That Promise

By Dean_JS

21.7K 2.6K 421

Cinta adalah sebuah misteri dimana kau tidak akan tahu, kapan ia datang? Kepada siapa cinta itu akan jatuh? J... More

Night life
Us
Reconciled
Race
Lovers?
Rain
Wanna try
Shock
Sweet
Birthday boy
He's back
Time
Me and you
Wrong
Dont
Choice
New life
How?
1004 is back
Face 2 face
The plan
Get you
Battle
The end
And not End
New

Closer

728 104 8
By Dean_JS

Pagi itu Jeonghan bangun lebih cepat karena gonggongan Poppo, ia lalu membawa anjing itu untuk turun dan memberikannya susu. Jeonghan mengelus kepala anjing itu pelan.

"Kenapa kau bangun pagi eoh? Mengganggu tidurku saja"

"Kenapa kau memarahinya sepagi ini eoh? Lihat wajahnya terlalu polos untuk kau marahi" ujar sang Umma yang sedang memasak.

"Umma, dia bahkan bangun lebih pagi dibandingkan alarmku. Umma tidak pergi ke kantor kan hari ini?"

"Aniy, Umma sudah bilang pada sekretaris Go untuk mengurus semuanya dan dia hanya akan menghubungiku saat ada urusan penting saja. Bagaimana dengan ujianmu?"

"Ujianku sudah selesai, jadi hanya datang ke kampus saja"

"Bagaimana kalau kita berlibur ke London? Sebenarnya keluarga Sehun mengajak kita pergi berlibur sekaligus menjemput adik adopsi Sehun"

"Sehun hyung akan memiliki adik? Lalu Umma kapan akan memberikan adik padaku?" Tanya Jeonghan.

"Ini bukan lagi saatnya Umma memberikanmu adik tapi kau yang memberikan cucu pada Umma"

"Ayolah Umma, aku kesepian disini" pinta Jeonghan.

"Akan Umma fikirkan nanti. Cuci tanganmu lalu kita makan"

Jeonghan menuruti perintah sang Umma dengan langsung mencuci tangannya dan duduk menunggu masakan ummanya siap.

"Umma, apa Umma benar-benar menyetujui jika aku dan Sehun hyung bersama?"

"Bohong jika Umma tidak ingin kau menikah dengan yeoja, tapi Umma ingin kau bahagia. Kebahagiaanmu adalah sesuatu yang tak akan pernah Umma abaikan dan lagi, bukankah Sehun calon menantu yang sempurna? Tampan, pintar, baik, mapan dan mencintaimu"

"Bagaimana kalau tidak?"

"Umma akan menyetujui apapun keputusanmu" ucap ummanya.

"Tapi rencana ke London jadi? Aku ingin berlibur Umma"

"Bicarakan dengan Sehun, dia yang mengurus keberangkatan karena dan dia sangat bersemangat menjemput adik perempuannya"

Siang harinya, Sehun masuk kedalam rumah Jeonghan yang sudah seperti rumahnya sendiri dengan membawa beberapa ice cream serta amplop cokelat.

"Eomoni, Sehun datang" ujar Sehun sambil memeluk Umma Jeonghan yang sedang memangku kepala Jeonghan.

"Kau bawa apa?"

"Ice cream. Akan aku taruh di kulkas"

"Dia merasa jika ini rumahnya, kenapa dia bisa bersikap sesantai itu di rumah orang lain?" Keluh Jeonghan yang mendapatkan sebuah jitakan di dahinya oleh ummanya.

"Dia calon menantu Umma, jangan berbicara buruk tentangnya"

"Eomoni, ini tiket pesawat untuk kalian" Sehun menyerahkan amplop cokelat itu pada Umma Jeonghan kemudian beralih menggendong Poppo.

"Hyung, apa benar kau mengangkat adik perempuan?" Tanya Jeonghan tanpa mengubah posisinya sedikitpun.

"Ne, namanya Lauren. Aku bertemu dengannya beberapa bulan lalu saat menemani appa pergi ke London"

"Yeppeo?"

