Code Name : Sea! [SLOW-UPDATE]

By Atszyn

176K 11.7K 726

Sea. Itulah nama sandi seorang agen FBI berbakat. Ia tak terdeteksi dan mudah beradaptasi. Berada dalam team... More

Last Mission
Sea and Sun.
Long Time no See
Seirin basketball team? Interesting.
The Beast of The Miracle.
Mysterious Sniper? Or...
Long Lost Partner.
Case 1 : Bloody Cafe (Part 1)
Case 1 : Bloody Cafe. (Part 2)
Case 1 : Bloody Cafe (Part 3)
Destiny or Bad luck?
I'm not Perfect.
Friend?
Summer Camp? Hell yeah!
Warn.
Dangerous.
Honor or Ego?
Honor or Ego? (Part 2)
My Pain.
Angels in The dark
Detective's Work.
Who?
Miracle?
Love?
Letter.
Memory.
Sick.
News.
I'm Home~
The Saviour
Q & A ^^)/
Fox and Eagle.
Case 2 : Beginning
Case 2 : Beginning (Part 2)
Pengumuman
Case Two : Begining (Part 2,5)

Greetings.

2.5K 205 6
By Atszyn

Pesawat mendarat dengan selamat di bandara Narita. Jiyūho melirik kanan kiri, mencari keberadaan sang penjemput.

Secercah warna hijau terlihat diujung mata, sang kapten akhirnya bisa menghela nafas lega karena telah bertemu si pemandu.

Mengapa kalian bertanya? Padahal kalian pasti kenal ia.

Siapa lagi kalau bukan si hacker jenius, Verde Michaelis?

"Anda cukup lama, Captain." Sepasang iris emerald menatapnya tenang, serigai penuh percaya diri seperti biasa ia tunjukkan di wajah berkulit putih itu.

"Green."

Jiyūho menatap si pria dengan wajah datar, menghampiri si pria diikuti sang adik dengan senyuman seribu makna yang mempesona wanita yang tak sengaja lewat.

"Dimana dia?" Ia bertanya. Menatap datar seperti biasanya.

Green tersenyum lebar. Menatap sang kapten dengan mata bersinar aneh.

"Anda akan tau nanti."

~CNS~

Suara gerabak-gerubuk terdengar dari apartemen dengan papan nama 'Kagami' kala matahari sudah mulai tinggi.

Para tetangga sampai geleng-geleng kepala tak mengerti apa yang terjadi, bahkan ada yang sudah setengah niat mendobrak apartemen berisikan dua saudara beda warna dan marga. Takut takut ada hal tak diinginkan menimpa mereka.

Ah, sepertinya hal itu tidak perlu. Karena beberapa menit kemudian, sesosok gadis bersurai biru keunguan muncul dengan membuka  (membanting, sebenarnya) pintu dari dalam sebelum menguncinya dan lari keluar.

Apa gerangan yang terjadi? Para tetangga hanya bisa cengo melihatnya.

Disisi lain, gadis itu merasa kepalanya masih berdenyut sakit, untunglah ia membawa beberapa air dan obat sakit kepala dalam tas selempangnya.

Ia tak habis pikir, sebesar apa dosanya kepada Tuhan Yang Maha Esa, sampai-sampai masalah datang kepadanya tak kunjung usai. Bahkan satu masalah belum terselesaikan!

Setelah penculikan dua pemuda yang membawa nama anggota pembunuh berdarah dingin Anonymous Darkness,pagi ini ia mendapat kabar mengejutkan. Kapten dua tim khusus lenyap dari pantauan dari kemarin. Tentu kedua agensi ketar ketir mencari kedua tokoh berpengaruh itu.

Itu wajar. Ia juga akan jungkir balik jika hal itu terjadi padanya saat memimpin suatu saat.

(Jangan salah sangka dengan perkataan itu, ia sama sekali tidak punya minat menduduki posisi tinggi macam pimpinannya. Karena demi tuhan, setengah gunungan berkas dari Captain Jiyūho sudah cukup untuk membuatnya stress berkepanjangan.)

Ini mungkin cukup sederhana. Tinggal melacak keberadaan keduanya dan menggeret mereka pulang secepatnya.

