anonymous (Fanbook Version ON...

By kookconut

340K 57.5K 11.5K

[UNDER REVISION] Tidak hanya merasa terganggu, namun Jeon Jungkook mengalami frustasi terhadap Post-It yang... More

โ a n o n y m o u s โž
โœ‰; i
โœ‰; ii
โœ‰; iii
โœ‰; iv
โœ‰; v
โœ‰; vi
โœ‰; vii
โœ‰; viii
โœ‰; ix
โœ‰; x
โœ‰; xi
โœ‰; xii
โœ‰; xiii
โœ‰; xiv
โœ‰; xv [end]
+before everything+
+the shy girl+
+jungkook is a jerk+
+the tragedy+
ยทlong conversationยท
ยทregrets and a sinnerยท
โ€ขblood, sweat, and tearsโ€ข
โ€ขThe End: Sufferingโ€ข
โ e p i l o g u e โž
(โ—•โ€ฟโ—•โœฟ๏ผ‰
โ˜†ใƒŸBEHIND THE SINSโ˜†ๅฝก
โ—• I N C O G N I T O โ—•
[1] His Presence
[2] Her
ummm, hi? เซฎโ‚ หƒ โค™ ห‚ โ‚Žแƒ
โ˜†Introductionโ˜†

+silence+

9K 1.7K 298
By kookconut

Taehyung mengetuk pintu mahogany di hadapannya sebanyak tiga kali. Pemuda itu lantas menelan salivanya canggung, pikirannya mulai berkeliaran kemana-mana. Itu soal alasan kenapa Hyungsik tiba-tiba saja memanggil Taehyung ke ruangannya. Semoga saja tidak ada sangkut pautnya soal kejadian menjijikan yang dilakukan Hyungsik dua minggu lalu.

Begitu lah yang diharapkan oleh Taehyung.

"Masuk!" Sahut seseorang dari dalam, membuat Taehyung dengan ragu memutar tuas pintunya.

Pintu terbuka setengah, aroma lemon-mint menguar di indera penciuman Taehyung. Pendingin ruangan yang diatur dengan suhu rendah menyapa permukaan kulit pemuda tinggi itu.

Taehyung menutup pintunya, sengaja dibiarkan tidak terlalu rapat untuk mencegah hal buruk yang bisa saja terjadi. Entahlah, kegiatan kotor yang Hyungsik lakukan terus terngiang di dalam pikiran Taehyung.

Dan itu membuatnya aneh.

"Bisa tutup dengan rapat? Ruanganku bisa tidak dingin kalau pintunya terbuka," ujar seorang pria yang sedang duduk sambil mengetik sesuatu di laptop.

Taehyung mendecih pelan sebelum menuruti perkataan pria itu. Kemudian ia berjalan dengan gontai menghampirinya.

"Ada apa memanggilku, Hyungsik-nim?" Tanya Taehyung langsung, ia ingin segera pergi dari ruangan itu.

Hyungsik memandang Taehyung, lalu tersenyum ramah. "Duduklah."

Taehyung menjilat bibirnya yang terasa kering. "Ngg... tidak apa-apa. Aku bisa berdiri. Di kelas aku sudah terlalu banyak duduk─"

"Duduklah," ulang Hyungsik, sedikit memaksa dan mempertegas nada bicaranya.

Taehyung mengangguk, lalu duduk pada kursi yang berhadapan dengan Hyungsik. Pandangan Taehyung hanya terpaku pada pangkuannya sendiri, enggan menatap gurunya yang sedang berbicara.

"Kim Taehyung, lihat ini," Hyungsik menyodorkan selembar kertas di atas meja, membuat perhatian Taehyung teralihkan.

"Apa itu?"

"Hasil nilaimu di pelajaranku. Semuanya buruk, sangat buruk. Bahkan untuk hasil remedialnya tidak ada yang berbeda. Bagaimana bisa aku memberi laporan pada Hwayoung-ssi  nanti?" Hyungsik menggelengkan kepalanya, kemudian melipat kedua lengannya di dada.

Taehyung terdiam, terlalu terkejut melihat nilai-nilainya yang sangat anjlok itu. "Bagaimana bisa? Padahal aku sudah belajar."

"Hanya kau yang nilainya seperti itu. Kau kalah jauh dengan teman sebangkumu yang bernama Jeon Jungkook. Dia ternyata seorang yang jenius."

Mendengar pernyataan itu, Taehyung mengangkat wajahnya. Kedua netra kelamnya menatap nanar pada Hyungsik. "Jungkook?"

"Ya, dia adalah murid yang cerdas. Tidak seperti kau," lanjut Hyungsik meremehkan, membuat kedua pipi Taehyung memerah seolah darahnya memanas.

"Lalu, apa aku harus mengikuti remedial lagi?" Tanya Taehyung seraya meletakkan kertas nilainya di atas meja.

