She is Soulmate the Alpha

By Penyihir_li

445K 25.8K 630

aku hanyalah gadis yang terlantar, ditinggal mati oleh kedua orang tuaku. diangkat oleh keluarga yang tak ku... More

prolog
SISTA 01
SISTA 02
SISTA 03
SISTA 04
SISTA 05
SISTA 06
SISTA 07
Masalah?
his perents
'dia' sepupu brengsekku
Emosi dan Momen
Mimpi dan Misteri
Negri Hitam
Rumah?
Rogue
Hati Yang Hancur
Destiny
Rindu
Pemberitahuan
Pertarungan tanpa kemenangan
Sejarah
Sejarah (2)
sejarah (3)
Persiapan

Dark Blue

8.7K 605 40
By Penyihir_li

"Aku akan membunuhmu Ronaldo Varheo!"

》》》

suasana di dalam ruangan luas dan mewah itu terasa sangat mencekam, dengan dua orang pria yang berdiri berjauhan sambil menatap dengan sengit dan seorang wanita yang duduk takut dilantai dingin dengan kondisi tangan dan kaki yang terikat.

Ditambah dengan sejumlah orang yang tergeletak tak sadarkan diri menambah suasana tak nyaman didalam ruangan itu semakin kental.

"Kau kasar sekali ,sepupu. Sungguh tega kau ingin membunuhku" ucap pria berjubah.

"Cih! Apa peduliku" balas pria yang lainnya.

"Oh ayolah Xander, suasana ini tidak menyenagkan. Bagaimana kalau kita berpelukan dulu? Untuk melepas rindu mungkin?" Ucap Ronaldo dengan cengiran khasnya, meneggelamkan tatapan sengitnya tadi.

Pria yang dipanggil Xander tadi langsung tersenyum dengan sinis
"Bagaimana jika berpelukan ditemani tusukan? Sepertinya menyenangkan" ucapnya.

Ronaldo tertawa pelan, ucapan Xander terasa begitu menyakitkan ditelinganya dan terasa menusuk kuat hatinya. Sungguh ironi

"Baiklah-baiklah, begini saja. Bagaimana jika kita selesaikan saja ini, secara menyenagkan mungkin?" Tawar Ronaldo tetap dengan senyumannya

Xander menyeringai senang, ia mengerti dengan apa yang dimaksud sepupunya itu.

"Tentu"

Seketika suara dentingan pedang yang beradu terdengar. Suasana yang tadinya sudah mencengkam menjadi lebih menegangkan. Dentingan pedang yang terus beradu dengan cepat membuat Ryris yang sendari tadi duduk diam memejamkan matanya kuat.

"Ternyata kau masih ingat dengan kebiasaanku, sepupu" ucap Ronaldo disela-sela perkelahiannya.

"Tidak ada yang mengartikan 'menyenagkan' itu berbeda selain kau" balas Xander.

Tak lama setelah itu, keduanya sama-sama melompat mundur dengan napas yang terenggah. Tiba-tiba saja Ronaldo membuang pedangnya kebelakang yang diikuti Xander.

Ryris yang mendengar suara dua benda terlempar dengan suara melengking memberanikan diri membuka matanya secara perlahan.

Ruangan yang berantakan dengan perabotan yang hancur menjadi gambar pertama yang masuk di dalam penglihatan Ryris.

Xander dan Ronaldo berdiri berjauhan sambil menatap sengit dengan beberapa luka yang menghiasi tubuh mereka.

"Apa maumu Ron?" Tanya Xander dingin

"Melepas rindu?" Balas Ronaldo

"Aku sedang tidak bercanda Ronal" geram Xander

Ronaldo terkekeh pelan, lalu berucap
"Aku tidak bercanda ,sepupu. Aku ingin melihatmu untuk melepas rinduku pada sepupu dinginku ini. Aku ingin tahu, apakah kau masih mengompol dicelana seperti dulu"

Xander sangat geram dengan ucapan Ronald, namun ia berusaha keras menahan emosinya

"Aku tidak peduli rindumu! Aku akan melenyapkan orang-orang yang berani menggangu milikku sekalipun kau orangnya!" Ucap Xander dengan penuh penekanan.

