belum bisa bersama-sama.

Sementara itu, kehidupan para agen sama seperti biasanya.

Hyunjae telah pulih dan kembali beraktifitas seperti biasa. Bahkan ia dan Namjoon semakin akrab.

Mereka sudah mengetahui perasaan masing-masing namun mereka tidak menjalani sebuah hubungan.

Mereka membiarkan hubungan mereka seperti itu dan mengikuti alur ke depan.

Seokjin kini sudah bertunangan dengan seorang wanita yang merupakan temannya sewaktu SMA.

Percaya tak percaya, Jin sempat mendapatkan tawaran sebagai kepala kepolisian di salah satu distrik.

Namun ia menolaknya karena ia tak mau meninggalkan tim-nya.

Hoseok semakin hari semakin memberi positive impact untuk semua orang. Jika ia tidak ada di kantor, akan terasa sepi sekali.

Semua agen tersebut sangat berjasa bagi negaranya.

Tak diragukan lagi, mereka selalu diminta menuntaskan kasus berat yang terjadi di Seoul.

"Cha~ seorang mayat kembali ditemukan. Kali ini di lapangan terbang angkatan udara." ucap Namjoon.

"Daebak!" teriak Hoseok.

Semua orang menatap Hoseok.

"Apanya yang hebat?" cela Hyunjae sambil menggeleng.

Semua orang mengumpat kepada Hoseok sementara dia hanya tertawa.

"Sudah. Semuanya ambil peralatan kalian. Lima menit lagi kita berangkat"

[ stop ]

THE END

Selesai juga direvisi fyuh fyuh.


Vote & comment jusseyo!^^

Ps, dibaca juga ya work-ku di sebelah hoho
- an

Continue Reading

You'll Also Like

277K 15.7K 45
[ 𝐛𝐭𝐬 𝐭𝐡𝐞𝐨𝐫𝐲 𝐚𝐧𝐚𝐥𝐲𝐬𝐢𝐬 ] - from this chapter. our story began. welcome to hyyh universe. it's danger. cause when you into this univer...
178K 62.4K 90
"Akan kubuktikan kalau aku, bukan orang yang lemah dan kalah!" ~Dari Galan, seorang anak miskin yang akan mengubah wajah Bangsa Indonesia. Langsung b...
26.1K 3.1K 16
"Mas Yogi, kita punya tetangga baru kayanya." - Mila. |"Hmm. . Lumayan hantarannya tuh!" - Yogi. . . Universe kesekian Yogi - Mila dan Tetangga baru...
357K 33.9K 200
Ini kumpulan tips menulis yang beda dari yang lain. Ada cara menulis Kissing Scene, Breaking Point, Fight Scene, dll. UPDATE tiap RABU. Bisa dibaca j...