Bulletproof [BTS]

By cinderellan

75.1K 6.6K 377

WINNER OF WATTYS 2018; THE REVISIONIST. "The karma train will come run to you over." All BTS' members as the... More

1. INTRO
2. FIRST CASE
3. KIDNAP
4. SUSPECT 0.1
5. INTERROGATION
6. RUNAWAY
7. DNA 0.1
8. "I HEARD..."
9. SKETCH
10. DNA 0.2
11. GSR
12. LOCATION DETECTED
14. SUSPECT 0.2
15. REVEALED
16. CAUGHT IN A LIE
17. MIANHAE
18. FIND YOU
19. BE ALRIGHT
20. CHANGED - END
THANK YOU!
Another Thank You!
The Casts
!!!

13. INTERCEPTION

1.8K 262 6
By cinderellan

[ run ]

"Semua petugas bersiap di lokasi."

ⓑⓤⓛⓛⓔⓣ

- Daegu -

- 7 pm KST

"Jimin-ah, aku akan mengisi bensin mobil." ucap Taehyung.

"Eoh."

Taehyung segera keluar dari kamar motel tersebut.

Sementara Jimin bermalas-malasan di kamar motel.

Jari jempol mungilnya terus mengganti saluran televisi di kamar tersebut.

"Aish tidak ada acara bagus." kemudian ia mematikan televisi tersebut dan beralih kepada telepon genggamnya.

Terbesit di benak Jimin untuk menghubungi adiknya.

"Apa aku harus menghubunginya?"

ⓑⓤⓛⓛⓔⓣ

Namjoon dan tim-nya sedang dalam perjalanan menuju ke Daegu.

Mereka menggunakan pesawat jet milik crime lab tentunya agar dapat menempuh perjalanan dengan cepat.

"GPS menunjukkan tersangka sedang bergerak. Namun tidak jauh dari target lokasi." ucap Hoseok yang terus memantau gerak-gerik tersangka.

Benar.

Orang kepercayaan agen Seokjin diam-diam telah memasang GPS di mobil tersangka mereka saat mobil tersebut digunakan oleh Jimin beberapa waktu yang lalu.

"Oh! Mobil tersebut berhenti di sebuah rest area."

"Baiklah. Kita harus berbagi tugas. Jin dan aku akan pergi ke lokasi terakhir GPS itu berada. Hyunjae, Jieun, dan Hoseok kalian pergi ke motel." ujar Namjoon.

Tak lama pilot mengumumkan bahwa pesawat akan mendarat sebentar lagi.

ⓑⓤⓛⓛⓔⓣ

"Jihyun-ah, maafkan hyung." ucap Jimin berkali-kali.

"Wae? Apa untungnya kau melakukan perbuatan itu hyung?" ucap Jihyun dalam sambungan telepon tersebut.

"A-aku tak tahu."

"Aku tahu kau bukanlah orang yang jahat. Kau berbohong kepadaku hyung. Kau bilang sudah berhenti menjadi anggota geng tapi nyatanya?"

Jihyun terdengar sangat kecewa dengan Jimin.

"Aku sudah mencoba untuk keluar dari semua ini. Namun aku tidak bisa."

"Mengapa? Apa orang itu mengancammu?"

Jimin terdiam.

"Hyung, kau selalu mengingatkanku untuk menjadi orang yang kuat. Tapi nyatanya aku tidak-"

"Jihyun-ah." potong Jimin.

"Dengarkan aku hyung, jika kau memang ingin berhenti dari pekerjaanmu itu, kau harus kuat dan berani. Aku akan membantumu." ucap Jihyun bersungguh-sungguh.

"Ani. Aku tidak bisa. Aku melakukan ini untuk melindungimu."

"Aku selalu melindungi diriku sendiri selama ini. Kali ini aku ingin melindungimu hyung."

Mata Jimin mulai memerah.

Bawah matanya sudah mengumpulkan air yang siap untuk keluar kapan saja lalu mengalir ke pipi mulus namja itu.

