WHY

Von Khaze_12

8.1K 756 90

"Karena sebuah insiden yang tidak bisa diselamatkan, sehingga semakin ia tidak bisa, ia menyerah pada dirinya... Mehr

WHY
Whoever you
However you
You're mine
Chapter 1
Main Cast 1
Chapter 2
Main Cast 2
Chapter 3
Main Cast 3
Chapter 4
Main Cast 4
Chapter 5
Main Cast 5
Chapter 6
Main Cast 6
Chapter 7
Main Cast 7
Chapter 8
Main Cast 8
Chapter 9
Main Cast 9
Chapter 10
Main Cast 10
Main Cast Flashback
Chapter 11
Main Cast 11
Chapter 12
Main Cast 12
Chapter 13
Main Cast 13
Chapter 14
Main Cast 14
Chapter 15
Main Cast 15
Chapter 16
Main Cast 16
Chapter 17
Main Cast 17
Chapter 18
Main Cast 18
Chapter 19
Main Cast 19
Chapter 20
Main Cast 20
Chapter 21
Main Cast 21
Chapter 22
Main Cast 22
Chapter 23
Main Cast 23
Chapter 24
Main Cast 24
Chapter 25
Main Cast 25
Chapter 26
Main Cast 26
Chapter 27
Main Cast 27
Chapter 28 (End)
Main Cast 28 (End)

Chapter Flashback

90 12 1
Von Khaze_12

“Karena hidup itu seperti musim yang berganti dan air yang terus mengalir…”









#FLASHBACKSONGHYESUN

Jika saja aku bisa kembali…
Akankah ingatan-ingatan itu terhapus juga?
Aku ingin mengulanginya…
Aku ingin kembali ke hari itu…
Dan mengulanginya…
Mengungkapkan sebuah kebenaran yang tersembunyi…
Menghargai setiap detik waktu yang akan kulalui…
Mengikuti sebuah alur yang indah…
Dan…
Menerima setiap perubahan dengan bahagia…

12 April 2011, Daegu, South Korean
Summer, 10.00 am

Tujuh tahun yang lalu, tepat dihari ulang tahuku…
Saat aku masih berumur dua belas tahu tahun…

“Irene, apa kau sadar atas semua yang telah kau perbuat?! Sudah kubilang untuk tetap diam, tapi masih saja banyak bicara. Sekarang apa yang akan kau lakukan untuk mengatasi semua yang telah kau perbuat?!”, bentak Suzy kepadaku.

Ya, aku mengingatnya saat ini. Namaku adalah Irene, dan Suzy adalah kakak kandungku yang berumur lima tahun lebih tua dariku. Kami tinggal bersama di kota Daegu, dengan kedua orang tua yang lengkap. Hidup kami damai selama bertahun-tahun, tetapi karena sifat sok dewasaku, semuanya kini telah berubah.

“Memangnya apa yang harus kuperbuat lagi? Bukankah tindakanku yang kemarin sudah sangat tepat? Kau dan ibu terlalu menutup mata hati kalian, sehingga kalian bahkan tak memperdulikan lagi perasaan kalian. Aku tak tahan melihat ibu menderita, karena itu aku melakukannya. Aku bahkan lebih baik darimu! Kau bahkan tak melakukan apapun untuk ibu dan hanya terdiam saat mengetahui perselingkuhan ayah dengan wanita itu sejak lama!”, jawabku kembali membentak kakakku sendiri.

“Jangan berbicara seolah-olah kau ingin melindungi ibu. Kau tahu, justru kau yang menghancurkan perasaannya! Aku dan ibu telah sepakat untuk menyimpan rahasia bahwa ayah berselingkuh dengan wanita lain selama bertahun-tahun agar keluarga kita tetap utuh. Tapi apa yang kau lakukan? Kau justru sangat dekat dengan selingkuhan ayah saat aku bilang bahwa kau tak boleh mendekatinya. Kau hanya bertanya alasan mengapa aku tak membolehkanmu mendekati wanita itu. Dan saat kau mengetahuinya, kau malah bersikap sok dewasa saat mengetahui hal itu dan meminta agar ayah dan ibu segera bercerai”

