^Valen^
Setelah Jacky ceritaiin ke aku ceritanya aku inget..
*flashback*
Pas Jacky nyuruh aku temenin dia di kamar tamu, aku keliatan cape juga dan pas aku udah pastiin bahwa Jacky udah tidur, aku niat buat pergi ke kamar, tapi Jacky masih pegang tangan aku jadi aku ga bisa pergi, karena mataku udah ga bisa di ajak kompromi, akhirnya aku tidur dengan posisi duduk dan selang beberapa menit dari itu, Jacky sadar kalo aku udah tidur, Jacky langsung angkat aku ke atas (tapi sebelumnya nanya dulu ke salah satu pelayan di rumah dimana kamar aku??) dan dia tidurin aku di kasur aku yang ukurannya Queen, ber-sprei pink, bergambar hati (hah?! -..-).
Dan kemana dia??? Dalam keadaan setengah ngantuk dia pamit ke pak Ahmad tapi pas Jacky nyampe depan pintu mama sama papa datang dan
“ eh, nak Jacky?? Hmm, nak Jacky sakit??” kata papa
“ eh, emm, engga Cuma kurang minum aja kok om” jawabnya BOHONG
“ oh, yaudah kita minum dulu yu ke dalam” tawar papa ke Jacky
“ eh, hmm, om tante saya lagi buru-buru, tadi orang rumah bilang papa sama mama saya mau pulang” jawab Jacky nolak (sopan tapi BOHONG)
“ eh, yaudah kalo gitu, titip salam aja buat papa sama mamanya nak Jacky ya..” jawab papa akhirnya
“ iya om tante, jacky pamit pulang dulu ya..” jawab Jacky sambil salam ke mama dan papa
“ eh, nak Jacky, valen kemana???” kata mama yang akhirnya angkat bicara
“ itu tante, tadi pulang dari danau, katanya dia cape jadi langsung istirahat deh” katanya (bohong lagi)
“ oh, yaudah, makasi ya Jack, udah ajak Valen jalan-jalan,”kata mama
“ ah, tante, harusnya Jacky yang bilang makasi ke om sama tante karna mau ngenalin Jacky sama anak tante yang baik dan udah ngajak Jacky jalan-jalan”
“ ah, pokoknya tante sama om atas nama Valen mau bilang, makasi”
“ hehe, yaudah, om tante, Jacky mau pulang dulu takut mama sama papa udah dateng”
“ yaudah, makasi sekali lagi, hati-hati ya..” kata papa
“ ya om tante, Jacky juga makasi ya..” kata jacky mengakhiri percakapan sambil memasuki mobil sedan BMW silver miliknya
*flashback end*
“ Jack, aku minta maaf ya udah salah sangka” kataku sedikit memelas
“ ih, ogah, minta maaf sih gampang” katanya judes
“ ih, tolong atuh ah, hmm, mau apa coba biar aku dimaafin” kataku memelas
“ aku pingin kamu traktir aku naik semua wahana di taman impian, tapi kamu juga harus naik” katanya nahan ketawa
“ ah, ogah yang lain aja ah, ntar malah aku yang repot, ntar kamu gitu lagi” kataku kesel
“ alah, bilang aja takut” katanya tsambil tersenyum evil
“ hmm, iya emang aku takut, tapi aku lebih takut kau kayak kemaren lagi, ntar aku yang repot, TAU???” kataku sambil meletot
“ tenang aja ga akan kok, tapi kalo kamu ga mau, aku gaakan maafin kamu” katanya sambil membalikan badan
“ hmm, kalo kayak gitu aku juga bakalan marah ke kamu” kataku sambil beranjak pergi
“ eh-eh..” kata Jacky narik tangan aku
“apaan sih ELO GUE END” kataku sambil ngebantingin tanganya
“ ih, jangan marah dong nanti ga cantik lagi tau” katanya memelas (puppy eyes)
“ gombal” kataku sambil berjalan cepat
“ aku traktir deh”
“ apa??” kataku sambil terus berjalan
“ tuffle”
“ engga”
“waffle”
“ ga”
“ magnum”
“ bosen”
“ ice cream Sunday”
“ hmm” (menggeleng)
“ main di taman Impian? Atau? main bebek perahu?”
