Aishiteru Cherry๐ŸŒธ๐Ÿ’

By Unravel_Owl

48.1K 1.7K 219

Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura saat mereka kecil adalah teman,walaupun Sasuke sangatlah cuek pada Sakura dan... More

Chapter 1
Chapter 2 Perkenalan
chapter 3 Tugas Kelompok
Tugas Kelompok 2
Flasback
Chapter 6
Chapter 7
chapter 8
Chapter 9
chapter 10
Chapter 12
chapter 13
New Couple(?)
Chapter 15
Chapter 16

Chapter 11

2.5K 82 19
By Unravel_Owl

Sebelumnya:

"Maaf." Gumam Sasuke pelan sambil menghapus air mata Sakura di pipi gadis itu.
.
.
.
______________________________________

Warning: Typo everywhere :)

Selamat membaca^^
.
.
.
.
Author POV

Sasuke masih duduk di samping Sakura dan terus menatap Sakura.

"Enghhh..." keluh Sakura.

"Syukurlah kau sadar. Kau hampir saja membuatku mati karena khawatir tau!" Ucap Sasuke setengah kesal.

"Hehehehe...maaf. aku memang sering begini." Ucap Sakura sambil tertawa pelan.

"Hmpp..kau ini yaa." Sasuke lalu mengacak-ngacak rambut Sakura.

"Heii kau membuat rambutku berantakan tau!" Omel Sakura.

Sasuke hanya diam dan tersenyum memandangnya.

Sakura memandang Sasuke kesal. "Ohh ayolah Sasuke jangan mengacak-ngacak rambutku!!" Sakura lalu mengembungkan kedua pipinya dan itu membuat pipinya semakin chubby.

Sasuke mencubit pipi Sakura dan Sakura meringis pelan karena pipinya dicubit Sasuke.

"Sasuke hentikan.. kau ini ya benar-benar seperti anak kecil."

"Biar saja." Balasnya.

Tok tok tok

"Hn. Masuk."

"Saku-chan, Sasori memintamu untuk pulang sekarang." Ucap Itachi.

"Oh baiklah aku akan mengambil pakaian kotorku. Arigatou Ita-nii." Ucap Sakura sambil tersenyum dan Itachi pun keluar dari kamar.

Sasuke memandang Sakura. "Apa kau akan pulang sekarang?" Tanya Sasuke yang sedang meringkuk seperti anak kecil di bahu Sakura.

Sakura memutar matanya bosan. "Ayolah Sasuke aku harus pulang. Sekarang menyingkirlah dari leherku ya." Ucap Sakura lembut sambil mengelus rambut Sasuke.

"Hmm..tidak mau." Sasuke masih saja meringkuk dan menggesek-gesekkan rambutnya ke leher Sakura dan itu sukses membuat Sakura geli.

"Ohh ayolah Sasuke aku harus pulang. Pasti ada masalah." Sakura berusaha meyakinkan Sasuke.

Sasuke kembali ke posisi duduknya yang tegap. "Baiklah aku akan mengantarmu pulang."

Sakura beranjak dari tempat tidur Sasuke."Baiklah, aku akan mengambil pakaian kotorku dan juga tasku."

"Tasmu ada di sana." Ucap Sasuke sambil menunjuk tas yang ada di sofa dekat kamarnya itu.

Sakura mengambil tasnya dan membuka handphonenya.

'NANI?! Gaara menelponku sebanyak 10 kali dan SMS 7 kali!! Anak itu sudah gila.' Batin Sakura.

Sakura membuang nafasnya kasar. Dan mengambil baju kotornya. "Sasuke aku minta kantung untuk baju kotorku."

"Hn." Sasuke bangkit dari tempat tidurnya dan keluar kamar untuk mengambil kantung.

Sakura mengetik pesan untuk Gaara.

Saku_Cherry
[ Gomen, aku tidak mengangkat telponmu kemarin. Aku akan menelponmu nanti. Jaa-nee.]
Send

Sabaku_Gaara
[Hn. Jaa-nee.]
Send

Sakura menghela nafasnya pelan. Lalu Sasuke yang sedari tadi di depan pintu melihat Sakura.