"Ne, neomu yeppeo. Aku punya fotonya"

"Wah hyung, neomu yeppeo. Bagaimana orangtuanya bisa meninggalkan anak selucu ini? Berapa ummurnya?" Tanya Jeonghan dengan masih memandangi foto itu.

"Tahun depan umurnya akan berganti 5 tahun(4 tahun umur internasionalnya). Aku langsung jatuh cinta padanya tapi appa tidak mengijinkan dan setelah meminta, kini aku bisa mengadopsinya"

"Lalu bagaimana latar belakang ditemukannya anak ini?"

"Umma Lauren adalah orang Korea dan pernah menikah dengan seorang warga Kanada, tapi mereka mengalami kecelakaan hebat hingga suaminya beserta orangtuanya meninggal. Saat itu ummanya sedang mengandung Lauren, mereka kemudian bekerja di panti itu. Umma Lauren merupakan yatim piatu dan dia tidak memiliki keluarga lagi, dia juga tidak bisa menemui keluarga suaminya karena mereka menolak kehadiran Umma Lauren. Lalu saat melahirkan, ummanya tidak bisa selamat dan panti memutuskan untuk mengurus Lauren"

"Dia sangat cantik dan dia beruntung bisa menjadi anggota keluarga JYO Group" ucap Umma Jeonghan.

"Aku akan menyayanginya seperti adik kandungku, memberikan semua yang tidak bisa dia dapatkan di umurnya yang sekecil itu" ujar Sehun.

"Lalu kapan kita berangkat? Aku tidak sabar bertemu dengannya" ucap Jeonghan yang mulai beranjak duduk.

"Lusa kita berangkat"

Jeonghan lalu membuka ponselnya yang baru saja berbunyi menandakan pesan masuk dan itu bersamaan dengan Sehun.

Race bulan ini dibatalkan karena masalah keamanan, info akan diberikan setelah semua aman

Jeonghan serta Sehun berpandangan, tidak biasanya para penyelenggara membatalkan pertandingan utama dan hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Para penyelenggara biasanya selalu mendapatkan pengamanan lebih dari para pihak kepolisian yang memang dengan mudah di suap.

^ Kalian bisa berlibur sampai pertandingan dimulai nantinya dan tetap berhati-hati ^ Jeonghan mengirimkan pesan itu pada seluruh anggotanya dan ia yakin mereka akan berseru senang setelah mendapatkan berita itu.

"Liburan!! Akhirnya aku bisa berlibur dengan tenang" ucap Jeonghan.

.
.
.

Heathrow internasional AirPort.

Dua keluarga itu keluar dari ruang kedatangan, diluar orang-orang kepercayaan appa mingyu sudah datang untuk membawa mereka ke hotel.

"Appa. Apa hari ini kita akan menjemput Lauren?" Tanya Sehun.

"Tidak Sehun ah, ini sudah terlalu malam. Besok pagi kita akan pergi berbelanja sebagai hadiah untuk anak-anak yang lain, lalu kita ke pantai" ujar appa Sehun yang membuat namja itu terdiam.

"Arasseo"

"Lebih baik kau sekamar dengan Luhan dan Jeonghan bisa mengambil kamar sendiri" putus appanya.

"Aniy, aku akan sekamar dengan Jeonghan. Kajja Jeonghan ah" Sehun lalu mengambil kunci kamar dari appanya dan mengajak Jeonghan menuju kamarnya.

Jeonghan sadar jika ada sesuatu yang salah dengan Sehun dan Luhan, Sehun terlihat lebih menjauh Luhan dan tidak ingin memiliki hubungan apapun dengan namja itu.

Dia memang pernah mendengar jika Sehun sangat membenci Luhan tapi tak pernah ada penjelasan lebih mengenai hal itu.

"Hyung, ada apa sebenarnya antara kau dan Luhan hyung?"

"Dia dulu adalah sunbae ku saat senior High School, kami sangat dekat dan aku menyukainya. Kami berkencan beberapa bulan, ternyata ummanya akan menikah dengan appa dan dia memutuskanku lalu dia meninggalkanku ke China"

"Jadi hyung pernah mencintainya?"