“Saat itu, aku dan ibu pergi ke sebuah mall. Kemudian bertemu dengan ayah dan wanita selingkuhannya, yang sedang berjalan berdua. Sebelum kejadian itu, aku sudah mengetahui bahwa ayah memang telah berselingkuh dengan teman wanitanya  dan aku juga tetap berusaha merahasiakannnya karena kukira ibu dan kau juga belum mengetahuinya. Sama sepertimu, aku juga merahasiakannya karena aku ingin keluarga kita tetap utuh. Tapi saat aku melihat ibu yang mencoba menghindari selingkuhan ayah itu, aku merasakan sebuah hal yang aneh dan membuatku marah pada diriku sendiri. Bukankah seharusnya wanita selingkuhan ayah itu yang menghindar saat melihat ibu? Tapi mengapa justru ibu yang terlihat takut dengan wanita itu, dan justru mencoba menghindarinya? Ibu bahkan terlihat seolah-olah telah mengizinkan ayah untuk berselingkuh”

“Dasar bodoh!   Jadi kau meminta ibu bercerai hanya karena hal itu?”

“Kau bilang aku bodoh? Memangnya menjadi diam sepertimu, dan mencoba melarikan diri dari kenyataan bisa dibilang sebagai orang yang pintar?”

“Wanita itu adalah pemilik dari sebuah perusahaan tempat ayah berkerja, jadi bagaimana bisa ibu melarang ayah untuk tidak dekat dengannya? Yang ibu takutkan hanyalah kita, ibu takut kita akan tumbuh besar tanpa kasih sayang seorang ayah. Ibu hanya takut, kalau anak-anaknya sampai membenci ayahnya sendiri”

“Justru karena aku tahu, ibu melakukan itu untukku. Jadi aku tak mau menerimanya, dan meminta ibu untuk bahagia. Dan satu-satunya cara untuk bahagia adalah dengan melepaskan segala hal yang membuatnya tertekan, termasuk masalah ini”

“Aku benar-benar muak dengan semua alasanmu. Setelah perceraian ayah dan ibu,  aku akan pergi ke Amerika bersama dengan ayah. Aku benar-benar tidak sanggup lagi untuk hidup bersama dengan anak kecil bodoh yang berlagak sok pintar sepertimu. Karena aku sangat membencimu dan aku ingin melupakan semua kenangan buruk yang pernah terjadi disini, untuk itu aku memutuskan untuk tinggal bersama dengan ayah di Amerika”

“Pergi saja, aku bahkan tak perduli lagi dengan hal itu. Aku juga sangat membencimu, termasuk juga ayah. Jadi pergi saja sana! Dan kalau bisa, jangan pernah kembali lagi ke tempat ini”

Dan pada akhirnya, ia benar-benar pergi meninggalkanku. Kemudian aku perlahan menyesali semua perkataanku yang telah kukatakan padanya. Aku bahkan sangat-sangat menyesalinya, setelah mengetahui segala kebenarannya. Kebenaran yang sangat membuatku tersiksa. Aku berharap aku dapat mengulang waktuku kembali dan menarik semua perkataan yang telah kukatkan padanya.

“Suzy tak melakukan semua itu karena keinginan dalam hatinya sendiri. Ia pergi untuk menyelamatkan ayahnya yang mungkin saja nanti akan ditinggalkan begitu saja oleh wanita selingkuhan ayahnya. Suzy berkata padaku bahwa, ia sangat menyayangimu dan ia harus pergi, karena hanya dialah satu-satunya orang yang dapat menyelamatkan ayahnya. Suzy bahkan sengaja membuatmu marah saat sebelum ia akan pergi bersama ayahnya, karena ia tak ingin kau menangisi kepergiannya.”, jelas IU kepadaku.

