Seniorku Baperan ( SHORT STOR...

By AutumnPark_15

349 36 10

"Iya masa gue ngasih harapan ke elu? Lu aja kali yang Baperan! " - Repost by : @WearetheNoble More

Seniorku Baperan- 1

Seniorku Baperan-2

97 18 6
By AutumnPark_15


Seniorku Baperan
Part- 2


Salim & Junia
________________________

"Perasaan manusia itu sulit ditebak, tentu saja siapa yang tahu apa isi hati setiap orang? yang tahu tentu hanya Tuhan dan  pemilik hati itu sendiri. Karna itulah kita sering sekali menyalah artikan pandangan orang terhadap kita"

-P

----------------------------

"Ini anak kalau diperhatiin cakep juga ya tapi sayangnya dia belagu, idiih." gumam Junia.
Secara tiba-tiba mata Salim yang tadinya terpejam kembali terbuka lalu menatap dalam kedalam manik mata Junia.

" Ngapain elu deket-deket gue kak? " tanya Salim yang sudah kembali keposisi duduk sambil merenggangkan tubuhnya.

" Yeee, kepedean amat lu! orang tadi ada nyamuk dijidat elu, makanya pengen gue tepok."
balas Junia mengelak, sementara Salim hanya mendecih tak percaya.

" Uda deh kak, sampe disini aja dulu pelajaran kita, gua udah capek banget!" ujar Salim sambil menguap ngantuk.

" Yaudah gue juga udah capek kok." balas Junia.
Salim pun berdiri sedikit melempar senyum kearah Junia, lalu berlalu pergi dan menghilang dibalik pintu perpustakaan.

Keesokan harinya Junia datang ke sekolah lebih awal dari biasanya, bahkan satpam penjaga sekolah tadi sempat heran melihat Junia yang tiba-tiba entah dapat angin dari mana datang lebih awal. Namun ada sesuatu yang ganjal yaitu kantung mata disekitar kedua matanya, dengan langkah lemas ia memasuki kelasnya lalu menurunkan bangkunya diatas meja, kemudian duduk dan menjatuhkan wajahnya di meja beralaskan lengan tangan.

" Junia! ini serisan elu? astaga, sumpah Jun kagak menyangka gue! " teriak Vindra yang baru datang dan kini telah duduk disamping Junia, tentu saja ia terkejut Junia si jam karet, kali ini datang lebih awal.

" Ya ampun Vin, ini masih pagi tau nggak, jangan teriak-teriak nggak jelas lah! " omel Junia dengan suara parau khas orang bangun tidur.

" Tidur lu Jun?, semalam elu begadang nonton drama korea lagi? " tanya Vindra penasaran namun tak mendapatkan respon apa-apa dari Junia.

'Teng Teng Teng'

Bel sekolah berbunyi tanda jam pelajaran pertama akan segera dimulai, selang lima menit setelah bel masuklah Bu Marshinta di kelas yang diatas pintunya ada bertuliskan XII IPS6

      "Selamat pagi semua," sapa bu Marshinta ketika sudah sampai di meja guru, di depan kelas. Dengan wajah terkantuk-kantuk Junia bangun membuka matanya lalu duduk tegap melihat kedepan.

      "Semua kumpulkan tugas kalian di meja paling depan barisan kalian masing-masing! Setelah itu tukar dengan barisan disamping kalian, kita koreksi bersama-sama " Ujar bu Marshinta dengan memandang ke segala sudut kelas.

Setelah selesai mengoreksi,bu Marshinta menyebut nama murid sesuai dengan urutan absen lalu nilai akan disebutkan oleh si pemeriksa tugas.

     "Indah Pradani?"

     "Sembilan puluh bu!"

     "Jefran Arnoldus?"

     "Tujuh puluh lima bu!"

     "Junia Scholastica?"

      "Lima puluh bu!" mendengar nilai Junia disebutkan membuat beberapa mata di dalam ruang kelas itu, termasuk Vindra sendiri yang duduk disampingnya menatap kearahnya begitupun dengan bu Marshinta yang tak bisa menutupi rasa terkejutnya.