"Sudah tidak karena bagiku dia hanya masa lalu" Jeonghan bisa melihat kesungguhan itu dari mata Sehun, ia benar-benar melupakan Luhan.

"Hyung, mengenai pertanyaanmu hari itu. Aku ingin mencobanya, jadi bisakah kau memberiku waktu sampai aku bisa mengatakan dengan jelas kalau aku mencintaimu"

"Aku akan menunggumu Yoon Jeonghan sampai kapanpun"

Pagi di kota London merupakan salah satu tempat dengan pemandangan terbaik di dunia, ditambah lagi dengan guguran daun maple berwarna orange-kecoklatan.

Jeonghan bangun di dalam pelukan Sehun, ia bisa melihat bagaimana wajah Sehun yang tertidur. Wajah yang begitu polos dan tampan.

"Kenapa kau membuatku seperti ini hyung?" Gumam Jeonghan.

Jeonghan kemudian bangkit dari tempat tidurnya secara perlahan, ia membuka koper miliknya dan membawa pakaiannya ke kamar mandi. Setelah menghabiskan waktu beberapa menit, Jeonghan keluar dengan rambut basahnya dan ia melihat Sehun masih dalam posisi tidurnya tapi kedua matanya sudah terbuka.

"Pagi Yoon Jeonghan"

"Pagi hyung. Irreona. Kita harus bersiap, sarapan juga akan diantarkan sebentar lagi"

"Kita akan bertemu Lauren, aku yakin dia pasti menyukaimu"

"Karena itu cepatlah mandi"

Jeonghan bisa melihat bagaimana semangatnya Sehun. Setelah mereka sarapan, kedua keluarga itu pergi menuju salah satu pusat perbelanjaan, orangtua Sehun, Umma Jeonghan dan Luhan pergi membeli pakaian sedangkan Jeonghan dan Sehun membeli mainan. Semua barang yang mereka beli sudah selesai di bungkus, lalu tanpa menunggu lama mereka menuju panti asuhan itu.

Saat keduanya masuk, anak-anak sudah menyambut mereka dengan senyuman polos dan penuh keceriaan. Jeonghan bisa merasakan ketulusan mereka, tidak seharusnya mereka ditinggalkan dan menjalani hidup mereka tanpa kehangatan sebuah keluarga.

"Where is Lauren?" Tanya Sehun pada seorang staf disana.

"Lauren sleep now"

"I'm gonna see her"

Jeonghan mengikuti Sehun menaiki tangga menuju lantai 2, ada begitu banyak ruangan dirumah itu. Setiap kamar memiliki setidaknya 4 ranjang tidur disertai 4 meja belajar dan ruangannya cukup besar.

Sehun kemudian memasuki sebuah kamar, disana ada seorang yeoja kecil berbaring di tempat tidur. Sehun secara perlahan duduk di ranjang itu dan mengelus rambut panjang adiknya.

"Dia jauh lebih cantik dibandingkan fotonya hyung"

"Tentu saja, dia adalah adikku"

"Sehun oppa!" Ucap Lauren ketika membuka kedua matanya.

"Annyeong. Ayo bangun dan kita pulang kerumah, oppa sudah membuat kamar untukmu"

"Jeongmal?"

"Ne, Its like Princess room. Ini adalah teman oppa, namanya Yoon Jeonghan"

"Annyeong Lauren ah" sapa Jeonghan.

"Annyeong Jeonghan oppa"

"Ayo pulang"

Sehun lalu menggendong Lauren dalam pelukannya, mereka menemui orang-orang yang sedang berkumpul di lantai bawah. Mereka memang tak menghabiskan waktu lama di sana, karena mereka harus segera pergi ke tempat lain sesuai dengan jadwal yang sudah mereka buat.

"Terima kasih sudah menjaga Lauren selama pengobatannya disini, kami akan membawanya pulang"

"Kami yang harusnya berterima kasih karena tuan juga sudah membantu dana di disini"

"Kami permisi dulu"

Liburan kedua keluarga itu dalam seminggu sangatlah menyenangkan, hubungan Jeonghan dan Sehun juga semakin dekat bahkan mereka sesekali terlihat saling menggenggam tangan ketika berjalan. Lauren juga dekat dengan Jeonghan, dia selalu meminta Jeonghan untuk menggendongnya.