“ okeh tapi dua-duanya”
“ okeh”
“ satu syarat lagi”
“ kamu ga boleh itu lagi, karna sekarang aku yang nyetirnya :p”
“ heh, ga janji”
“ okeh.. lo gue..”
“ iya-iya”
“ gitu dong, hahha, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui”
“ hahah” ketawa ga ikhlas
“ udah cepetan masuk” kataku kesel karna denger ketawanya yang lucu
“ ngambek mulu ih” katanya sambil masuk ke mobil
*********
5 jam kemudian..
“ trims buat hari ini ya Jac, untung tadi kau ga mengeluarkan apapun dari mulut ^^ bwahahah” kataku
“ hmm,” katanya sambil memasuki gerbang
“ Jac, kamu gapapa kan???” kataku sambil ngeguncangin bahunya
Bleeekkk
“ Jacky, haduh, coba bilang dari tadi kalo misalnya ga kuat” omelku
“ kan sekarang pake pingsan”
*********
Di rumah sakit..(ruang dokter)
“ dokter gimana keadaan Jacky??” kataku cemas banget
“ apa anda pacarnya??” kata dokter itu sambil natapin aku dari atas sampe ke bawah
“ ha?? Eh, iya?? Gimana keadaannya dok??” kataku gugup ( kenapa gugup ya??)
“ oh, dia Cuma kecapean, terus penyakit dia kambuh lagi” kata dokter itu
“ penyakit?? Penyakit apa dok???” tanyaku kaget
“ apa dia belum memberi tau anda??” tanya dokter itu (lagi-lagi nurunin kacamatanya)
“ he-eh” jawabku cepet sambil mengangguk
“ Dia punya penyakit yang sangat langka, yaitu ketakutan pada benda atau apapun yang bergerak cepat, jadi jika dia melihat atau merasakan sesuatu dengan cepat dia akan muntah-muntah, gejalanya memang sama seperti mabuk perjalanan atau masuk angin biasa, tapi jika dibiarkan terlalu lama, dia akan pingsan seperti sekarang ini, penyakit semacam ini juga tak bisa dipaksakan, emm, sebenarnya apa yang terjadi hingga Jacky dapat kambuh lagi? Sudah sekitar enam bulan dia tak pernah kambuh, tapi sekarang dia bisa kambuh.” Kata dokter panjang lebar aku hanya memandangi lantai, pandanganku makin buram tertutup oleh lapisan air yang memaksa keluar, aku tak menjawab satupun pertanyaan dokter tadi, aku marasa sangat bersalah.
Tanpa terasa air mata yang telah aku tahan sekuat tenaga jatuh begitu saja, pipiku terasa panas oleh titik-titik air yang keluar. Dokter itu kebingungan dan akhirnya berbicara lagi,
“ nona, apa anda baik saja?” kata dokter itu
“ hiks, iya saya baik-baik saja, apa saya boleh memastikan keadaan Jacky dokter??” tanyaku sambil menghapus sisa-sisa air mata.
“ tentu saja silahkan nona” jawab dokter dengan nada kuatir
“ dokter saya ucapkan terimakasih, atas pertolongan anda” kataku sambil menjulurkan tangan
“ iya, sama-sama, itu sudah menjadi kewajiban saya sebagai seorang dokter” katanya sambil pergi berlalu
Aku pun segera masuk ke ruang perawatan, dimana Jacky berada, di jalan aku terus-terus mengeluarkan air mata, aku merasa sangat bersalah, aku memeng salah. Dalam hati aku terus berteriak
‘ Valen kenapa kamu begitu bodoh, kamukan tahu jika Jacky diajak ngebut, dia pasti mabuk, tapi kenapa kamu ajak dia ke taman impian, ajak dia ugal-ugalan di jalan, kamu emang bodo, CRAZY VALEN, YOU VERY CRAZY, YOU STUPID’ batinku terus berteriak, aku juga ingin berteriak sekeras mungkin.