"Kau mengirim pesan pada siapa?" Tanyanya.

Sakura menengok ke arah Sasuke.
"E-etto... dia temanku."

"Siapa?" Tanya Sasuke dengan nada dingin.

Sakura membuang nafasnya dan menjawab pertanyaan Sasuke. "Gaara." Jawab Sakura.

Sasuke membulatkan matanya dia menatap Sakura dingin.

"Kau masih berhubungan dengannya?" Tanya Sasuke.

"A-aku.."

"Sudah kubilang bukan untuk menjauhinya."

"Dia hanya menelpon Sasuke, itupun juga kemarin." Sakura menjelaskan kepada Sasuke dengan lembut agar pria itu mengerti.

"Tetap saja kau masih berhubungan dengannya." Sakura menatap Sasuke datar. Laki-laki dihadapannya ini benar-benar membuatnya naik darah.

"Hn. Kalau begitu aku akan pulang sendiri. Jaa-nee." Ucap Sakura sambil melenggang pergi dari kamar Sasuke.
.
.
.
"Saku-chan mau kuantar tidak?" Tawar Itachi.

"Tidak usah kak. Terimakasih." Ucap Sakura dingin.

"Aku pulang dulu ya kak. Jaa-nee, arigatou." Dan Sakura benar-benar pergi dari kediaman itu.

Skip Time

"Tadaima."

Sasori menghampiri Sakura. "Okaeri imoutoku." Sakura memberikan kantung yang dibawanya kepada Sasori.

"Hm? Ini apa? Untukku?" Tanya Sasori.

"Hn. Nii-sanku yang tampan, imut, baik hati dan tidak sombong taruh kantung ini di cucian kotor ya keluarkan isinya." Pinta Sakura.

Sasori memandang Sakura jengkel dan mengambil kantungnya. "Huh kau memujiku hanya ada perlunya doang." Dan Sakura hanya tersenyum tidak jelas.

"Aku ingin ke kamarku jika ada yang mencariku bilang saja aku sibuk." Ucap Sakura setelah dia menaiki beberapa tangga.

Tap...tap..tap..

Blam..

Sasori memandang Sakura aneh. "Ada apa dengan anak itu." Ucap Sasori sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
.
.
.
.
Sakura POV

Hahhhh... akhirnya aku kembali lagi ke rumahku dan juga kamarku tercinta. Berlebihan? Hn biarkan saja aku ini.

aku sedang tiduran di kasurku. "Ohh boneka ku tersayang. Aku merindukanmu~" ucapku sambil memeluk boneka twich kesayanganku ini. Kalian pasti menganggapku gila ya? Tidak aku masih warah kok. Ini hadiah dari kakakku tersayang, makanya aku sangat menyayangi boneka ini.

Aku menaruh bonekaku kembali ke tempatnya dan aku duduk di pinggiran kasurku. Aku memandang gitar klasik ku yang berwarna coklat ketuaan dan sedikit ukiran cantik di badan gitarnya.

Drrtt..drrrtt..

Handphoneku bergetar aku mengeceknya dan Gaara menelponku.

Aku angkat telponnya. "Hn. Moshi-moshi."

[Cih dasar tidak pegang omongan sendiri! Kau bilang kau akan menelponku!] Teriak Gaara di telpon.

Aku mengelus-elus telingaku berharap telingaku masih baik-baik saja nantinya.

"Aku baru sampai rumah tau!" Omelku.

[Persetan dengan itu, kau kemarin kemana? Aku menelponmu dan mengirimkan beberapa pesan.] Ucap sekaligus tanya Gaara.

"Aku sedang kerja kelompok kemarin jadi handphoneku kutinggal di rumah dan saat pulang ke rumah aku tidak sempat mengecek handphone." Ucapku berbohong. Jika aku mengatakan yang sebenarnya maka akan terjadi perang dunia antara Sasuke dan Gaara. Haduhh ya ampun.

[Ohh.]