Ronald menahan gejolak emosi didalam dirinya, ia ingin berhenti namun kondisi memaksanya bertahan dan terus melawan keinginanya. Takdir seperti menyiksanya secara perlahan, ia menyadari jika suatu saat nanti bisa saja ia kehilangan seluruh hidupnya, namun ia tidak peduli karna ia akan mendapat imbalan yang setimpal nantinya. Bertahan demi melindunginya.

"Ayolah, Xander. Santai sedikit, oke?" Ucap Ronald setelah menguasai kembali dirinya. Ia sebisa mungkin menutup emosi didalam dirinya yang sedang bergejolak.

Di lain sisi, Xander sedang menormalkan napasnya yang memburu karena terbakar emosi. Orang yang mudah terbakar emosi sama saja dengan orang bodoh.

"Ron" panggil pelan Xander dengan suara beratnya

Ronald mendongakkan kepalanya menatap Xander yang juga memandangnya. Ia menaikkan satu alisnya tanda bertanya

"Apa tujuanmu? Mengapa kau melakukan semua ini?" Tanya Xander dengan nada penuh akan sirat kemarahan.

"Bukankan ak sudah bilang jika aku me-"

"JAWAB PERTANYAANKU DENGAN BENAR BAJINGAN!"

Ronald tersentak kaget atas bentakan Xander. Dadanya bergemuruh sakit, pikirannya terasa kosong dan sekujur tubuhnya bergetar. Gejolak emosi yang sendari tadi berusaha ia tahan terlepas dan menguasai dirinya. Tangannya terkepal kuat hingga kuku jarinya memutih. Kepalanya tertunduk dan matanya terpejam.

"Apa sebenarnya tuju-"

"Melindungi.."

Xander menyerngit bingung mendengar suara Ronald yang begitu rendah.

"Apa maksud-"

"AKU INGIN MELINDUNGI SESEORANG!"

Kerutan di dahi Xander semakin dalam setelah mendengar suara tinggi Ronald

Siapa seseorang yang dimaksud Ronald? Mahkluk apa dia? Xander berpikir dengan keras sehingga ia tidak menyadari Ronald yang Mendekat kearahnya secara perlahan

Ryris yang sendari tadi terduduk diam di lantai mencoba mengeluarkan suaranya namun sia-sia karena mulutnya yang tertutup. Matanya terbelalak saat melihat sebuah belati yang berada di genggaman Ronald. Dengan kuat Ryris memberontak namun ia tetap tidak menghasilkan apapun.

Air mata sudah membanjiri pipinya. Pikirannya kalut, hatinya sakit tapi tubuhnya lemah dan tidak bisa bergerak. Ryris sangat membenci dirinya yang tidak bisa berbuat apa-apa saat orang yang begitu ia cintai berada di ujung kematian.

Entah apa yang membuat Xander tidak bisa bergerak, ia sendiri juga bingung akan dirinya. Seolah-olah tubuhnya dirantai dan mulutnya dijahit. Ia tidak bisa bergerak dan mengeluarkan suara sesikitpun. Kepalanya yang tertunduk membuatnya tidak dapat melihat apa yang terjadi di depannya namun ia yakin, apapun itu pasti tidak bagus karena dapat ia lihat dari sudut matanya Ryris yang meronta sambil menangis.

Dengan mulut yang terus mengucapkan mantra, Ronald mendekat kearah Xander dengan sebuah belati di genggamannya. Ia menguatkan hatinya dengan beranggapan apapun yang dilakukannya saat ini, adalah benar.

Tanpa diduga, belati itu telah menancap di dada kiri Xander, darah merembes keluar dan membasahi keramik dibawahnya. Xander terbatuk dan mengeluarkan darah segar. Ryris terbelalak kaget, air matanya dengan deras keluar dari matanya yang membulat kaget.

Setetes air mata keluar da mata kiri Ronald, maaf.

