stupid ; kth

By mondayinjuly

254K 29.2K 10.9K

[Akan di revisi] Hanya penggalan cerita bodoh dari gadis bodoh... 17+ Desember 2016 - Maret 2017 More

stupid
001
002
003
004
005
006
007
008
009
HBD Taetae
010
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
025
026
027
028
029
030
031
032
033
034
035
036
037
038
039
040
041
042
043
044
045 | ending
Stupid fact's
alt ending pt. 2 Taehyung
epilogue
untold story pt 1
untold story pt 2
untold story pt 3
special chapter

alt ending pt. 1 Jimin

3K 517 217
By mondayinjuly

Kau terbangun karena tangis dalam mimpimu.

Kesedihan yang biasa selalu kau pungkiri di waktu kau terjaga. Tak pernah bisa kau hindari disaat lelapmu.

Kau merasakan kekosongan di dadamu karena kehilangan seseorang. Namun kau sendiri tak tau, untuk siapa ruang kosong itu.

Kau tak tau kau merindukan siapa.

Jimin atau taehyung?

Kau lelah dengan semuanya.
Kau ingin ada orang yang memelukmu dan mengatakan ini sudah berakhir dan kau akan baik-baik saja.

Kau kesepian, selama satu tahun lebih ini, kau terus menutup dirimu dari orang lain, kau kembali menjalani kehidupan anti sosialmu. Seluruhnya menjadi kau yang dulu. Kemana-mana kau selalu sendirian. Kau bahkan sedikit mengurangi aktivitas diluar, dan lebih sering mengurung diri di kamar, berselancar di dunia maya, dari pagi hingga pagi lagi.

Insomniamu semakin parah. Tapi kau bersyukur, dengan bermain internet, perhatianmu menjadi teralihkan. Kau bahkan mendapatkan teman-teman baru disana, yang bisa kau ceritakan apapun. Salah satunya Ega, seorang gadis keturunan Indonesia yang kini menetap di Belgia. Kalian, bertemu secara kebetulan karena game online. Dari situ kalian menjadi sangat dekat.

Kau dengan jujur menceritakan semua kisahmu kepada Ega. Ega jugalah yang menjadi teman yang menghiburmu setahun yang lalu saat kau melewatkan malam yang kau anggap paling kritis di hidupmu. Malam tahun baru itu, kau di hibur oleh Ega yang berada di Belgia dengan menceritakan hal-hal lucu yang di alaminya. Untuk itulah, kau bersyukur memiliki teman sepertinya.

***

Saat itu musim semi dan kau tengah menikmati soremu dengan menonton drama korea favoritmu di tv, saat ponselmu berdering dan nomor yang amat kau kenal tertera disana. Matamu berbinar. Tak ingin membiarkan orang itu menunggu lama, kau langsung menjawab panggilan telepon itu.

"Hai Jim!" Suaramu cerah. Bahkan senyuman manis terukir disana. Harus kau akui, kau merindukan Jimin.

"Hei apa kabar?"

"Aku baik saja. Bagaimana denganmu?"

"Aku baik. Hey kau punya waktu nanti malam? Kebetulan aku sedang berada di Seoul. Aku ingin bertemu denganmu."

Dari kabar yang kau dengar, Jimin memang sudah 8 bulan ini pindah ke Busan. Dan sejak saat itu kau tidak pernah bertemu dengannya. Kalian juga tak pernah saling menghubungi sejak malam tahun baru kemarin. Dan saat ini Jimin rupanya sudah memaafkanmu, jadi dengan cepat kau menjawab ajakannya. Itu patut dj syukuri.

"Baiklah, kupikir aku punya waktu."

"Bagus, aku akan menunggumu di cafe, jam 20.00." Ucapnya.

Saat Jimin mengakhiri panggilannya, kau melirik weker di nakas, pukul 19.30. Dengan segera kau langsung berlari kamar mandi.

***

Saat kau tiba di cafe, Jimin sudah menunggumu, pemuda itu duduk di sudut cafe, yang agak temaram. Saat melihatmu muncul dia melambai kearahmu, senyum terukir indah di wajah tampannya.

Jimin masih sama seperti dulu, hangat, ramah dan tampan.

Matamu tak lepas dari sosoknya saat kau berjalan mendekatinya. Kau duduk tepat di depannya, kau sangat ingin memeluknya, kau sangat merindukan sosok Jimin selama setahun lebih belakangan. Tapi kau menahan keinginanmu. Kau memang merindukan jimin, tapi bukan berarti kau mencintainya, kau hanya ingin bersahabat dengannya. Yeah, kau tak ingin kehilangan sosok Jimin yang hangat dan penyayang dalam hidupmu.

Selama 15 menit sambil menunggu makanan yang kalian pesan di antarkan, kau dan Jimin saling bertukar kabar masing-masing, kalian tertawa bersama layaknya seorang teman lama, bahkan waktu tiga jam yang kalian habiskan disitu terasa tidak cukup untuk menebus semua waktu yang kalian lewatkan selama satu tahun ini.

