CATCH YOU! (KookV / KookTae)

By fxxxktian

469K 36.7K 4.6K

WARNING : BOY x BOY Rate : Tebak sendiri ya. - Jeon Jungkook (Top) - Kim Taehyung (Bottom) Kim Taehyung- seo... More

PROLOG
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3 - Part.1
CHAPTER 3 - Part.2
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6 - Part.1
CHAPTER 6 - Part.2
CHAPTER 7
CHAPTER 8 - Part.1
CHAPTER 8 - Part.2
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPTER 12 (END)
EPILOG
PROLOG
CHAPTER 1
CHAPTER 2 - Part.1
CHAPTER 2 - Part.2
CHAPTER 3 - Part.1
CHAPTER 3 - Part.2
CHAPTER 4 - Part.1
CHAPTER 4 - Part.2
CHAPTER 5
CHAPTER 6 - Part.1
CHAPTER 6 - Part.2
CHAPTER 7
CHAPTER 8 - Part.1
CHAPTER 8 - Part.2
Chapter 9 - Part.1
CHAPTER 9 - Part.2
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 12 (END)
EPILOG
READ PLEASE : Author butuh Kalian.

CHAPTER 11

11K 954 59
By fxxxktian

Warning!!
Jungkook x Taehyung

Sepertinya ini terlalu panjang,  jangan bosan bacanya ya ~

Jangan lupa baca Story terbaru ku.
"TAKE YOU BACK"

"Sayang, sudah ku bilang kau tidak perlu datang kesekolah hari ini." Jungkook mengusap rambutnya frustasi saat mendapati sifat keras kepala Taehyung.

"Tidak, aku akan kesekolah hari ini." Taehyung bersikeras menarik kemeja yang sedang dipegang kekasihnya.

"Kau masih sakit. Lihat !!"

"Aku baik-baik saja tuan Jeon, aku sudah pernah membolos dan tidak ingin membolos lagi."

Taehyung yang berhasil menarik kemeja dari tangan Jungkook segera memakainya, membuat Jungkook menghela nafas. Untung cinta Tae.

"Ya sudah, tapi jangan jauh-jauh dariku."

Taehyung mengangguk imut. Jungkook yang melihat tingkah menggemaskan sang kekasih menarik tangan Taehyung hingga namja cantik itu duduk dipangkuan Jungkook. Paha mulus si submassive mengapit tubuh atletis si dominan, kebetulan Taehyung belum menggunakan celana sekolahnya. Tubuh bagian bawah namja cantik itu hanya tertutup hotpad pendek.

"Kau ingin menggodaku Tae?" Jungkook mengecup hidung bangir kekasihnya.

"Hentikan, aku tidak ingin kita terlambat kesekolah."

"Tidak sebelum aku mendapatkan morning kiss-ku"

Jungkook menelusupkan tangannya pada kemeja Taehyung, kulit dingin itu menyentuh punggung malaikat manis-nya dengan seksual.

"Ughh.. Kookie. Hentikan." Taehyung menahan lengan Jungkook yang terus menerus memberikan sensasi aneh di tubuh mulusnya.

"Morning kiss-ku sayang."

Taehyung mencubit lengan Jungkook, dia baru tau ternyata kekasihnya ini sangat-sangat mesum dan suka menuntut. Taehyung menangkup pipi namja tampannya dan mengecup bibir sexy itu. Membuat Jungkook tersenyum.

.

.

Pasangan KookV memasuki perkarangan sekolah yang mulai ramai di penuhi siswa dan siswi. Mereka berjalan beriringan menuju kelas, semakin melangkah kedalam, semakin banyak pula terdengar bisikan-bisikan dari para murid yang berpapasan dengan mereka. Kali ini puluhan pasang mata itu mengarah pada namja cantik yang berjalan disebelah pangeran sekolah itu.

"Kau lihat, dia benar-benar gay"

"Pasti si jalang itu yang menggoda Jungkook."

"Astaga, menjijikan."

Jungkook yang gerah mendengar cibiran yang dilayangkan untuk kekasihnya menendang tempat sampah yang tepat berada disebelahnya, tempat sampah itu mengeluarkan suara berisik dan isinya berserakan dilantai. Membuat para siswa dan siswi yang tadi memandang mereka terkejut, dan mulai mengalihkan pandangan mereka, pergi dari situ.

Jungkook dan Taehyung berhenti saat melihat segerombolan murid yang mengerumuni papan informasi, salah satu dari mereka menangkap sosok Taehyung dan berseru, membuat puluhan murid yang tadi tak sadar mulai membalikkan tubuh mereka melihat kearah Taehyung. Berbagai macam pandangan mereka layangkan.

"Jalang!"

"Dasar menjijikan."

Jungkook menggeram, ia menendang salah satu namja yang tadi menghina Taehyung.

"Bisa kalian tutup mulut brengsek kalian?! Aku muak mendengarnya."

"Ko..Kookie" Taehyung menarik lengan Jungkook lembut.

"Pergi kalian dari sini! Dasar Sampah." Ucap Jungkook dengan suara rendah menahan emosi.

Tidak mau mengambil resiko, gerombolan namja dan yeoja tadi pergi dari sana. Meninggalkan Taehyung dan Jungkook yang masih berdiri didepan papan informasi.

Dalam keadaan sepi, Taehyung mendekati papan informasi. Mata coklatnya menangkap gambar yang tertempel disana, seketika mata indah itu terbelalak tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Melihat wajah sang kekasih berubah ketakutan, Jungkook merasa khawatir dan ikut mengalihkan pandangannya pada apa yang sedang Taehyung lihat.

Jungkook ikut terkejut, dapat ia lihat foto Taehyung yang setengah sadar tengah terlentang dengan banyak lelehan sperma di wajahnya. Bukan hanya satu, ada beberapa lembar foto yang menempel disana.

"Brengsek!" Jungkook meremas foto tersebut dan merobeknya menjadi beberapa bagian kecil.

Taehyung menunduk, menahan air matanya. Tubuh ramping itu sedikit bergetar.

"Kim Taehyung, kau dipanggil kepala sekolah diruangannya."

Seorang petugas kebersihan menghampiri Taehyung, wajah tua yang berdiri didepan namja cantik itu menampakkan wajah kasihan.

Taehyung mengangguk membalas ucapan namja tua itu. Setelah mendapat jawaban, akhirnya petugas kebersihan itu pergi menjauh.

"Kau tidak perlu pergi sayang... aku akan.."

"Tidak Kookie, aku akan menemui kepala sekolah." Taehyung memotong ucapan sang kekasih.

"Tae, biar aku yang mengurus ini semua."

"Aku bisa mengatasinya, jangan membuat ini semakin sulit Kookie."

Tanpa menunggu jawaban dari Jungkook, Taehyung melangkah menuju ruang kepala sekolah.

Taehyung mengetuk ruang tersebut, saat mendapat instruksi untuk masuk, namja cantik itu membuka pintu dan masuk keruangan.

Tanpa menunggu, kepala sekolah itu melempar selembar foto diatas mejanya. Taehyung sangat tau foto apa itu.

"Bisa kau jelaskan tentang ini?"

Taehyung terdiam, dia tidak tau apakah mengatakan kalau dirinya dijebak oleh seseorang akan di percaya oleh kepala sekolah. Beberapa menit namja cantik itu menahan suaranya.

"Kau sudah mempermalukan sekolah kita Kim, bagaimana jika foto dan gosip ini menyebar?"

Kepala sekolah itu membenarkan letak kacamatanya, ia menatap wajah Taehyung yang tertunduk.

"Aku tidak percaya kau akan melakukan hal serendah ini"

Beberapa detik terdiam, kepala sekolah itu menghela nafas berat.

"Kim, Maaf karena aku tidak bisa mempertahankanmu."

Kepala Taehyung mendongak, ia tentu tau kearah mana pembicaraan ini berujung.

"Kyojangnim, tolong fikirkan lagi. Aku ... aku tidak melakukan itu."

Namja cantik itu panik, jantungnya berdetak kencang. Ia tidak ingin dikeluarkan dari sekolah.

"Maaf Taehyung ah." Kepala sekolah itu menatap Taehyung dengan ekspresi sedih.

Kehilangan salah satu murid berprestasi di sekolah yang dipimpinnya merupakan sebuah hal yang sangat disayangkan, namun ia juga tidak mampu menolak keputusan ini.

Ceklek!

Terdengar suara pintu yang terbuka, ketukan sepatu mahal itu terdengar memenuhi ruang kepala sekolah. Taehyung mengalihkan pandangannya dan menangkap wajah namja paruh baya yang ia kenal. Tuan Jeon.

"Apa kau sudah melakukan apa yang kuperintahkan tuan Choi?" tanya Tuan Jeon pada kepala sekolah.

Kepala sekolah bermarga Choi itu mengangguk dan membungkukan tubuhnya mengundurkan diri dari ruangan tersebut.

Tuan Jeon duduk dikursi yang tadi diduduki kepala sekolah, dengan angkuh ia memandang Taehyung.

"Apa kau tuli hingga tidak mendengar ucapanku untuk menjauhi Jungkook?" tanya Tuan Jeon sarkastis.

Taehyung tak menjawab, ia sadar sudah melanggar ucapan tuan Jeon tempo hari. Namun ia juga tidak ingin mengabaikan perasaan cintanya pada Jungkook.

"Aku mencintai Jungkook, tuan Jeon."

Ucap Taehyung pada akhirnya, namja cantik itu harus mengumpulkan semua keberaniannya untuk mengucapkan kata-kata itu pada Tuan Jeon.

"Kim, kau harus sadar akan posisimu. Betapa tak beruntungnya Jungkook dicintai oleh namja yang jelas-jelas sangat rendah sepertimu. Walau kau memiliki wajah yang cantik, tetap saja kau seorang namja."

Tuan Jeon mendengus, ia mengetuk-mengetuk jari telunjuknya pada meja.

"Ah, aku akan menceritakan sesuatu padamu. Apakah setelah ini kau masih bisa mengatakan bahwa kau mencintai anakku." Sebuah seringai terpajang di bibir namja paruh baya itu.

"Kau masih ingat kan kecelakaan yang menimpa orangtuamu beberapa tahun yang lalu?"

Taehyung mengangguk.

"Kau tau siapa yang menyebabkan kecelakaan itu?"

Taehyung mendongak menatap tuan Jeon yang masih menyeringai, ia tahu kalau kecelakaan yang menimpa kedua orangtuanya bukan kecelakaan biasa. Namun sampai sekarang, tak ada yang memberitahu secara pasti siapa orang yang menjadi penyebab kematian orangtuanya. Bahkan polisi yang menangani kasus itu secara tiba-tiba menutup kasus tersebut.

"Jungkook, dia yang menyebabkan kematian kedua orangtuamu."

Dunia yang dirasakan Taehyung seolah runtuh, kaki ramping miliknya melemas. Tak mampu menahan keterkejutannya, Taehyungpun jatuh terduduk dilantai ruangan itu.

Matanya berhenti berkedip, ucapan yang didengarnya benar-benar menimbulkan keterkejutan dan perasaan sesak sekaligus. Ia benar-benar tidak dapat mempercayai ini semua.

"Ka..kau bohong." Taehyung berucap lirih.

Tuan Jeon mendengus, ia berdiri dan berjalan mendekati Taehyung. Tangan tua itu meraih dagu Taehyung, agar mendongak menatap wajahnya.

"Tak ada alasan aku membohongimu. Dengar Kim, mungkin kau memang mencintai anakku, tapi apa kau yakin yang dirasakan Jungkook padamu benar-benar rasa cinta juga seperti yang kau rasakan?"

Tuan Jeon menghapus air mata yang mengalir dipipi kanan Taehyung.

"Atau hanya rasa kasihan karena sudah menyebabkan kematian kedua orangtuamu."