"Kenapa kemarin kau menelponku?" Tanyaku.

[Tidak ada. Aku hanya ingin menelponmu.]

"Jika kau punya masalah ceritakan saja padaku." Ucapku memaksanya untuk bercerita, karena aku tau dia pasti sedang ada masalah.

[Hn baiklah.]

Aku mendengar dia membuang nafasnya kasar. Dia akan mulai bercerita, semoga saja aku dapat membantunya.

[Orangtuaku bertengkar lagi.] Ucapnya lirih.

Aku melebarkan mataku. "Apa ibumu baik-baik saja?" Tanyaku hati-hati.

[Hn. Kaa-san baik-baik saja. Dia tidak terluka. Hanya saja..]

"Ada apa?" Tanyaku penasaran.

[Saat ayahku pergi setelah pertengkaran itu, ibu tiba-tiba pingsan dan aku langsung menelpon dokter. Dokter bilang ibu stress dan tertekan, lalu dokter memberikanku obat untuk ibu.]

[Kemarin aku memberikan obat pada ibu, tapi dia tidak mau meminumnya. Aku tidak tau harus apa.]

Aku sedih mendengarnya. Aku tidak dapat membantu dan berada di sampingnya saat dia sedang kesulitan.

"Gaara apa sekarang kau sudah memberikan obat untuk ibumu?" Tanyaku.

[Hn. Sudah.]

"A-aku tidak tau harus bagaimana. Aku tidak bisa membantumu disana. Maaf." Ucapku lirih.

[Hn. Tak apa. Kau mendengarkan ceritaku saja sudah lebih baik bagiku.]

"Baiklah aku akhiri dulu ya telponnya. Jaa-nee."

[Hn. Jaa-nee.] 'Pip'

Apa yang harus kulakukan...

Gaara adalah tanggung jawabku. Saat aku masih sekolah di Suna dan aku masih menjabat sebagai ketua OSIS disana, aku diberikan tanggung jawab untuk merubah sikap Gaara dan menjaganya. Sekarang bagaimana... apa yang harus kulakukan.

"Hahh...." aku menghela nafasku kasar sambil merebahkan tubuhku dikasurku.

"Aku akan istirahat sebentar." Ucapku dan aku langsung tertidur.

Sakura POV End

Sasori POV

Saat ini aku sedang seru memainkan Play Stasionku di ruang tamu. Aku memainkan gameku dengan sangat seru. Yeahh tidakkah kalian kepo apa yang sedang ku mainkan? Baiklah aku akan memberitahu kalian bahwa aku sedang bermain game Final Fantasy. Wow aku sangat menyukai games ini.

Saat aku sedang serunya bermain tiba-tiba..

Tingtong...tingtong...

"Pengacau." Umpatku.

Tingtong...tingtong...

"Iya iyaa sebentar!!" Teriakku kesal.

Ku buka pintunya dan ternyata...

"Sasuke?" Aku menatap bingung Sasuke. Kenapa dia mau kesini.

"Hn. Dimana Sakura?" Tanyanya dingin.

'Dia masih saja dingin.' Batinku.

"Dia ada di kamarnya. Ada apa?" Tanyaku.

"Setidaknya biarkan aku masuk dulu." Ucapnya dingin.

"Hahh... baiklah baiklah. Silahkan masuk tuan ice." Ucapku sedikit mengatainya.

'dia tidak marah? Huh syukurlah.' Batinku.

"Jika kau ingin mengataiku setidaknya lihatlah dirimu dulu bayi merah."

Ctakk

Perempatan siku-siku muncul di keningku.

"Cih kau memang tidak pernah berubah." Ucapku.

"Mau apa kau kesini!"

"Menemui Sakura." Balasnya.

"Aku akan ke kamarnya." Ucap Sasuke menaiki tangga.

Tunggu!! Tangga? Kamar Sakura?

"SASUKE!!! TUNGGU!!! JANGAN NAIK KE KAMAR SAKURA!!" Teriakku.

Sepertinya tidak berhasil. Karena dia sudah masuk ke kamar Sakura.

