stupid ; kth

By mondayinjuly

254K 29.2K 10.9K

[Akan di revisi] Hanya penggalan cerita bodoh dari gadis bodoh... 17+ Desember 2016 - Maret 2017 More

stupid
001
002
003
004
005
006
007
008
009
HBD Taetae
010
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
025
026
027
028
029
030
031
032
033
034
035
036
037
038
039
040
041
042
043
044
045 | ending
Stupid fact's
alt ending pt. 1 Jimin
alt ending pt. 2 Taehyung
epilogue
untold story pt 2
untold story pt 3
special chapter

untold story pt 1

2.8K 368 53
By mondayinjuly

*Sebelum nanya2, baca baik2 dulu AN di epilogue! Gue bilang kan mau buat bonchap buat part2 yg hilang. Dan asal diinget juga, Jungkook tuh cuma cast tambahan gue sndri. Ga ada di kisah aslinya. Jadi bonchapnya ya tentang Tae ato Jimin yg ga smpt gue masukin di chapter kemaren! Ngerti kan??? Jgn byk nanya byk protes! Gue cape ngetik! Gue ngegas? Iya! Gue lagi PMS, jd jgn bkin unmd!
😪😪😪

____________________________

Sudah tiga hari kau dan Taehyung tidak saling menghubungi satu sama lain. Kau marah padanya karena akhir-akhir ini sering mengabaikanmu. Kau bingung entah mengapa, belakangan kalian semakin sering bertengkar.

Sore ini kau tengah bersiap untuk pulang ke Daegu saat kau tiba-tiba menerima telepon dari Taehyung.

Kau melirik sekilas ke arah ponselmu yang di letakkan diatas tempat tidurmu sementara, kau meletakan kopermu di samping ponselmu dengan posisi terbuka dan mengisinya dengan baju yang akau kau bawa ke Daegu.

Ini sudah panggilan ketiga dari Taehyung, dan kau masih kukuh pada pendirianmu untuk tetap mengabaikannya.

Panggilan ke lima, dan kau tau pasti ada yang tidak beres.

Kau mengambil ponselmu, menggeser layar untuk menjawab panggilan Taehyung lalu mendekatkan benda persegi panjang itu ke telingamu.

"Halㅡ

"Bisakah kau kesini?"

Taehyung tak memberimu kesempatan. Pemuda itu langsung memotong pembicaraanmu. Dan dari suaranya, suaranya terdengar aneh.

"Tae? Ada apa?" Tanyamu lembut. Kau mulai cemas.

"Bisakah? Bisak" suara Taehyung bergetar, dan kau tau hal buruk tengah terjadi.

Tanpa mendengar lanjutan kalimatnya kau langsung membalasnya.

"Baiklah aku akan kesana."

Tut tut tuttt....

Kau langsung memutus sambungan teleponnya dan melanjutkan mengepak barangmu dengan asal dan memanggil taxi menuju apartemen Taehyung.

***

Kau menerobos ke dalam apartemen Taehyung, selama dalam perjalanan kau terus berpikir, hatimu gelisah mengingat suara Taehyung di telepon tadi.

"Tae?" Ruang tamu Taehyung kosong, Kau memanggil-manggil nama Taehyung namun tak ada jawaban. Kau mencari ke dapur, namun tak menemukan sosoknya.

Kamar!

Kau langsung berlari ke arah kamar. Dan samping ranjang, kau melihatnya.

Taehyung dengan ponsel disebelahnya, duduk melipat lututnya dan bersandar di tepi ranjang. Saat menyadari kehadiranmu, wajahnya terangkat. Ekspresinya kosong. Tatapannya juga.

Kau langsung berlari kearahnya saat melihat ekspresinya. Kau bersimpuh didepannya mengambil tangannya yang terlihat tak berdaya dan mengangkupnya kedalam kedua telapak tanganmu lalu mengecup jemari panjangnya singkat, berharap dengan begitu perasaan Taehyung akan lebih baik.

Perlahan, Taehyung memusatkan perhatiannya pada wajahmu bibirnya bergetar, seakan hal yang akan di ucapkannya selanjutnya sangat berat. Jadi kau menunggu, kau menunggu sampai kata-kata itu terlontar dari bibirkya.
"Ka-kek..." Setitik air mata jatuh ke pipinya. Seketika kau tau hal apa yang tengah terjadi. Dan bukan lagi buruk, bahkan sangat buruk. Tanpa menunggu lama, kau langsung mendekap Taehyung kedalam pelukanmu, membiarkannya bersandar di dadamu, dan menangis disanaㅡsesungguhnya, kalian bahkan menangis bersama.