Kau hampir menghabiskan makananmu, ketika Jimin bertanya.

"Apa makanannya enak?"

Kau menyeruput kopimu yang masih setengah cangkir lalu menjawab.

"Makanannya enak, tapi kopinya aku kurang suka, awalnya memang manis tapi belakangan pahitnya yang lebih terasa." Jawabmu sambil lalu.

Tapi tanggapan Jimin sungguh diluar dugaan.

"Sama seperti berpacaran iya kan? Awalnya saja yang manis."

Kau kaget mendengar tanggapan Jimin, kau bahkan sedikit terbatuk karena kopimu. Kau menatap wajah Jimin dan wajahnya tengah menahan senyuman.

Melihat mimik wajahnya, kau jadi ikut tersenyum, bahkan kau tertawa. Kalian tertawa. Bersama-sama kalian menertawakan pernyataan Jimin yang sudah pasti benar.

Yah, karena memang seperti itulah kenyataannya. Cinta memang selalu manis di awal, sampai kemudian cinta itu sendiri memunculkan banyak rasa. Ada manis, asam, asin, seperti kata iklan permen di televisi yang katanya ramai rasanya. Kadang cinta memang berakhir manis pada ujungnya, tapi tak jarang juga pahitlah yang kau rasakan.

Setelah merasa cukup menertawakan kenaifan kalian dulu, Jimin lalu menawarkan diri untuk mengantarkanmu pulang. Jika saja kau bisa menolak, tentu kau ingin menolaknya tawarannya dan memilih menghabiskan waktu dengan Jimin semalaman ini, tertawa dan bahagia bersama, sayangnya itu tidak mungkin kau lakukan.

***

"Masuklah, sudah malam." Usul Jimin saat berada di depan pintu apartemenmu.

Kau sangat ingin mengajaknya masuk, tetapi hatimu merasa janggal jika melakukannya.

"Baiklah, kuharap kita bisa punya lebih banyak waktu mengobrol seperti tadi Jim." Ucapmu sambil menampilkan senyum terbaikmu.

"Aku juga berharap demikian. Terima kasih sudah meluangkan waktu untukku."

"Tentu saja, aku juga berharap demikian."

"Baiklah, kalau begitu, aku permisi?"
Kau mengangguk, dan Jimin memutar tubuhnya kembali menuju elevator.

Kau menatap punggungya lama, ada sesuatu dalam hatimu yang ingin sekali kau ucapkan, tapi terlalu sulit bagimu untuk di ungkapkan dengan bibirmu.

Kau mengejar Jimin sampai ke pintu elevataor.

"Jim?"

Jimin berbalik.

"Ya?"

Bibirmu keluh. Sesuatu itu menggantung di ujung lidahmu. Akhirnya, hanya inilah yang bisa kau ucapkan...

"Selamat malam, hati-hati di jalan."

"Oh, iya..." Jimin tersenyum. "Selamat malam juga."

Pintu elevator terbuka, dan Jimin masuk kedalamnya masih dengan senyuman hangatnya sampai pintu elevator memutuskan kontak kalian.

***

Kau berjalan ke arah kamarmu pelan, langkahmu terasa ringan, satu harapan membuncah di dadamu, kau bahagia bisa bertemu dengan Jimin lagi, dan hubungan kalian kembali membaik. Tidak seperti dulu saat kalian masih berpacaran tentu saja, tapi lebih baik, karena sekarang kalian menjadi sajabat.

Kau baru saja menarik selimut, bersiap untuk terlelap saat tiba-tiba ponselmu berdering.

Tanpa melihat layarnya, kau langsung menjawab panggilan itu. Kau tau itu pasti Jimin, yang entah mengapa meneleponmu.

"Hai, kita baru saja berpisah, tapi kau sudah merindukanku?"

Terdengar tarikan napas di seberang sambungan telepon.

Kemudian disusul suara husky merdu yang kau kenali.

"Ya, aku merindukanmu. Bisa kita bertemu?"



_계속_

*Maaf telat up ya gengs
Haha gue mager ngetik 😅
Oiya, alternative ending di bagi dua soalnya kalo di satuin jadinya panjang.
😏

Continue Reading

You'll Also Like

147K 4.9K 100
'How I obsessively adore you' ˏˋ°•*⁀➷ started➛30/03/2024 finished➛ ˏˋ°•*⁀➷ cover by me x
429K 25.9K 85
Y/N L/N is an enigma. Winner of the Ascension Project, a secret project designed by the JFU to forge the best forwards in the world. Someone who is...
282K 9.5K 107
She was a capitol elite. He was the youngest victor in history. Their friendship was frowned upon, but their love was forbidden. Extended Summary Ins...
1.1M 38.2K 63
𝐒𝐓𝐀𝐑𝐆𝐈𝐑𝐋 ──── ❝i just wanna see you shine, 'cause i know you are a stargirl!❞ 𝐈𝐍 𝐖𝐇𝐈𝐂𝐇 jude bellingham finally manages to shoot...