Fakezone.

By woodychxx

651 71 10

'Karena setiap hati punya nama sendiri' On - Wed/24/08/2016 08.43 AM More

Prolog
01 - start.
02 - fake ya?
04 - Bye Hanif, Welcome Zhafran.

03 - Sakit?

69 9 3
By woodychxx

'Hidup itu kayak pemandangan, keliatannya doang deket tapi pas di tempuh mantab jiwa jauhnya.'

***

"Gue minta maaf"

"Hm"

"Gue tau gue salah nge bentak lo"

"Hm"

"Gue ga tau kenapa gue bisa kasar sama orang yang gue sayang"

"Hm"

"Sy, mau maafin gue kan?"

"Ga"

Hanif mengacak rambutnya frustasi. Sekarang ini, dirinya sedang bertemu dengan Sissy. Ia mengajak Sissy untuk ketemuan, dan untungnya, itu berhasil.

Sedangkan Sissy, penjelasan itu tak menyentuhnya lagi. Setelah menangis seharian di sekolah, Sissy merasa lebih baik, dan setelah itu lah Sissy hanya menatap Hanif adalah bagian hidupnya di masa lalu.

"Sy, kasih gue satu kesempatan lagi"

Sissy menarik nafasnya dalam dalam dan memukul meja di depan nya pelan, "Alesha adalah kesempatan kedua setelah gue. Makasih udah niat mau jelasin! Gue pamit!"

Sissy meninggalkan Hanif yang diam termenung akibat perkataannya.

Jujur saja, Sissy belum sepenuhnya move on. Sissy dan Hanif menyimpan perasaan selama 7 tahun lebih dan baru menyatakan 11 bulan yang lalu. Tapi semuanya berubah.

Kalau bisa di bilang belum move on, bukan cuma Hanif saja, Sissy juga. Kenangan 11 bulan tak setara dengan move on nya yang baru 1 bulan ini.

Melewati susah bersama, melewati badai di hubungan mereka, saling mengenal satu sama lain, dan menjadi teman hidup selama 11 bulan bukan hal yang gampang dan mudah untuk di lupakan.

Karena pada akhirnya orang serius pun bisa pergi, saat keseriusan nya mulai disepelekan.

"Apa gue terlalu naif buat jatuhin Hanif?"

Kata Sissy pada dirinya sendiri. Mari kita ingat kembali, ingat kan tentang tujuan awal Sissy dan Zhafran? Membantu Zhafran menjadi ketos dan menjatuhkan Hanif. Itu!

"Apa gue balikan aja?"

Tanya Sissy pada dirinya lagi. Ia berjalan menelusuri taman didekat Caffe itu. Matanya tertuju pada sepatu Nike birunya yang membungkus kakinya.

Ia masih Berfikir kenapa sampai sekarang nama Hanif masih saja memberikan banyak kenangan. Walaupun itu harus dilupakan, tapi sampai saat ini, seper-empat dari masa lalu itu masih terekam jelas di ingatan Sissy.

Sissy otomatis berhenti saat melihat sepatu Vans berwarna hitam putih yang berada di depan sepatunya ini. Sebelum mengangkat kepalanya, Sissy mendengar orang itu bicara.

"Karena suatu saat bakal ada orang yang mencintai kita dari hati, bukan dari materi"

Sissy mengangkat wajah nya.

Damn!

"Gue baik baik aja"

"Darah bukan satu satu nya tanda kalau orang lagi ga baik baik aja"

Zhafran memegang kedua bahu Sissy. Sissy memberikan tatapan lelah nya kepada sorot mata Zhafran, dan Zhafran tau Sissy sedang lemah.

"Yuk pulang, lo lagi ga baik baik aja"

Sissy hanya mengangguk. Untungnya tadi Hanif yang menjemputnya, jadi tak ada mobil Sissy yang perlu dibawa pulang. Dan untungnya juga Zhafran membawa mobilnya.