Hampir 15 menit kalian dalam posisi seperti itu, dan meskipun tanpa suara, kau tau Taehyung menangis. Jadi yang kau lakukan selama hampir 15 menit itu adalah membelai rambut juga punggungnya, membuatnya senyaman mungkin. Kau tau kau tak akan bisa menghapus kesedihannya atas kepergian kakeknya, tapi kau tau dengan berada disana, dan membelai punggungnya, Taehyung tidak akan merasa sendirian.

Kau tau kenapa Taehyung sangat sedih dengan kepergian kakeknya, kau tau sendiri bagaimana kedekatan mereka.

Setelah menenangkan diri dan secara diam-diam menghapus jejak air matanya, Taehyung menengadahkan wajahnya kembali, dan menatapmu.

Lama dalam posisi itu, hingga akhirnya Taehyung tersenyum. Kecut.

Pikirnya mungkin ingin memperlihatkan padamu bahwa dia kuat, tetapi yang terjadi malah hal sebaliknya.

Tapi kau tak ingin membuatnya kecewa dan semakin sedih, jadi kau membalas senyumannya.

"Aku akan pulang hari ini." Ucapnya lalu bangkit dan mulai membereskan barang-barangnya, satu persatu dimasukannya kedalam tas ranselnya, lalu berjalan keluar sementara kau mengikutinya dari belakang.

"Apa kau akan pulang juga?"

Tanyanya sembari menyejajarkan tas kalian di samping pintu keluar, agar lebih mudah nantinya.

"Hm iya."

"Baiklah, kau bisa pulang bersamaku. Ada yang akan menjemputku sebentar lagi."

"Tidak perlu Tae," tolakmu.

"Tidak apa-apa, hanya supir. Kita akan baik-baik saja aku janji." Jelas Taehyung sambil duduk disampingmu. Pria itu kemudian merebahkan dirinya, lalu meletakkan kepalanya di pahamu.

Reflek kau membelai rambutnya. Kau sangat menyukai melakukan ini tentu saja. Rambut Taehyung begitu lembut dan harum.

Tak lama kemudian, terdengar bunyi bell dan Taehyung hampir tertidur, melompat bangun dan berjalan menuju pintu, untuk membukakan pintunya kepada orang yang dia sebut sebagai supir.

"Oh hai pak, bisakah kau membantuku membawa ini?" Terdengar ucapan Taehyung kepada sosok yang belum kau ketahui wujudnya yang berada di ambang pintu dan tertutupi dengan tubuh Taehyung.

Setelahnya Taehyung menoleh kearahmu dan memberikan isyarat agar mengikutinya.

"Ayo kita pulang."

***

Kau beriringan bersama Taehyung menuju mobil.

"Tae, apa tidak apa-apa?" Tanyamu ragu. Sudah pasti kau takut jika supir yang menjemput Taehyung akan bertanya atau curiga macam-macam kepadamu. Hubungan kalian tidak diketahui oleh orang tua kalian.

"Tidak apa-apa, kita akan bersikap seolah teman kampus, ok?" Tanya sambil menggandeng tanganmu, yang lalu kau tepis.

"Tidak ada teman sekampus yang bergandengan tangan Tae."

"Maaf."

Taehyung tersenyum jahil, dan kau mencubit pinggangnya lalu ikut tertawa.

***

"Ayo masuk." Ajak Taehyung yang telah lebih dulu masuk ke dalam mobil.

Kau mengikutinya, dan duduk disampingnya.

Selama perjalanan kalian hanya diam. Sama-sama menjaga jarak agar si supir tidak curiga. Bahu kalian bersentuhan. Ini sangat aneh dan tak nyaman untukmu. Baru kali ini kau bersama Taehyung tanpa melakukan skinship.

Dalam hati, kau ingin memeluk Taehyung tapi tentu saja itu tidak mungkin. Tapi Taehyung menemukan cara. Perlahan, dia menyusupkan tangannya melewati punggungmu kau merasakannya, lalu tersenyum simpul. Taehyung memang sangat manis. Saat itu tiba-tiba saja Taehyung mencubit pinggangmu, membuatmu berteriak kaget.

"Ouch!"

Terlihat dari spion, si supir melirik ke arah kalian. Dan Taehyung langsung berpura-pura bertanya.

"Ada apa? Apa kau baik-baik saja?"

Dasar bajingan tampan nakal!

Kau menyeringai kearahnya, dan sekali lagi, Taehyung menampilkan senyum kotaknya.

***

Selama sisa perjalanan, kau dan Taehyung saling berpegangan tangan diam-diam. Tak ada suara, tapi itu lebih dari cukup. Satu sentuhan dari Taehyung sudah lebih dari cukup untuk menenangkan hatimu, dan kau berharap, sentuhanmu juga akan memberikan efek yang sama kepadanya yang tengah berduka.

Perlahan, kau menyaksikan Taehyung tertidur di sampingmu, kepalanya terkulai di bahumu.

Sekali lagi, kau ingin menyentuhnya, membelai lembut pipinya, tapi keberadaan orang lain di dalam mobil tersebut membuatmu harus menahan hasratmu.