Lanjut Tuan Jeon berbisik tepat ditelinga Taehyung. Membuat namja cantik itu menegang.

Apa benar Jungkook hanya kasihan padanya? Apakah semua yang dilakukan namja tampan itu hanya semata-semata karena rasa kasihan? Bukan seperti cinta yang dirasakan Taehyung pada orang yang sudah menjadi kekasihnya itu?

.

.

Dilain tempat, Jungkook dan keempat temannya ditambah Jimin sedang mendatangi sebuah tempat yang mereka yakini adalah tempat berkumpul Jackson dan teman-temannya.

Setelah mendapat informasi dari Hoseok, Jungkook dan teman-temannya berangkat ketempat yang dimaksud.

Pemandangan yang mereka lihat pertama kali adalah sebuah bangunan tua yang sudah tak terpakai dengan banyak gambar-gambar gravity diseluruh dinding tembok terluar bangunan itu. Beberapa orang yang melihat kedatangan tamu tak diundang akhirnya berdiri dan menghampiri mereka.

"Ada perlu apa kalian kemari?" tanya salah satu namja tinggi dengan banyak tindikan ditelinganya.

"Kami mencari Jackson." Jawab Sehun.

"Ada keperluan apa kau dengannya?" seorang yang lain maju, menatap Jimin dan menyentuh dagu namja manis itu.

Suga yang melihat hal tersebut langsung menepis tangan namja tadi dari dagu Jimin. Pandangan tak suka langsung dilayangkan Suga pada namja dihadapannya. Namja tadi berdecih melihat perlakuan yang didapatnya dari Suga.

Namja berkulit pucat itu menahan dirinya untuk tidak segera menghantam wajah dihadapannya dengan kepalan jari-jari tangannya saat tangan Jimin mengusap lengan Suga lembut.

"Woowww~ Ada yang mencariku?" sebuah suara mengalihkan pandangan keenam namja tersebut. Kali ini Jungkook yang harus menahan amarahnya mati-matian saat melihat wajah Jackson.

Namja Wang itu mendekat, berhenti tepat dihadapan Jungkook.

"Kau, Jeon Jungkook." ucap Jackson sambil memasukkan tangannya dikedua saku celana miliknya. Senyuman meremehkan sejak tadi tak mampu dihilangkan dari wajah namja Wang itu.

"Ada yang ingin kau bicarakan?"

Jungkook menatap mata itu dengan benci.

"Tidak." Jawab Jungkook tenang dan melayangkan sebuah pukulan keras di pipi Jackson. Membuat namja tersebut tersungkur ditanah dengan bibir yang mengeluarkan darah.

Melihat Jungkook sudah mulai menyerang. Suga ikut menghantam perut namja dihadapannya dengan sangat kuat. Hoseok, Jimin, Sehun, dan Namjoon ikut dalam perkelahian itu. Untungnya beberapa dari mereka memiliki basic beladiri yang tinggi, hingga tidak terlalu kesulitan untuk membuat satu atau dua kaki para preman itu patah dalam sekejap.

Sekitar hampir 30 menit keenam namja itu mampu melumpuhkan Jackson dan teman-temannya. Jungkook berdecih melihat tubuh tak berdaya Jackson, namja Jeon itu mencengkram dagu orang yang sudah hampir memperkosa malaikat tercintanya.

"Kau akan menyesal karena sudah berani menyentuh milikku." Desis Jungkook didepan wajah Jackson yang masih berusaha mempertahankan kesadarannya.

Jackson mendengus, ia tersenyum meremehkan.

"Nikmati waktumu sebelum kematian menjemputmu Wang."

"Kook, mereka sudah datang." Itu suara Namjoon. Beberapa menit yang lalu namja bermarga Kim itu menelepon bawahannya untuk datang ketempat mereka.

Sekitar 10 orang berjas hitam sudah siap di samping mobil hitam yang disuruh Namjoon untuk dibawa. Namjoon bukan anak orang sembarang, appa nya sangat terkenal di dunia bawah sebagai seorang mafia. Jadi bukan hal sulit untuk melakukan itu semua.