Oh shit! Aku harus pergi dari sini jika tidak ingin mendapat bogem mentah. Dan Sasuke aku akan berdoa pada Kami-sama untuk melindungimu dari pukulan Sakura, karena sudah lancang masuk ke kamarnya.

Sasori POV End
.
.
.
.
Normal POV

Sasuke memasuki kamar Sakura dan matanya menelusuri seluruh kamar Sakura yang berdominasi dengan warna pink itu. Dan satu kata untuk kamar Sakura bagi Sasuke, yaitu rapih.

Sasuke melihat Sakura sedang tertidur pulas di kasur kingsizenya yang berwarna pink pudar itu.

Sasuke terus memandang wajah Sakura yang begitu damai saat sedang tertidur.

Sasuke mengelus rambut Sakura pelan takut membangunkan si empunya.

"Enghh.. baka nii-san hentikan jangan ganggu aku." Igau Sakura.

Sakura membalikkan badannya ke samping menghadap ke arah Sasuke yang sedang duduk.

Sasuke masih saja melakukan kegiatannya tadi.

Tap.. Sakura memegang pergelang tangan Sasuke erat.

"Sudah kubilang jangan ganggu aku nii...-san." Ucap Sakura terbata di akhir kalimat.

"Mau apa kau?" Tanya Sakura dingin.

"Dan siapa yang mengijinkanmu untuk masuk ke kamarku?" Tanya Sakura dingin.

"Hn. Pertama aku hanya ingin menemuimu. Kedua, tidak ada. Aku sendiri yang masuk." Ucap Sasuke dingin.

#Author: oh ayolah jika kalian saling bersikap dingin seperti ini. Maka suhu di ruangan itu dingin bagaikan kutub utara.
#SasuSaku: DIAM! *tatap tajam*
#Author: hiks.. baiklah aku diam.

Baik lanjut ke cerita...

"Hahhh.. baiklah aku cukup sabar menghadapimu. Kau beruntung bahwa aku tidak akan memukulmu karena sudah lancang masuk ke kamarku." Ucap Sakura dengan nada biasanya tidak dingin lagi.

Krik...krikk..krikk..

Di ruangan itu tidak ada yang memulai percakapan lebih dulu. Masing-masing masih bergelut dengan pikiran mereka.

Sakura yang tidak tahan dan juga kesal akhirnya membuka suaranya mebih dulu.

"Ekhmm.. jadi sekarang kau mau ngapain?" Tanya Sakura cuek.

"Sudah kubilang bukan. Aku hanya ingin bertemu denganmu." Balas Sasuke sambil mengendikkan bahunya.

Krik...krik...krik....

"Sakura?"

"Hn?"

"Apa kau punya foto masa kecilmu?" Tanya Sasuke.

"Ada. Tapi di gudang. Aku malas mengambilnya." Ucap Sakura.

"Hn."

Sakura memandang Sasuke bingung. "Memangnya kenapa?" Tanya Sakura.

"Tidak ada." Balas Sasuke.

Suasana kembali hening...

'Shannaroo!!! Aku benci suasana hening ini... yah~ walau aku sendiri sering seperti ini.' Batin Sakura kesal.

'Ayolah Sasuke kalahkan egomu. Ck sial!' Batin Sasuke.

"Apa kau mau minum?" Tawar Sakura.

"Hn."

"Kau mau jus tomat?" Tawar Sakura lagi.

"Hn."

"Hahh~~ baiklah tunggu sebentar." Sakura pun keluar kamarnya dan menutup pintu bercat merah itu.

BLAM
.
.
Di lain sisi Sasuke sedang melihat-lihat kamar Sakura. Dia menghampiri meja belajar Sakura. Sasuke melihat bingkai foto dan itu adalah Sakura dan teman-teman sekolah lamanya yang di Suna.

Sasuke mengambil bingkai foto tersebut dia melihat Sakura memakai kaos olahraga seperti khusus untuk basket, dan dia memegang sebuah piala emas sambil tersenyum tipis ke arah kamera dan juga teman-temannya yang tersenyum lebar sambil mengangkat tangan mereka dan membentuk huruf 'v' dengan jari telunjuk dan jari tengah mereka.