Namun seseorang tak menyukai hal itu, ia adalah Luhan. Dia masih sangat mencintai Sehun, dia tidak ingin melihat kemesraan kedua orang itu.

"Aku akan membalasmu Yoon Jeonghan. Tunggu saja"

.
.
.

Sekembalinya Jeonghan ke korea, ia segera menemui Jiyong. Ada yang harus ia bicarakan dengan Jiyong, ada sebuah masalah yang seharusnya ia bahas tentang Lisa dan Jungkook.

Markas VIP.B tidak selalu ramai, biasanya hanya beberapa orang saja disana, terutama para Hyungdeul yang memang jarang ada disana kecuali Jiyong.

Saat ia memasuki markas VIP.B hanya ada Mino, Seungyoon dan Lisa disana. Keduanya terlihat sedang memeriksa motor yang digunakan Lisa, bahkan mereka tidak menyadari kedatangannya.

"Wah, sepertinya VIP.B sungguh-sungguh ingin menghancurkan 1st Class?" Tanya Jeonghan sehingga ketiga orang itu beralih menatapnya.

"Kau datang? Kami juga akan menghancurkan seluruh record timmu" ujar Mino.

"Hyung, ingat adikmu sekarang menjadi pemimpin 1st Class. Jiyong hyung di ruangannya?"

"Ne, dia ada diruangannya. Pergilah"

Jeonghan lalu segera menaiki tangga menuju ruangan Jiyong, dia tidak bisa lagi menunda ini semua. Ia ingin semuanya terselesaikan, semua masalah sebelum pertandingan utama nanti.

"Ah Jeonghan ah, duduklah. Ada apa?"

"Hyung, bisa aku membawa Lisa? Ada yang ingin aku bicarakan dengannya" tanya Jeonghan.

"Wae? Apa ada hubungannya dengan Jungkook?"

"Ne hyung. Aku tidak tahan melihat hubungan mereka terus seperti ini" ujar Jeonghan.

"Baiklah, kalian bisa mengobrol di halaman depan"

"Gomawo hyung"

Jeonghan lalu turun dan membawa Lisa untuk bicara dengannya di halaman depan.

"Ada apa oppa?"

"Aku tidak ingin menunda ini lagi. Ada masalah apa kau dengan Jungkook?"

"Haruskah kita membicarakan hal ini oppa?"

"Harus. Karena aku tidak mau Jungkook tidak fokus dengan racenya nanti karena memikirkanmu. Jelaskan padaku, karena entah kau sadari atau tidak, nyawa kita terancam oleh pembalap baru itu" ujar Jeonghan.

"Kami belum berpisah oppa. Aku hanya terlalu marah pada Jungkook karena sudah menuduhku dengan Hanbin. Kami tidak ada hubungan apapun oppa"

"Tapi bukan itu yang Hanbin dan Bobby katakan pada Jungkook. Sebelum kalian bertengkar, saat di arena waktu itu, Hanbin menunjukkan foto kalau kalian berdua berciuman"

"Mwo??? Itu tidak mungkin oppa"

"Itu yang terjadi"

"Apakah itu alasan kenapa Hanbin dan Bobby ingin mengganti mesin motornya dan mengatakan ingin menghancurkan Black Dea?" Ujar Lisa tanpa sadar.

"Apa? Hanbin dan Bobby mengatakan ingin menghancurkan Black Dea?"

"Aku sempat mendengar itu dari mereka, lalu aku marah dan mengatakan untuk tidak melakukannya" ucap Lisa.

"Jiyongie hyung tahu akan hal ini?"

"Ne oppa, aku sudah menceritakan semuanya pada Jiyong oppa tapi saat kecelakaan itu, aku tidak tahu apa-apa"

"Kita akan tahu nantinya. Sekarang, temui Jungkook, dia sudah seperti mayat hidup dan jika dia terus seperti ini maka dia tidak bisa latihan dengan baik" ujar Jeonghan.