Namjoon menepuk bahu Jungkook, ia menyerahkan perintah pada namja Jeon itu.

"Bawa dia, dan bakar orang-orang itu bersama tempat ini." ucap Jungkook.

Namjoon dan orang-orang yang berada disana terdiam, terkejut dengan ucapan namja Jeon itu. Namun tetap melaksanakan seperti yang diperintahkan. Jimin menegang saat melihat ekspresi yang ditunjukkan hyungnya. Ekspresi menakutkan dan aura yang berbeda, Jimin bahkan tak berani memperingatkan Jungkook sedikitpun.

Salah satu dari orang suruhan Namjoon membawa Jackson di mobil terpisah, setelah menyelesaikan masalah yang berada disana, keenam namja dan 10 orang suruhan Namjoon pergi ketempat yang sudah mereka tentukan sebelumnya. Sebuah Gudang tak terpakai yang terletak sangat jauh dari keramaian.

Saat sampai disana, mereka sudah melihat Boo Gum duduk di sebuah bangku didepan gedung itu. Mereka menghampiri sang ketua Osis.

"Dia sudah ada didalam."

Jungkook menyeringai, ia menepuk bahu Boo Gum pelan.

"Bagaimana kau bisa membawanya?" tanya Hoseok pada Ketua Osis itu.

"Wanita sangat suka kebohongan, jadi aku menggunakan kebohongan untuk menariknya masuk dalam jebakanku." Jawab Boo Gum membuat Hoseok tertawa.

"Kau tidak sebaik yang aku fikirkan sunbae." Hoseok menepuk punggung Boo Gum dan mengikuti namja itu masuk kedalam gedung.

Didalam gedung disebuah ruangan, seorang yeoja yang sangat Jimin dan Jungkook kenal tengah kehilangan kesadaran. Tubuh rampingnya terikat disebuah kursi, Jungkook yang melihat yeoja yang dulu pernah menjadi tunangannya itu mendengus dan mendekat.

Tangan besar Jungkook mengambil sebuah air dari botol minuman dan menyiramnya kewajah yeoja tersebut. Membuat Lisa terbatuk dan membuka kedua matanya.

"O..oppa.. tolong aku.." ucap Lisa ketakutan.

Jungkook yang mendengar suara yang dikeluarkan yeoja tersebut menggeram, ia muak mendengar suara menjijikan itu. Dengan kasar Jungkook melempar botol minuman yang tadi dipegangnya. Membuat Lisa semakin ketakutan.

"Kau lihat dia? Apa kau mengenalnya?" tunjuk Jungkook pada Jackson yang sudah sama terikatnya seperti Lisa disebuah kursi dengan mulut tersumpal kain.

"Ti..tidak.. aku tidak mengenalnya." Jawab Lisa. Tubuhnya bergetar, bagaimana bisa mereka mengetahui tempat persembunyian Jackson.

"Baiklah, coba dengar apa yang akan diucapkan mulut berbisamu itu setelah melihat ini."

Jungkook mengambil sebilah pisau dan menusukkannya pada bahu Jackson. Membuat namja Wang itu menggertakkan giginya menahan sakit. Lisa yang melihat darah mengalir dari bahu Jackson berteriak ketakutan.

"Aku.. aku benar-benar ti..tidak mengenalnya."

Jungkook tersenyum, ia mengambil sebuah besi panas dan menancapkkannya pada telapak tangan Jackson. Membuat namja tersebut memberontak menggerak-gerakkan kursinya saat rasa sakit menguar pada telapak tangannya yang masih terikat.

Lisa meringis, air matanya mengalir deras. Yeoja itu benar-benar ketakutan saat ini.

"Bagaimana? Kau benar-benar tidak mengenalnya?" Jungkook memutar-mutar sebuah pisau dan kembali menacapkan pada tubuh namja Wang itu, membuat Jackson memberontak.

"Mnhh... ngghh ..." akibat mulutnya yang tersumpal, Jackson hanya bisa menggeram.

"Ohh, Kau ingin bicara sepertinya." Jungkook mengambil kain yang menyumpal mulut Jackson.

"Kau !! Kau yang menyuruhku memperkosa Taehyungkan jalang!" teriak Jackson pada Lisa.

Lisa tercekat, namun yeoja itu tak mau menyerah. Dia tetap bersikeras mengelak dari semua perbuatan keji yang pernah ia rencanakan terhadap Taehyung.

"Ohh.. jadi.. " Jungkook menggantung ucapannya.

"Baiklah aku mengerti. Terimakasih sudah mengaku, Jacksoon sii" lanjut Jungkook. Namja Jeon itu tersenyum dan mendekatkan wajahnya ditelinga Jackson.

"Namun aku terlalu benci ketika milikku disentuh oleh orang lain. Seperti ucapanku sebelumnya, katakan selamat tinggal pada dunia ni." Jungkook menusuk tepat di perut Jackson, membuat tangan besar itu dipenuhi darah.

Seakan merasa tak puas, Jungkook terus menghujani perut dan dada Jackson dengan tusukan tusukan tajam dari pisau yang tengah dipegangnya.

Jimin membelalakkan matanya, begitu juga dengan kelima teman yang lain, sedangkan Lisa sudah berteriak nyaring sejak tadi.

Setelah merasa cukup puas dan melihat tubuh Jackson terkulai tak bernyawa, namja Jeon itu mengalihkan pandangannya pada Lisa. Yeoja tersebut mengigil ketakutan dan mulai berteriak kesetanan.

"Lepaskan aku!! Lepaskan!!" ia menggerak-gerakkan kursi dan lengannya agar bisa lepas dari jeratan tali tersebut.

"Kau cantik Lisa ah, tapi sayangnya kau sangat rendah dan menjijikan."

"Jungkook, kau harus sadar! Namja jalang itu hanya memanfaatkan kekayaanmu. Kau lebih baik memilihku dibandingkan namja miskin itu!"

Jungkook menggeram, begitu juga dengan Jimin dan Boo Gum yang terbawa emosi karena mendengar sahabatnya dihina.

"Kau tau Lisa, aku tidak peduli jika Taehyung hanya memanfaatkan kekayaanku bahkan membenciku sekalipun. Namja itu milikku dan kau seharusnya tau bagaimana murkanya aku jika milikku di sentuh oleh oranglain" Ucap Jungkook.

Jungkook mengambil sebuah kamera yang dipegang Sehun, dan memberinya pada salah satu bawahan Namjoon.

"Lakukan apapun yang kalian mau pada yeoja itu, kalian tidak akan kecewa dengan tubuhnya. Setelah kalian puas, jual atau buang dia. Atau lakukan apapun yang kalian inginkan."

Jungkook keluar dari ruangan itu diikuti dengan yang lainnya, mengabaikan teriakan ketakutan dan permohonan maaf yang diucapkan Lisa pada namja Jeon itu agar dilepaskan. Seakan tuli, tak ada yang menghiraukan teriakan pilu tersebut.

"Aku menunggu rekaman ini dikantorku." Namjoon mengatakan pada bawahannya yang sudah mulai menjilati bibirnya tak sabar untuk menjamah tubuh Lisa.

"Siap Bos."

Saat keluar dari gedung tersebut, Jimin memandang punggung lebar Jungkook yang berjalan beberapa langkah dari hadapannya.

'Kau benar-benar seorang monster hyung.' Ucap Jimin dalam hati.

Tbc~
thanks for reading. 
Jangan lupa Vote dan comment ya.
Baca story terbaru ku juga ya. 
"TAKE YOU BACK"
Sarangheo.  😘

Continue Reading

You'll Also Like

1M 76K 57
[Brothership] [Not bl] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia de...
88.2K 9.7K 29
"Tunggu perang selesai, maka semuanya akan kembali ketempat semula". . "Tak akan kubiarkan kalian terluka sekalipun aku harus bermandikan darah, kali...
412K 30.6K 40
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
155K 11.7K 86
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...