Bulletproof [BTS]

By cinderellan

75.1K 6.6K 377

WINNER OF WATTYS 2018; THE REVISIONIST. "The karma train will come run to you over." All BTS' members as the... More

1. INTRO
2. FIRST CASE
3. KIDNAP
4. SUSPECT 0.1
5. INTERROGATION
6. RUNAWAY
7. DNA 0.1
8. "I HEARD..."
9. SKETCH
10. DNA 0.2
11. GSR
12. LOCATION DETECTED
13. INTERCEPTION
14. SUSPECT 0.2
15. REVEALED
16. CAUGHT IN A LIE
18. FIND YOU
19. BE ALRIGHT
20. CHANGED - END
THANK YOU!
Another Thank You!
The Casts
!!!

17. MIANHAE

1.9K 251 3
By cinderellan

[ run ]

- Seoul -

Hari ini adalah sidang perdana hakim Min atas tuntutan pembunuhan dan penculikan anak di bawah umur.

Namjoon, Jin dan Hyunjae akan hadir dalam persidangan tersebut.

"Baiklah. Kau siap?" tanya Hyunjae kepada Namjoon.

"Tentu saja. Aku sangat siap untuk hari ini." balas Namjoon.

ⓑⓤⓛⓛⓔⓣ

- Pengadilan Tinggi Seoul -

Proses persidangan pun dimulai.

Namjoon dan Hyunjae terlihat sangat gugup.

Mengingat hakim Min adalah orang yang licik, jadi mereka selalu waspada.

Bahkan di sekitar gedung pengadilan ditempatkan beberapa petugas kepolisian untuk berjaga-jaga.

Tiba-tiba, di tengah persidangan hakim Min hilang kesadaran.

Segeralah tim medis membawanya keluar ruangan.

Sidang pun ditunda oleh hakim untuk sementara.

"Hyung, pantau keadaan di luar. Hyunjae ikut aku." perintah Namjoon.

Jin mengangguk paham dan segera berlari keluar ruangan untuk memantau keadaan sekitar.

Hyunjae dan Namjoon segera mengikuti kemana hakim Min di bawa.

Ia di bawa ke sebuah ruangan lalu di baringkan.

"Apa yang terjadi?" tanya Namjoon kepada dokter setelah ia memeriksa hakim Min.

"Tekanan darahnya rendah, asam lambungnya naik. Aku rasa ia sedikit stres dan juga kurang istirahat."

Setelah mengatakan itu sang dokter pun pamit.

Namjoon melihat keadaan hakim Min sekilas.

Bahkan ia dipakaikan masker oksigen untuk membantu pernapasannya.

Mereka sangat paham dengan keadaan seperti ini.

Hal ini memang biasa terjadi pada tersangka yang akan menjalani persidangan.

"Aku akan menhentikan persidangan untuk hari ini. Kita lanjutkan besok." ujar hakim Kang yang memimpin sidang ini.

Namjoon mengangguk paham dan mengucapkan terima kasih sebelum hakim Kang meninggalkan mereka.

ⓑⓤⓛⓛⓔⓣ

- Rutan Seoul -

Hari ini Jieun memberanikan diri untuk menemui Jeon Jungkook.

Setelah melapor kepada sipir dan mengisi daftar kunjungan, ia menunggu di sebuah ruangan.

"Untung saja ada kaca." gumam Jieun.

Ya, ruangan tersebut adalah tempat dimana napi dan tamunya dapat bertemu dan berbincang.

Namun, jarak mereka dibatasi oleh sebuah meja dan kaca.

Tak lama suara pintu terbuka dari arah yang berlawanan.

Jieun segera menegapkan tubuhnya.

Dapat ia rasakan ototnya menegang saat melihat sosok yang ia tunggu.

Jeon Jungkook tak kalah kaget melihat Jieun lah yang ingin menemuinya.

Setelah Jungkook duduk dihadapannya, Jieun masih belum bersuara.

"Jieun-ah."