"Hn. Sepertinya ini foto kemenangannya." Gumam Sasuke.

Sasuke menaruh kembali bingkai foto tersebut, lalu melihat bingkai foto yang lainnya. Matanya tertuju pada salah satu bingkai foto yang berwarna gold. Dia mengambilnya.

Di foto itu terdapat Sakura dan teman-teman ekskul basket putri dan teman-teman ekskul basket putra.
Mata Sasuke tidak senang melihat Gaara dan Sakura berfoto bersampingan saling menyenderkan punggung mereka. Gaara menyenderkan punggungnya kepada Sakura dan begitu pula Sakura sebaliknya. Mata mereka saling menatap dan tersenyum tipis. Lalu teman-teman mereka ada yang berfoto duduk dan ada juga yang berdiri sambil memegang bola basket, bahkan ada yang sempat berfoto berpelukan dengan kekasih mereka yang sama-sama mengikuti ekskul basket.

"Cih." Sasuke mendecih tidak suka melihat Gaara.

"Awas kau Panda merah!" Ancamnya.

Sasuke meletakkan kembali bingkai foto itu dan beralih ke foto-foto Sakura yang di tempel di dinding kamarnya.

Sasuke melihat satu per satu foto Sakura. Dia terseyum melihat Sakura yang menggembungkan pipinya lucu pertanda gadis itu sedang marah. Dia juga melihat Sakura memakai baju Kimono berwarna pink dengan hiasan bunga sakura dan pita berwarna merah maroon yang melilit pinggang kecilnya, rambutnya yang panjang di konde dan itu membuat leher putihnya terlihat menggoda.

Sasuke yang melihatnya benar-benar menatap takjub dengan kecantikan Sakura yang di bilang natural itu.

CLEK

Suara pintu kamar yang terbuka membuat Sasuke mengalihkan pandangannya ke arah pintu.

Sakura yang melihat Sasuke berdiri di dekat meja belajarnya menghampiri Sasuke. "Kau sedang apa?" Tanya Sakura.

"Aku hanya melihat-lihat." Jawab Sasuke.

Dan Sakura hanya ber-'oh' ria. "Ini jus tomatmu." Ucap Sakura memberikan gelas kaca yang berisi minuman kesukaan Sasuke itu.

"Hn. Terima kasih." Ucap Sasuke dan menerima gelas yang diberikan Sakura, lalu meminumnya.

"Kau sudah mengerjakan pr yang diberikan Kakashi-sensei?" Tanya Sakura memulai perbincangan.

"Hn. Sudah. Kau?" Jawab dan tanya Sasuke.

"Hn. Aku sudah." Balas Sakura.

"Mau jalan-jalan ke taman?" Tawar Sasuke.

Sakura berpikir sebentar. 'Ahh~ mungkin saja pikiranku bisa adem kembali.' Batinnya. "Hm.. baiklah~ tidak buruk juga." Ucap Sakura. Lalu dia mengambil jaket biru dongkernya di lemari.

"Hn. Ayo." Ajak Sakura menarik tangan Sasuke keluar kamar.

BLAM

Sakura menutup pintu kamarnya dan jalan menuju tangga bersama Sasuke.

"Kau mau kemana imouto?" Tanya Sasori.

"Aku ingin ke taman komplek." Jawab Sakura.

"Ohh~ yasudah. Jangan pulang terlalu sore. Dan Sasuke..jaga Sakura!" Ucap Sasori.

"Hn. Jaa-nee." SasuSaku pun keluar dari kediaman Haruno itu.

BLAM

Pintu rumah itupun tertutup. 'Hahhhh~ sendiri lagi di rumah~" batin Sasori. Yaa Sasori memang itulah nasibmu di rumah sendirian. Khikhihk...

Back to SasuSaku...

Sasuke dan Sakura sedang berjalan menuju taman komplek dekat perumahan mereka.