Masalah terselesaikan.

Tapi tentu akan beda ceritanya kalau dampak masalah ini sudah sampai ke dalam politik, mengingat hubungan keduanya agak renggang karena suatu hal.

Tuduh menuduh pasti akan dilancarkan masing-masing pihak kepada lawan sampai akhirnya dibawa ke meja pengadilan dengan persaingan yang kurang sehat..

Dan jika ditambah dengan fakta bahwa rasisme terhadap keturunan Asia masih merajalela di AS, hampir seratus persen ia yakin kejadian ini tidak akan berakhir dengan baik.

"Sialan."

Lupakanlah pikiran itu sejenak, ia harus mencari Green untuk melacak mereka segera. Hacker jenius itu adalah harapan satu satunya di gadis beiris biru laut untuk memecahkan masalah ini sebelum ia frustasi dan menceburkan dirinya sendiri ke danau terdekat.

Ia sampai di halte pada akhirnya meski dengan napas terputus putus dan kepala yang semakin berdenyut tak karuan. Beruntung, bis tiba tak lama kemudian.

Ia mengerti dengan betul bahwa SMA Seirin bukanlah tempat perhentian yang baik sekarang, dengan statusnya sebagai murid dan keterangan 'sakit' dari sepupunya, kemungkinan skorsing sudah ada didepan mata.

Tapi apa daya, pemilik marga Michaelis itu sedang dalam penyamaran sebagai guru disana. Ia mencoba menghubungi si pria keturunan Italia, namun harus menelan kekecewaan karena ia tak mengangkat.

Bus terhenti di dekat SMA Seirin. Sophia merapatkan diri ke dinding terdekat, beberapa hansip dan satpam berjaga disekitar, membuat keadaan cukup sulit.

Hey, ini bukan keadaan seperti misi spionase yang selama ini dia lakukan! Ia tak bisa menembak kepala sembarang orang, terlebih orang tak bersalah seperti mereka!

Ia mengeruk isi tasnya, mengambil dua aspirin dan meneguk air untuk membuatnya terdorong ke tenggorokan.

Stan gun telah ia bawa untuk berjaga. Ia memutuskan untuk membuat mereka tak sadarkan diri, lalu menggerek keluar si hacker keturunan Italia, sekalian mengomelinya tentang telepon genggam kalau bisa.

"Sekarang. Atau tidak akan pernah."

Ia menaikkan tudung jaketnya, mencegah CCTV merekam sosoknya. Ia memejamkan mata sembari menarik nafas panjang, masih menggenggam alat kejut miliknya yang disembunyikan dalam kantung jaket.

Seorang hansip disekitar mulai melihat sosoknya. Terasa mencurigakan, ia  menghampirinya.

"Permisi, siapa an- ARGH!"

Tidak perlu basa-basi lebih lama, gadis itu menghantam tengkuk korbannya agak keras, menghilangkan kesadarannya tanpa menyakiti.

"Maaf..." Ia berbisik pelan.

Si gadis memapahnya, berjalan mendekat ke pos. Seorang dari mereka melihat temannya dipapah orang tak dikenal, lantas menghampirinya.

"Ada apa ini?" Tanyanya penuh selidik.

"Maaf, dia tadi pingsan disana. Saya pikir anda temannya, jadi saya membawanya kesini."

Kata katanya formal, belum lagi suaranya tak terdengar seperti biasanya. Ia mencoba merubah suaranya menjadi wanita yang lebih tua dari usia aslinya untuk meyakinkan penjaga.

Tapi ia paham kalau misalnya mereka tak percaya padanya, terbukti ia di minta ikut bersama sang hansip setelah menyerahkan kawannya. Toh,ia telah memperkirakan hal ini, karena itulah, ia menurut saja.

Setelah si korban pertama di bawa ke UKS. Sophia sekarang duduk, sepertinya akan di interogasi.

"Apa keperluan anda kemari, nona?" Salah seorang satpam bertanya.

"Saya ingin bertemu Verde Michaelis."

"Ada perihal apa?"

Sang Masayoshi hanya diam.

"Nona-"

"Maaf..."