     "Elu bikin tugas Jun? gila! Kapan ngumpulnya?" bisik Vindra, tak mendapat respon.

     "Bagus Junia, walaupun nilai kamu tidak sampai tuntas KKM, tapi setidaknya kamu sudah berusaha, ibu senang dengan peningkatan ini" puji Bu Marshinta namun tidak dengan tatapan matanya yang terlihat seperti menyindir.
Setelah pengambilan nilai bu Marshinta kembali menjelaskan materi pelajaran yang minggu lalu belum sempat diselesaikan, Junia sendiri menatap malas kearah papan tulis berwarna putih yang penuh dengan coretan tinta spidol berwarna hitam, walaupun malas memperhatikan tapi setidaknya dia mencatat apa yang dituliskan di papan tulis.

'Gue harus belajar serius biar gue maju!' batin Junia.

'Teng Teng Teng'

Bunyi yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, Junia menghela napas lega setelah guru yang sedari tadi sibuk menjelaskan materi didepan, telah keluar dari kelas. Junia kembali melanjutkan petualangannya di dunia mimpi  yang tadi sempat tertunda.

        Tak terasa ternyata bel pulang telah berbunyi, namun Junia masih tampak nyaman dengan posisi tidurnya, ia tak sadar jika dari tadi ada yang memperhatikan wajah pulasnya sambil tersenyum geli.

  "Woi kak, bangun belajar yuk!..."

Junia merasa tubuhnya digoyang-goyang oleh seseorang, membuat tidurnya yang nyaman terusik. Dia membuka kelopak matanya lalu mengerjap mengadaptasikan matanya yang cukup lama terpejam dengan cahaya sekitar.

        "Udah jam berapa nih?" Tanya Junia dengan suara parau khas orang bangun tidur.
Salim menunjuk jam dinding yang terpasang diatas papan tulis menunjuk hampir ke angka empat kurang sepuluh menit.

'Astaga ketiduran ternyata gue' batin Junia kesal.

     Tak menunggu waktu lama pun mereka segera pergi menuju perpustakaan yang masih ada beberapa pengunjung mencari buku, disana mereka mengambil tempat duduk yang diduduki oleh mereka kemarin lalu memulai pelajaran, kali ini dapat Salim lihat jika Junia benar-benar memiliki kemauan untuk maju dalam dirinya jika dilihat keseriusan gadis itu saat belajar bersamanya.

      "Kak, kata bu Maya lusa elu ada ulangan Sejarah, ini saatnya lu tunjukan kalo lu itu bisa sama mereka semua, semangat!" Ujar Salim menyemangati Junia.

       "Oke gua akan berusaha dan tunjukan kalo gue itu bisa" jawab Junia dengan semangat berapi-api.

     Seusai mereka belajar, mereka memutuskan untuk mampir sebentar ke kantin untuk membeli minuman untuk menyegarkan dahaga mereka.

      "Kak, elu yang bayaran minuman gue!" Ujar Salim seenaknya.

     "Woi enak aja lu, enggak mau! Bayar masing-masing" balas Junia sewot. Namun akhirnya Junia pun membayar minuman keduanya, walaupun sempat ada pertengkaran kecil antara mereka.
Setelah melepas dahaga mereka memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing.

      Tak terhitung waktu,hari ulangan pun tiba, Junia menanti soal yang dibagikan oleh Pak Gabriel dengan gugup. Setelah soal  dan lembar jawaban telah terletak dimejanya, Junia mengambil pena dan mulai menjawab soal yang menurutnya dia tahu terlebih dulu.

     Sementara Salim diam-diam mencari alasan untuk keluar kelas agar dapat melihat Junia yang sedang melakukan ulangan.

'Teng Teng Teng'

waktu istirahat tiba yang artinya waktu ulangannya pun telah habis, Junia mengumpulkan jawabannya di meja guru lalu kembali ke bangkunya.

