Kania Althafunnisa

By yuli2196

181K 8.2K 214

Problema dua orang sahabat lama yang kembali dipertemukan sebagai santriwan dan santriwati yang saling menyim... More

prolog
1.saatnya tiba
2.Pertemuan
3.Malu
4.Marah
5.Rasa
6.Kenangan Lalu
7.Cocok
8.Lagi
9.Ro'an
10. About Hayat
11.masak
12. Come back home
13. Idul Fitri
14. Ngidam
15. Diskusi
16. Nyeseg
17. Maaf
18. Pernikahan Inayah
Baca yuk!!
20. Pergi dan Perih
21. Jumpa
22. Dibawah salju Praha
23. Terlambat
24. Bukan oleh Dia
25. Penjelasan
26. Tertampar Fakta
INFORMASI
27. Bersyukur
28. Ujian menyapa
29. Arsyil Pov
30. Terungkap
31. Berjalan dalam proses
32. Kepastian
33. Dan Akhirnya
34. Kejutan
35. Buncahan rasa
36. Terselesaikan
37. Serasa Sempurna
38. Long time a go

19. Pertikaian

3.3K 169 0
By yuli2196

     Beberapa bulan kemudian tak terasa Kania sudah lulus dari sekolahnya. Ia mendapatkan beasiswa di Universitas yang sama dengan Arsyil. Kini statusnya telah berubah menjadi MABA.

     Masa OSPEK nya pun telah usai. Ia masih mengingat jelas saat Arsyil menolongnya saat ia diperlakukan tidak adil oleh salah satu rekannya.

Flashback on

"Assalamu'alaikum Irfan, ada apa?". Tanya Arsyil.

"Wa'alaikum salam Syil.. ini nih, baru jadi MABA aja udah songong.. mentang-mentang cantik, dikira bebas ngelakuin apa aja kali". Adunya.

"Fan, kalo mgomong yang sopan dong, emangnya dia melanggar kaya gimana sih?". Tanya Arsyil menginterogasi.

"Nggak bawa atribut OSPEK, ya udah.. aku hukum lari keliling lapangan lima kali, itu aja udah hukuman paling ringan, eh tapi dia bilang gak bisa, katanya dia ada penyakit pernafasan". Jelasnya.

"Kamu gila ya, itu emang hukuman paling ringan, tapi itu buat mahasiswa putra, masa iya kamu nyuruh mahasiswa putri lari keliling lapangan yang luasnya 400×200 meter lima kali pas cuaca terik kayak gini?, ditambah dia punya penyakit pernafasan, kamu nggak punya perasaan yah, kalau dia sampe pingsan kamu mau tanggung jawab?". Jelas Arsyil tetap stay cool. Sementara rekannya itu bungkam.

"Ya udah kali ini kesalahan kamu masih bisa saya toleran, kamu cukup buat pernyataan tidak akan mengulangi lagi dalam selembar kertas, tapi kalau kamu ngelanggar lagi saya bakal kasih kamu hukuman yang lebih berat lagi". Jelas Arsyil dengan profesional.

"Baik kak". Jawab Kania tak kalah profesional.

Flashback off

"Kania, kamu ngapain sih nggak ada angin nggak ujan, kamu kok senyum-senyum sendiri". Panggil Ririn, teman se fakultas Kania sambil menyenggol lengan Kania.

"Hah?, senyum-senyum sendiri?, kamu salah liat kali?". Sanggah Kania.

"Iih mata aku masih bener yah, orang jelas-jelas aku liat kamu senyum-senyum sendiri juga".

"Pokoknya harus salah liat". Tolak Kania.

"Terserah kamu lah". Jawab Ririn sambil meneguk es teh manisnya.

Detik selanjutnya hanya keheningan yang menyelimuti mereka. Hanya suara sendok yang beradu dengan mangkuk berisi bakso milik Kania dan mangkuk berisi mie ayam milik Ririn yang menghiasi.