Sepuluh menit kemudian, mobil mulai memasuki distrik tempat tinggalmu itu artinya kau harus segera turun, kau tidak mungkin turun tepat di rumahmu dengan mobil Taehyung.

Kau memutuskan untuk turun di halte terdekat dengan rumahmu lalu melanjutkan dengan bus.

Setelah menegakkan kepala Taehyung yang sedari tadi di pundakmu, kau berujar kearah supir untuk menurunkanmu.

"Pak, bisa turunkan saya disini saja?"

"Oh? Nona akan turun disini?" Tanya si supir dari arah depan tanpa melihatmu.

"Iya, saya turun disini saja, rumah saya sudah dekat kok."

"Kenapa tidak turun di depan rumah nona saja?"

"Ah tidak apa-apa, saya harus mampir kesuatu tempat dulu."

"Baiklah." Si supir lalu menepikan mobilnya.

Mobil berhenti, dan si supir keluar untuk menurunkan kopermu dari bagasi.

Baru saja kau akan turun, tanganmu di tahan oleh Taehyung. Saat kau menoleh, Taehyung rupanya sudah membuka matanya.

Ada titik air mata di pipinya. Sepertinya pemuda ini sejak tadi menahan kesedihannya dalam tidurnya. Perlahan kau mengusap pipinya lembut. Lalu memeluk Taehyung erat.

"Aku turut berduka Tae, percayalah kakekmu sudah berada di tempat yang lebih baik." Bisikmu lalu mengecup pipinya singkat.

Kalian sama-sama tau tak bisa berlama-lama seperti itu karena si supir bisa kapan saja masuk ke dalam mobil.

Kau memberikan senyum terakhir dan bersiap turun. Tapi sekali lagi Taehyun menahanmu.

Kau mendekatinya lagi, mendekap pipinya lalu menciumi bibir Taehyung dengan lembut.

Beberapa lumatan, berlalu saat terdengar suara pintu di buka yang membuat kalian harus melepaskan pagutan kalian.

Setelah mengucapkan terima kasih, kau turun dari mobil yang kemudian disusul Taehyung.

Dia memperhatikan keadaan sekeliling.

"Kenapa turun disini?"

"Ya, aku kan tidak boleh turun dari mobilmu tepat di rumahku."

Taehyung mendengus. "Lihat saja, suatu saat aku akan menjemputmu di rumahmu."

"Jangan bercanda,"

"Aku tidak bercanda." Ketusnya. Alis Taehyung bertaut.

Kau tersenyum. Bagaimana tidak, Taehyung sangat lucu jika sedang menunjukan sisi cute-nya.

Terlihat dari jauh, bus mulai mendekati halte.

"Tae, maafkan aku tidak bisa ikut pemakaman besok." Ucapmu yang disertai rasa menyesal yang amat dalam.

Sesungguhnya, kau ingin sekali hadir dan mendampingi Taehyung, tapi kau tau keadaannya tak memungkinkan.

"Tidak apa-apa." Ucapnya sambil tersenyum. "Busnya telah tiba. Kuantar kau naik." Taehyung lalu mengambil kopermu dan membawanya kedalam bus yang tengah berhenti.

Kau naik dan Taehyung tetap di depan pintu bus.

"Hati-hati, aku mencintaimu." Ucap Taehyung.

Kau mengangguk lalu tersenyum. "Kau juga. Aku juga mencintaimu."

Kau kemudian masuk dan mengambil tempat duduk, sementara Taehyung masih berada di luar.

Mobil akhirnya mulai melaju. Kau menatap Taehyung dari balik kaca bus dan melambai, yang di balas Taehyung sambil mengisyaratkan agar kau meneleponnya.



🌸🌸🌸

Kepanjangan ya? Haha kirain ga bakal sepanjang ini.
😅
Masih ada beberapa extra part lagi.
Di tunggu ya.
😘

Continue Reading

You'll Also Like

614K 9.6K 88
A text story set place in the golden trio era! You are the it girl of Slytherin, the glue holding your deranged friend group together, the girl no...
284K 18.1K 22
"you might not be my lover, but you still belong to me" "crazy, you don't even love me but you want to claim me as yours? have you lost your mind jeo...
620K 18.7K 75
Hiraeth - A homesickness for a home to which you cannot return, a home which maybe never was; the nostalgia, the yearning, the grief for the lost pla...
199K 19.3K 24
"𝙏𝙤𝙪𝙘𝙝 𝙮𝙤𝙪𝙧𝙨𝙚𝙡𝙛, 𝙜𝙞𝙧𝙡. 𝙄 𝙬𝙖𝙣𝙣𝙖 𝙨𝙚𝙚 𝙞𝙩" Mr Jeon's word lingered on my skin and ignited me. The feeling that comes when yo...