"Andwae-" akhirnya Jieun membuka mulut.

Matanya mulai memerah, tanda sebentar lagi akan ada bulir air yang akan keluar dari mata indah tersebut.

"Mianhae." Jungkook mengeluarkan kata-kata itu.

Jieun masih berusaha menahan tangisnya.

"Bagaimana bisa kau memiliki ini?" ucap Jieun tanpa basa basi.

Ia menunjukkan kalung yang ia temukan bersama Hyunjae.

Jungkook menegapkan tubuhnya.

Benda yang berusaha ia ingat keberadaannya dimana kini ada di depannya.

Jungkook menatap Jieun, "K-Kau menemukannya?"

"Temanku menemukannya di apartemenmu." jawab Jieun dingin.

"Sampaikan terima kasihku pada temanmu. Ini sangat-"

"Bahkan kau tidak menghargai betapa pentingnya kalung ini." potong Jieun.

Jungkook kembali terdiam.

Jungkook yang kejam sudah tidak ada lagi.

Lelaki itu merasakan tubuhnya tak dapat berfungsi dengan baik setelah mendengar ucapan sang adik yang ia sayangi.

Penyesalan memang selalu datang terlambat.

"Beruntung kalung ini tidak ditemukan di tempat sampah." Jieun melanjutkan kalimatnya dengan penuh penekanan.

"Pasti kau berpikir bahwa ini adalah kalung biasa."

"Apa kau tahu eomma-ku sengaja membelikan ini agar kita mudah ditemukan?"

"Apa kau tahu selama ini eomma-ku sangat tersiksa karena tidak bisa menemui anak laki-lakinya?"

Jieun tidak sama sekali memberi kesempatan kepada Jungkook untuk berbicara karena ia tidak ingin mendengar penjelasan apapun dari lelaki itu.

Jungkook merasa semakin terpojok.

Ia merasa dirinya harus melawan namun hatinya berkata bahwa ia tidak boleh marah untuk saat ini.

Jungkook merasa sakit.

Sakit karena adiknya terlihat begitu sangat membencinya.

"Apa kau tahu eomma sering menangis karena merindukanmu? Apa kau tahu eomma bahkan diam-diam meminta bantuan rekanku untuk mencarimu? Apa kau tahu perjuangannya untuk membawamu ke pelukannya lagi hah?!" Jieun nyaris berteriak.

Air mata mulai mengalir melewati pipi mulus yeoja itu.

"Dan setelah ia tahu bahwa kau masih hidup dan tumbuh seperti ini, ia masih tetap memperjuangkanmu, membelamu, berusaha memberimu kasih sayang tapi apa yang kau lakukan padanya?!"

Jungkook semakin menunduk.

Jieun menghentikan khotbahnya sejenak.

Ia bisa mendengar isakan dari lawan bicaranya.

Sangat tidak diduga ternyata Jungkook dapat menangis di hadapan perempuan itu.

Seketika Jieun merasa bersalah.

Sedikit merasa bersalah tepatnya.

"Aku tidak masalah jika kau adalah kakak kandungku. Aku tidak peduli jika kau sedarah denganku." lanjut Jieun sambil menghapus air matanya.

"Aku akan mengizinkan eomma-ku untuk menemuimu karena aku tidak berhak melarang seorang ibu untuk menemui anak kesayangannya."

"Tapi jika kau masih kasar dan tidak menghormati eomma-ku, aku tidak akan segan-segan mengirimmu ke neraka."

Kemudian Jieun beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari ruangan tersebut.

Ia terpaksa membawa tubuhnya keluar dari tempat itu agar tidak terjadi sesuatu yang lebih mengerikan.

Jieun pergi meninggalkan Jungkook dengan batinnya yang sudah Jieun siksa selama hampir satu jam.

Jungkook pun menyumpahi dirinya sendiri karena telah merusak dirinya.

Ia marah kepada dirinya sendiri.

