Seniorku Baperan ( SHORT STOR...

بواسطة AutumnPark_15

349 36 10

"Iya masa gue ngasih harapan ke elu? Lu aja kali yang Baperan! " - Repost by : @WearetheNoble المزيد

Seniorku Baperan-2

Seniorku Baperan- 1

252 18 4
بواسطة AutumnPark_15


Seniorku Baperan
Part- 1

Salim & Junia

_______________________

Setiap orang memiliki kekurangan, karna itu Tuhan memberikan setiap orang kelebihan berupa talenta untuk meengimbangi kekurangan itu.

-P

----------------------

Bel sekolah sudah berbunyi, namun seorang gadis masih santai berjalan di koridor sekolah. Dengan santai sambil melahap sandwich di tangannya.

Junia seorang gadis yang selalu berpenampilan modis dengan barang-barang branded keluaran merk terkenal, mudah bergaul dan murah senyum, ia juga memiliki wajah yang cantik dan imut dengan rambut lurusnya yang sebahu. Namun dibalik kelebihannya masih ada terkandung kekurangannya Junia ini tampak seperti seorang yang tidak memperdulikan sekolahnya jika dilihat dari kebiasaan-kebiasaannya di sekolah. Ia sering datang terlambat, tidak pernah mengkerjakan tugas rumah, setiap ulangan dan ujian nilainya tak pernah tuntas karena apa? karna memang dia memiliki kapasitas IQ yang rendah.

Dari arah yang berlawanan seseorang berlari terburu-buru melawan waktu, hari ini dia ada ulangan ekonomi dan jika dia terlambat maka pupus sudah nilainya.

'BRRUUKK'
    
       Tabrakan tak bisa dihindari, sandwich yang baru setengah dinikmati oleh gadis itu jatuh tak terelakkan. Ia menatap nanar sarapan paginya yang terjatuh menggenaskan dilantai koridor, lalu menggeram kesal pada seseorang yang baru saja menabraknya.

Salim, seorang siswa dengan predikat Murid teladan sekaligus murid berprestasi di sekolah itu, ia adalah sosok yangg sederhana, ramah, suka membantu tanpa memandang golongan, ia juga termasuk orang yang mudah sekali berteman, namun dia juga sedikit usil.
 
      " Eh elu!... nggak punya mata ya? lihat nih sarapan gue jadi jatuh! "  seru gadis itu.
  
      " Sorry deh kak Junia, ntar gue ganti tapi sekarang gue harus balapan dulu sama waktu, daaaah! " ujar orang itu, kemudian melesat lari.

       " Dasar lu adik kelas edan, gue sumpahin gila lu! " teriak Junia begitu melihat adik kelasnya kabur begitu saja dan menghilang dibalik tikungan koridor.

      "Tapi kalau nggak salah dia kan yang sering manggil gue buat perbaikan nilai ke ruang guru ya?" tanya Junia pada dirinya sendiri, lalu mengangkat bahu.

      
      Dilain tempat seorang pemuda baru saja berdiri didepan pintu, tidak ada suara berisik di kelasnya.

' Mereka udah mulai ulangan ' batin Pemuda itu.

' TOK TOK TOK '

Pemuda itu mengetuk pintu lalu membukanya perlahan tampak Bu Marshinta gurunya sedang membagikan lembar ulangan, berarti dia tidak terlambat sepenuhnya, pikirnya senang.

       " Salim kenapa terlambat? " tanya bu Marshinta melotot kearah Pemuda bernama Salim itu.

      "Maaf bu tadi rantai sepeda saya lepas." Salim memberi alasan.

       " Ya sudah tidak apa- apa, cepat duduk ditempat kamu! ini lembar ulangan kamu."  Perintah bu Memarahinya sambil menyodorkan selembar berisikan soal-soal pada Salim.

        Setelah mengambil soal tersebut Salim berjalan kearah bangkunya yang terletak dipojok kanan paling belakang, kemudian duduk Sambil tersenyum lega.

       "Eh Lim tumbenan elu telat?" tanya Beno teman dibangku Salim.

        " Tadi kan gue Uda bilang, kalo gue telat itu gara-gara rantai sepeda gue lepas, udah ah gue mau jawab ulangan!." balas Salim mulai mengerjakan ulangannya dengan serius.