Gadis itu berdiri, menyetrum dua satpam di sisi kanan dan kiri tanpa ragu. Tiga lainnya menggenggam pistol berisi peluru plastik.

Salah seorang petugas dibelakang dua orang seusianya nampak akan  mengambil alat komunikasi di ikat pinggangnya jika Sophia tidak bersalto dan menepis benda itu dari tangannya.

"Sial-"

Satu hantaman di tengkuk, i penjaga jatuh ke tanah dan kehilangan kesadaran. Sophia melirik tiga orang yang tersisa dengan kepala menunduk.

"Maafkan aku..."

"GYAAAAAAAA!"

~CNS~

Kagami mengucek matanya lelah. Hari ini ada pelajaran yang paling tidak dimengerti oleh si surai merah.

Bahasa Jepang.

Menyembunyikan kepala di lipatan tangan tanpa minat, ia mendesah malas. Ia tak paham sama sekali apa yang Shisei-sensei terangkan didepan sana.

' Aku ingin pulang! ' Kokoro Kagami menjerit pilu.

Ia ingin tau keadaan sepupunya.

Ia juga ingin merawat sepupunya.

Jujur saja, ada perasaan tidak enak ia rasakan semenjak keluar dari pintu apartemen, Sophia mungkin akan mengejeknya paranoid, tapi ia bersumpah ini tak nyaman.

"KAGAMI TAIGA! BACAKAN PUISI HALAMAN DUA PULUH SEMBILAN DIDEPAN!" Shisei-sensei melolong ganas dari depan.

Kagumi tercekat.

' AKU TIDAK MENGERTI KANJINYAAAA '

~CNS~

Sophia menatap ruangan itu sekali lagi dengan mata berkedip tak percaya.

Kosong, tak ada siapapun disana. Tak ada tanda bahwa si pemilik akan kembali dalam jangka waktu dekat.

Amarah mulai naik ke ubun ubun kembali. Namun ia tak tau harus melampiaskan rasa ini kepada siapa.

"Dammit, Green!" (T : Sialan, Green!) Ia meninju dinding disebelah kanannya, membuat retakan disekitar.

"Tidak baik merusak properti orang, Sea."

Matanya melebar mendengar suara bariton dibelakangnya, dengan segera ia menoleh, mendapati dua orang yang dikenalnya bersama pria asing.

"Ca..."

Salah satu dari mereka berjalan, menatap sang Masayoshi dengan serigai.

Ia menepuk bahunya mengintimidasi si gadis tanpa sadar.

"Captain..."

"You don't forgot about my orders before, right?" ( T : Kau tak lupa dengan perintahku sebelumnya, bukan?) Ia berbisik rendah. Sophia menelan ludah gugup entah kenapa.

"Jiyūho..."

~TBC~

Aoi-chan : YAY KELAR~~

Kuro : Ada yang seneng karna udah beli wig ternyata...

Aoi-chan : YAIYALAH HSHSHSH. ANE BAHAGIA NAK, TINGGAL RATAIN OPPAI SAMA BELAJAR DANDAN #Nak

Kuro : Udah apa, ini jadi OOT.

Aoi-chan : Sori telat update lagi m(_ _)m belakangan ini update agak susah sih..n terbengkalai tugas.

Kuro : Dan kayanya aku akan mulai jarang nongol. Sebentar lagi ketemu skripsi #Pundung

Aoi-chan : Neechan, sabar...

Kuro : Udah deh, kasian reader dengerin obrolan gapenting, mending kita akhiri disini aja.

Aoi-chan : Yup, Terima kasih sudah mampir dan membaca~ semua kritik, saran dan pujian serta vote sangat kami hargai~

Sign : Aoi & Kuro

Continue Reading

You'll Also Like

463K 7.7K 17
suka suka saya.
153K 11.1K 26
"kita akan berkeliling wisata nanti saat hesa sudah besar dan papa yang akan menjadi bos di perusahaan agar bisa meliburkan diri mengajak hesa dan ma...
250K 27.5K 93
Ini Hanya karya imajinasi author sendiri, ini adalah cerita tentang bagaimana kerandoman keluarga TNF saat sedang gabut atau saat sedang serius, and...
2.1M 104K 45
•Obsession Series• Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi ...