Awi & Juna (Selesai)

By Qiqikiyaaaaa

1.7M 108K 1K

Highest Rank #4 in ChickLit *** Maaf, pernah membiarkanmu berjuang sendirian. -Arjuna Sakha Iskandar- ---- Cu... More

Bagian 0 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 1 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 2 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 3 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 4 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 5 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 6 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 7 - Alwiranda dan Arjuna
Bagian 8 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 9 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 10 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 11 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 12 - Alwiranda & Arjuna
BUKAN UPDATE.
Bagian 13 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 15 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 16 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 17 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 18 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 19 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 20 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 21 - Alwiranda & Arjuna
22 - Intermezzo
Bagian 23 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 24 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 25 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 26 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 27 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 28 - Alwiranda & Arjuna.
??
Bagian 29 - Alwiranda & Arjuna
Bagian 30 - End.
Extra Part 1
Extra Part 2.
Extra Part 3

Bagian 14 - Alwiranda & Arjuna

50.6K 3.4K 13
By Qiqikiyaaaaa

Inilah aku apa adanya. Yang ingin membuatmu bahagia. Maafkan bila ku tak sempurna. Sesempurna cintaku padamu.

(Shiren ft Wisnu - Cinta Kita 🎵)

###

"Awi enggak kenapa-kenapa, kok. Kandungannya juga baik. Tadi cuma kram perut aja mungkin dia. Itu wajar di awal kehamilan. Cuma kalau sakit nya sampai menyebabkan pendarahan, kamu harus segera bawa Awi ke rumah sakit."

###

Arjuna duduk disamping Awi dengan kedua tangannya menggenggam tangan kanan istrinya.

Penjelasan dokter kandungan -teman lama Ibunya- beberapa saat yang lalu membuat ia dirundung rasa sesal.

Merasa lalai dalam menjaga istri juga calon buah hati nya.

Ceklek.

Arjuna menoleh ke pintu, dan melihat Gita berjalan dengan membawa setengah botol Air mineral di tangannya.

"Ngapain lo masih disini?!" tanya Gita menatap tajam Arjuna.

"Awi istri gue. Udah seharusnya gue disini." jawab Arjuna.

"Cih! Istri yang lo sia-sia kan gitu?!" kesal Gita.

"Itu semua salah paham."

"Salah paham gimana, hah?"

"Saya meluk Raina karena . . . ."

Brakkkk!

"Kamu meluk Raina didepan Awi ??!" marah sang Ibu yang entah sejak kapan berada dibalik pintu ruang rawat menantunya.

"Iya. Tapi itu semua salah paham, Mah! Mas bisa jelasin semuanya." ucap Juna membela diri.

"Tunggu sampai Awi bangun. Kalau dia nggak maafin semua kesalahan Mas, Mama juga akan marah sama Mas. Sampai Mas belajar untuk benar-benar menghargai istri!!"

Semua yang ada disana terdiam. Termasuk Ayah Arjuna sendiri.

Ia tidak bisa membela anaknya itu. Tidak juga membenarkan tindakan istrinya yang marah-marah di rumah sakit.

Tidak lama kemudian, muncul sosok remaja laki-laki dan wanita paruh baya masuk ke dalam ruang rawat Awi.

"Nak Gita, gimana keadaan Awi?" tanya Randa menatap khawatir ke arah putrinya.

"Belum siuman. Tapi dia udah enggak apa-apa kok, Bu." jawab Gita tersenyum menenangkan kekhawatiran Ibu sahabatnya itu.

Randa bernafas lega, sebelum akhirnya membalikkan badan menatap anak lelaki yang baru memasuki usia remaja itu. Laki-laki yang menjemputnya dirumah dengan pakaian lengkap sekolahnya.

"Dika, sini masuk." panggil Randa kepada anak tirinya.

Setelah sekian lama tidak pernah mau mengetahui apapun lagi tentang mantan suaminya, baik Awi maupun dirinya mulai untuk membuka lembaran baru.

Hubungan Randa juga mantan suaminya kembali terjalin layaknya sahabat lama. Pun dengan istri dari mantan suaminya tersebut.

Dan ia sudah menganggap Ardika layaknya anak kandungnya.

"Iya, Bu." jawab Dika canggung.

Kemudian mulai melangkahkan kaki, menyalami satu persatu orang yang ada di ruang rawat kakaknya itu.

Arjuna dapat melihat pancaran rindu dari sorot mata adik dari istrinya itu. Kemudian bergeser sedikit, memberi tempat untuk Dika agar bisa disamping Awi.

Ardika tersenyum ke arah Arjuna, mengisyaratkan kata 'terimakasih' dengan mulutnya tanpa mengeluarkan suara.

Arjuna hanya tersenyum menanggapinya.

"Kak Awi." panggil Dika seraya memegang tangan kakaknya yang terasa dingin ditangannya itu.

Awi melenguh. Hingga akhirnya kedua matanya perlahan terbuka.

"Bu, Ka Awi udah siuman." pekik Dika yang langsung membuat kesadaran Awi penuh.

Ia memandang sekeliling ruangan yang serba putih itu. Hingga akhirnya ia ingat kenapa ia bisa ada disini. Kemudian memalingkan pandangannya pada Gita.

"Git, bayi gue. . . " seru Awi dengan suara bergetar.

"Anak kita enggak kenapa-kenapa, Wi." bukan Gita yang menjawab, tapi Arjuna.

Membuat Awi langsung menatap sekilas ke arah suaminya berdiri dengan tatapan yang Arjuna sendiri tidak bisa menilainya.

Ia tidak membalas ucapan suaminya. Tapi tetap berucap syukur dalam hati.

"Ibu sama Dika ko bisa ada disini?" tanya Awi.

"Iya, tadi Dika yang jemput Ibu, Wi. Kamu udah nggak papa?" tanya Randa.

"Engga ko, Bu. Dika tau darimana Kakak disini?"

"Tadi perasaan Dika nggak enak, Kak. Terus Dika langsung telpon kakak. Tapi yang angkat Kak Gita. Bilang kakak di rumah sakit. Jadi Dika izin dari sekolah, langsung jemput Ibu terus kesini." jawab Dika.

"Lain kali jangan gitu lagi, dek. Sekolah itu lebih penting. Mama sama Ayah juga jadi ikut-ikutan kesini. Awi nggak papa ko. Jadi ngerepotin kalian semua." ucap Awi.

"Enggak ngerepotin ko, Wi. Mama sama Ayah khawatir banget sama kamu. Jadi langsung kesini." ucap mama mertuanya.

Awi tersenyum mendengarnya.

"Makasih ya semua."

"Yaudah, Wi. Gue balik dulu deh ya."

"Heem. Makasih udah ditemenin tadi."

"Yaelah, kayak sama siapa aja lo mah. Yaudah, Gita pulang duluan ya, Om, Tante." pamit Gita.

"Hati-hati, nak Gita." ucap Randa saat sahabat putrinya itu mencium punggung tangannya.

"Kamu juga pulang, dek. Ganti baju dulu kalau emang mau kesini lagi. Sekalian anterin Gita." ucap Awi.

"Gue naek taxi aja kali, Wi." tolak Gita.

"Gapapa, kak. Dika juga sekalian ganti baju. Nanti kesini lagi, jemput Ibu." ucap Dika yang kemudian diangguki kepala oleh Awi.

"Yaudah deh."

"Yaudah, Dika pamit dulu semuanya." ucap Dika yang kemudian langsung keluar mengikuti langkah Gita.

"Ayah balik ke kantor lagi ya, Wi."

"Iya, Yah. Makasih udah ditengok. Hati-hati." ucap Awi dan dijawab senyuman oleh Ayah mertuanya.