Saat aku tiba di depan ruangan dimana Jacky dirawat, rasanya aku tak mau masuk, aku malu, bukan malu tapi aku sangat malu, aku seorang perempuan tapi kenapa hal sekecil ini saja aku tak bisa, aku hanya dipaksa untuk mamahami keadaan Jacky, dia tak bisa di ajak untuk menaikki sesuatu dengan cepat, tapi aku memaksanya.
Aku memegang gagang pintu dengan tangan bergetar, air mata yang tadinya ku paksa untuk tak jatuh, malah mengalir dengan derasnya, aku takut. Aku menghapus air mataku dengan cepat, aku harusnya malu, kenapa aku hanya bisa nangis, kenapa aku ga coba buat minta maaf dan terima semua resikonya.
Akhirnya aku buka pintu itu, aku usahain biar pintu itu ga berbunyi sedikitpun. Setelah aku masuk samar-samar aku liat seorang laki-laki manis dan lucu itu, tertidur, tapi semua orang yang melihatnyapun pasti tau, wajahnya yang manis itu merahasiakan rasa sakit di tubuhnya itu. Aku tak mampu lagi menahan air mataku. Untuk ketiga kalinya aku menangis untuk laki-laki manis di hadapanku. Aku tak tahan melihat wajahnya yang nampak menahan sakit itu, akhirnya dengan suara serak, akupun berbisik di telinganya,
“ Jacky, aku Valen, hiks.., maaf ya, Jacky aku tau kamu kuat, cepet bangun ya.. nanti aku traktir kamu tuffle, magnum, toblerone, apa aja deh yang kamu mau, terus.. hiks.. kalo kamu ngerasa sakit bilang aja ke aku, hiks, jangan di tahan” kataku sambil menjauhkan kepalaku menjauh dari kepala Jacky, lalu aku berdiri untuk mengambil tissue, tapi ada seseorang yang menarik tangan kiriku.
“ eits, valen, mau kemana kau?? Mau kabur?? Ga boleh, tadi kamu udah janji mau traktir aku, apa aja yang aku mau, sekarang duduk” katanya sambil menarik tanganku untuk mendekati tempat tidurnya
Awalnya aku kaget, tapi aku inget kalo Jacky tuh lagi tidur, bukan pingsan dan..
“ JACKY, AKU BUKAN MAU KABUR, AKU MAU CARI TISSUE, UMBEL DI HIDUNG AKU UDAH PENUH, SEKARANG LEPASIN” kataku esmosi tingkat tinggi
“ jangan pake tissue, nih pake baju aku aja, aku takut kamu kabur” katanya sambil memamerkan senyum ala evilnya ( emang ganteng tapi tetep aja MEMUAKKAN)
“ emang kamu ga akan jijik” kataku sambil mendekatkan wajahku ke arah wajahnya seakan menantang dia
“ engga, cepet nih pake aja” katanya sambil mulai membuka kancing baju pasien yang dipakainya
“ kamu ga jijik, aku yang jijik tau, itu baju, udah penuh virus dari tubuh kamu, jadi aku ga akan pernah mau pake baju itu walau Cuma buat hidung aku” kataku pura-pura jijik.
“ emangnya kamu mau ambil tissue dimana??” katanya (nada introgasi)
“ Jacky yang ganteng, baik, murah hati, tidak sombong dan manis aku mau ambil tissue di laci pasien, tapi sekarang aku kesel sama kamu, JADI AKU MAU KELUAR, AKU MAU PULANG, kamu juga udah siuman kan?? Jadi yang utama LEPASIN TANGAN AKU???!!” ( teriak)
“ yaudah aku juga amu ikut pulang sama kamu” katanya sambil mencoba turun dari kasur
“ Jacky mau kemana?? Kan belum sembuh” kataku sambil kembali lagi ke arah Jacky tapi..