Ronald menarik kembali belati yang menusuk dada Xander dengan sekali hentakan, membuar Xander mengerang kesakitan sambil memegang dadanya.

"K-kau. A-pa yang-" dengan susah payah Xander mencoba untuk berbicara. Pandangannya serasa mengabur dan sekujur tubuhnya terasa sakit.

"Aku menusukmu, apakah masih tidak terasa, sepupu?" Balas Ronald dengan seringaian jahatnya.

Xander jatuh berlutut dengan tangan memegang dada kirinya. Ia merasakan sakit yang teramat sangat di sekujur tubuhnya. Dengan susah payah ia menolehkan kepalanya kearah Ryris. Melihat wanita yang begitu ia cintai sedang menatapnya dengan air mata.

Satu senyuman terbit di bibir berlumuran darah Xander untuk Ryris, berharap bahwa senyuman itu dapat menenangkan Ryris, namun sia-sia, karena air mata semakin deras mengalir di pipi itu.

Hatinya meraung sakit saat melihat Ryris menangis. Ia sempat menyerngit bingung saat tidak merasakan kehadiran wolfnya. Namun kebingungannya hilang digantikan dengan senyuman lemah saat mendengar umpatan pelan nan lemah Rex.

Dengan pelan Xander mendongakkan kepalanya kearah depan, melihat Ronald. Namun kembali ia dilanda kebingungan saat melihat mata sepupunya itu.

Mata itu tidak melihatnya dengan seringaian, bola mata yang berwarna serupa dengan matanya itu memancarkan penyesalan dan bibir itu bergetar.

Xander terbatuk untuk yang kesekian kalinya dan seketika tubuhnya ambruk.

Ryris semakin menangis dengan suaranya yang tertahan, hatinya sakit, pikirannya kosong, dan sekujur tubuhnya bergetar. Entah apa yang terjadi pada dirinya saat seketika tali-tali yang mengikat dirinya terlepas dan mulutnya kembali bebas dari sumpalan kain.

Aura biru gelap menyelimuti tubuhnya, kulitnya memucat dan rambut panjang coklatnya menjadi hitam pekat. Ronald yang melihat perubahan Ryris terkejut bukan main, dan tubuhnya merinding saat kepala Ryris mendongak menatapnya

Mata itu tidak lagi berwarna hijau menenangkan seperti biasanya. Mata itu berwarna biru gelap dengan sorot mata dingin dan kebencian

Seketika suara petir menggelegar dan langit menggelap diiringi sepasang sayap runcing berkilau dengan pendar biru gelap muncul dipunggung Ryris.

Dengan perlahan Ryris mengambang diudara dengan sayap runcingnya yang berkibas cepat. Seringaian di bibir merahnya muncul, menampilkan dua taring kecil yang mencuat keluar

Tubuh Ronald seketika membeku saat mendengar suara pelan yang dikeluarkan Ryris dengan sirat akan dendam dan kebencian yang begitu kental.

"Bersiaplah mati..

Calon sepupu"

----------------------------

Jeng jeng jeng jenggggggg

Halo hai...

Gimana part ini?

Vote vote

Comen comen

Yang komennya kocak abis entar di tampilin di next chap oke!!

Maaf lama.. thank read

Oke sip

Ja na!



Continue Reading

You'll Also Like

7.8M 482K 84
#1 berapa kali peringkat pertama di dunia Werewolf. #1 berapa kali peringkat pertama di dunia Luna. #1 berapa kali peringkat pertama di dunia Vampire...
107K 6.7K 34
Cerita tentang Nunung, yang terpaksa menjalani profesi sebagai pemandi mayit, menggantikan mamah mertuanya, Sumini. Berbagai kejadian ganjil ia temui...
1.2M 94.5K 62
Bagaimana jika seorang King of Werewolf dikhianati matenya sebanyak 3 kali? Dialah Dareen Walcott. Seorang pria yang berpenampilan bak dewa yunani it...
4.8K 736 9
Xavier is an Alpha, and Orion is an Enigma. They are two parallel lines that were never meant to intersect