"Mama sama Ibu kamu mau keluar dulu deh, nyari makan." ucap Mama Arjuna yang mengerti kondisi Awi dan Juna yang membutuhkan waktu berdua.

"Iya, Mah."

Kini, dalam ruang rawat Awi hanya menyisakan dirinya juga Arjuna. Awi yang tidak tau harus bicara apa untuk meluapkan kekecewaannya memilih membalikkan badan, membelakangi sang suami.

Arjuna yang melihat itu hanya bisa terdiam. Sebelum akhirnya ikut berbaring disamping istrinya, dengan sebelah tangan memeluk Awi dari belakang. Mengusap lembut perut Awi, dimana ada calon buah hatinya di dalam sana.

Tubuh Awi menegang, dan Arjuna dapat merasakan itu.

"Maaf. Semua yang kamu lihat, enggak seperti yang kamu fikirkan, Wi."

". . ."

"Oke. Aku emang salah karena peluk Raina. Itu karena aku enggak bisa liat dia nangis. Beberapa hari yang lalu waktu aku pulang telat, itu hari dimana Raina kembali menemui aku."

Awi masih terdiam. Namun di dalam sana, ada perasaan yang membuatnya cukup sesak.

"Aku menyelesaikan semuanya sama Raina malam itu juga. Memutuskan hubungan kami. Tapi, dia malah mengancam akan melukai kamu. Aku enggak takut sama ancaman remeh dia, aku cuma butuh waktu untuk mengetahui cara apa yang mungkin dia pakai untuk menyakiti orang-orang yang aku sayang, Wi. Aku minta maaf karena enggak jujur dari awal sama kamu, sampai akhirnya kamu salah paham gini."

Benarkah??

"Terus, maksud Mas bilang sayang sama dia itu apa??" tanya Awi setelah sekian lama bungkam.

Arjuna tersenyum, setidaknya istrinya itu mau membuka suara.

Kemudian memegang bahu Awi, memutar tubuh istrinya agar menghadap kearahnya.

"Aku emang sayang sama dia, tapi cuma sebagai adik. Sekarang aku lebih sayang sama kamu. Juga calon anak kita." ucap Arjuna seraya merapihkan rambut Awi yang menjuntai dikeningnya.

Haruskah Awi percaya??

Awi terdiam. Tidak tahu harus menaggapi bagaimana.

"Kenapa? Kamu gak percaya?" tanya Arjuna.

"Aku . . ."

"Gapapa kalau sekarang kamu belum bisa percaya sama aku. Cukup lihat perubahan aku aja, rasakan sama hati kamu." ucap Arjuna tersenyum yang mengundang Awi untuk ikut tersenyum pula.

Arjuna semakin mengeratkan pelukannya saat Awi menjatuhkan kepalanya di atas dada bidang sang suami.

Menikmati kebersamaan mereka yang entah sampai kapan.

###

Tbc

Dah ya. Besok aku uts, abis itu lanjut study tour ke jogja. See u 2 week again. Hehe 😅

Continue Reading

You'll Also Like

175K 13.2K 58
Karena gagal taruhan, Sarah harus menerima tantangan dari temannya yaitu dengan mendaftarkan diri di aplikasi kencan online. Siapa sangka, hal itu me...
405K 41.2K 61
"Bagi saya, kamu itu definisi sempurna." ***** Itulah yang dulu Damian Arka Narendra--seorang dokter bedah digestif berusia 35 tahun--sering katakan...
939K 42.8K 35
Nina tidak pernah sedikit pun berpikir bahwa Gilang, laki-laki yang sudah sejak lama dia cintai akan membencinya separah ini. Meski statusnya sudah b...
562K 53.6K 121
Gadis Sekarwangi, tidak pernah menyangka jika rumahtangga yang ia bangun bersama suaminya, Pradipta harus berakhir ditengah jalan karena sang suami k...