"Hyung kau satu-satunya keluarga yang aku punya. Hanya kau yang masih peduli padaku." lirih Jihyun.

"Maafkan aku. Seharusnya aku bersamamu sekarang dan mendukungmu-"

Jimin tak dapat berkata-kata lagi.

Tiba-tiba ia mendengar suara mesin mobil dari arah luar kamar.

"Aku tutup teleponnya. Temanku sudah kembali."

Jimin segera menutup panggilan tersebut.

Kemudian ia berjalan menuju ke arah pintu.

"Kau lama sekali-"

"Senang bertemu denganmu lagi."

ⓑⓤⓛⓛⓔⓣ

Setelah tiba di Daegu tim Namjoon mulai berpencar.

"Agen Namjoon, aku Park Woo Shi. Kepala polisi di distrik ini. Tim-ku sudah bersiap di sekitar lokasi." sambut polisi tersebut.

"Terima kasih atas bantuannya. Baiklah, kita harus bergegas."

Setelah itu tim yang sudah berbagi tugas langsung menuju ke lokasi masing-masing

[ Hyunjae's POV ]
Aku, Jieun dan Hoseok segera menuju ke motel yang diduga menjadi tempat persembunyian kedua tersangka kami.

Tak butuh waktu yang lama untuk sampai di lokasi.

Kami datang bersama empat orang polisi yang sudah stand by di sekitar motel tersebut.

Aku memberi aba-aba kepada mereka. Beberapa orang berjaga di belakang.

"Hoseok kanan. Jieun ikuti aku." ucapku yang dibalas anggukan oleh mereka.

Kami semua bersiap dengan senjata masing-masing.

Sebelumnya, pemilik motel yang sudah dihubungi pihak kepolisian setempat menunjukkan letak kamar yang di tempati tersangka.

Tiba-tiba pintu kamar tersebut terbuka saat jarak kami hanya tinggal beberapa langkah lagi.

Aku mengangkat tanganku tanda memerintahkan yang lain untuk berhenti.

Park Jimin.

Ia nampak terkejut melihatku.

"Senang bertemu denganmu lagi." ucapku sambil menurunkan senjata.

Tubuhnya membeku, mulutnya membisu, matanya pun bergetar.

Kena kau.

"Park Jimin kau ditangkap atas tindakan penculikan." ucap Jieun.

Kemudian Jimin langsung diborgol oleh salah satu petugas dan segera di bawa ke mobil polisi.

Aku sempat menatap namja itu sinis saat ia melewatiku.

Namun, namja itu hanya tertunduk pasrah seolah iya sudah siap akan ditahan kapan saja.

Jieun dan Hoseok segera memeriksa isi kamar tersebut.

Aku sempat berdiam diri di luar sambil melihat Park Jimin dimasukkan ke dalam mobil polisi.

"Apa yang kalian temukan?" ucapku sembari memasuki kamar tersebut.

"Hanya beberapa sampah bekas makanan instan, minuman." jawab Jieun.

Aku mendekati beberapa botol soju bekas di atas meja tersebut.

"Aku melihat sidik jari." ucapku.

Kemudian aku segera memakai sarung tangan.

Aku mulai memeriksa satu persatu botol tersebut.

Jieun memotret botol-botol tersebut sebagai barang bukti.

Setelah memindahkan beberapa sidik jari, aku menyimpan hasil tersebut untuk kemudian diperiksa di laboratorium.

"Aku akan menemui tersangka." ucapku lalu menuju ke arah mobil polisi di luar.

"Park Jimin." ucapku setelah membuka pintu mobil tersebut.

"Kau tidak jera ya?" tanyaku.

Jimin hanya diam dan menunduk.

"Baiklah. Sampai jumpa di Seoul." ucapku kemudian menutup kembali pintu mobil tersebut.

[ Author's POV ]
Di tempat lain, Namjoon, Jin dan para petugas menuju ke sebuah rest area yang letaknya tidak jauh dengan target lokasi yang seharusnya.

"GPS nya masih berada disini." ucap Jin.

"Baiklah. Kita berpencar dan jangan terlalu mencolok." perintah Namjoon.

Setibanya di lokasi, semua orang berpencar.

Para petugas kepolisian bahkan kepala polisi ikut mencari tersangka.

"Aku melihatnya." seru salah satu petugas dari handy talky.

Namjoon, Jin dan para petugas segera mengepung sebuah mini market.

Benar saja, tersangka mereka ada di dalam sana.

"Itu Kim Taehyung." ucap Jin.

Setelah namja itu membayar di kasir. Ia keluar dengan santainya.

"Kim Taehyung, berhenti di tempat!" teriak Namjoon.

Namja itu menuruti perintahnya.

Ia bahkan menjatuhkan barang belanjaannya kemudian merogoh sesuatu dari dalam saku jaketnya.

"Jatuhkan itu! Kuperingatkan kau! Jatuhkan senjatamu sekarang juga!" teriak Namjoon lagi.

"Kau tidak akan bisa kemana-mana lagi Kim Taehyung. Park Jimin, temanmu sudah kami amankan." kali ini Jin yang berteriak.

Semua orang sekitar yang melihat kejadian tersebut terdiam dan berusaha melindungi diri.

Bahkan orang-orang yang di dalam mini market berusaha melindungi diri dengan bersembunyi di balik susunan barang-barang.

Kim Taehyung tak bergerak.

Tangannya masih menggenggam senjata api.

"Semuanya turunkan senjata kalian." perintah Namjoon.

"Mwo? Agen Namjoon, kau serius?" tanya Park Woo Shi.

Jin yang sedari tadi sudah menurunkan pistolnya memberi tanda kepada para petugas untuk menuruti perintah Namjoon.

"Kim Taehyung-ssi, turunkan senjatamu-"

"Ani!" teriaknya.

Taehyung segera menodongkan pistol-nya ke arah Namjoon.

"Kau mau menembakku? Kau mau mati cepat Kim Taehyung-ssi?" ujar Namjoon tenang.

"Aku tidak peduli! Aku memang sudah mati!" teriak namja itu.

Tersangka Kim Taehyung mengambil ancang-ancang untuk menarik pelatuk pistol-nya, namun segera digagalkan.

Taehyung berteriak dan terjatuh.

Namjoon segera menghampirinya dan menyingkirkan pistol milik Taehyung.

Taehyung terus meringis kesakitan.

Bagaimana tidak, kakinya kini sudah mengeluarkan darah yang cukup banyak.

"Kau gila? Panggil ambulance sekarang!" teriak Namjoon sambil terus menekan kaki Taehyung untuk memperlambat pendarahannya.

Tak lama sebuah ambulance datang dan Kim Taehyung segera di bawa ke rumah sakit terdekat.

"Hyung, kau awasi dia. Aku akan menyusul yang lain." ucap Namjoon. Jin segera masuk ke dalam ambulance.

"Aku akan pergi ke motel. Kalian ikutlah ke rumah sakit. Bantu Agen Seokjin mengawasi namja itu."

"Maafkan aku. Aku melihatnya hampir menarik pelatuk pistol tersebut." ucap kepala kepolisian, Park Woo Shi.

"Ani, seharusnya aku berterima kasih." balas Namjoon.

Kemudian namja itu merogoh sarung tangan dari saku mantelnya.

Namjoon mengambil pistol milik Kim Taehyung dan menyimpannya di dalam sebuah kantong bukti.

ⓑⓤⓛⓛⓔⓣ

- Motel -

"Semuanya baik-baik saja?" tanya Namjoon kepada Hyunjae.

"Nde. Park Jimin tidak melakukan perlawanan." balas Hyunjae datar.

Kemudian Hyunjae menyadari sesuatu.

"Ya! Tanganmu." tanyanya dengan panik.

Lalu memeriksa seluruh tubuh Namjoon.

Tanpa Namjoon sadari di ujung tangan mantelnya masih terdapat bekas darah.

Selain itu di bagian bawah mantelnya juga terdapat bekas darah.

"Aku berusaha menghentikan pendarahan di kaki Kim Taehyung." jawab Namjoon tenang.

Hyunjae segera menarik namja itu ke arah mobil tim penyidik.

Kemudian yeoja itu mengambil box peralatannya.

Dalam diam, Hyunjae menyeka bercak darah tersebut dengan menggunakan cotton bud khusus.

Kemudian menyimpannya di dalam sebuah plastik.

"Terima kasih. Aku tidak perlu bersusah payah meminta DNA-nya lagi." ucap Hyunjae sambil membereskan kembali peralatannya.

Namjoon tertawa kecil.

"Aku kira kau akan membersihkan noda ini." ucap Namjoon.

Hyunjae menoleh dan mendekatkan wajahnya ke Namjoon.

"Bersihkan sendiri." teriak Hyunjae di depan wajah Namjoon.

Namjoon terbelalak kaget.

"YA!" teriak namja itu.

Sementara Hyunjae berjalan semakin menjauh dari namja itu sambil tertawa puas.

ⓑⓤⓛⓛⓔⓣ

- Seoul -

Mereka segera membawa kedua tersangka kembali ke Seoul.

Park Jimin dan Kim Taehyung di masukkan ke dalam sel sementara secara terpisah.

"Kerja yang bagus." puji Direktur Bang.

Namjoon dan yang lain hanya tersenyum senang.

Setelah berbincang sesaat, Namjoon memerintahkan tim-nya untuk kembali ke rumah masing-masing.

"Kalian pulanglah. Besok akan menjadi hari yang panjang. Oh dan juga, bawa pakaian ganti kalian besok, kita akan lembur." jelas Namjoon.

Setelah dibubarkan, sang ketua tim dan rekannya kembali ke ruangannya.

"Namjoon-ah, ada yang ingin aku bicarakan kepadamu."

"Ada apa hyung?" tanya Namjoon kepada Jin.

"Aku baru mendapatkan informasi kalau Jeon Jungkook, Park Jimin dan Kim Taehyung adalah anggota geng bersenjata di distrik Gwangjin."

"Lalu?"

"Kau pasti tidak akan percaya jika aku mengatakan ini."

"Hyung, jangan menggantung. Cepat ada apa?" ucap Namjoon yang sedari tadi menahan sabar terhadap Jin.

"Pemimpin geng bersenjata tersebut-"

"SEMUANYA! AKU DULUAN! JALJA!" teriak Hoseok dari balik pintu.

"OI! AKU IKUT BERSAMAMU!" teriak Jin tak mau kalah.

"Aish jinjja! Kau belum selesai bicara hyung!" protes Namjoon.

"Ah nanti saja. Aku harus pulang bersama Hoseok. Jalja!" Jin berlari keluar ruangan tersebut dan menyusul Hoseok.

"Seriously?"

[ stay ]

Continue Reading

You'll Also Like

Pengantin Iblis By Khalisa

Mystery / Thriller

201K 13K 43
"Kau telah terikat dengannya, Alana." Malam itu burung gagak membawa kabar buruk yang akan menghancurkan seluruh hidup Alana, sebuah kutukan yang mem...
395K 12.2K 100
Dalam hal menulis, aku akui bahwa aku tidak pandai dalam merangkai kata-kata dengan benar. Sajak ini dari seorang gadis yang sedang senang merindu...
BLACK CODE By Sirius Khans

Mystery / Thriller

121K 11.6K 45
Kasus pembunuhan satu keluarga menuntun tiga orang detektif yang bekerja sama dengan dua dokter forensik untuk menyelidiki suatu kasus besar yang mel...
178K 62.4K 90
"Akan kubuktikan kalau aku, bukan orang yang lemah dan kalah!" ~Dari Galan, seorang anak miskin yang akan mengubah wajah Bangsa Indonesia. Langsung b...