IU adalah satu-satunya sahabat yang dimiliki oleh kakakku, Suzy. Mereka telah berteman sejak mereka masih kecil dan mereka bahkan berada di satu kelas yang sama dari SD sampai mereka SMP. Ia merupakan seseorang yang baik, aku bahkan sudah menganggapnya seperti kakakku sendiri dan begitu juga dengannya. Namun setelah kepergian Suzy ke Amerika, ia juga memutuskan untuk pergi ke Seoul bersama dengan neneknya, dan sejak itu aku benar-benar kehilangan kontak dengannya.

Setelah kepergian ayah dan kakakku, Suzy. Aku hanya tinggal berdua dengan ibu. Hanya dapat menyesali segalanya yang telah terjadi dan merenungkannya selama berkali-kali, ya hanya itulah yang kulakukan sejak kepergiannya. Hari-hariku semakin terasa sepi setelah kakakku satu-satunya pergi dari hidupku. Aku benar-benar sangat kesepian sejak saat itu, aku bahkan tak memiliki seorangpun sahabat ataupun teman untuk menghilangkan kesepian yang kualami. Mungkin itu karena sifatku yang cukup buruk dalam berteman. Ibuku bahkan terlalu sibuk dengan pekerjaannya menjadi seorang dokter, jadi ia juga tak banyak menghabiskan waktunya bersamaku dirumah. Dan liburan musim panas kali ini, mungkin akan kujalani dengan kesendirian di dalam sebuah rumah tak berpenghuni selain aku.

“Ibu, apa kau tidak bisa izin kerja untuk hari ini saja? Bukankah ini adalah saat yang tepat untuk menghabiskan liburan di pantai?”, tanyaku untuk merayu ibu agar ia mau menemaniku berlibur ke pantai.

“Hari ini ibu sangat sibuk. Bisakah kau pergi bersama bibi saja?”, tanya ibu kembali padaku.

“Memangnya bibi akan datang ke sini? Bersama kakak Kim Soo Hyun juga?”

“Tidak, bibi akan datang sendirian kesini untuk menjemput dan mengajakmu ke pantai”

“Baiklah, ibu jangan pulang terlalu larut malam ya”

“Iya, ibu akan pulang sore hari ini. Jaga diri baik-baik di rumah, ibu menyayangimu”, ucapnya sembari menciumku, kemudian mengambil beberapa botol berisi obat-obatan lalu pergi ke rumah sakit tempatnya bekerja dengan mengendarai sebuah mobil BMW berwarna silver miliknya.

***

“Irene, kau tak mau makan? Apa kau tak menyukai makanannya?”, tanya bibiku, saat kami berdua sedang berlibur ke sebuah pantai bersama.

“Tidak, bukan begitu”

“Apa kau memiliki masalah dengan temanmu?”

“Aku bahkan tidak memiliki teman, jadi bagaimana bisa aku memiliki masalah?”

“Kau tidak boleh seperti itu. Bagaimana bisa seseorang tidak memiliki teman sama sekali? Seseorang takkan bisa hidup sendirian di muka bumi ini. Kau harus belajar untuk hidup membaur bersama orang lain”

“Aku tidak membutuhkan teman”

“Mengapa begitu?”

“Setelah kepergian ayah dan kakak, aku tidak ingin lagi memiliki siapapun. Karena jika mereka juga meninggalkanku, maka itu hanya akan membuatku terluka. Ibu juga bahkan sebentar lagi akan meninggalkanku juga. Pada akhirnya, semuanya hanya akan pergi meninggalkanku ,kan?”

“Siapa yang berkata seperti itu? Ibumu takkan meninggalkanmu, bibi juga takkan meninggalkanmu. Semua orang menyayangimu dan takkan meninggalkanmu”, jelasnya kepadaku sambil memelukku dan menghapus air mata yang membasahi wajahku.

“Sudah, jangan menangis. Nanti kecantikanmu menghilang”, candanya lagi padaku, sambil terus menghapuskan air mataku.

***

“Apa sakitmu semakin parah? Biarkan aku yang mengurus Irene untuk sementara ini, jadi kau bisa fokus untuk menyembuhkan penyakitmu”, ucap bibi kepada ibuku. Mereka tengah berbicara di ruang tengah, sedangkan aku berada di dalam kamarku. Namun pembicaraan mereka masih terdengar sangat jelas dari pintu kamarku, dan aku hanya bisa terus menangis karena mendengarkan pembicaraan anatara bibi dan ibuku.

