Friend? Maybe?

By cloveb__

6.7K 732 60

Im Yoona, gadis lugu yang tidak pintar, ceroboh, kekanakan, polos, dan mempunyai sifat yang agak aneh. Mempun... More

prolog
Chapter 1
Chapter 2
chapter 3
read this
chapter 4
chapter 5

chapter 6

907 105 11
By cloveb__

I’m sorry if there are many typo's.
And fyi, I hate the silent reader's.

Okey, happy reading~

===

"Baiklah, untuk kelas yang akan menampilkan drama di festival nanti, silahkan bagi perwakilannya mengacungkan tangan supaya di data oleh osis."

Dan sebagai sutradara, Seohyun pun mengacungkan tangannya tinggi-tinggi.

"Ya, dari kelas 2-B akan menampilkan drama apa?"

"Kami akan menampilkan drama yang berjudul 'Romeo and Juliet'. Durasinya diperkirakan akan memakan waktu 1,5 jam." Jawab Seohyun dengan nada yang girang yang tidak bisa ditutupi lagi.

"Oke."

"Seohyun-ssi, apakah yang menjadi tokoh utamanya adalah Sehun?" tanya salah satu perwakilan kelas lain yang duduknya berada di samping Seohyun. Kebetulan wanita, dan Seohyun yakin ia adalah salah satu penggemar Sehun.

Seohyun pun mengangguk mantap.

"Jinjja?! Kyaaa.. Pasti dia sangat keren nanti!" ujarnya histeris, "Oh ya, bagaimana cerita dramanya nanti?"

Seohyun mengembangkan senyum misteriusnya, "Rahasia." Jawab Seohyun yang disambut raut wajah kesal, "Tapi, kujamin drama ini akan menarik berkat Sehun. Apalagi, Sehun akan berperan sebagai Romeo, si tokoh utamanya." Lanjut Seohyun yang dengan sengaja memperbesar suaranya.

Dan setelahnya, Seohyun pun sukses membuat ruang rapat gaduh dengan rasa penasaran setiap kaum hawa.

Ah, daya tarik 'Prince Oh' memang luar biasa.

-

H-6 sbelum festival drama, kelas 2-B memustuskan untuk melakukan persiapan pada kostum dan dekorasi yang akan digunakan. Setiap pemain diukur badannya, untuk mencari kostum yang pas. Termasuk Sehun dan Yoona, mereka yang paling pertama diukur meningat perannya yang sangat penting.

"Sehun-ah! Yoona-ya! Setelah ini kalian akan tetap latihan, oke?"

Seketika sepasang sahabat itu melotot mendengar perkataan sang sutradara, "Mwo?!" sahut mereka kompak.

Seohyun alias si sutradara itu tersenyum, "Aku akan mengevaluasi hasil latihan kalian kemarin. Plus, akan aku bantu untuk aktingnya."

Sehun dan Yoona seketika menengguk ludah.

Dan datanglah saat-saat ternista ini.

"Oh ayolah, kalian ini! Sekarang sudah H-6 dan kalian belum pernah berakting!" ucap Seohyun yang menyadari raut wajah kedua artis utamanya berubah menjadi ruwet. "Lagipula, Suho juga sudah angkat tangan saat aku minta."

Bertanggung jawab. Lalu, pasrah. Ya, memangnya apalagi yang bisa Sehun dan Yoona lakukan? Toh, sutradaranya adalah Seo Joohyun. Sebesar atau sekuat apapun usaha untuk menolak, tubuh mereka bisa menurut dengan kekuatannya, otaknya juga. Jadi, jangan remehkan wanita manapun. Karena dibalik batu juga bisa saja terdapat udang cantik.

Oke, lupakan saja kalimat barusan.

-

Hall basket yang akan menjadi panggung drama pun dilipilih sebagai tempat latihan. Latihan berakting untuk drama mereka. Oh, tentu saja hanya Sehun, Yoona, Seohyun, dan Suho. Dan untuk alasan tertentu juga, pria berbadan bantet itu -menurut Sehun- kembali digeret paksa untuk mendampingi latihan.

Yaah, siapa tau Seohyun bisa mengancam aktor utamanya sendiri?

"Kita mulai dari pertama ya! kajja, hana, dul-"

"Kubilang belum siap!" potong Sehun yang luar biasa nervous.

Sial, kenapa adegan pertama sudah ada senyum penuh 'arti' seperti itu?! Kenapa juga tidak Yoona saja yang tersenyum?, begitulah batinnya kira-kira.

"ayolah Sehun, kau sudah melakukan persiapan selama 15 menit. hanya tersenyum biasa, setelah itu adegannya masih jauh dari yang aneh." Sahut Suho.

Sehun mengerang, "Hanya tersenyum? Baiklah, coba kau berikan contoh padaku, bantet!"

"Berhentilah memanggilku bantet, chiken butt!"

"Aish sini kau! Akan Kupukul wajah nistamu ini!"

"Yakk sudahlah! Kalian ini seperti anak kecil saja." Lerai sang sutradara. "Hei Suho, kau tunjukkan saja akting senyum mu."

Dan Suho pun hanya tersenyum sekenanya.

"Cih, senyum macam apa itu?" cibir Sehun.

'Seperti kau tau caranya tersenyum saja.' Batin Yoona dalam hati. Ia tidak berani menyuarakannya, takut membuat latihan menjadi sangat lama. Yahh, walaupun sebenarnya ia juga sangat penasaran bagaimana seorang Oh Sehun tersenyum.

"Kalau begitu, buktikan senyummu lebih bagus darinya, Sehun-ah! Kau kan 'Prince Oh' jadi, tunjukkan kau lebih menawan!" dan Seohyun justru mengompori Sehun. Ini adalah salah satu triknya.

Sehun pun terbakar dengan ucapan Seohyun, lalu ia mencoba untuk tersenyum.

Senyum.

Ya, Sehun sedang tersenyum. Namun, tidak ada satu orang pun yang terlihat terpesona. Mereka justru menatap Sehun dengan tampang yang seolah berkata 'He? Apa itu?'

"Hei, itu namanya senyum merendahkan, Oh Sehun."

"Tatapan matamu kurang ramah, teman."

"Hmm, lengkungan bibirnya juga jelek. Terlihat.. sumbing."

Sang pangeran pun mendelik tidak percaya, "Apa?"

Seohyun dan Suho menghela nafas panjang. Yah, sepertinya ini pekerjaan ekstra bagi keduannya. Mengajari bagaimana tersenyum arti.

-

"I-ini akan menjadi kesempatan terakhir kita, Sehun. Lakukan minimal seperti tadi, arasseo?" ucap Yoona dengan raut wajah tegang. Ia masih terbayang-bayang ancaman setan Seohyun beberapa menit yang lalu.

'Jika Sehun tidak bisa tersenyum dengan bagus saat aku kembali, maka di akhir drama, scene kalian akan kutambah dengan adegan itu! Masa bodoh kalian mau protes seperti apa, aku tidak peduli! Hahaha..'

Sehun berdecih, "Aku tahu, Yoong."

Cklek.

"Dia datang." ucap Suho ketika melihat sang sutradara itu memasuki ruangan, "Lakukan yang terbaik untuk mengindari adegan itu."

Sehun dan Yoona mengangguk.

Seohyun menepukkan tangannya beberapa kali, "Baiklah, kita mulai untuk scene yang pertama. Ingat! ini yang terakhir, mengerti? Kalau kalian tidak bisa menyelesaikannya dengan baik, maka aku sendiri yang akan menambahkan untuk adegan itu, arasseo?"

"N-nde.."

"Hm."

Ya, hukumannya adalah 'adegan itu'. Ck, siapa bilang Seohyun menjadi sutradara dengan sungguh-sungguh? Ia juga sedang sambilan sebagai pecinta drama romance.

Seohyun kemudian menepuk tangannya, "Ready!"

Sehun dan Yoona lalu menempatkan posisi mereka di panggung.

Sumpah, ekspresi mereka saat ini sangat aneh seperti mau beradu tinju saja.

"Satu.."

Sehun bernafas dalam-dalam seraya memejamkan matanya.

"Dua.."

Jantung Yoona menggila - lagi.

"Action!"

Romeo - yang diperankan oleh Sehun - berjalan mendekat ke arah Yoona dengan tegap, "Juliet, apakah kau mau berdansa denganku?" tanyanya sambil mengulurkan tangan ke arah Yoona

Juliet - yang diperankan oleh Yoona - pun mengangguk sambil membalas uluran tangan Romeo, "Tentu saja, Romeo." Sesaat tidak ada pembicaraan diantara mereka, hanya pandangan yang saling tertaut satu sama lain.

Seohyun menyipitkan matanya ke arah panggung, fokus dengan kedua artisnya. Adegan selanjutnya adalah penentu apakah hukuman 'adegan itu' akan dijatuhkan kepada mereka atau tidak, 'Kau tidak akan bisa tersenyum.. Tidak bisa, Sehun." Batinnya dalam hati. Sungguh, sepertinya dia sangat maniak hal-hal yang berbau romance.

Yoona melalui detik-detik ini dengan memegang bahu Sehun kuat, ia juga mengulum bibirnya sesaat - yang untungnya tidak disadari oleh Seohyun sebagai pengurang rasa tegang, 'Semoga berhasil.. semoga berhasil.' Do'anya dalam hati.

Romeo alias Sehun kemudian melengkungkan bibirnya, "Kau sangat cantik malam ini, Juliet."

Siiing.

Angin berhembus seperti biasanya.

Suho melongo hebat.

Sedangkan, Seohyun tersenyum sangat lebar, matanya juga berbinar bahagia, "Cut! PERFECT! Kalian sangat bagus! Hahaha!" serunya berapi-rapi, bahkan hidungnya ikut berkembang kempis.

"Tadi itu.. sangat.. ya, baguslah. Ya." timpal Suho yang tidak dapat berkata-kata. Ia sudah speechless dengan apa yang dilihatnya tadi.

Sehun seketika menghela nafas lega. Ia berhasil.

"Bagus Sehun-ah! Kau berhasil! I like it !" ujar Seohyun lagi. Oh, kali ini sudah sampai tahap berjingkrak-jingkrak senang bukan kepalang. Namun..

Brukk!

Seketika ketiga pasang mata di ruangan itu melihat ke sumber suara.

"Yoona!"

Dan diketahui bahwa gadis bermata rusa itu telah tumbang.

-

Yoona perlahan mendapatkan kesadarannya kembali. Perlahan ia mulai membuka kedua matanya. Silau. Putih. Sepertinya ia sudah berada di UKS.

"Hei? Kau sudah sadar?"

Yoona menangkap wajah Seohyun yang memenuhi pandangannya, "Eoh.. Seohyun?" gumannya seraya berusaha untuk bangun.

"Kau cepat sekali sadarnya, Yoona. Padahal, belum ada 2 menit kau dibaringkan di sini." Sahut Seohyun terheran, "Oh ya, apa kau sedang sakit?"

Yoona terdiam sebentar, merasakan apakah ada bagian tubuhnya yang sakit, "Hmm.. tidak. Aku baik-baik saja, tidak ada yang sakit." jawabnya kemudian.

Seohyun berkedip, "Loh, lalu kenapa tadi kau pingsan?"

Yoona mengerutkan alisnya bingung. Lalu, beberapa saat kemudian ia mendapatkan kembali ingatan terakhirnya sebelum kehilangan kesadaran.

"Kau sangat cantik malam ini, Juliet."

A-ah..

"Yoona? Kau baik-baik saja?"

Seketika gadis itu mengibaskan kedua tangannya, "Ti-ah.. maksudku, a-aku tidak apa-apa, sungguh! Aku tadi.. dehidrasi. Ya. Boleh aku minta air minum?"

Seohyun terdiam sesaat, "Baiklah." Ucapnya sebelum akhirnya berjalan mengambilkan minum.

Sesaat Yoona menghela nafasnya lega. Lalu, ia mengibas-ngibaskan tangannya ke wajahnya untuk mengurangi rasa hawa panas yang tiba-tiba dirasakannya. Huft.. Untung Seohyun tidak curiga dengannya.

Sreek!

Dan sepasang mata rusa itu membulat ketika melihat sosok yang baru saja memasuki ruangan.

"Oh, kau sudah sadar rupanya." Ucap Sehun yang mendapati sahabatnya itu sudah bisa duduk santai di atas kasur.

Entah kenapa Yoona justru mengalihkan pandangannya dari pria Oh itu, "Y-ya.. begitulah." sahut Yoona sekenanya.

Melihat respon Yoona yang aneh, dahi Sehun berkerut samar. Namun, ia tidak peduli dan terus berjalan mendekati kasur yang ditempati gadis rusa itu. Lalu ia meletakkan tas bewarna biru laut milik Yoona itu di tepi kasur, "Tas-mu." Katanya singkat.

"Gomawo."

"Kau, sakit apa?

Yoona menoleh ke arah Sehun, "Eh?"

Sehun berdecak, "Kau sakit apa sampai bisa kau pingsan seperti tadi, Yoong?" tanyanya sambil mengambil posisi duduk yang nyaman di kasur sebelah.