Entah apa yang membawanya ke sini. Merasa bosan di rumah tapi malah membawanya bertemu dengan Sissy yang notabene nya adalah (fake) pacarnya.

Selain tidak gampang marah kepada perempuan, dan tidak suka dengan Kucing nya yang memakan cupang tetangga, Zhafran juga tidak suka melihat perempuan menangis.

Baginya perempuan adalah hal yang utama dari semua hal.

Kalo ada hal yang penting dari dirinya dan di bandingkan dengan membahagiakan ibunya, mungkin Zhafran akan memilih opini kedua; membahagiakan ibunya. Ibu kandungnya.

Di mobil, hanya ada lantunan lagu Pamit dari Tulus. Tak ada suara dari mereka berdua, baik Sissy maupun Zhafran sibuk dengan pemikiran nya.

Sissy terlihat sedang menarik nafas, setelah itu ia membuangnya.

"Zhaf"

"Iya?"

"Apa gue ga cantik? Apa gue ga sempurna? Atau apa gue Emang ga pantas buat Hanif? Gue kurang apa sih sampai waktu saat itu Hanif rela nge bentak gue? Dan satu lagi, apa gue egois karena ngikut kata setan yang nolak buat balikan?"

Tanya Sissy panjang lebar. Di sertai isakan nya, Sissy seakan pusing ingin menceritakan nya kepada siapa. Dan sekali pun Sissy cerita ke Ryn atau Shendy, itu akan membuat mereka murka karena Sissy masih mau saja menangisi pria bernama Hanif Muhammad.

"Sy, cantik itu relatif. Lagian, cinta seseorang itu ga di ukur dari cantik atau jelek nya dia, kalo emang dia pake hati.

Dan sempurna, lo tau? Di dunia ini ga ada yang sempurna, sekali pun ada, dia ga pantas sama seseorang yang sempurna itu. Seseorang yang sempurna bakalan dapatin orang yang sempurna juga. Hanif ga sempurna Sy.

Pantas enggak nya itu ga perlu lo fikirin. Yang penting itu nyaman. Ada orang yang ga pantas bersanding tapi malah itu yang paling langgeng. Ada orang yang pantas bersanding, tapi ada aja takdir Tuhan yang ngebuat mereka jadi asing"

Setelah berkata seperti itu, Zhafran menoleh ke arah Sissy yang mencoba mencerna kata kata Zhafran barusan. Sedangkan Zhafran hanya diam dan berusaha membuat Sissy tenang.

"Lo paham sekarang?", Sissy hanya mengangguk dan menatap lurus kedepan jalan raya. Zhafran yang melihat Sissy seperti ini hanya memutar matanya. Ternyata gadis famous seperti Sissy ingin saja menangisi pria seperti Hanif yang hanya bisa menyakitinya!

"Sy, lo laper?"

Sissy mengangguk.

"Yah, kita sama. Lo mau makan?"

Sissy mengangguk.

"Yah, kita sama. Lo bawa duit?"

Sissy mengangguk.

"Yah beda. Duit gue ketinggalan"

Sissy yang sedari tadi hanya menangguk langsung menoleh ke arah Zhafran yang memasang watadosnya[1], "Lo yang bayar dulu ya", dia akhiri dengan cengengesan nya.

[1] Wajah Tanpa Dosa.

"cowok macam apa lo? First date masa gue yang bayar?", Zhafran langsung menatap Sissy dengan tatapan sewot, "Jadi selama kita temanan gue ga pernah bayarin makanan gitu?"

"Selama kita temenan?", Zhafran mengangguk, "Oh kita temenan ya? Gue baru tau gue punya temen yang mukanya pun ga kalah sama dengkul Anoa".

"DASAR ONTA ARAB!"

"ADA APA BULE TERKUTUK?"

Sissy tertawa ketika memanggil Zhafran dengan Bule terkutuk. Memanglah, wajah Zhafran lebih ke barat baratan di banding Arab. Sedangkan Sissy betul betul blasteran sekali.