 

     Sementara ditempat Lain dengan memampang wajah masam. Junia mengelap kasar cermin di Toilet putri di lantai dua, itu semua karna ia terlambat datang saat pelajaran Pak Ezra. Bukan hanya itu, tugas yang diberikan pak Ezra minggu lalu pun tak dikerjakannya sehingga ia berakhir seperti ini, menjalani hukuman dengan membersihkan toilet putri di lantai dua.

      "Hiiish... sial banget gue hari ini. udah nggak sarapan, telat masuk kelas, tugas gue juga nggak ngerjain dan sekarang gue harus ngebersihin toilet yang kotornya nggak kira-kira, masa iya toilet putri kalah bersih sama toilet putra yang kinclong selalu."  gumam Junia, sambil tangannya bergerak membersihkan kaca.

      "Junia... oh Junia..." terdengar suara yang sangat dia hafal memanggil-manggil namanya di koridor, tak lama orang yang memanggilnya itu berdiri di pintu toilet.

       "Apaan Vin?" Tanya Junia.

       " Eh lu di panggil tuh sama bu Maya. " jawab orang itu,Vindra

      " Manggil apaan lagi sih? jangan bilang tuh ibu mau nambahin level hukuman gue! " ketus Junia. Sementara Vindra yang merupakan sahabat dari Junia hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Junia.

       "Ckckckck, Junia...Junia, elu itu kapan berubahnya sih? sadar Jun... sadar! elu itu bukan anak kelas sepuluh lagi yang bisa santai-santai sama pelajaran lu di sekolah, inget lu itu sekarang udah kelas dua belas, semester depan kita udah persiapan untuk Ujian Nasional." Ujar Binsar menasehati Junia.
 
    " Soal itu gue juga tau kali Vin," balas Junia lalu, memutar bola matanya.

   "Udah gih sana!, nanti bu Maya nunggunya kelamaan loh. Sana gih hush... hush.... hush..." Ujar Vindra bercanda seolah mengusir.

       Dengan malas Junia melangkah keluar dari toilet menuju ke kantor guru yang ada di lantai bawah.

' Siap-siap dikasih surat peringatan gue! '  batin Junia.

      Setelah sampai didepan pintu Ruang guru kesiswaan Junia sedikit merasa takut, pasalnya jika dia benar-benar diberikan surat peringatan untuk yang kesekian kalinya habis sudah kesempatannya untuk bersekolah disana.

' TOK TOK TOK '

  
          Diruangan dengan tulisan  X IPS1, dibagian atas pintunya terlihat Salim masih serius mengerjakan soal ulangannya yang tinggal beberapa nomor lagi.

' TOK TOK TOK '

  Beberapa murid yang sedang fokus ulangan seketika mengalihkan pandangan mereka dari lembar soal kearah pintu kelas yang diketuk.

      " Permisi bu... " ujar sesosok yang muncul disana.

     " Iya ada apa? " tanya bu Marshinta pada murid yang ada didepan pintu.

     " I-itu bu, Salim di panggil sama bu Maya." jawab murid perempuan tersebut sedikit gugup akibat nada bicara bu Marshinta yang tidak bersahabat.

       "Ada perlu apa Salim disuruh ke sana? Salimnya masih ulangan bilang" ujar bu Marshinta lagi. Salim yang merasa namanya disebut oleh dua orang yang mengobrol di depan pintu itu, berjalan kearah mereka sambil membawa lembar jawabannya yang sudah penuh dengan tulisan tangannya.

       " Ini bu saya sudah selesai. " ujar Salim sambil menyerahkan lembar soal dan jawabannya, lalu beralih pada seseorang yang disuruh untuk memanggilnya.
   
       " Ada apa bu Maya memanggil saya? " tanya Salim pada murid perempuan yang memanggilnya.

      " Gak tau juga, tapi kamu disuruh menghadap ke bu Maya saat ini juga. " balas murid itu.

     " Baiklah. " balas Salim.

     " Bu... kalau begitu saya ijin keluar duluan ya bu. " pamit Salim pada bu Marshinta, lalu berjalan sopan melewati bu Marshinta.

      "Eh Lim, gue duluan ya soalnya tadi pas kesini tugas gue belum selesai." pamit murid itu duluan, dibalas dengan senyum dan anggukan oleh Salim.

      Sesampainya di depan pintu ruang guru kesiswaan, Salim mengetuk pintu singkat lalu mendorong pintu yang tidak sepenuhnya tertutup itu.

      " Permisi bu, tadi kata Hesty ibu manggil saya ya bu? " tanya Salim memastikan pada bu Maya.