Di sepanjang perjalanan tidak ada yang memulai untuk berbicara. Mereka di kalahkan oleh ego mereka masing-masing.

Setelah beberapa menit berjalan akhirnya mereka sampai di taman komplek perumahan.

Kebetulan sekali taman itu sedang sepi tidak banyak yang datang. Hanya ada beberapa anak kecil di dekat ayunan itu.

"Hei kau menjauhlah jangan dekat-dekat dengannya. Dia milikku!" Kata anak perempuan itu sambil menderong anak kecil itu pelan.

"Hiks.. a-aku tidak m-mendekatinya. D-dia sendiri yang mendekatiku." Balas anak perempuan yang tadi di dorong itu.

"Halahhh itu bohong!! Hanya bualanmu saja!!!" Ucap anak perempuan satunya lagi sambil mendorong keras anak perempuan yang terisak pelan itu.

Sakura dan Sasuke yang baru saja datang langsung melihat anak kecil yang di dorong itu. Tanpa aba-aba Sakura langsung mendekati anak kecil yang di dorong itu.

"Hey apa yang kalian lakukan hm?" Tegur Sakura lembut saat dia menghapiri gerombolan anak kecil itu.

"Daiujobuka?" Tanya Sakura melirik anak perempuan yang di dorong tadi.

"Hiks.. d-daijobu." Balas anak kecil itu.

"Namae wa?" Tanya Sakura.

"Hiks.. H-Haruka."

"Tenang yah.. Nee-chan akan membantumu." Ucap Sakura menenangkan gadis kecil itu.

Sakura menengok melihat gerombolan gadis kecil yang tadi mendorong Haruka.

"Baiklah. Apa masalah kalian pada Haruka?" Tanya Sakura lembut.

Sasuke hanya memandang Sakura dan anak-anak kecil itu tak jauh dari tempat mereka.

"D-dia mendekati orang yang kusuka!" Balas gadis kecil berambut coklat tua pendek.

"T-tidak! B-bukan aku yang mendekatinya hiks.." Haruka membela dirinya yang tak bersalah.

Sakura membuang nafasnya. "Hahhh~ jadi masalahnya karena kau cemburu melihat orang yang kau sukai di dekati orang lain."

"Dengarkan Onee-chan baik-baik. Kalian masih kecil belum waktunya untuk main suka-sukaan. Mungkin suka yang kau maksud adalah mengagumi orang itu. Dan kau tidak pantas cemburu karena orang lain mendekatinya, itu artinya orang lain juga mengagumi sesuatu yang ada di dalam dirinya. Kau mengerti." Ujar Sakura lembut sambil membelai rambut gadis berwarna coklat tua itu.

Gadis itu hanya diam.

Sakura melanjutkan perkataannya. "Baiklah~ sekarang kalian maafan ya. Karena tidak baik bermusuhan lama-lama." Ujar Sakura tersenyum lembut.

Sakura meraih tangan Haruka dan tangan gadis berambut coklat tua itu, lalu menautkan dua tangan itu sebagai tanda bahwa mereka sudah bermaafan.

"Nahh~ sekarang kalian sudah berbaikan. Jadi bertemanlah satu sama lain tanpa ada pertengkaran oke." Ucap Sakura menasehati anak-anak gadis itu.

Gerombolan anak gadis itupun meninggalkan taman itu, kecuali Haruka.

"Hiks.. t-terima kasih Onee-chan."

"Tenang saja. Itu sudah kewajibanku." Ucap Sakura mengelus rambut gadis itu.

Sasuke menghampiri Sakura dan Haruka. "Kau menghadapi mereka dengan lembut." Ucap Sasuke.

Sakura mengadahkan kepalanya menatap Sasuke lalu tersenyum.

"Mereka hanya anak kecil yang bertengkar karena kesalahpahaman saja." Ucap Sakura.

"Nee, Onee-chan apa itu kekasihmu?" Tanya Haruka.

BLUSSHHHH...

"I-ieee Haruka-chan!! D-dia hanya teman Onee-chan saja kok." Ucap Sakura sambil menyilangkan tangannya berbentuk 'X' di depan Haruka.