"Udah ya Onta sayang ku, kali ini kamu dulu yang bayar. Kan kemarin kemarin udah pernah di bayarin"

Sissy mempertemukan jari telunjuknya dan hidungnya, lalu menaikan nya seperti hidung babi, "Sy, lo mirip musuhnya Angry Bird sumpah!"

"DASAR LO BULE TERKUTUK!"

Zhafran tertawa. Tapi sebisa mungkin ia sesuaikan karena ia sedang membawa mobil.

"Ayolah Sy, kita makan bareng, lo yang bayar yah?", Sissy sedikit mempertimbangkan nya, "Ini first date kita selama jadian tau!"

Sissy dan Zhafran langsung diam.

"Hm, sorry, fake relationship"

"Persetan sama jadian nya. Nanti gue ganti uang lo deh. Yah yah?"

Sissy akhirnya sibuk mempertimbangkan nya baik baik.

"Gimana ya?"

***

"Rumah lo di mana sih?"

"Bukan nya lo udah pernah ke sana?"

"Tapi ribet jalan masuknya"

"Intinya dekat perempatan itu"

"Perempatan di sana bukan cuma punya nenek moyang lo, mungkin nenek moyang gue juga punya!"

"Terserah!"

Setelah perdebat kecil itu, Sissy resmi tertidur.

Tadi, mereka makan di salah satu toko ayam berinisial KFC. Mereka bingung ingin memakan apa, akhirnya jadi lah perdebatan itu berakhir di KFC, dengan uang Sissy yang keluar 300k akibat perut karet Sissy.

Sedangkan Zhafran, kali ini dia hanya di teman dengan lagu Dia oleh Anji. Setelah memasuki perumahan Sissy, Zhafran hanya sibuk bersenandung kecil mengikuti lantunan lagu Anji itu.

Zhafran akhirnya tiba di rumah Sissy. Rumah yang menjulang tinggi yang sangat mewah. Pekarangan yang luas, pos satpam yang juga seperti kamar, dan pagar yang menjulang tinggi. Baru tampak depan saja rumah Sissy dapat di kagumi.

Setelah memperhatikan rumah Sissy, ia segera menoleh ke arah Sissy yang sedang tertidur. Ia lihat mata Sissy masih sedikit membengkak akibat menangis tadi, sedangkan bibirnya pucat, liptint yang ia pakai sepertinya hilang.

Zhafran memberanikan tangan nya menyentuh rambut Sissy yang menutupi keningnya.

"Jangan sakitin diri lo cuma karena seseorang yang belum tentu lakuin hal yang sama kayak lo"

Zhafran memainkan poni itu. Sekedar mengelus rambut Sissy. Sissy sempat menggeliat, namun tetap nampak tenang.

"Jaga diri lo baik baik karena gue ga bisa jagain lo"

Zhafran menarik nafasnya.

"Sy, jangan jatuh cinta sama gue ya"

"Gue bukan anak baik baik yang punya keluarga baik", sambung nya.

Setelah itu Zhafran turun dari mobil dan membuka pintu mobil di bagian Job penumpang. Ia yang tak rela membangunkan Sissy akhirnya menggendongnya ala Bridal Style menuju rumahnya.

"Pak, minta tolong buka pintunya dong"

Satpam yang ber name tag 'Halim SH' akhirnya menurut dan membuka pintu rumah majikan nya. Sissy akhirnya di gendong sampai di ruang tamu nya. Baru saja sudah menempatkan Sissy di sofa panjang, sudah ada yang berdehem di belakangnya.

"Kamu pacar anak saya?"

Zhafran membalikan dirinya dan melihat seorang pria setengah baya. Badan tegap nya, kulit hitam langsat nya, alis tebal nya, hidung tinggi nya, badan yang juga tinggi, dan berewok nya yang tidak terlalu lebat. Zhafran tebak, ini adalah papah Sissy.