“Tidak, tidak apa-apa. Aku masih bisa mengurusnya, jadi jangan terlalu khawatir. Aku juga tahu kalau kakak masih sibuk dengan masalah perusahaan kan? Lagi pula, mulai minggu depan aku akan berhenti dari pekerjaanku, dan aku akan fokus untuk mengurus Irene”

“Apa maksudmu?”

“Aku tahu, umurku mungkin tak akan bertahan lama lagi. Untuk itu, aku akan mengakhiri hari-hari terakhirku bersama dengan anakku”

“Apa yang kau bicarakan? Kau masih terlalu muda untuk berbicara seperti itu. Kau masih bisa untuk bertahan hidup, kau tak boleh menyerah begitu saja. Pikirkan masa depan anakmu, dia masih terlalu kecil untuk ditinggalkan oleh seluruh keluarganya, termasuk ibunya sendiri”

“Aku sudah menyiapkan segala keperluannya di masa depan. Setelah kematianku nanti, kau bisa mencairkan uang asuransiku yang ku atasnamakan anakku. Aku juga telah menyiapkan uang tabungan untuk masa depannya. Semuanya telah kupikirkan dengan baik, dan kukira itu bahkan lebih dari cukup untuk keperluannya sampai ia menikah nanti”

“Jadi selama ini kau bekerja keras, hanya untuk mengumpulkan semua uang itu? Seharusnya kau bekerja keras untuk menyembuhkan penyakitmu, bukan untuk semua hal itu”

“Aku hanya ingin hidupnya terjamin setelah kepergianku, dengan begitu maka aku tak perlu khawatir lagi tentangnya. Dan aku juga meminta tolong pada kakak, untuk mengurusnya setelah aku pergi”

“Semua ini bukan tentang uang, kau seharunya mengerti. Dia lebih membutuhkanmu dari pada semua jaminan masa depan yang kau rencanakan itu”

“Aku tahu. Semua ibu bahkan menginginkan dirinya untuk tetap bersama dengan anak-anaknya. Tapi apa yang bisa kulakukan? Aku hanya bisa melakukan ini untuk anakku sebelum kepergianku”, ucap ibuku, kemudian perlahan terisak karena berusaha menahan tangisnya, agar aku tak bisa mendengarnya dari kamar. Namun, sekeras apapun usahanya untuk menutupi segala hal itu dariku, aku tetap saja dapat mendengar dan mengetahuinya. Walapun mungkin tak akan ada juga yang berubah jika aku mengetahui segala tentang hal yang ia sembunyikan itu dariku. 

Dan aku juga hanya bisa menangis karena semua hal itu. Tak ada satupun hal yang dapat kulakukan, tak ada satupun hal yang dapat kusalahkan, dan yang pasti segalanya juga tak dapat kusesali karena ini bukanlah akhirnya. Ya, aku hanya dapat terisak-isak menahan tangis di sudut pintu kamar  seorang diri tanpa ada yang mengetahuinya.

***

Setelah mengalami koma selama berbulan-bulan di rumah sakit karena penyakit parah yang sudah di deritanya cukup lama, kini ibuku benar-benar menghembuskan nafas terakhirnya di depan mataku sendiri. Meninggalkanku hanya dengan kata terakhirnya, yang berkata bahwa ia mencintaiku seumur hidupnya.

Sejak hari itu, aku bahkan tak tahu lagi akan apa yang harus kulakukan tanpa seorangpun keluarga yang kumiliki. Hanya terdiam dan menangis seperti biasanya, seperti orang gila yang bodoh, seperti anak hilang yang tak tahu arah untuk kembali. Kemudian bibiku datang menjempuku untuk tinggal bersama dengannya. Dengan tak adanya pilihan lain selain itu, jadi aku berusaha untuk menerimanya dengan segala keterpaksaaan.