BLEEEKKK
Aku kesandung sama kaki kursi penunggu pasien, dan posisi jauh aku tuh ga enak banget soalnya AKU JATUH DIHADAPAN MUKA DIA (kebanyang ga??) karna kursiny deket sama kasur, jadi beruntung banget Jacky ga jatuh kelantai.
“ heh, sampe kaan mau mandangin wajah aku yang ganteng ini” katanya sambil nampakin wajah licik
Akupun langsung berdiri, tapi bukannyalangsung ngebales ucapannya aku langsung ngebalikkin tubuh (niatnya mau pergi) tapi, tangan Jacky narik tangan tangan aku dan untuk kedua kalinya wajah aku dan Jacky deket banget
**********
^Jacky^
BLEEEKKK
Valen kesandung sama kaki kursi penunggu pasien, dan aku kedorong sampe aku tiduran setengah badan (ngerti ga?) tapi yang lebih parah Valen jatuh di atas badan aku, jarak muka kita tinggal beberapa centimeter lagi, tapi lama-lama pinggang aku sakit jadi akupun berkata sambil menunjukan senyum srigalaku, (ha?!)
“ heh, sampe kapan mau mandangin wajah aku yang ganteng ini”
Valenpun langsung berdiri, tapi bukannya langsung ngebales ucapanku, dia langsung ngebalikkin tubuh (mau pergi? Kali?) tapi aku narik tangan tangan Valen dan untuk kedua kalinya wajah aku dan Valen tinggal beberapa centi meter lagi.
“ Valen gimana kalo aku suatu saat nanti aku jadi pendamping hidup kamu,?” tanyaku tiba-tiba
“ eh, hmm, ya ga gimana-gimana dong” jawabnya sedikit bingung
“ kalo sekarang perasaan kamu ke aku apa?” tanyaku
“ hmm, emang kenapa?”
“ ya, Cuma sekedar pengen tau aja, gimana perasaan kamu?” tanyaku semakin mendasaknya
“ kamu mau yang jujur atau yang bohong?” tanyanya sambil ngeluarin senyum srigalanya.
“Valen berhenti nanya balik, aku mau kamu jawab yang jujur” kataku mulai mejuin bibir depanku
“ ih, Jacky, jangan cemberut, jelek tau,(nyubit pipi aku) hmm, aku juga masih belum yakin sama perasaan aku ke kamu tapi yang penting sekarang kalo ada di deket kamu tuh aku ngerasa nyaman aja, kalo kamu gimana?” tanyanya sambil majuin wajahnya (yang manis) kedeket wajah aku
“ aku juga gitu, tapi aku yakin kalo aku udah suka sama kamu” sekarang giliran aku yang majun wajah aku, sekarang wajah kita tinggal ± 3cm
“ hmm, gimana ya, aku belum yakin Jack” katanya semakin memajukan wajah. Sekarang jidat sama hidung kita udah nyentuh. (oops)
**********
^Jacky^
Setelah susah payah ngebujuk dokter buat ngizinin aku pulang dan susah panyah juga nunjukin bahwa aku udah ga papa ke dokter (sampe lari-lari ditempat dan loncat-loncat kayak orang gila? Ha?!), akhirnya aku berhasil dari bangunan bau obat ini, dan yang terpenting mulai besok Valen bakalan ngebayar hutangnya ke aku (evil laugh) yaitu apapun yang aku mau (xixixi).
Hari ini dia juga yang nganterin aku pulang, tapi ditengah jalan..
‘to see you once again, my love,
overseas from coast to coast,
to find the place I love the most..’
Hp flip milik Valen berbunyi, dan seketika itu juga mobil yang berjalan normal ini, diparkirkannya seketika di tepi jalan ini.
