Groundhog Day

By vbie94

24.1K 791 51

Andrew sangat menentang perjodohan yang dilakukan oleh orang tuanya, bahkan dia berdoa kepada tuhan agar wani... More

GD-1
GD-3

GD-4

4.6K 199 22
By vbie94

Setelah jadwal padatnya selama seminggu belakangan ini akhirnya gretha punya waktu istirahat, seperti hari ini dia hanya bermalas-malasan dikasur empuk miliknya sambil membaca novel yang baru dia beli.

"Rupanya kau disini" suara seorang wanita mengalihkan pandangan gretha dari novel ditangannya

"Kapan kau datang" ucap gretha sambil kembali melanjutkan bacaannya

"Barusan, aku menghubungi mu tapi nomormu tidak aktif" wanita yang bernama jenny itu sudah ambil posisi duduk disebelah gretha

"Sengaja aku matikan" ucap gretha acuh, ya dia memang sengaja mematikan handphone miliknya karna beberapa hari ini ada seseorang yang selalu mengirimkan pesan-pesan aneh yang sok perhatian untuknya

"Isstt kau ini, gara-gara kau mematikan handphone mu kak fathan jadi menghubungi ku, karna kau tidak mengizinkan bodyguard mu untuk masuk" gretha hanya diam mendengar omelan dari temannya yang merangkap jadi managernya itu, gretha sangat malas kalau sudah menyangkut soal kakaknya yang tukang ngatur hidupnya

"Aku tidak ingin ada yang mengganggu waktu liburku, jadi kau kesini hanya untuk mengatakan itu" jenny sungguh sangat jengkel melihat sifat acuh gretha dengan kesal diambilnya buku yang sedang di baca gretha

"Hei apa yang kau lakukan" gretha melotot kearah jenny yang kini juga sedang melototinnya

"Dengarkan aku, kak fathan menyuruhmu untuk pulang karna nanti malam ada acara makan malam dengan calon tunangan mu" gretha bernapas pelan mendengar tuturan kalimat panjang dari jenny

"Aku tidak mau menghadiri acara tidak penting itu, minggu lalu baru diadakan pertemuan dan sekarang lagi, sungguh tidak ada kerjaan, bilang padanya aku sedang tidak enak badan" gretha mengubah posisi duduknya dengan berbaring, apa yang dia katakan itu memang benar setelah kegiatan yang super sibuk hari ini badannya baru memberontak dan semua sendinya begitu sakit.

"Kau tidak mencari alasankan?" jenny memicingkan matanya kearah gretha yang sudah mendapat posisi nyamannya

"Aku benar-benar sedang tidak enak badan, jadi bisa kau tinggal aku sendiri" gretha bicara sedatar mungkin sambil menutup matanya

"Baiklah, jika kau membutuhkan sesuatu aku ada diluar, hmm... Kau ingin aku buatkan sesuatu?" jenny mendapat gelengan dari gretha dan itu membuat jenny mendesah setelah itu dia memutuskan untuk keluar meninggalkan gretha.

Setelah memastikan jenny sudah keluar dari kamarnya gretha pun membuka matanya dan mengambil posisi duduk dengan bersandar di kepala ranjang, dibukanya laci yang menyimpan satu benda yang tersisa dari kenangan yang dia miliki, dipandangnya terus benda segi empat itu

aku belajar untuk kuat tapi Aku tidak sekuat itu juan, aku masih rapuh bahkan semakin rapuh, aku tidak mau memulainya lagi karna aku tidak mau kehilangan untuk sekian kalinya kau mengerti maksudku kan
gretha mengusap figura yang menampangkan seorang pria sedang memeluk mesra seorang gadis dan mereka saling melempar tawa dan foto itu adalah foto dirinya dan juan mantan kekasih sekaligus sahabatnya.

Gretha memutuskan untuk tidur kembali sambil mendekap foto itu didadanya dia selalu berharap juan akan hadir dalam tidurnya, bukan mimpi buruk yang terus menghantui setiap tidur malamnya.

♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤

"Aku sudah mencoba menghubunginya tapi tidak ada jawaban, maafkan aku om, tante dan kau andrew makan malam kita tidak berjalan lancar" fathan sungguh tidak enak hati karna sikap adiknya yang masih kekanak-kanakan itu, dia berfikir apa manager adiknya itu juga tidak memberi tahu gretha atas pesan yang disampaikannya

"Tidak apa-apa fathan kami mengerti, gretha baru saja melakukan perjalanan jauh dan kegitan lainnya pasti dia sangat kelelahan dan wajar dia butuh waktu istirahat yang cukup bukan" melinda mencoba menenangkan fathan yang sangat kelihatan menahan marah atas perbuatan gretha

"Tapi tetap saja aku tidak enak tante karna aku yang mengundang kalian ke acara makan malam ini"

"Fathan bisakah aku minta alamat gretha" ucap andrew tiba-tiba yang membuat melinda tersenyum penuh arti kearah putranya kini sudah mulai frontal menunjukkan ketertarikan kepada wanita yang akan jadi calon menantu nya itu.

"Tentu" balas fathan.

°
°
°
°

Andrew memukul setir mobilnya dengan kesal bagaimana tidak saat fathan memberikan alamat gretha dengan tampang bloon andrew membaca alamat itu, dan faktanya ternyata gretha tinggal di gedung yang sama dengannya, ahhhh kenapa andrew tidak mengetahui masalah ini juga. Setiba di besmen apartemen dengan langkah lebar andrew berjalan ke kamar apartemen yang di beritahu fathan yang tepatnya satu lantai dari tempat tinggalnya.

Andrew sudah berdiri tepat di depan pintu yang dia ketahui adalah milik gretha tapi ntah kenapa andrew menjadi ragu untuk menemui gretha, fikiran yang mengenai gretha tidak akan menerima kehadiran dirinya atau gretha mengacuhkan dirinya seperti tempo hari, dengan fikiran seperti itu andrew hanya diam didepan pintu tampa dia ketahui pintu didepannya terbuka dan menampakkan seorang wanita yang sedang menatap bingung dirinya

"Kau mencari siapa tuan" suara wanita itu membuat andrew keluar dari lamunannya dan menatap wanita yang kini juga sedang menatapnya

"Ohh astaga kau andrew avendra bukan" andrew melihat wanita itu membulatkan matanya dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya

"Apa gretha ada didalam"
Tanya andrew tanpa peduli dengan keterkejutan wanita yang ada di depannya, jenny hanya menggangguk sebagai jawaban atas pertanyaan andrew karna dirinya masih sedikit terkejut

"Apa kau ingin masuk" mendengar ajakan wanita didepannya dengan sigap andrew melangkahkan kakinya masuk dan meninggalkan jenny didepan pintu, andrew memutarkan pandangannya keseluruh ruangan tapi dia tidak melihat gretha dimana pun

"Gretha dia ada di kamar, apa kau ingin aku membangunkannya?" andrew kembali fokus dengan wanita kini yang sedang berjalan kearah nya

"Tidak perlu aku bisa menunggunya sampai dia bangun, oh ya kita belum berkenalan, andrew avendra" andrew mengulurkan tangannya dan di sambut oleh jenny dengan senyum di bibirnya

"Aku jenny joan, sahabat dan sekaligus manager gretha, aku tidak menyangka bisa bertemu langsung dengan pengusaha sukses sepertimu, kau jauh lebih tampan dari gambarmu di majalah bisnis yang aku lihat" jenny tersenyum malu mengatakan kalimat terakhirnya, tapi memang benar andrew adalah salah satu pria idaman wanita dengan tubuh yang tinggi dan bahu yang bidang serta rahang yang tegas menambah ketampanannya, sangat beruntung sekali gretha bisa mendapatkan pria seperti ini