     " Iya Salim, sekarang silahkan duduk disamping Junia " ujar bu Maya mempersilahkan Salim untuk duduk, Salim sendiri baru suara jika diruangan itu juga ada murid lain selain dirinya. Salim pun duduk disamping Junia sambil melemparkan senyuman pada gadis itu, namun Junia hanya mencibir kearah Salim.

      " Jadi begini Salim,
ibu memanggil kamu kemari ingin meminta tolong pada kamu. " ujar bu Maya langsung ke inti.

     " Minta tolong apa ya bu? Kalau saya bokeh tau." tanya Salim.

' Sopanbatin Junia, saat memperhatikan Salim.

     " Begini Salim hari ini Junia sudah ibu berikan peringatan terakhir, dia sudah berjanji pada ibu kalau dia akan berubah menjadi lebih baik lagi. tapi, ibu nggak yakin kalau dia bisa berubah tanpa bantuan orang lain. Maka dari itu ibu panggil kamu kemari, ingin minta tolong agar kamu mau membantu Kakak kelas kamu ini dalam pelajaran, selain itu kalau bisa tolong kamu usahakan agar dia bisa selalu mematuhi peraturan sekolah ini. Ibu yakin Salim, kamu bisa melakukannya. " jelas bu Maya panjang.

    " Apaan coba bu? iya masa yang ngajarin saya adik kelas? " protes Junia tak terima.

    " Sudahlah Junia tidak usah membantah kamu, sekarang terima saja nasib kamu yang sudah diujung tanduk itu. Masih mending ibu dan Salim mau bantuin kamu! " balas bu Maya geram dengan kelakuan satu muridnya yang bar-bar ini.
Junia diam tak berkutik dengan keputusan final dari bu Maya, sedangkan Salim memandang Junia dengan sorot yang sulit diartikan.

      " Salim mulai jam pulang sekolah hari ini, kamu bantuin Junia belajar. "ujar bu Maya pada Salim.

      " Dan Junia, kamu nggak boleh membantah apa yang Salim ajarkan ke kamu, awas aja kalau sampai Salim melapor yang enggak-enggak soal kamu! " bu Maya memperingati Junia, yang hanya direspon anggukan oleh murid badung itu.

      " Yasudah, kalau begitu kalian boleh keluar. " Bu Maya membubarkan mereka, dengan sopan Salim pamit untuk keluar pada bu Maya, sedangkan Junia main nyelonong keluar begitu saja, membuat bu Maya lagi-lagi menggelengkan kepalanya.

     Sesampainya Salim dan Junia diluar ruangan, mereka berdiri diam di depan pintu.

    " Seneng lu sekarang bisa merintah-merintah gue sesuka  hati elu? " tanya Junia sinis pada Salim.
Salim mengangkat sebelah alis matanya sambil menatap bingung kearah Junia.

      " Kan bukan gue juga yang mau kak, lagian elu juga, punya tingkah kayak murid gak niat sekolah aja. " balas Salim remeh, membuat Junia emosi.

     " Heh gue bukannya gak niat sekolah, tapi emang kapasitas otak gue aja yang gak memadai! " respon Junia marah pada Salim.

     " Ckckckck, anggap aja seperti itu, tapi gimana sama peraturan sekolah yang sering elu langgar kak? " tanya Salim dengan remeh sekali lagi.

   " Itu cuma kebetulan aja, gue bangun kesiangan, terus lupa ngerjain PR, terus- " respon Junia tak mau kalah namun terhenti karna dia bingung harus memikirkan alasan apalagi.

     " Haalaaah, ngeles aja lu kak bisanya kayak bajaj. " ledek Salim.

    " Heh adik kelas, siapa yang elu bilang bajaj? seenak jidat lu aja ngatain gue bajaj! Elu tuh gue sumpahin jadi supir bajaj, nyaho lu! " geram Junia, lalu pergi berlalu begitu saja meninggalkan Salim di depan pintu yang menatap punggungnya sambil menahan senyum.

    " Sadis amat, dalam sehari udah dua kali lu sumpahin gue kak. "

' Teng Teng Teng '

    Bel pulang sekolah sudah berbunyi, Junia yang baru bangun tidur pun segera membereskan barang-barangnya di meja lalu melangkah keluar sekolah dengan mata sedikit mengantuk.
Tiba-tiba ada yang mencekal tangannya, kemudian menariknya membuat semua mata memandang heran kepada mereka. Dimana seorang gadis yang terkenal 'berotak udang' tengah ditarik tangannya oleh pemuda yang terkenal berprestasi cemerlang. Tak bukan dan tak lain orang yang menarik Junia dari depan kelas itu adalah, Salim.

