Awi & Juna (Selesai)

By Qiqikiyaaaaa

1.7M 108K 1K

Highest Rank #4 in ChickLit *** Maaf, pernah membiarkanmu berjuang sendirian. -Arjuna Sakha Iskandar- ---- Cu... More

Bagian 0 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 1 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 2 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 3 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 4 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 5 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 6 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 7 - Alwiranda dan Arjuna
Bagian 8 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 9 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 10 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 11 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 12 - Alwiranda & Arjuna
BUKAN UPDATE.
Bagian 13 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 14 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 15 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 16 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 17 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 18 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 19 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 20 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 21 - Alwiranda & Arjuna
22 - Intermezzo
Bagian 23 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 24 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 25 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 27 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 28 - Alwiranda & Arjuna.
??
Bagian 29 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 30 - End.
Extra Part 1
Extra Part 2.
Extra Part 3

Bagian 26 - Alwiranda & Arjuna

32.8K 2.1K 7
By Qiqikiyaaaaa

Jangan coba-coba menyakiti wanita. Jika mereka bangkit, tumbuh kuat, mandiri. Besok lusa, boleh jadi kalian (lelaki) yang merangkak di kakinya
-(Tere Liye)-

###

Alwiranda14

ArjunanyaAwi_ , Gitaaaa_ dan 29.980 lainnya
Alwiranda14 Lunch w/ Mas Kesayangan 💏
View all 33 comments
ArjunanyaAwi_ 💋💋
Gitaaaa_ No comment gue wi:)
Alwiranda14 Mwah 💋 ArjunanyaAwi_ / apasi sayangggg Gitaaaa_

***

"Yang, buat acar 7 bulanan nanti mau kayak gimana?" Tanya Arjuna saat keduanya tengah menikmati makan siang mereka.

"Pengajian sederhana, dan ngundang anak yatim. Boleh ya?" Jawab Awi seraya menerima suapan dari suaminya.

Juna tersenyum mendengar permintaan sederhana istrinya itu.

"Tentu. Aku bahkan gak kepikiran sampai kesana. Aku kira kamu mau sejenis pesta mewah." Seru Juna yang nada kagum yang begitu ketara.

"Aku lebih suka berbagi sama yang membutuhkan. Daripada menghamburkan uang demi kesenangan sesaat." Jawaban Awi membuat Juna tidak tahan untuk tidak mencium gemas pipi gembil istrinya.

"Nanti kita omongin lagi sama keluarga kita." Ucap Juna yang langsung diangguki setuju oleh Awi.

***

Acara 7 bulanan kandungan Awi berlangsung sederhana, dan ditutup dengan shalat isya berjamaah oleh pak Ustadz.

Anak-anak yatim yang diundang pun mulai meninggalkan kediaman Awi dan Juna dengan membawa bingkisan yang sudah disiapkan Juna sebelumnya.

Sekarang hanya tersisa keluarga dari kedua belah pihak.

"Mas, Dika pinjem Kak Awi dulu ya. Sebentar ajaaa." Rengek Dika saat kakak ipar nya itu tak membiarkan Awi beranjak barang sedikitpun dari sisinya.

Awi menggeleng geli melihat tingkah dua lelaki kesayangannya itu beradu mulut sejak beberapa menit yang lalu.

"Mau ngapain si emang, Dik?" Tanya Juna untuk ke tiga kalinya.

"Curhat, Mas. Curhattt. Ya ampunnnn." Pekik Dika frustasi.

Awi terkikik geli kemudian berbisik pada suaminya.

"Bentaran ya. Dia itu jarang curhat sama aku. Jadi aku mau dengerin curhatan pertama dia itu tentang apa sekarang."

"Ish. Jangan lama-lama. Kamu harus istirahat." Ucap Juna yang kemudian dijawab dengan acungan jempol oleh Awi.

"Mas Ajunnnn, Daffa sama Daffi bawa Ludo. Main yuk, Mas. Sama Kak Dilla juga." Ajak kedua adik kembarnya membuat Juna mengangguk pasrah.

***

"Mau curhat apa, Dika?" Tanya Awi saat keduanya sudah berada jauh dari keramaian.

Taman dirumah tersebut. Awi berjalan untuk duduk di ayunan yang memang Juna sediakan untuknya disusul oleh Dika.

"Aku punya temen, Kak."

"Ya trussss? Ambigu banget omongan kamu."

"Perempuan. Dia sederhana. Aku suka."

"Akhirnyaaaaa. Lulus SMA kamu bisa naksir cewe juga ya." Ucap Awi terkekeh kecil yang dijawab anggukan canggung oleh Dika.

"Jadi, apa masalahnya?"

"Dia dari keluarga broken."

"So?"

"Ayahnya selingkuh. Ibu nya yang dia fikir baik ternyata sama aja kayak Ayahnya. Dia tinggal sama Ibu nya. Ibu nya nikah lagi dan dia benci Ayah tirinya itu."

Awi tertegun mendengar cerita serius adiknya itu.

"Kamu deket banget ya sama dia? Sampai tau detail tentang gadis itu?"

Dika mengangguk, sebelum kembali melanjutkan ceritanya.

"Pernah suatu malem, waktu Dika mau ke supermarket depan. Dika nggak sengaja ngeliat dia duduk di halte. Waktu itu tempatnya sepi juga. Karena udah lewat dari jam 9 malem. Dika samperin dia. Dan ternyata matanya udah merah, Dika rasa dia udah nangis cukup lama untuk itu. Disitu dia cerita semuanya sama Dika. Dika pulang telat kerumah dan jadiin Kak Awi alasannya. Hehehe." Ucap Dika nyengir.

"Maksud kamu?" Tanya Awi.