Jungkook merasa tidak ada gunanya lagi ia hidup jika orang yang sangat disayanginya telah membenci dirinya.

Jeon Jieun, gadis kecilnya, adik yang selalu disayangi dan dilindunginya kini telah berubah.

Dan semua itu akibat kesalahan yang dibuat oleh sang kakak, Jeon Jungkook.

"Appa benar. Kau memang tidak berguna Jeon Jeongguk."

ⓑⓤⓛⓛⓔⓣ

- Seoul Crime Lab -

"Lalu apa yang akan kalian lakukan?"

"Aku tidak tahu. Yang jelas kondisinya sedang tidak baik untuk melanjutkan persidangan." jawab Hyunjae.

Jimin menghela nafas.

"Geundae-"

Jimin terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Wae?" tanya Hyunjae.

"Ah ani. Lupakan saja."

"Katakan saja." paksa Hyunjae.

"Apa kau tahu bagaimana kabar adikku?"

Hyunjae berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Jimin.

"Mian. Aku tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang. Tapi aku yakin ia baik-baik saja. Rekanku akan selalu mengawasi adikmu."

Jimin mengangguk.

Mendengar jawaban tersebut Jimin menghela nafas lega.

Walaupun jawaban tersebut tidak seperti yang ia harapkan.

Tiba-tiba Hyunjae mengeluarkan telepon genggamnya.

"Ini." ucap Hyunjae sembari memberikan benda tipis tersebut ke Jimin.

Jimin menatap Hyunjae bingung.

"Hubungi adikmu. Beri tahu kalau kau baik-baik saja. Ia pasti sangat mencemaskanmu."

Seketika mata lelaki itu berbinar.

Jimin tersenyum lebar ke arah Hyunjae membuat Hyunjae juga tersenyum.

"Terima kasih agen Hyunjae."

Setelah itu Jimin segera menghubungi adiknya.

Bahkan Jimin membiarkan speaker-nya menyala agar Hyunjae dapat mendengar percakapan antara kakak-adik tersebut.

Tok tok

Seorang petugas tiba-tiba masuk dan memberitahu bahwa Jimin harus kembali ke dalam sel.

Jimin segera memutuskan panggilan teleponnya dan mengembalikan telepon genggam milik Hyunjae.

"Terima kasih banyak." ucap Jimin sebelum meninggalkan Hyunjae.

Hyunjae tersenyum lega.

Senang sekali rasanya membantu seseorang.

Hyunjae pun teringat sesuatu.

Dulu ia sangat membenci namja itu sampai-sampai ia bersumpah jika ia kembali menangkap Jimin maka ia akan membuat lelaki itu membusuk di penjara seumur hidupnya.

Namun setelah ia menangkap Jimin lagi, ia menarik ucapannya.

Bahkan sekarang ia terlihat akrab dengan tersangkanya sendiri.

"Apa-apaan?" gumam Hyunjae sambil menepuk kepalanya.

Kemudian ia segera meninggalkan ruang introgasi tersebut dan kembali menyelesaikan tumpukan laporan-laporan di meja kerjanya.

[ stay ]

Continue Reading

You'll Also Like

83.5K 7.2K 51
【 On Going 】 GIRLS Series #1 - - - Blurb: Dia Alexiore, seorang gadis dengan kedinginan melebihi rata-rata tiba-tiba menghembuskan nafas terakhirnya...
357K 33.9K 200
Ini kumpulan tips menulis yang beda dari yang lain. Ada cara menulis Kissing Scene, Breaking Point, Fight Scene, dll. UPDATE tiap RABU. Bisa dibaca j...
178K 62.4K 90
"Akan kubuktikan kalau aku, bukan orang yang lemah dan kalah!" ~Dari Galan, seorang anak miskin yang akan mengubah wajah Bangsa Indonesia. Langsung b...
5.5K 1.3K 104
Hancur. Itulah kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan Panti Asuhan Bakti Mulia setelah kepala sekolah mereka, Pak Stenley, menjadi terdakwa ata...