"O-oh.. Itu.. Eng..", Yoona pun kehilangan kata-kata, bingung. Matanya melirik kesana-kemari, sampai akhirnya matanya bersibobrok dengan sepasang mata tajam milik Sehun yang menatapnya intens, "A-anu.. a-aku.."

Seohyun diam-diam tersenyum setan si sudut ruangan. Ia sudah lama mengintip dari sana.

"Demam?" tebak Sehun.

"E-eh?"

Telunjuk Sehun menunjuk wajah Yoona yang memerah, "Mukamu merah. Kau demam?"

Yoona seketika meraba wajahnya. Sial, kenapa bisa sangat panas? Sebenarnya, ada apa dengan dirinya?!

Merasa bahwa saat ini adalah timing yang tepat sebagai penyelamat, Seohyun pun akhirnya keluar dari tempat persembunyian, "Minum-mu, Yoona." Ucapnya seraya menyodorkan segelas air putih kepada gadis itu.

"Ah.. terima kasih, Seohyun-ah." Kata Yoona menerima gelas tersebut, lalu menengguk isinya sampai tandas. Ah, itu sangat membantunya.

"Sebaiknya kau pulang saja, Yoona. Sepertinya kau perlu istirahat." Saran Seohyun. Walaupun, ia berani bertaruh bahwa alasan Yoona pingsan bukan karena butuh istirahat, "Yak, Sehun-ah kau juga boleh pulang, sekalian mengantar Yoona. Rumah kalian searah 'kan?"

Yoona menarik nafas panjang, matanya melebar.

"Hm."

"Baiklah, dan ini tiket untuk kalian." Ucap Seohyun seraya menyodorkan empat tiket festival budaya kepada sepasang sahabat di hadapannya.

Yoona dan Sehun menatap horor tiket tersebut. Karena bagi mereka, tiket tersebut adalah tiket dengan tujuan neraka yang bernama 'Memalukan'.

"Ajaklah teman atau keluarga kalian berkunjung.. eh, eng maksudku yaah, bantu-lah yang lain untuk mencari penonton drama kita, ne?"

'Tidak akan!' batin Sehun dan Yoona kompak.

-

"Eng.. sepertinya aku akan jalan kaki saja. Aku ingin cepat sampai ru-"

"Naik mobil lebih cepat dari pada jalan kaki, bodoh." Potong Sehun cepat.

Kali ini Yoona berdiri dari tempat duduknya, "Tidak perlu, aku akan ja-"

Seketika Sehun menahan pergelangan tangan Yoona, "Apa susahnya menunggu 5 menit lagi, eoh?!" gertaknya emosi, ia benar-benar tidak mengerti dengan keadaan sahabatnya sekarang. Apa segitu inginnya dia pulang?

Sedangkan, Yoona tidak dapat mengatakan apa-apa lagi dan pasrah dengan tangannya yang terus dipegang.

"Duduk." Ucap Sehun seraya menarik sahabatnya itu untuk kembali duduk.

Yoona mengangguk patuh, ia kembali duduk.

Namun, tangan Sehun memegang tangan Yoona untuk 5 menit kedepan. Mungkin, bagi Sehun itu adalah bentuk penjagaan agar ia tidak kerepotan mengejar. Tapi bagi Yoona, perlakuan Sehun adalah penyebab dari tangannya yang mulai berkeringat karena tegang.

Semoga jemputan keluarga Oh selalu tepat waktu.

Do'a pun terkabul, sebuah sedan bewarna hitam berhenti di depan halte bus beberapa saat kemudian. Dan itu adalah menjadi sebuah bukti, bahwa jemputan dari keluarga Oh memang tepat waktu.

"Maaf tuan muda, apakah anda menunggu lama?" ucap sang sopir yang tergopoh-gopoh membukakan pintu belakang mobil.

"Tidak." sahut Sehun singkat, "Nanti ambil saja jalan yang melewati kediaman keluarga Im. Dia sedang sakit." Lanjutnya seraya menunjuk Yoona dengan dagunya.

Sang sopir berkedip sesaat, "Ah.. Ba-baik, tuan."

Sehun lalu menarik Yoona maju untuk masuk terlebih dahulu dan melepaskan pegangannya, "Masuklah."

Yoona mengagguk kaku, lalu masuk ke dalam mobil yang disusul oleh Sehun.

Sang sopir pun menutup pintu mobil, dengan gerakan lambat dari biasanya. Karena diam-diam ia bertanya-tanya dalam hati, apakah ia tidak salah lihat kalau tuan-nya bergandengan tangan?