“ ada apa ma??” katanya memulai pembicaraan dengan orang di sebrang sana yang adalah mamanya sendiri
“ hah? Sekarang mereka dimana pak??” katanya tiba-tiba (panik)
“oh, iya pak, sekarang juga saya akan ke sana” katanya sambil menutup kasar Hpnya itu. Dan tanpa aba-aba dia langsung memutar balik mobil lagi, aku heran dan akhirnya aku bertanya,
“ ada apa, Len??” kataku bingung
“ mama sama papa kecelakaan, sekarang mereka ada di rumah sakit tadi. Eh, Jack, sekarang aku agak ngebut ya, aku takut banget” katanya sambil menahan air matanya, dan belum sempat aku jawab dia langsung memencet gas sekuat tenaganya, sampe-sampe rasa mual datang lagi dan aku juga berusaha menahannya
**********
@rumah sakit
Setelah aku kembali dari toilet (biasalah) aku langsung cari Valen, dan saat aku nemuin dia, dia lagi duduk sendiri menunduk, memeluk wajahnya sendiri, dan kayaknya dia nangis.
Liat Valen kayak gitu rasanya dadaku nyeri, kayak ada puluhan duri yang menusuk ke dalam dada dan tusukan itu begitu tertancap dalamnya. Tanpa perlu komando lagi aku langsung lari-lari nyamperin dia dan pas aku sama Valen udah deket aku langsung peluk dia, pas aku peluk dia rasanya aku juga ngerasain perasaan Valen saat ini.
*********
^Valen^
Pas nyampe di tempat parkir rumah sakit, aku langsung lari, ninggalin Jacky (tapi saat itu yang ada di pikiran aku Cuma keadaan mama sama papa aja, aku takut banget, aku langsung menyusuri lorang-lorong dan mencari UGD, karna kata Pak John (supir mama sama papa) mama sama papa ada di ruangan UGD, dan ketemu, aku panik banget sampe-sampe air mata yang dari tadi aku tahan juga keluar begitu aja, dengan deras. Akhirnya aku beraniin diri buat ngintip sedikit apa yang lagi dokter lakuin sampe-sampe lama banget ngatasin mama sama papa, tapi lama-lama aku ga kuat dan akhirnya aku duduk, aku nangis, aku takut kalo misalnya Tuhan ngambil mama sama papa sekarang, gatau kenapa aku ngerasa waktu malam waktu aku nyanyi dan barbeque-an tuh, waktu terakhir sama mereka.
Tiba-tiba aku denger suara orang lari-lari nyamperin aku dan setelah agak lama aku suara itu hilang, aku ngerasa ada orang yang peluk aku, dan..
“ Udah agak mendingan?” orang yang peluk aku ngomong dan dari cara bicaranya aku yakin kalo ini Jacky
“ hmm” jawabku sambil mengangguk
“ tapi aku ga yakin kamu udah baikan, jadi aku mau peluk kamu sampe kamu ga nangis lagi” jawabnya dengan suara yang kedengarannya cemas banget
“ Jacky emang aku belum tenang aku takut banget, aku takuuut banget, tapi semenjak ada kamu di sini, aku udah agak baikkan dari sebelumnya,” katu sambil berusaha ngelepasin pelukannya dan ngehapus air mata sama coba buat tersenyum manis.
“ yakin?” katanya sambil megangin bahu aku.
“ ehmm, yakin 1000 persen, udah ah Jack, duduk sini coba, jangan di bawah kotor” jawabku sambil menunjuk kursi disebelahku
“ trims” katanya sambil duduk di sebelahku
“ Jacky aku ngantuk banget nih, boleh ga aku pinjem bahu kamu?” kataku sambil natap dia dengan tatapan memelas
“ hei, kau jangan mandangin kau kayak gitu coba aku jadi kasian tau” katanya tanpa dosa
“ jadi kemarin-kemarin ga peduli sama aku?” kataku sambil nunjukin rasa sebel yang dibuat-buat
“ hmm, iya, kenapa?” katanya
“ yaudah pulang sana biarin aku sama pak John aja” kataku ketus (kali ini beneran)
“ mulai lagi, yaudah aku mau pulang ya..” katanya sambil berdiri
“yah, Jacky akukan mau pinjem bahu kamu” kataku sambil narik tangannya
“ pinjem aja bahunya pak John” katanya SPJ (singkat padat jelas)
“ aku marah ah, Jackynya gitu ke aku” kataku sambil ngelepasin tangannya
“ kamu ngantuk kan? Sini tidur di sini aja” katanya yang tiba-tiba duduk lagi
“ ga mau, aku marah” kataku ketus
Bukannya bales omongan aku Jacky langsung tarik kepala aku dan nyimpen kepala aku di bahunya, dan karna udah dari tadi aku ngantuk, aku langsung aja tidur di bahunya (lumayann)
***********
Pas lagi enak-enaknya tidur tiba-tiba ada yang ngeguncang-guncang tangan aku dan pas buka mata Jacky udah ada di depan aku, akupun bertanya,
“ ada apa Jac??” kataku
“ hmm, mau ketemu orang tua kamu, mau ikut??”