"Dia tampan kok kak. Kenapa tidak dijadiin pacar saja." Ucap Haruka polos.

BLUSHH

Lagi-lagi muka Sakura memerah. Sasuke yang melihatnya hanya menyeringai.

Sakura mengatur nafasnya. Dan berucap..

"Haruka dengar baik-baik. Tidak semua cowok di dunia ini yang tampan kita pacari. Kenapa? Jawabannya karena yang tampan belum tentu sikapnya baik bukan. Dan kita juga menjadikannya pacar bukan hanya tampang dan kekayaan saja, melainkan hatinya." Sakura menjeda ucapannya.

"Jika hatinya baik maka kita bisa mempercayai dia. Nahh~ saat kau dewasa nanti carilah seperti itu, mengerti?" Ucap Sakura.

"Ha'i aku mengerti." Balas Haruka menganggukan kepalanya.

"Jadi menurutmu aku tidak baik begitu?" Tanya Sasuke dengan tangan yang bersedekap di dadanya.

"Kan aku belum mengenalmu lebih dalam. Jadi aku tidak tahu." Ucap Sakura mengendikkan bahunya.

"Ohh jadi kau akan belajar mengenalku lebih dalam?" Tanya Sasuke.

"Yaahh~ sepertinya begitu." Ucap Sakura mengalihkan matanya untuk tidak melihat ke arah Sasuke.

"Sudahlah hentikan pembicaraan ini." Ucap Sakura.

Lalu Sakura duduk di ayunan yang ada di belakang mereka itu. Haruka duduk di pangkuan Sakura. Sasuke mengikuti Sakura, dia juga duduk di ayunan yang ada di samping Sakura.

Sakura berucap. "Pegang rantai di kedua sisinya ya." Ucapnya kepada Haruka. Dan Haruka menurutinya.

Sakura melakukan hal yang sama, lalu mendorong ayunan itu pelan. Sasuke juga mengikutinya, dia juga mendorong ayunannya pelan.

Mereka masih terdiam tidak ada yang berbicara. Sampai...

"Sakura."

"Hn?" Sakura menengok ke arah Sasuke.

"Apa ada orang yang kau sukai?" Tanya Sasuke. 'Biar saja. Aku sudah tidak tahan!' Batin Sasuke berteriak.

"E-ehhh.. kenapa tiba-tiba?" Sakura bukannya menjawab malah bertanya balik.

"Hn. Jawab saja." Ucap Sasuke sambil mengalihkan wajahnya.

"Baiklah~~ iyaa ada seseorang yang kusukai-eh lebih tepatnya mencintainya." Ucap Sakura sambil mengadahkan kepalanya ke atas melihat awan biru sambil tersenyum dan dengan pipi yang terdapat semburat merah tipis.

DHEG

'D-dia menyukai seseorang?' Tanya Sasuke dalam batinnya. Bukan menyukai Sasuke tapi 'Mencintai'.

"Tapi.. aku tidak dapat mengingatnya. Aku ini bodoh ya." Ucap Sakura menengok ke arah Sasuke sambil tersenyum sendu.

Sasuke melihat senyum Sakura yang sedih itu. 'Apa..dia masih mempunyai perasaan padaku?' Tanya Sasuke dalam hati.

"Siapa dia?" Tanya Sasuke.

"Seseorang dari masa kecilku dan sayangnya dia hilang di dalam ingatanku saat aku kecelakaan. Dan aku tidak bisa mengingatnya sampai sejauh ini." Ucap Sakura pelan.

"Bahkan aku sangat ingin bertemu dengannya." Gumam Sakura pelan. Namun dapat di dengar Sasuke.

Haruka hanya diam mendengarkan Sasuke dan Sakura berbicara. Dia tau mungkin itu masalah orang dewasa dan dia tidak bisa ikut campur.

"Ne, Sakura-nee aku ingin beli eskrim." Ucap Haruka memegang tangan Sakura.

"Ahh~ kau mau eskrim? Kita beli." Ucap Sakura.