"Ne oppa, aku akan bicara dengannya"

Jeonghan lalu mengangkat ponselnya yang berbunyi, itu adalah telpon dari Joonmyeon.

"Ne hyung, waeyo?" Tanya Jeonghan.

"Jeonghan ah, cepat kembali ke basecampmu. Ada seseorang yang menghancurkan basecampmu, Jungkook dan ming juga dipukul"

"Mwo? A...aku akan segera kembali hyung" ucap Jeonghan.

"Waeyo oppa?"

"Basecamp. Seseorang menghancurkan basecampku, lalu ming dan Jungkook dipukuli. Aku akan kembali, sampaikan salamku pada Jiyong oppa"

Jeonghan segera masuk kedalam mobilnya dan mengendarainya dengan cepat, ia tidak menyangka hal ini akan terjadi. Bagaimana bisa orang-orang itu merusak basecampnya? Lalu tak ada satupun anggotanya yang memberi kabar ini padanya, bisa dipastikan jika Jeonghan akan mengamuk sesampainya di basecamp.

Jeonghan memarkirkan mobilnya tepat di depan basecampnya, seluruh kaca depan basecampnya pecah. Saat Jeonghan masuk, kondisi tak jauh berbeda beruntung semua motor mereka kini berada di tempat yang mereka rahasiakan.

Jeonghan melihat Dana sedang membersihkan luka ming sedangkan kyungsoo mengobati Jungkook.

"Jeonghan ah" ujar Sehun sambil mendekati Jeonghan.

"Siapa? Siapa yang melakukannya?" Tanya Jeonghan.

"Kami tidak tahu hyung, mereka menggunakan topeng lalu tiba-tiba memecahkan kaca depan. Mereka lalu memukuli ku dan ming menggunakan pemukul baseball" jelas Jungkook.

"LALU TAK ADA SATUPUN YANG INGIN MEMBERITAHUKU? AKU LEADER DISINI" teriak Jeonghan membuat semua seluruh anggotanya hanya menundukkan kepalanya.

"Maaf oppa, kami hanya tidak ingin kau panik" ujar Dana.

"LALU APA BEDANYA DENGAN JOONMYEON HYUNG YANG MEMBERITAHUKU?? BUKANKAH AKU SUDAH KATAKAN UNTUK TIDAK MERAHASIAKAN APAPUN"

"Jeonghan sudah" ucap Sehun sambil menahan kedua lengan Jeonghan.

"Aku hanya ingin mereka mengerti hyung"

Sehun lalu membawa Jeonghan ke dapur untuk membuat namja cantik itu tenang. Sehun kemudian memeluk Jeonghan, ia mengelus rambut pendek Jeonghan hingga merasakan jika nafas Jeonghan sudah stabil.

"Kenapa ini selalu terjadi pada kami hyung?" Tanya Jeonghan.

"Ini hanya ujian untuk timmu. Mereka sedang terluka, jika kau memarahi mereka maka mereka akan semakin merasa bersalah"

"Maafkan aku"

Sehun melepaskan pelukannya lalu menangkup wajah Jeonghan, mata namja itu kini bahkan sudah berkaca-kaca. Sehun memberikan kecupan di dahi Jeonghan sebelum kembali memeluk namja itu.

"Kita akan menemukannya. Kita akan membalas semua yang mereka lakukan" ujar Sehun.

.
.
.

Seungcheol memasuki rumah Jeonghan yang sudah cukup lama tak ia datangi, karena dia terlalu sering menghabiskan waktu dengan Do Yoon.

Seungcheol juga tidak lupa membawakan ice cream serta cake favorite Jeonghan, setidaknya ia bisa menggunakannya sebagai alat untuk berbaikan dengan Jeonghan.

"Annyeonghasseo eomoni"

"Eoh Seungcheol ah. Bagaimana kabarmu nak?"

"Seungcheol baik eomoni. Jeonghan mana?" Tanya Seungcheol.