"Apa kau ingin keluar" tanya andrew yang melihat jenny yang menyandang tasnya

"Ahh iya, aku ada urusan diluar, apa kau tidak apa-apa menunggu disini sendiri" jelas jenny merasa tidak enak hati meninggalkan tamu seorang diri

"Kau pergi saja, aku akan menunggunya ada hal yang ingin aku bicarakan kepadanya" jenny pun berpamit dan meninggalkan andrew.

setelah kepergian jenny kini yang Andrew lakukan adalah memperhatikan setiap sudut ruangan di apartemen gretha, banyak mendali penghargaan yang tersusun di dalam lemari dan rata-rata ajang modeling, dan beberapa figura yang menampakkan gretha yang sedang tertawa bahagia, sangat cantik gumam andrew melihat foto gretha yang tertawa.

Sudah hampir setengah jam andrew berada di apartemen gretha tapi gretha belum juga keluar dari kamarnya, andrew pun memutuskan untuk berbaring di sofa untuk beristirahat sejenak, tapi tiba-tiba andrew mendengar suara pintu terbuka dan disitu andrew melihat gretha keluar dari kamar dengan muka bantal miliknya, sangat jelas gretha tidak menyadari kehadirannya dengan diam andrew memperhatikan gretha yang kini sedang meminum segelas air, andrew terus memperhatikan gerak gerik gretha yang kini sedang berjalan kearah balkon.

Lagi-lagi andrew terpana tapi kini dengan wajah alami milik gretha tidak ada makeup yang menghiasinya sungguh sangat cantik, apa lagi kini gretha sedang merentangkan tangan sambil menutup mata dan tersenyum, angin pun menerbangkan rambut yang berada diwajah gretha, apa dia sedang merasakan semilir angin fikir andrew yang ikut tersenyum.

"Aaaaa...  Kenapa lampunya mati" gretha berteriak kencang saat menyadari lampu tiba-tiba mati di dalam apartemen miliknya, gretha sangat takut dengan kegelepan ingatan di masalalu akan muncul disaat gelap, dengan menangis gretha menutup mata dengan kedua tangannya

"Tenang lah, jangan menangis" ada dekapan yang dirasakan gretha, dia bisa merasakan usapan di punggungnya, dengan ketakutan yang masih dirasakan gretha pun membalas pelukan orang dihadapannya,

"Aku takut... " ucap gretha pelan, gretha bisa merasakan pria di hadapan saat ini semakin kuat memeluknya

"Aku ada disini, jangan takut" ntah kenapa perkataan pria itu membuat gretha menjadi tenang, tidak ada kecemasan yang dia rasakan lagi, gretha begitu nyaman berada di pelukan pria tersebut tanpa tidak menyadari lampu sudah menyala.

"Lampunya sudah menyala" gretha membuka matanya dan benar kini ruangan sudah kembali terang, dengan pelan gretha melepaskan pelukan dari pria itu dan begitu kagetnya siap yang berada di hadapannya kini,

andrew dan gretha masih terhipnotis dengan pandangan mereka yang tidak lepas, angin pun kembali menerbangkan rambut gretha dan andrew pun mengelus rambut panjang gretha dan menaruhnya kebelakang telinga, andrew melangkah semakin dekat kearah gretha dan gretha pun melangkah mundur tapi sayang baru berapa langkah tubuh gretha sudah berada di tepi balkon, kini andrew menaruh kedua sisi tangannya di tepi balkon membuat gretha terkunci ditengahnya, mereka masih saling menatap dengan sangat dekat gretha bisa merasakan hembusan nafas andrew diwajahnya.

"Kau sangat cantik" perasaan apa ini, kenapa jantungnya berdebar dengan kalimat andrew barusan, padahal dia sudah sering mendengar pujian seperti itu tapi kenapa kali ini rasanya berbeda.