"Eh Kan, liat deh tu!, cewek yang itu.. ganjen banget yah". Kata Ririn sambil menunjuk ke depan. Sementara Kania hanya membalasnya dengan senyum kilat.

"Tapi yang cowok siapa sih?, kayak pernah liat deh". Tanyanya lagi sambil menunjuk Arsyil.

"Itu kak Arsyil, iya waktu itu kan dia juga ikut jadi pengurus pas kita ospek, mahasiswa jurusan management semester tujuh". Jelas Kania.

"Ooh.. kok kamu tau sih?.. yah baru aja ngelirik, udah semester tujuh aja.. berarti kita cuma punya waktu satu tahun aja dong buat mantengin dia".

"Kebetulan dia temen aku".

"Kamu yang bener.., wah kamu beruntung banget yah Kan?".

"Biasa aja kali.. emang ada pa sama kak Arsyil?". Tanya Kania balik.

"Ihh asal kamu tahu ya, hampir mahasiswi sekampus ini pada suka sama dia tahu, itu aja tuh yang lagi ke-ganjenan sama dia tuh.. dia itu anak mayor tau.. dia itu dulu satu SMA sama aku, dulu itu dia cool nya minta ampun, lha sekarang dia jadi kayak gitu". Jelas Ririn rempong.

"Hush.. astaghfirullah... tuh kan Ririn jadi ghibah".

"Astaghfirullah.. hehe.. sorry Kan.. selow ae". Sahut Ririn sambil tangannya membentuk huruf 'v'.

Apa aku tidak salah mencintai dia yang juga dipuja oleh banyak wanita. Batin Kania.

     Saat Kania tengah sibuk dengan pikirannya, Ririn malah mengguncang-ngguncangkan lengan Kania membuatnya tersadar dari dunia fantasi.

"Eh.. apa Rin?". Tanya Kania setengah sadar.

"Kak Arsyil kesini woy.. kayaknya dia nyamperin kamu deh.. eh btw aku udah cantik belum?". Rempong Ririn mirip ibu-ibu arisan kedatangan Zayn Malik.

"Rempong banget sih kamu, iya iya kamu udah cantik kok". Kritik Kania.

"Assalamu'alaikum". Salam Arsyil sambil membawa nampan berisi bakso dan jus alpukat.

"Wa'alaikum salam". Jawab Kania dan Ririn bebarengan.

"Boleh ikut gabung gak?". Tanya Arsyil.

"Silahkan kak, duduk aja". Jawab Kania.

"Udah pada mau selesai yah?". Tanya Arsyil lagi sambil duduk dan menaruh nampannya.

"Enggak kok kak, kita juga baru makan". Sambar Ririn.

Iya.. baru makan, baru makan abis setengah mangkok. Batin Kania.

"Eh Kan, kamu kok ikut-ikut aku sih pesen bakso ama jus alpukat". Tanya Arsyil usil seperti biasa tanpa terganggu dengan kehadiran Ririn.

"Enggak salah denger yah.. aku udah pesen dari tadi kali.. kan kakak yang baru dateng.. berarti kakak dong yang ikut-ikutan aku". Sanggah Kania.

"Enak aja kalo aku mah pesen bakso gegara mie ayamnya abis, kalo jus alpukat kan aku emang suka". Sahut Arsyil.

"Terserah". Jawab kania pasrah.

"Tumben gitu aja udah pasrah.. biasanya juga ampe mulutnya berbusa baru diem". Celoteh Arsyil.

"Enak aja berbusa.. dikira aku spon buat cuci piring apa?". Protes Kania.

"Ekhem.. gini ya rasanya jadi obat nyamuk.. enak banget yah dunia serasa milik berdua". Goda Ririn sebenarnya sedikit kecewa.

"Ralat.. bukan milik berdua.. tapi cuma milik dia sendiri". Goda Arsyil sambil dagunya menunjuk Kania. Sementara Kania hanya menghela nafas gusar.

Hening- .

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang menatap sinis kearah mereka.

"Eh Syil.. buruan kelas udah mau mulai tuh..". Teriak salah satu teman Arsyil tak jauh dari tempat mereka duduk.

"Iya iya.. duluan aja". Jawab Arsyil.

"Aku duluan yah..". Pamit Arsyil ketika makanannya ludes.

"Iya kak duluan aja.. kita kelasnya masih setengah jam lagi". Balas Kania.

"Bang nih tiga puluh ribu kan?". Tanya Arsyil pada pelayan kantin sambil memberikan uang.

"Iya mas.. makasih".

"Sama-sama bang".

"Assalamu'alaikum". Salam Arsyil.

"Wa'alaikum salam". Jawab Kania dan Ririn bersama, sementara Arsyil melenggang pergi.

     Tak lama setelah kepergian Arsyil, ada dua wanita yang mendekat ke meja tempat Kania dan Ririn duduk.

"Eh.. enak banget yah lo.. gue yang udah berjuang mati-matian aja belum dapet perhatiannya Arsyil.. sedang lo yang gak ngapa-ngapain tapi bisa dapet perhatiannya Arsyil. Harusnya itu Arsyil perhatian ke gue tau". Bentak wanita itu sambil mendorong pundak Kania.

"Mba Lisa apa-apaan sih mba?, nggak malu apa diliatin orang?". Nasehat Ririn.

"Eh Rin, mending lo diem deh nggak usah ikut campur.. ini urusan gue ama ni anak ingusan". Balasnya dengan mata melotot.

"Maaf ya mba sebelumnya, bukannya saya ingusan, tapi saya lagi kepedesan abis makan bakso, dan soal kak Arsyil.. aku sendiri nggak minta kak Arsyil buat dateng nyamperin aku.. kalau kak Arsyil nggak kasih perhatian ke mba, ya itu nggak ada urusan dengan saya.. itu hak mas Arsyil.. kalau mba, mau protes, mba bisa protes sendiri ke kak Arsyil, atau mau aku sampein ke kak Arsyil?". Jelas Kania panjang lebar.

"Alah banyakan ngeles lo, anak siapa sih lo?, asal kamu tau yah Arsyil itu lebih pantes sama gue yang anak mayor ketimbang lo". Ujar Lisa sambil menunjuk Kania.

"Saya anak ayah sama ibu saya lah, yang tau mas Arsyil pantes ama siapa itu cuma Allah.. soal mba, yang jadi mayor kan bapak mba, bukan mba..". Balas Kania dengan santai.

Baru saja Lisa mau membalas Kania tapi keburu temannya mengingatkannya.

"Lisa.. jaga emosi kamu.. ada pak Abas, kalo lo nggak mau nama lo sebagai calon menantu tercoreng, gue saranin lo tahan emosi lo". Saran salah satu teman Lisa.

"Kali ini lo masih beruntung". Ujar Lisa kemudian melenggang pergi.

"Yang sabar ya Kan.. aku sendiri juga nggak abis pikir dengan perubahan mba Lisa". Ujar Ririn menenangkan Kania.

"Iya Rin.. aku nggak papa kok.. insya Allah aku masih bisa sabar". Jawab Kania.

.
.
.
Akhirnya bisa update juga.. jangan lupa vote n' comment gaes.. wassalam 😘

Continue Reading

You'll Also Like

575K 69.8K 19
Lentera Hati - Series keempat Lentera Universe Romansa - Spiritual - Militer "Dejavu paling berat adalah bertemu seseorang yang mirip dengan dia tapi...
215K 11.1K 39
"Jangan menikah dengan Perempuan itu! Menikahlah dengan perempuan pilihan Umi, Gus!" Syakila Alquds, sosok gadis yang kehilangan kesucian dan berasa...
4.9M 294K 60
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Hana di deskripsikan sebagai gadis nakal pembuat onar dan memiliki pergaulan bebas, menikah dengan seorang pria yang kerap...
2.4M 145K 118
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] ✋🚫[PLAGIATOR JANGAN MENDEKAT!!!] Peringatan!!! Hanya orang-orang tertentu yang bisa membaca cerita ini hingga tamat...