"Sasuke, aku dan Haruka ingin beli eskrim di dekat sana. Jadi, jangan kemana-mana." Pesan Sakura.

Sasuke hanya mendecih. "Cih. Memangnya aku anak kecil." Ucapnya kesal.

"Hihihi.. kan aku hanya berpesan saja." Ucap Sakura.

Sakura dan haruka pun pergi ke tukang eskrim di pinggir taman itu. Sasuke hanya menunggunya di ayunan itu, sesekali dia memainkan ayunannya.

"Sasuke-kun~" panggil seseorang dari arah belakang Sasuke.

Sasuke sudah hapal benar dengan suara ini. Setiap dia mendengar suara ini rasanya dia ingin lari sekencang-kencangnya untuk menghindarinya.

"Karin. Ada apa?" Tanya Sasuke datar.

Karin mendekati Sasuke dan bergelayut di bahu belakang Sasuke sambil melingkarkan tangannya di pertengahan leher Sasuke.

"Kebetulan sekali ya kita bertemu~ itu artinya jodoh." Ucap karin manja.

'Cih. Jodoh ndasmu.' Batin Sasuke kesal.

"Ck. Menjauhlah dariku Karin." Ucap Sasuke malas.

"Sasuke-nii kau mau eskrim tidak?" Tanya Haruka sambil berlari ke arah Sasuke.

"Hn. Vanilla satu." Ucap Sasuke.

"Oke!"

"Sakura-nee, Sasuke-nii ingin eskrim vanilla!" Teriak Haruka sambil berlari ke arah Sakura.

Sakura hanya memberikan jempolnya untuk menandakan 'oke'.

Karin tidak senang melihat Sakura.
"Kau kesini dengan gadis pink itu?" Tanya Karin.

"Namanya Sakura." Sasuke mengoreksi ucapan Karin.

Sasuke melihat Sakura dan Haruka menghampirinya sambil memegang eskrim. "Ini eskrimmu Sasuke." Ucap Sakura menyodorkan eskrim pesanan Sasuke.

"Hn."

"Oh kau siapa?" Tanya Sakura. Karin memandang Sakura kesal. 'Cih memangnya dia tidak tau kalau aku ini populer di sekolah.' Batin Karin.

"Aku Uzumaki Karin cewek terpopuler di KIHS." Ucap Karin memperkenalkan dirinya sambil menyibakkan rambut merahnya.

"Ohhhh..." Karin hanya melongo tidak percaya dengan reaksi Sakura.

"Hn. Aku Haruno Sakura murid pindahan dari SIHS." Ucap Sakura tenang sambil menjilati eskrimnya.
.
.
.
.
.
.
.
TBC (To Be Continue)

Bagaimana reaksi Karin saat mendengar nama Sakura?
.
.
.
.
.

Akhirnya kita berjumpa lagi dengan author yang gaje ini. Ada yang kangen tak? Gk ada ya, yasudah deh..

Makasih buat para readers yang setia mau nungguin dan mau baca ceritaku yg gaje, absurd, dan banyak typo ini😹

Aku abis selesai berperang dengan yang namanya Ujian. Alhamdulillah~ tapi degdegan nunggu hasil ujiannya. Semoga nemnya bagus deh. Biar bisa masuk sekolah negeri. Aamiin..

Semoga chapter kali ini memuaskan ya😉. Dan jika ada salah kata dan istilah mohon di maklumi, saya hanya manusia biasa dan wajar jika mempunyai kesalahan, jadi maafkan diriku😊. Oke sampai jumpa👐

Salam dariku adik dari Kashuu Kiyomitsu *lempar pisau ke arah author*


~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~


Continue Reading

You'll Also Like

213K 19.3K 32
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
184K 18.3K 70
Freen G!P/Futa โ€ข peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
64.3K 9.6K 22
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...
348K 6.8K 15
DON'T BE PLAGIARISM! Jangan lupa krisar, vote, dan follow ya Isinya one shoot jorok dengan pair jaeyong. (boyxboy, boyp, gs, nano-nano pokoknya) Ada...