Aku berpindah ke pulau Jeju, dan tinggal bersama bibiku. Ia bernama Ny. Shin, yang merupakan pemilik dari perusahaan terbesar di kota Jeju, yitu J&J Group. Ia hanya tinggal bersama dengan kedua anaknya, karena suaminya telah meninggal dunia empat tahun yang lalu. Kedua anaknya sudah berumur dewasa, oleh sebab itu ia menyerahkan perusahaan yang telah ia bangun bersama dengan suaminya selama lebih dari empat puluh, kepada anak-anaknya.

Anak pertamanya adalah seorang anak lelaki yang bernama Kim Soo Hyun, ia merupakan penerus perusahaan J&J Group, sekaligus ahli waris utama atas semua harta warisan yang dimiliki oleh keluarganya. Sikapnya begitu halus dan lembut kepada setiap orang, termasuk juga denganku, maka dari itu aku sangat menyayanginya. Bahkan aku sudah mengganggapnya seperti kakakku sendiri dan begitu pula sebaliknya. Walapun aku bukanlah adik kandungnya, tetapi ia memperlakukanku dengan sangat baik. Ia bahkan lebih dekat denganku ketimbang dengan adik kandungnya sendiri, yang berumur tak jauh berbeda dengannya.

Dan anak keduanya adalah seorang anak perempuan yang bernama Tiffany, ia merupakan seseorang yang sangat berambisi besar untuk merebut semua kekuasaan yang dimiliki kakaknya, Kim Soo Hyun. Namun, usaha selalu saja berakhir dengan kegagalan.

Semua orang dikeluarga bibiku, menerima dengan baik kehadiranku dikeluarga ini, salah satunya adalah Kim Soo Hyun atau yang biasa kupanggil dengan sebutan ‘Kakak Kim’. Ia benar-benar menerimaku sebagai keluarga barunya, tetapi tidak dengan adiknya, Tiffany. Ia justru sangat membenciku, karena mengganggap bahwa aku adalah penghalang barunya untuk mendapatkan seluruh harta warisan yang ditinggalkan ayahnya selama ini.

Ambisi Tiffany yang sangat besar, membuatnya menghalalkan segala macam cara untuk mencapai tujuannya. Ia bahkan mencoba untuk membunuh ibunya sendiri agar ia dapat menguasai seluaruh perusahaan tanpa tekanan dari ibunya. Dan akhirnya, untuk pertama kalinya, usaha yang ia lakukan berhasil. Ibunya atau yang kuanggap sebagai bibiku, telah meninggal karenanya, tetapi tak seorangpun yang mengetahui penyebab dari kematian pemilik perusahaan J&J Group itu selain ia ,dan aku yang secara tak sengaja melihat semua kejadian pembunuhan kejam itu.

Perusahaan J&J Group tentunya sangat gempar atas berita meninggalnya orang yang sangat berpengaruh bagi perusahaan itu dan juga hidupku. Setelah sepeninggalan bibiku, segalanya berubah, termasuk juga tentang urusan harta dan tahta yang ditinggalkannya.

Kim Soo Hyun sebagai anak lelaki satu-satunya dan juga merupakan anak tertua yang dianggap oleh ibunya bahwa, ia sudah mampu untuk menggantikan posisi ibunya diperusahaan, maka ibunya mewasiatkan bahwa seluruh perusahaan dan warisan yang ditinggalkannya diserahkan kepada Kim Soo Hyun.

Tiffany yang secara sengaja membunuh ibunya demi dapat menguasai perusahaan yang diinginkannya selama ini, merasa tidak terima dengan seluruh isi wasiat yang ditinggalkan ibunya untuk kakaknya. Menurutnya wasiat itu sangatlah tidak adil baginya, ia menganggap bahwa hanya dirinyalah yang berhak atas semua harta warisan itu. Merasa tidak terima dengan semua perlakuan itu, kali ini ia bahkan nekat membunuh kakaknya sendiri. Dan untuk kedua kalinya, usahanya berjalan dengan lancar tanpa ada yang mengetahuinya seperti biasanya, kecuali ia dan aku.