"Hm bukan om-ya maksud saya, i-iya saya pacar anak om, Sissy"

Pria ini mendekat. Dengan jas tuxedo nya, ia tampak gagah dan berani. Bau bau an yang sering Zhafran cium ketika memasuki toko baju muslim itu ternyata jadi bau maskulin papah Sissy.

"Saya percayakan dia pada kamu"

Zhafran membulatkan matanya. Apa harus dia jujur kalo sebenarnya mereka hanya sekedar Fakezone? Atau tetap dengan diam nya yang tak MERUBAH apa apa?

"Mak-sudnya om?"

"Saya tidak bisa selalu di sebelahnya. Saya tidak bisa selalu menjadi iman saat dia shalat, saya tidak bisa selalu membantunya saat mengerjakan homework, saya tidak bisa selalu di sampingnya saat ia sedang susah. Dan sepertinya saya butuh orang kepercayaan yang bisa menjaganya"

Papah Sissy menarik nafasnya.

"Nama saya Kaffi, dan saya serahkan anak bungsu dan perempuan satu satunya ke kamu"

Kaffi menepuk bahu Zhafran dan berahli ke anak gadisnya yang sedang tertidur dengan tenang.

"Sy, papah mau menjalan kan tugas papah dulu ya. Maaf papah selalu sibuk saat kau telfon, maaf papah selalu punya alasan menghindari mu. Papah hanya ingin gadis kecil papah tak mengkhawatirkan papah lagi"

Seperti yang tadi Zhafran lakukan, Kaffi mengusap usap kepala anak gadisnya. Setelah itu ia mengecup nya lama, sangat lama. Zhafran langsung tersentuh melihat hal itu.

"Papah jalan dulu. Selamat tidur gadis papah, Nyonya Quraini", di akhiri oleh kekehan nya.

"Papah pergi dulu. Jangan bilang kalau papah berada di sini padanya. Sekali lagi ku percayakan dia kepadamu!"

Zhafran mengangguk dan menyalimi tangan Kaffi. Setelah itu Kaffi memasukan tangan nya ke saku jas Tuxedo nya dan meninggalkan ruang tamu ini.

Zhafran masih diam bergeming. Sebenarnya ada apa dengan keluarga Sissy? Sedari kemarin memang Zhafran tak melihat siapa saja berlalu lalang di pekarangan rumah Sissy ini.

Hanya ada Ford merah, Audi, Ranger Over, dan rubicon. Kalau memang benar di rumah ini tak ada siapa siapa, lalu siapa yang memiliki 3 mobil itu sekaligus? Sissy? Dia hanya menggunakan Ford merah kesayangan nya saja.

'Gue bakalan jagain lo Sy. Pegang kata kata gue!'

Bersambung xx

Continue Reading

You'll Also Like

148K 867 27
spoiler "Berani main-main sama gue iya? Gimana kalau gue ajak lo main bareng diranjang, hm? " ucap kilian sambil menujukan smirk nya. Sontak hal ter...
3.6M 84.7K 141
Soon to be Published under GSM Darlene isn't a typical high school student. She always gets in trouble in her previous School in her grandmother's pr...
942K 83.4K 38
๐™๐™ช๐™ฃ๐™š ๐™ ๐™ฎ๐™– ๐™ ๐™–๐™ง ๐™™๐™–๐™ก๐™– , ๐™ˆ๐™–๐™ง ๐™œ๐™–๐™ฎ๐™ž ๐™ข๐™–๐™ž ๐™ข๐™ž๐™ฉ ๐™œ๐™–๐™ฎ๐™ž ๐™ข๐™–๐™ž ๐™ƒ๐™ค ๐™œ๐™–๐™ฎ๐™ž ๐™ข๐™–๐™ž...... โ™ก ๐™๐™€๐™๐™„ ๐˜ฟ๐™€๐™€๐™’๐˜ผ๐™‰๐™„ โ™ก Shashwat Rajva...