     " Woi Lim elu mau bawa gue kemana? " teriak Junia histeris saat sadar Salim sedang menyeretnya entah kemana.
Langkah mereka memelan ketika mendekati perpustakaan. Salim membuka pintu perpustakaan lalu masuk dengan tangan masih mencekal tangan Junia, kemudian menutup pintunya.
Junia yang melihat itu langsung berjalan kearah pintu kemudian membukanya, namun kalah cepat dengan tangan Salim yang langsung menutupinya. Junia berbalik melihat Salim sambil menyilangkan tangannya di.depan dada.

     " Salim please jangan lakukan ini ke gue. " ucap Junia takut.
Salim melangkah mendekat sambil tersenyum miring membuat Junia panik.

     " Salim! jangan mentang-mentang bu Maya nyuruh gue biar enggak ngebantah elu, bukan berarti lu bisa ngelakuin hal yang tidak senonoh sama gue! " teriak Junia. Untung saja saat itu sudah jam pulang sekolah dan kebetulan hari Rabu, jadi perpustakaan sepi. Salim menunduk dan mendekatkan wajahnya ke wajah Junia, refleks gadis itu menutup matanya dengan tangan yang masih bersilang didepan dadanya. Menurut Salim ekspresi Junia saat ini sangatlah lucu, sehingga mau tak mau tawanya meledak membuat Junia membuka matanya lalu berpikir kalau di sedang dijahili.

       " Ahahahah, aduhh kak... Kak, kita itu kesini mau belajar inget kan kata bu Maya mau hari ini setiap pulang sekolah kita belajar, jadi hilangkan pikiran elu yang kotor itu kak! " ujar Salim masih tertawa. Membuat Junia melotot wajahnya bersemu malu.

      " Kak... Kak... pantesan aja otak lu dangkal, keberatan pikiran kotor sih... " ujar Salim berlalu pergi mengambil posisi duduk di kursi.

    Akhirnya mereka memulai pelajaran mereka di mulai dari pelajaran Bahasa Inggris.

      " Bukan gitu kak, nih ya kalau udah pakai to be itu jangan ditambah sama will, kalau pakai to be langsung aja ke going to, ngerti? " jelas Salim pada Junia saat salah mengerjakan tugas yang dia berikan, namun respon yang dia dapat dari Junia hanyalah gelengan.

Jujur Salim pun merasa capek dan mengantuk hampir dua jam mereka berputar-putar di materi yang sama yaitu simple future tense , tapi Junia masih saja tidak mengerti.

      " Gue ke toilet dulu deh, mau cuci muka mungkin aja gue gak ngerti gara-gara gue ngantuk, soalnya biasanya kan gue pinter bahasa inggris. "  Ujar Junia percaya diri.

       " Terserah elu deh kak. " balas Salim pasrah.

Junia pun langsung keluar dari perpustakaan dan menuju kearah toilet, saat melewati
Lapangan dilihatnya ada beberapa siswa yang mengikuti ekstrakulikuler Pramuka sedang memainkan bendera yang entah apa namanya berwarna merah dan kuning, begitu sampai dikamar mandi dia langsung ngicir masuk kesana.
Tak butuh waktu lama Junia kembali keluar dengan wajah segar, sambil bersenandung dia kembali melangkah kearah perpustakaan.

      Sesampainya disana dia melihat Salim yang tertidur pulas dengan tangan bertumpu di meja sebagai alas kepalanya, terlihat jelas gurat kelelahan diwajah Salim.

' Ngapain aja ini anak seharian? ' batin Junia sambil memandang wajah Salim dari dekat.

   " Ini anak kalau diperhatiin cakep juga ya tapi sayangnya dia belagu, idiih." gumam Junia.
Secara tiba-tiba mata Salim yang tadinya terpejam kembali terbuka lalu menatap dalam kedalam manik mata Junia.

.
.
.

To be Continued....

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

MARSELANA بواسطة kiaa

قصص المراهقين

401K 19.4K 47
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
809K 70.5K 44
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...
ARSYAD DAYYAN بواسطة aLa

قصص المراهقين

2M 109K 59
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
4.8M 258K 58
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...