Something About You

By matchamallow

4.1M 570K 253K

18+ HISTORICAL ROMANCE (VICTORIAN ERA/ENGLAND) Inggris pada masa Ratu Victoria Sebelum meninggal, ibu dari Ka... More

INTRODUCTION
Sinopsis - Something about This Story
Part 1 - Something about Blackmere Park
Part 3 - Something about True Sadness
Part 4 - Something about A New Hope
Part 5 - Something about Beauty
Part 6 - Something about Dream
Part 7 - Something about Madame Genevieve
Part 8 - Something about Reputation
OFFICIAL ACCOUNT
Part 9.1 - Something About Kindness
Part 9.2 - Something About Kindness
Part 10 - Something About Manner
Part 11 - Something About Rules for Lady
Part 12 - Something About The Season
Part 13 - Something About Scandal
Part 14 - Something About Laugh
Part 15 - Something About the Reason
Part 16.1 - Something About That Man
Part 16.2 - Something About That Man
Part 17 - Something About Gentleman
Part 18 - Something About Heart
PART 19.1 - Something About Lisette
Part 19.2 - Something About Lisette
Part 20 - Something About The Way You Make Me Feel
Part 21.1-Something About Missunderstanding
Part 21.2 - Something About Missunderstanding
Part 22.1 - Something About Distance
Part 22.2 - Something About Distance
Part 22.3 - Something About Distance
Part 23.1 - Something About Gossip
Part 23.2 - Something About Gossip
Part 23.3 - Something About Gossip
Part 23.4 - Something About Gossip
Part 24.1 - Something About Proposal
Part 24.2 - Something About Proposal
Part 24.3 - Something About Proposal
Part 24.4 - Something About Proposal
Part 25.1 - Something About Purpose
Part 25.2 - Something About Purpose
Part 26.1 - Something About Plan
Part 26.2 - Something About Plan
Part 27. Something About The Truth
Part 28 - Something About Chaos
Part 29 - Something About Revenge
Part 30-Something About Another Woman
Part 31.1 - Something About Friendship
Part 31.2 - Something About Friendship
Part 31.3 - Something About Friendship
Part 32.1 - Something About Betrayal
Part 32.2 - Something About Betrayal
Part 33 - Something About Seduction
Part 34.1 - Something About The Fear
Part 34.2 - Something About The Fear
Side story/ POV Raphael
Part 35.1 - Something About Happiness
Bab 35.2 - Something About Happiness
Part 36 - Something About Boundary
Part 37 - Something About Carlisle
Part 38 - Something About True Sadness
Part 39 - Something About Awakening
Part 40 - Something About Lost
Part 41 - Something About Hopeless
Part 42.1 - Something About Keele
Part 42.2 - Something About Keele
Bab 43 - Something About Doubt
Part 44 - Something About Invitation
Part 45.1 - Something About Love and Confession

Part 2 - Something about Rejection

110K 13.4K 719
By matchamallow

"Dua orang gadis mencariku?"

Raphael Fitzwilliam, Marquess of Blackmere keempat merasa keheranan tapi ia tidak terlalu menunjukkan hal itu di wajahnya. Ia sudah terbiasa tidak menunjukkan terlalu banyak ekspresi pada para pelayan yang bekerja di estatnya selama bertahun-tahun kecuali dua ekspresi berikut: ekspresi tidak senang dan tidak berekspresi. Tidak pernah sekalipun penghuni estat itu melihat lordnya tersenyum, apalagi tertawa selama beberapa tahun terakhir ini.

"Benar, My Lord. Katanya mereka adalah anak perwalian anda." kepala pelayan Raphael menjelaskan.

"Anak perwalian?!" Derek Vaughan, Viscount Vaux of Harrowden, satu-satunya teman yang sering mengunjungi Raphael hampir saja menyemburkan brandy yang diminumnya.

"Suruh saja salah satu dari mereka masuk kalau begitu." perintah Raphael dengan tenang.

"Anak perwalian?!" ulang Derek setengah heran setengah tertawa. "Apa kau benar-benar memiliki anak perwalian, Rafe?"

"Seingatku tidak pernah."

"Aku benar-benar penasaran. Apa gadis-gadis ini hanya berpura-pura agar bisa bertemu denganmu? Tapi kalau mereka berpura-pura, cara yang mereka pakai amat menarik," ujar Derek. "Dan jika benar mereka gadis-gadis muda, ibu mereka pasti amat gila menyerahkan perwalian kepadamu."

"Memangnya ada yang salah denganku?"

"Kau seorang pria."

"Lalu?"

"Kau bertanya lagi, Rafe? Kau seorang bujangan dan hidup sendirian di tempat ini. Menitipkan anak gadis padamu sama saja seperti memasukkan rusa ke kandang harimau." jelas Derek sambil mengambil tempat duduk di sofa dengan santai.

"Perumpamaan itu lebih tepat jika mereka dititipkan padamu, Derek. Kau tidak pernah memilih-milih wanita." balas Raphael kesal.

"My Lord, Miss Kaytlin de Vere."