"Iya waktu itu kalau gak salah udah jam setengah 11 waktu dia selesai cerita dan tangisnya juga nggak separah waktu sebelum Dika dateng. Dika gak tega dong biarin dia sendirian di halte. Yaudah Dika anter dia pulang dulu. Pas banget waktu dia turun dari mobil, Ayah nelpon. Dika bilang aja habis dari rumah Kak Awi biar Ayah nggak marah." Jawab Dika membuat Awi mendelik.

"Jangan dibiasain bohong sama orang tua. Lain kali jangan gitu lagi." Omel Awi sedangkan Dika hanya cengengesan.

"Iya, Kak. Janji. Oiya, Dika juga sekalian mau pamit sama Kak Awi."

"Iya, Kak. Dika janji." Balas Dika.

"Oiya, Dika juga sekalian mau pamit sama Kakak. Selesai UN kemarin, Dika iseng-iseng nyoba tes untuk bisa kuliah di Luar Negri. Dan alhamdulillah Dika kepilih. Dan kebetulan bareng sama cewe itu, Kak. Kalau gak ada halangan, 3 bulan lagi Dika pergi ke Jepang buat kuliah disana."

"Loh kamu ko baru bilang sekarang sih, Dik?"

"Hehe maaf, Kak. Baru sempet ketemu Kak Awi nya hari ini. Nanti pas Kakak lahiran, Dika masih disini kok."

"Bukan masalah itunya, Kakak cuma khawatir. Kamu kan nggak pernah jauh dari Ayah sama Mama. Kamu yakin bisa? Itu Jepang, bukan Jogja atau Aceh."

Dika tersenyum melihat kekhawatiran diwajah kakaknya.

"Justru itu, Kak. Dika juga mau buktiin sama mulut-mulut mereka yang seringkali bilang kalau Dika ini anak Mami-lah, kuper-lah, gak mandiri-lah, dan kawan-kawannya. Kalau Dika pasti bisa sukses walau jauh dari keluarga." Ucap Dika berusaha meyakinkan Kakaknya.

"Ok. Its your choice. Do what you love and love what you do." Seru Awi yang langsung dijawab anggukan oleh Dika disertai senyum yang tercetak diwajah keduanya.

**

Sementara itu . . . . .

"Mas Ajun gimana sihh, masa main Ludo aja kalah mulu." Gerutu Daffa seraya mengoleskan bedak pada wajah Arjuna diikuti Daffi juga Dilla.

"Mas kan udah lama banget nggak main Ludo. 20 tahun yang lalu kali. Ya jangan salahin Mas dong kalau Mas lupa cara mainnya. Lagian itu lagi apes aja jadinya kalah." Balas Juna pasrah.

"Udah main 2x tetep aja kalah. Itu namanya apes, Mas?" Ledek Dilla sedangkan Arjuna langsung menatap Dilla kesal.

Bukannya bantuin ngebela malah ngejatuhin. -batin Juna menggerutu-

"Kak Awiii, sini." Teriak Gita saat melihat Kakak iparnya itu dari balik punggung Kakaknya.

Arjuna melotot kemudian hendak membersihkan wajahnya yang dipenuhi bedak karena ulah adik-adiknya itu.

"Eh gak boleh di hapus dong Mas. Ini kan sesi ke tiga belum kelar." Cegah Dilla.

"Asik banget mainnya." Seru Awi yang langsung duduk disamping Arjuna yang malah membuang mukanya.

"Iya, Kak. Seru. Apalagi kalau menang terus." Ucap Dilla cekikikan.

"Mas Ajun, ada Mbak Awi kok malah dicuekin gitu." Ucap Daffi mengintrupsi Mas nya.

Arjuna menghela nafas sebelum akhirnya menoleh ke arah istrinya dengan senyum anehnya.

"Muka kamu kenapa?" Tanya Awi menahan tawanya.

"Mas Ajun kalah mulu tuh, Mbak. Jadi berantakan mukanya." Celetuk Daffa seraya memainkan kembali Ludo nya.

"Sembarangan. Muka Mas masih ganteng gini dibilang berantakan." Gerutu Juna lalu kembali fokus pada permainannya.

Sedangkan empat orang disampingnya malah cekikikan.

"Tetep ganteng kok Mas-ku ini." Bisik Awi tepat disebelah telinga kanannya.

"Yaudah lanjut aja mainnya. Mbak mau ganti baju dulu." Ucap Awi yang dijawab anggukan oleh semuanya.

Setelah Awi pergi, Arjuna dan ketiga adiknya kembali melanjutkan permainannya.

"1 . . . 2 . . . 3 . . . 4 . . . 5" ucap Daffa.

"Yahhhhh punya Mas Juna dimakan lagi sama Daffa." Ucap Daffi pura-pura sedih.

Sedangkan Dilla dan Daffa sudah siap meledakkan tawanya saat melihat Juna kembali mendesis.

###

Tbc.

Kok diaku berantakan bgt ya oart ini? Sebagian nggak ada lanjutannya malah.

Di kalian gmn?

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 191K 52
#Rank-2 in GF (240518) [Proses Penerbitan ] Part masih Utuh silahkan baca sebelum di hapus sebelum terbit 😉😉😉
594K 42.6K 42
"Kenapa, Mas?" Tanya Jeje dari seberang telepon. Mungkin merasa heran karena tidak biasanya aku menelpon tanpa mengiriminya pesan terlebih dulu. "Mau...
150K 6.4K 58
Hidup Devira yang hampir tenang dua bulan ini berubah menjadi rumit kembali. Belum sempat ia benar-benar melupakan masa lalu yang mencekik pikiran da...
680K 48K 45
Nayyara menerima pinangan Rayyan sebagai jalan keluar "kabur" dari rumah orangtuanya dengan cara yang baik. Padahal dia tahu, lelaki yang selalu dian...