Dua hari setelah Ulangan itu berlangsung Junia kembali mendapat panggilan ke untuk menghadap bu Maya. Junia bingung entah kesalahan apalagi yang ia buat kali ini. Ia merasa tidak berbuat kesalahan kali ini ia mencoba berubah dan mematuhi seluruh peraturan sekolah, tapi mau tak mau akhirnya Junia pun menghadap ke bu Maya, ketika sampai didepan pintu ruangan ia langsung mengetuk pintu dan masuk lansung tampak bu Maya yang sedang berdiri bersedekap, membuat Junia gugup.

      "Siang bu, ibu memanggil saya?" ujar Junia berbasa-basi mengurangi rasa tegang ia rasakan.

     "Kamu tau kenapa ibu memanggil kamu kemari?" Tanya ibu maya garang, Sementara Junia hanya menggeleng karna ia memang tak tau.

      "Apa ini?" Tanya bu Maya sambil memampang selembar kertas dengan tinta merah tergores membentuk angka empat puluh. Junia sendiri kaget melihat hasil Ulangannya yang sangat buruk.

     "I-itu kertas ulangan saya bu" jawab Junia menundukkan kepalanya takut, kali ini ia harus bersiap-siap di drop out dari sekolah karna tidak menepati perjanjian.

       "Ibu kecewa sama kamu Junia, katanya kamu mau berubah tapi apa? Lihat ini hasil ulangan kamu!" ujar bu Maya tenang. Junia tak bisa berbuat apa-apa lagi yang bisa ia lakukan sekarang adalah pasrah dengan keputusan sekolah, orang tuanya pun sudah menyerah mendidiknya yang terlampau susah diatur dan sangat manja.

      "Maafin saya bu." pinta Junia.

     "Sekarang kamu ambil tas kamu dan serahkan surat ini pada orang tua kamu!" tutur bu Maya final sambil memberikan amplop berwarna putih dengan lambang sekolah disana.

     "Surat apa itu bu?"

     "Surat pengembalian siswa kepada wali murid" jawab bu Maya.

'TOK TOK TOK'

      "Masuk!"

      "Salim ada apa kamu kemari?" Tanya bu Maya, bingung melihat kehadiran salim diruangannya.

     "Bu, saya mohon.jangan keluarkan Junia dari sekolah ini semua salah saya yang kurang maksimal membimbingnya, jika ibu ingin lebih baik baik saya saja yang dikeluarkan bu." jelas Salim pada bu Maya, mohon agar Junia tidak dikeluarkan. Junia mengangkat kepalanya yang tadi tertunduk kini menatap kearah Salim. Ia tak menyangka kalau Salim sampai rela membelanya mati-matian padahal selama ini dia selalu bertingkah semena-mena pada Salim.

    Bu Maya tampak sedang berpikir sambil tangan mengetuk-ngetuk pena di meja kebesarannya sebagai guru kesiagaan.

       "Baiklah Junia, kamu ibu beri kesempatan sekali lagi gunakan kesempatan ini sebaik baiknya! dan berterimakasih lah kamu pada Salim karna berkat dia saya memberi lowongan kesempatan pada kamu!" tutur bu Maya memperingati.

       "Baik bu, terimakasih" balas Junia senang sambil mencium tangan bu Maya.

       "Ya sudah kalian boleh pergi!" tutur bu Maya mengakhiri.

Kemudian Junia dan Salim pun keluar meninggalkan ruangan tersebut.

      "Makasih ya Lim Uda bantuin gue." ujar Junia merasa bersalah.

     "Enggak apa kak, santai aja lagi!" sahut Salim santai.

Semenjak keluar dari ruangan itu untuk kesekian kalinya bagi Junia dan kedua kalinya bagi Salim, mereka menjadi semakin dekat dan akrab. Salim menjadi sangat memperhatikan Junia begitupun sebaliknya, bahkan tak sedikit orang yang salah mengartikan kedekatan mereka.
Junia teringat ucapan Vindra minggu lalu padanya.

     "Percaya deh sama gue! Kalo Salim itu ada rasa sama elu." ujar Vindra yakin.