Percakapan mereka terinterupsi oleh kedatangan kepala pelayan tadi diikuti oleh seorang gadis berpakaian serba hitam. Gadis itu tersenyum dan memberikan salam hormat dengan sedikit membungkukkan tubuhnya. Tampaknya gadis itu dididik dengan kesopanan meski sebenarnya tata cara perkenalan mereka salah. Menurut etika dalam masyarakat ton Inggris, seorang Lady tidak boleh memperkenalkan dirinya sendiri kepada seorang laki-laki. Harus ada wanita lain yang lebih tua yang memperkenalkan mereka, tapi siapa juga yang peduli. Raphael sudah lama acuh tak acuh pada aturan bodoh yang berlaku di masyarakat.

"Miss de Vere, apa kau sedang berkabung?" Raphael mulai bertanya merujuk pada gaun serba hitam yang dipakai gadis itu.

Kaytlin mendongak dan menatap lurus pada pria yang sedang duduk tegak di balik meja kerja ruangan tersebut. Ia mendapati bahwa bayangannya tentang Marquess of Blackmere sama sekali berbeda dengan bayangannya sebelum bertemu pria itu. Dalam bayangan Kaytlin, pria itu sudah tua, kira-kira berumur lima puluhan. Tapi ternyata yang ada di hadapannya saat ini kemungkinan malah jauh lebih muda usianya dibanding ibu Kaytlin sendiri.

Marquess of Blackmere bisa dikategorikan...menarik, wajahnya tampan meski dingin tanpa sedikitpun senyum. Rambut hitam pria itu tertata rapi dan potongannya pendek tanpa cela mencerminkan tipikal perfeksionis. Pakaian yang dikenakannya tidak terlalu formal memang. Hanya kemeja putih yang terkancing rapi tanpa cravat dan rompi berwarna hitam. Hitam sepertinya menjadi warna yang mendominasi di sini. Sesuai dengan nama gelar pria itu. Furniture dan perabotan mulai dari pintu masuk hingga ruang kerja sebagian besar berwarna gelap.

"Kedua orangtua kami baru saja meninggal bulan lalu, My Lord." jawab Kaytlin sambil berusaha terus tersenyum dan menjaga suaranya tetap tenang. Perasaan sedih itu selalu muncul setiap mengingat bahwa kedua orangtuanya tidak ada lagi di dunia ini.

"Aku tidak mengenalmu, Miss de Vere. Siapa kau hingga berani menyatakan bahwa aku adalah walimu?"

Sungguh balasan pertanyaan yang amat sinis. Kabarnya bangsawan identik dengan tata krama, tapi lord yang satu ini sungguh membuat Kay terkejut. Pria ini dan ibunya dulu sahabat dekat? Agak sulit mempercayainya karena ibu Kaytlin wanita yang periang.

"Percayalah bahwa aku juga memikirkan hal yang sama. Tapi sebelum meninggal, ibu kami memberi petunjuk bahwa aku dan adikku memang harus mencarimu."

"Ibumu?" Raphael memicingkan mata.

"Ibuku Josephine de Vere. Mungkin anda mengenalnya. Nama gadisnya sebelum menikah adalah Josephine Elizabeth Forthingdale."

"Josephine...sudah meninggal?" Lord Blackmere terlihat terkejut.

Kaytlin mengangguk pelan.

Lord Blackmere terdiam. Mungkin benar bahwa ibunya memang bersahabat dengan pria itu. Kaytlin menoleh ke arah sofa dan baru tersadar bahwa ada orang lain di ruangan itu menatapnya. Pria berambut coklat itu tampak lebih santai dan tidak memancarkan tatapan curiga seperti sang Marquess. Ia bahkan tersenyum sehingga kegugupan Kaytlin berkurang.

"Aku tidak bisa langsung mempercayaimu, Miss de Vere," komentar Lord Blackmere membuat Kaytin menoleh lagi ke arah semula. "Apa kau memiliki bukti bahwa kau benar anak dari Josephine? Kau bahkan tidak memiliki kemiripan dengannya. Bisa saja kau mengarang cerita bahwa Josephine sudah meninggal. Tidak sedikit yang tahu bahwa dulu aku dan Josephine adalah sahabat dekat."

"Ta...tapi itulah kenyataan yang sebenarnya, My Lord. Mama sudah meninggal bulan lalu karena sakit memikirkan Papa yang sebelumnya juga sudah mendahului meninggalkan kami. Aku tidak mirip dengan Mama karena aku lebih mewarisi ciri-ciri Papa tapi..."

"Cukup," sela Lord Blackmere. "Aku baru sadar kau memang mirip dengan dia. Tidak usah menjelaskan lagi dan lupakan saja semua ini, Miss de Vere. Aku tidak mau menjadi walimu apalagi mensponsorimu untuk season." cetus Raphael tiba-tiba.

Kaytlin langsung membeku di tempatnya berdiri.

Marquess of Blackmere seketika berubah tidak senang? Apa Kaytlin salah ucap tadi?