-

"Yo, Sehun! Kau sudah pulang?"

Sehun hanya memutar bola matanya bosan, lalu melanjutkan jalannya menuju kamar.

Tidak terima diacuhkan, Yifan akhirnya mengejar sang adik, "Hey! Kenapa kau sombong sekali dengan kakak-mu, hm? Apa kau masih marah soal game keberuntungan itu?"

"Diam!" sewot Sehun.

Yifan menyengir lebar, "Sudahlah.. toh, kalian berdua sekarang sudah biasa-biasa saja 'kan?" tanyanya.

Sehun tidak menggubris, Ia malas menyahuti orang gila seperti kakaknya itu. Namun, saat jarak yang ditempuhnya sudah mendekati 15 meter..

"Hey, Sehun. Sebentar lagi di sekolah-mu akan diadakan festival budaya ya?"

Seketika Sehun meraba kantong celananya. Tiketnya.. hilang. Sial, di mana kertas laknat itu?! Lalu, ia menoleh cepat ke arah Yifan yang sedang memainkan dua tiket tersebut dengan senyum nista, "Hei! Kembailkan tiket itu, brengsek!" serunya kemudian.

Yifan justru membawa tiket tersebut kabur, "Aku akan memberikan satu tiketnya pada eomma~" ujarnya.

Sehun mendelik, dengan secepat kilat ia mengejar, "Yifannn!"

Dan adegan kejar-kejaran 'tom and jerry' pun dipertontonkan di kediaman keluarga Oh yang megah tersebut.

Tenang saja, hal ini sudah biasa terjadi selama belasan tahun terakhir. Dan - mungkin - terpelihara sampai nanti kedua pria itu menjadi kakek-kakek.

"Eomma~ !"

"Yifannn!"

Sang ibu yang dipanggil pun akhirnya keluar dari kamarnya, dan mendapati kedua anaknya sedang kejar-kejaran memperebutkan seonggok kertas. Ia menghela nafas, "Ya ampun, kalian berdua hentikan! Kalian mau sampai kapan bermain kejar-kejaran terus, eoh?" omelnya.

Keduannya pun berhenti. Walapun, mata Sehun masih mengincar sang tiket dan Yifan yang sibuk mengangkat tiket tersebut tinggi-tinggi. Mungkin, Yifan lupa kalau tinggi mereka hanya selisih 6 senti.

"Lalu, apa yang kalian rebutkan?"

"Tiket festival budaya di sekolahnya." Jawab Yifan seraya menjunjuk adiknya dengan dagu, "Eomma ayo, kita lihat Sehun bermain drama!"

"Benarkan? Sehun-ah, kau akan bermain drama?" tanya nyonya Oh dengan mata berbinar-binar.

"A-ani! A-aku-"

"Itu bohong, lihat saja tiketnya!" sela Yifan cepat.

Seketika nyonya Oh melompat indah untuk meraih dua tiket di tangan Yifan, maklum ibu-ibu lincah memang seperti itu. Dan entah kenapa gerakan tersebut di mata Sehun terlihat bagaikan lambat alias bermode slow motion. Ia lalu ikut melompat - yang juga terlihat seperti slow motion - untuk merebut tiket. Namun, di akhir pertandingan kecepatan dalam slow motion itu gerakan menjadi normal. Ibunya menang, ia berhasil menggapai tiket tersebut.

Sehun menganga sejadi-jadinya.

"Wah, benar! Ayo kita ke sana Yifan!" ujarnya bahagia setelah melihat tiket tersebut.

"Oke!" sahut Yifan seraya mengacungkan jari jempolnya.

Aigoo, Sehun ingin mati saja sepertinya.

.

.

.

TBC.-

Continue Reading

You'll Also Like

27.5K 2.9K 12
lah kok jadi manusia?-Lee Heeseung 2024
900K 51.5K 53
BELUM DIREVISI. "Suutttt Caa," bisik Caca. "Hem?" jawab Eca. "Sttt Caa," "Apwaa?" Eca yang masih mengunyah, menengok ke samping. "Ini namanya ikan ke...
2M 64.4K 52
[Tamat💯] SEQUEL [ZHAFRAN (ON GOING)] jangan lupa mampir jika kalian mau tau kelanjutan dari ini☺ [Wajib follow and komen aku maksa] Siapa sangka per...
23.6K 2.1K 28
[ ON GOING ] Cerita ini tidak hanya menceritakan satu dua keluarga saja melainkan semuanya, keseharian juga suka dan duka para penghuni komplek ini...