"Dia masih tidur, sepertinya dia pulang cukup malam bersama Sehun. Bangunkan dia. Aku harus pergi menemui ummamu dan makanan sudah siap"

"Ne eomoni"

Seungcheol lalu menaruh ice cream serta cake yang ia bawa ke dalam kulkas, setelah itu ia pergi ke kamar Jeonghan. Kamar itu begitu gelap gulita, tapi Seungcheol bisa melihat gundukan besar di bawah selimut.

Ia berjalan membuka pintu balkon kamar Jeonghan, tapi sepertinya tak membuat namja cantik itu beranjak.

"Yoon Jeonghan, bukankah seharusnya kau bangun" seru Seungcheol yang lalu menarik selimut Jeonghan.

"Biarkan aku tidur cheol ah"

"Ini sudah jam 11 siang, cepat bangun dan kita bisa makan"

"Kau selalu saja mengganggu tidurku" keluh Jeonghan yang kini sudah beranjak duduk dengan rambutnya yang berantakan.

"Memangnya kau pulang jam berapa dengan Sehun hyung?"

"Jam 3. Kau tidak pergi dengan Do Yoon?"

"Tidak, hari ini aku akan menghabiskan waktuku dengan sahabatku. Cepat cuci muka dan sikat gigimu, aku akan menghangatkan masakan eomoni. Palli, 10 menit kau tidak turun, aku akan memukulmu"

"Kau kejam"

Seungcheol tidak memperdulikan keluhan sahabatnya itu, ia lalu turun untuk menyiapkan makan siang mereka. Tepat 10 menit, Jeonghan turun dengan ponsel yang menempel di telinganya.

"Aku baru bangun hyung. Kirimkan salamku untuk Lauren dan berhenti menanyakan Poppo, hyung tidak pernah menanyakan kabarku tapi selalu bertanya tentang Poppo" ujar Jeonghan sambil duduk di meja makan.

"......"

"Sikap manismu itu membuatku gila hyung. Sampai besok hyung dan selamat menikmati harimu dengan Lauren"

Seungcheol bisa melihat bagaimana senyuman itu muncul di bibir Jeonghan, ia yakin ada perkembangan di hubungan Jeonghan dan Sehun.

"Bagaimana hubunganmu dan Sehun hyung?"

"Seperti biasa"

"Sudah Yoon Jeonghan, jangan terlalu memilih. Sehun hyung menyukaimu, dia juga baik dan perhatian, tidakkah itu cukup?"

"Aku hanya belum yakin dengan perasaanku, lagipula Sehun hyung pasti akan menungguku. Cheol ah, apa menurutmu aku barus menerima Sehun hyung?"

"Jika dia baik padamu, membuatmu nyaman dan membuatmu bahagia, kenapa tidak? Cinta datang karena terbiasa Jeonghan ah"

'Tapi sebagian hatiku masih ada padamu cheol ah. Bagaimana aku bisa melakukannya? Bagaimana aku bisa melupakan perasaan ini dan menerima Sehun hyung saat aku masih bimbang?'

Continue Reading

You'll Also Like

602K 30.4K 59
A Story of a cute naughty prince who called himself Mr Taetae got Married to a Handsome yet Cold King Jeon Jungkook. The Union of Two totally differe...
102K 4.3K 50
❥❥❥ [BNHA x Fem!Reader] ❛❛𝔸𝕝𝕝 𝕥𝕙𝕖 𝕣𝕚𝕔𝕙𝕖𝕤 𝕓𝕒𝕓𝕪, 𝕎𝕠𝕟'𝕥 𝕞𝕖𝕒𝕟 𝕒𝕟𝕪𝕥𝕙𝕚𝕟𝕘, 𝔸𝕝𝕝 𝕥𝕙𝕖 𝕣𝕚𝕔𝕙𝕖𝕤 𝕓𝕒𝕓𝕪...
514K 14.7K 107
"aren't we just terrified?" 9-1-1 and criminal minds crossover 9-1-1 season 2- criminal minds season 4- evan buckley x fem!oc
262K 9.1K 105
She was a capitol elite. He was the youngest victor in history. Their friendship was frowned upon, but their love was forbidden. Extended Summary Ins...