Kim Soo Hyun, seseorang yang telah kuanggap kakakku sendiri kini juga telah pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya. Ia meninggal tepat di hari ulang tahunku. Sebelum ia meninggal, ia berkata bahwa ia akan memberikanku sebuah hadiah yaitu handphone keluaran terbaru yang merupakan handphone termahal di korea. Namun, saat aku mengunjunginya ke kantor untuk mengambil hadiah yang akan ia berikannya kepadaku. Yang kutemukan justru mayatnya yang tergeletak di lantai. Lalu aku juga menemukan sebuah handphone di balik tumpukan kertas yang sedang dipergunakan untuk merekam sebuah suara. Recorder perekam di dalam handphone itu, kira-kira telah menyala lebih dari satu jam yang lalu.
Sepertinya ia ingin memberikan handphone itu padaku, dan saat ia tengah merekam suaranya sendiri di handphone itu, untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku. Tetapi tiba-tiba saja Tiffany datang melaksanakan aksi pembunuhan terhadappnya. Dan handphone yang ditinggalkannya ini, adalah satu-satunya barang bukti yang menyatakan bahwa Tiffany adalah penyebab dari kasus kematian pembunuhan berencana ini.

Aku memegangi handphone itu dengan tangan bergemetar, serta tubuh yang mulai melemas karena terkejut akan segala hal yang kutemui hari ini. Benar-benar tak tahu apa yang harus kulakukan. Hanya rasa ketakutan yang sangat mendalam, yang kini tengah kurasakan. Aku bahkan tak berani melangkahkan kaki untuk pulang kerumah yang biasanya kusinggahi. Kemudian aku memutuskan untuk mencoba melarikan diri, karena rasa takut yang terus membayangiku.

Aku berlari dengan tertatih-tatih, dengan tubuh yang sangat lemas serta tangan yang dingin dan bergemetar. Aku juga masih memegang handphone yang merupakan satu-satunya barang bukti kejadian itu, ditanganku. Namun sebuah mobil dari arah yang berlawanan, tiba-tiba saja menabrakku dari arah depan. Kecelakaan itulah yang menyebabkan semua ingatanku menghilang. Dan seorang pria yang telah menabrakku, kemudian mengaku bahwa dirinya adalah kakakku. Ia adalah Song Jong Ki.

Sejak itu pula aku tidak hidup sebagai Irene, tetapi sebagai adiknya Song Jong Ki yang telah meninggal setahun silam sewaktu aku mengalami kecelakaan, yang bernama Song Hye Sung. Dan selama dua tahun ini, aku telah menjalani hidup sebagai seseorang yang sebenarnya telah mati.

Aku tak membenci kakakku, Song Jong Ki yang telah menipuku. Karena setidaknya, aku bahagia saat berada di sisinya. Aku juga bahagia, karena aku telah terbebas dari masa laluku yang kelam. Aku bahkan berterimakasih, atas segalanya yang telah ia berikan padaku. Aku tahu, segalanya yang ia beri adalah ketulusan dari dalam hatinya dan begitu juga denganku. Jadi tak ada yang perlu disesali dalam hal ini. Hanya saja setelah ini, aku akan menjalani hidupku sebagai siapa? Menjadi diriku yang sebenarnya? Atau menjalani hidup seseorang yang telah mati? Tetapi aku bahkan takkan dapat mengembalikan seluruh hidupku seperti semula, kan? Aku tak dapat mengulangi semua yang telah berlalu ,bukan? Jadi apa aku masih bisa untuk menjadi diriku yang sebenarnya?

Tetapi, jika pada akhirnya aku memutuskan untuk memilih kehidupanku yang sebenarnya. Apakah aku sanggup untuk melepaskan semua yang telah kumiliki saat ini? Aku tak ingin hidup sebagai diriku yang kelam,
but….
I Wanna Reset…..

***



Weiterlesen

Das wird dir gefallen

7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
8.4M 519K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
422K 4.4K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
228K 34.3K 62
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...