“ MAU-MAU” kataku semangat sampai-sampai semua orang di koridor itu ngeliatin kita berdua.
“ tapi harus janji kamu ga boleh ngeluarin air mata setitik pun” kata Jacky sambil nunujukin jari kelingkingnya.
“ he-eh” kataku sambil ngangguk dan nanggapin jari kelingkingnya Jacky
“ yaudah, ayo kita pergi” katanya sambil narik tangan aku
“ emang mereka ada di ruang apa?” tanyaku
“ ICU”
“ belum di pindah”
“hmm” katanya sambil mengangguk
“ kenapa, emang mereka kira kita ga bisa bayar?”
“ mereka masih kritis, tapi sekarang udah siuman, dan mereka bilang pingin ketemu sama kamu”
“ oh, yaudah cepet aku udah ga sabar nih” kataku sambil merarik tangan Jacky
*********
“ Mama, Papa, ga papakan?? Apa yang sakit?? Mama, Papa kalo ga ada Jacky, Valen mungkin udah jadi gila…”
Ucapan aku di potong oleh suara desis Jacky, aku ngelirik diaa dengan tatapan tajam dan aku langsung ngelirik ke mama yang lagi senyum ( tapi senyum itu itu lebih manis dari biasanya)
“ Valen..” panggil papa
“ iya pah?”
“ papa ga yakin bakal bisa bertahan, makanya kalo papa ga ada papa pengen kamu tetep tinggal sama Jacky, karna sebernya papa sama mama sama orang tuanya Jacky udah ngejodohin kalian berdua..”
“ APA??” kataku dan Jacky barengan sambil memperlihatkan gigi kita
“ iya, kalian berdua itu kita jodohin sejak kalian berumur 5 tahun, kalian juga ga boleh nolak karna nanti tahun 2020 kita udah nyiapin semuanya buat pernikahan kalian udah kita semua siapin, gedung, catring, baju semuanya deh” jawab mama dengan suara parau tapi masih nunjukin senyum manisnya.
Tapi tiba-tiba papa batuk-batuk dan banyak bunyi-bunyi alat ga jelas yang sama kayak di sinetron-sinetron kalo misalnya salah satu tokohnya meninggal (ttiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin), tunggu MENINGGAL??
Satu detik..
Dua detik..
Tiga detik..
Empat detik..
“ MAMA PAPA JANGAN TINGGALIN VALEN SENDIRI, VALEN GA MAU… MAMA PAPA..” teriakku di sela tangisku yang pecah seketika.
Aku mencoba menarik-narik tangan mama dan papa tapi tiba-tiba aku ngerasa ada yang peluk aku, aku pikir Cuma salah satu pembantu yang biasa aku pake curhat, tapi ternyata aku salah, dia Jacky, aku tau itu Jacky karna parfume yang biasa di peke.
“ Valen kamu harus lepasin mereka, mereka emang orang yang paling deket dan lebih dari segalanya buat kamu tapi, kalo kamu nangis jalan mereka bakalan susah” kata Jacky sambil peluk aku dari belakang.
Ngedenger kata-katanya Jacky aku langsung berbalik dan peluk dia lagi
***********