"Matamu juga Indah" gretha menutup matanya merasakan hembusan nafas andrew semakin dekat di wajahnya, gretha merasakan ada benda lembab yang menyapu bibirnya dan itu terasa sangat lembut, gretha tidak bisa menahan keseimbangan di kakinya ciuman itu membuat tubuhnya seperti jelly, tapi ada tangan yang memegang pinggangnya dan membuat ciuman itu semakin menuntut, gretha meremas kemeja andrew dengan kekuatan yang masih dia miliki.

ntah kemana akal sehat andrew saat ini, dia tidak bisa menahan sesuatu dalam dirinya melihat kemolekan tubuh gretha, sumpah ini yang pertama baginya biasanya dia bisa mengendalikan dirinya disaat wanita-wanita menggoda dirinya tapi kali ini tanpa digoda dirinya sudah menginginkan wanita yang sedang membalas cumbuannya, sumpah demi apapun gretha harus jadi miliknya. 

"Ohh tuhan apa yang kalian lakukan" teriakan seorang wanita yang menghentikan ciuman panas mereka, dan dengan kasar gretha mendorong tubuh andrew menjauhi dirinya, gretha bisa merasakan wajahnya yang memanas dan andrew yang salah tingkah di sebelahnya sedangkan jenny kini sedang tersenyum menggoda kearah mereka, kenapa aku bisa terhipnotis dengan pria ini umpat gretha dalam hati dengan malu gretha berjalan kearah kamarnya meninggalkan andrew dan jenny.

"Jadi itu yang ingin kau bicarakan dengan sahabat ku tuan" andrew jadi salah tingkah dengan perkataan jenny yang jelas-jelas kini sedang menggodanya

"Nampaknya aku harus pergi" andrew melangkahkan kakinya ke arah sofa dan mengambil jas miliknya

"Gretha memang kelihatan kuat di luar, tapi kau harus tahu dia tidak sekuat yang kita lihat, jika kau semakin mengenalnya yang kau lihat adalah gretha yang rapuh, dia sangat pandai menyimpan kesedihannya tapi dia akan menangis dalam diam dan setelah itu dia akan pura-pura kuat lagi, itu lah yang sering dia lakukan" kalimat jenny berubah serius andrew menyimak setiap perkataan jenny, ntah kenapa hati andrew menjadi gusar

"Tolong jaga sahabat ku, kuatkan dia dengan Cinta yang kau miliki, aku yakin kau lah orang yang tepat untuk diri-nya, aku tidak pernah melihat tatapan seperti itu di mata gretha saat menatap dirimu, cepat atau lambat dia akan menyadari perasaannya, jadi teruslah berada disisinya" sebenarnya jenny sudah berada diapartemen gretha setelah lampu menyala tapi apa yang dia lihat di antara pasangan di hadapannya membuat dia hanya diam. Dia tidak percaya dia akan melihat adegan yang sering dia tonton di TV bisa dilihatnya secara langsung.

"Aku berjanji akan selalu ada untuknya, baiklah aku pamit dulu, ohh ya titip salam untuknya" jenny hanya mengangguk dan mengantar andrew sampai kedepan pintu.

Continue Reading

You'll Also Like

402K 15.5K 45
Takdir yang membawa gadis cantik selalu kena hukuman setiap harinya dari kakak lelaki nya sendiri, karena kenakalan nya dan memiliki sahabat yang sam...
100K 1.1K 39
Follow akun untuk membuka bab-bab terkunci ! . "Oh Jack.., please..." "Please for what?" "Udah, please berhenti.." . [SEQUEL BASTARD!] Warn21+ Cerita...
645K 33.7K 36
Zelina anatasya gadis cantik, pintar, baik, sedikit barbar, periang dan berprestasi, namun keluarganya tak pernah melihat itu semua, gadis yang ada n...
98.9K 11.8K 50
Ini Hanya karya imajinasi author sendiri, ini adalah cerita tentang bagaimana kerandoman keluarga TNF saat sedang gabut atau saat sedang serius, and...