     "Ah masa sih?"

      "Seriusan gue! Ngapain bohong?, kalo enggak kenapa dia sampe rela-relain elu supaya enggak dikeluarkan dari sekolah ini? Tau gak kenapa? ya karna di itu suka sama lu Jun!"

       "Ciee, yang ditaksir sama Salim."

Hari ini Junia kembali melaksanakan Ulangan geografi, dengan gugup Junia mengumpulkan soal ulangannya, kali ini begitu kumpul jawaban langsung diberi nilai, dan betapa terkejutnya Junia jika nilai yang terpampang di Kertas ulangannya adalah angka delapan puluh dua, sungguh dia senang bukan kepalang, dia berlari keluar kelas kearah taman samping sekolah dan disana Salim sedang membaca bukunya sambil mendengarkan musik dari mp3 nya.

       Salim yang sedang fokus membaca terkejut ketika mendapatkan pelukan dipunggungnya, terlebih lagi yang memeluknya itu adalah Junia, sang kakak kelas.

      "Ada apa kak?"

     "Lim, nilai ulangan gue tuntas!" sorak Junia senang.

     "Wah selamat ya kak." ucap Salim tulus, membuat Junia tersenyum lembut ke arahnya.

     "Hmmmm, Salim?" panggil Junia, Salim merespon dengan mengangkat sebelah alis matanya.

     "Sebenernya gue suka sama elu, dan gue mau kita pacaran! lu mau kan?" Ucap Junia gugup, namun ia yakin ini adalah saat yang tepat, karna dia sudah tau pasti jawaban Salim adalah 'Ya'
Salim sendiri terkejut dengan keberanian kakak kelasnya mengungkapkan perasaan padanya.

      "Mmm maaf ya kak, bukannya gue bermaksud menyinggung tapi gue emang gak punya perasaan apa-apa sama elu kak." balas Salim halus, takut melukai harga diri Junia.

     "Tapi gue fikir elu juga suka sama gue Lim" ujar Junia lagi.

     "Maaf kak, tapi emang gue gak ada perasaan apa-apa sama elu! Maaf ya" balasannya lagi.

     "Kalau elu gak suka sama gue, kenapa selama ini lu kasih harapan ke gue Lim?! Kenapa?" seru Junia dengan rasa malu ang tertahan.

     "Iya masa gye ngasih harapan ke elu? Lu aja kali kak yang baperan!" sahut Salim, lalu pamit pergi.

    "Dasar Bahlul lu Lim! gue kutuk lu...!"

.
.
.
.

E.N.D

Jangan baper ya...
Cerita ini sebelumnya telah dipost oleh We Are the Noble, dan yang saya post ini adalah versi revisi.

Tertarik? Masih banyak cerita menarik lainnya yang mungkin belum kamu baca. Kunjungi group kami di @WearetheNoble

Banyak ide lain yang tertuang disana...

Bubbay 😘😘😘

Regards,

Autumn

Continue Reading

You'll Also Like

2M 101K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET ๐Ÿšซ "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
809K 70.5K 44
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...
2.3M 156K 49
FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! "๐“š๐“ช๐“ถ๐“พ ๐“ช๐“ญ๐“ช๐“ต๐“ช๐“ฑ ๐“ฝ๐“ฒ๐“ฝ๐“ฒ๐“ด ๐“ช๐“ด๐“พ ๐“ซ๐“ฎ๐“ป๐“ฑ๐“ฎ๐“ท๐“ฝ๐“ฒ, ๐“ญ๐“ฒ๐“ถ๐“ช๐“ท๐“ช ๐“ผ๐“ฎ๐“ถ๐“ฎ๐“ผ๐“ฝ๐“ช๐“ด๐“พ ๐“ซ๐“ฎ๐“ป๐“น๐“ธ๐“ป๐“ธ๐“ผ ๐“ญ๐“ฎ๐“ท๐“ฐ๐“ช๏ฟฝ...
4.8M 365K 51
โ—Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow โ— Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...