"A...Aku tidak mengharapkan anda akan mensponsoriku karena usiaku sendiri juga sudah terlambat untuk menikah, tapi kumohon anda bersedia mensponsori Lisette. Dia masih berusia delapan belas tahun dan aku ingin ia mendapatkan kesempatan..."

"Keluar, Miss de Vere."

"Kumohon, My Lord," tanpa sadar Kaytlin mendekat selangkah karena panik. "Aku ingin menawarkan kesepakatan jika anda setuju untuk menerima Lisette. Apapun akan kulakukan untuknya." ia mengangguk-angguk.

"Miss de Vere..."

"Blackmere...." Derek menyebut Raphael dengan gelarnya karena mereka tidak sedang berdua. Ia mendekati Raphael perlahan sehingga percakapan itu hanya terdengar oleh mereka berdua. "Kurasa kau harus dengarkan lady ini baik-baik dulu. Berikan ia kesempatan. Bukan salahnya kalau ia mirip dengan orang itu."

Suasana menjadi hening karena semua menunggu reaksi Raphael. Ia menoleh kembali pada Kaytlin sambil mengerutkan dahi yang membuat alis gelapnya bertautan. "Jadi apa yang kautawarkan?"

Kaytlin menelan ludah karena gugup. "Aku tidak memiliki barang berharga apapun sebagai ganti biaya Lisette selama season nanti bahkan Papa dan Mama tidak menyiapkan mas kawin untuknya, jadi aku hanya bisa menawarkan diriku."

Alis Raphael semakin mengerut sementara Derek tercengang mendengar pernyataan Kaytlin. Mereka berdua menatap Kaytlin penuh penilaian. Mulai dari rambut hitam Kaytlin yang dijepit asal-asalan lalu turun menuju gaun hitam besar yang menutupi tubuh Kaytlin dari leher hingga kaki. Sungguh pemandangan yang suram. Wajah gadis itu tidak bisa dikatakan jelek tapi ia juga tidak memiliki kecantikan yang menakjubkan. Terlalu biasa. Yang menarik hanya bibirnya yang merah tanpa pewarna. Sungguh kontras dengan gaun hitam yang dipakainya.

"Apa kau serius dengan penawaranmu itu, Miss de Vere?" tanya Raphael.

"Tentu saja aku serius. Memangnya..." Kaytlin kebingungan menatap reaksi kedua pria di depannya bergantian. Marquess of Blackmere memberinya tatapan mencemooh yang dingin sedangkan yang satunya seperti tersenyum berusaha menahan tawa sambil terus memandang tubuh Kaytlin dengan tidak sopan. Seketika Kaytlin mengerti apa yang kedua pria itu pikirkan dan ia pun merasa panas menjalar ke wajahnya karena menahan malu. "Anda mengira...mengira...saya menjual diri pada anda?"

"Jadi bukan itu?"

"Tentu saja bukan," Kaytlin hampir saja berteriak. "Aku bermaksud menawarkan jasaku. Saat Mama masih hidup, beliau selalu memuji masakan serta pekerjaan rumahku. Kuharap keterampilanku akan berguna di sini." jelas Kaytlin.

"Sayang sekali, estatku ini tidak memerlukan pelayan lagi. Bahkan berlebihan sebetulnya, hanya saja aku tidak bisa memberhentikan mereka karena mereka sudah bekerja saat ayahku, marquess sebelumnya, masih hidup."

"Tapi, My Lord..."

"Pembicaraan ini sudah selesai, Miss de Vere. Pulanglah."

***

Ton adalah sebutan untuk masyarakat kelas atas London.

Season adalah perayaan tahunan yang diadakan di London setiap musim panas berlangsung. Biasanya identik dengan pesta dansa dan sosialisasi. Di sana para lady yang belum menikah akan berusaha melakukan perburuan untuk mendapatkan suami.

Wali adalah orang yang ditunjuk untuk merawat anak yang kehilangan kedua orangtuanya. Biasanya kerabat atau teman dekat. Jika anak perwalian adalah perempuan, maka wali diharapkan untuk mensponsori mereka selama berlangsungnya season. Lalu apa keuntungan menjadi wali? Tidak ada. Mereka melakukannya karena kewajiban atau juga bisa karena rasa hormat pada orang yang menunjuk mereka sebagai wali.

❤❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

321K 48K 75
"Became the Most Popular Hero is Hard" adalah judul novel yang saat ini digemari banyak pembaca karena memiliki visual karakter dan isi cerita yang m...
613K 28.4K 13
TERSEDIA DI PS, KUBACA APP, KARYAKARSA Temui Ameera, gadis matang berusia dua puluh empat tahun yang jutek dan idealis. Baginya, kemapanan dalam hidu...
Perfect Enemy By sita1985

Historical Fiction

1M 85.4K 43
Seri kedua dari perfect series. bagi new reader diharapkan baca Unperfect Love (UL) dulu (Private) Earl of Hemington seorang lord dengan wajah tamp...
396K 36K 64
Kalaupun ada kehidupan kedua,Emily mungkin lebih memilih mati. Namun,setelah mati Emily benar benar menjalani kehidupan keduanya sebagai anak dari Du...