"Kau sudah melakukannya lima kali. Sepertinya aku harus memanggil orangtuamu untuk diberi bimbingan khusus," ujar Hyungsik tenang.

Taehyung menggeleng cepat. "Jangan! Apa yang akan kau lakukan? Orangtuaku sedang sibuk bekerja di Busan. Ada cara lain?"

Hyungsik menyandarkan punggungnya pada bantalan kursi kerjanya, mengetuk keningnya dengan ujung jari seolah sedang berpikir. "Nenekmu saja?"

Taehyung membuka bibirnya, bukan untuk bicara. Ia sedang menahan rasa pilu yang mendera di hatinya ketika mendengar kata 'nenek' mencelos dari bibir Hyungsik. "A-aku tidak bisa."

Hyungsik menegakkan punggungnya. "Kenapa? Supaya ada walimu yang tahu betapa cerobohnya kau meremehkan pelajaran."

Kedua telapak tangan Taehyung menyatu secara refleks di depan wajahnya, matanya ikut terpejam seakan-akan ia memohon dengan sangat. "Nenekku sedang sakit! Kumohon, jangan buat pikirannya semakin terganggu."

"Lalu, apa kau sendiri punya solusi lain?"

Taehyung mengerjap, sejenak ia berpikir apakah cara licik yang ada di dalam otaknya dapat disetujui oleh Hyungsik.

"Aku akan membantumu agar bisa lebih dekat dengan Jungkook," Kalimat itu terlontar tanpa kehati-hatian dari bibir Taehyung.

Hyungsik memiringkan kepalanya. "Apa yang kau bicarakan?"

"Kau menyukai Jungkook, 'kan?" Tanya Taehyung, terdengar mengintimidasi.

"Jangan sok tahu," jawaban Hyungsik bertolak belakang dengan wajahnya yang kini sudah memerah karena malu.

"Ah, seharusnya kufoto saja kegiatan kotor yang kau lakukan dua minggu lalu. Aku hanya sempat menyaksikannya sebentar," ujar Taehyung memalingkan wajahnya.

Hyungsik bangkit dari tempat duduknya, menghampiri Taehyung dan menarik kerah seragam pemuda itu. "Apa yang kau lihat?!"

Tangan Taehyung tidak tinggal diam, ia singkirkan tangan Hyungsik darinya. "Santai. aku pun suka melakukannya. Itu wajar dilakukan oleh seorang laki-laki. Tapi yang kupikirkan itu wajah seorang gadis cantik. Tapi kau? Kenapa Jungkook?" Katanya kemudian tertawa terbahak-bahak.

Hyungsik mengepalkan kedua tangannya setelah dipermalukan oleh murid sialnya itu. "A-aku memang memiliki obsesi yang aneh terhadap Jungkook. Masalah buatmu?"

"Tapi, Jungkook itu sama denganmu. Seorang laki-laki tulen. Apa yang kau lihat darinya?" Taehyung terbatuk, tersedak air liurnya sendiri.

"Semuanya. Semua tentang Jeon Jungkook, aku begitu menyukainya. Dari parasnya yang tidak pernah bosan kulihat sampai pada kepribadiannya yang tidak banyak tingkah. Kupikir dia sangat menarik dan menggemaskan," Hyungsik menjelaskan tanpa mengendalikan urat malunya, tatapan pria itu memandang kosong karena pikirannya sedang membayangkan sesuatu.

"Untuk ukuran seorang laki-laki, tubuhnya juga terbentuk dengan proposional. Aku sering mandi bersamanya sesaat setelah latihan basket," Taehyung menambahkan rincian soal Jungkook dengan maksud menggoda Hyungsik.

"Apa?! Cih, kau sangat beruntung," pekik Hyungsik seraya menepuk pelan kepala Taehyung.

"Kalau Hyungsik-nim mau, aku bisa mewujudkannya. Asal dengan satu syarat. Apapun yang terjadi dengan hasil nilaiku sekarang atau nanti, kau harus membuatnya menjadi bagus. Tidak ada remedial. Dan tidak ada panggilan untuk orangtuaku!" Taehyung tersenyum miring.

Dengan hasratnya yang menggebu, Hyungsik tidak perlu berpikir panjang soal keinginan Taehyung yang kurang ajar itu. Kepalanya mengangguk dengan yakin. "Aku setuju. Tapi kau punya suatu tugas."

Taehyung membulatkan mulutnya, "wah, senangnya! Baiklah apa itu?"

"Aku ingin kau memberikan Jungkook sebuah post-it  di lokernya. Kalau bisa setiap hari. Isi pesannya biar aku yang memikirkannya. Tapi kau mengirimkannya ke loker Jungkook," Hyungsik memberi jeda untuk menjilat bibir bawahnya yang terasa kering. "Namun pastikan tulisannya harus bagus, bagaimanapun caranya."

"Hanya itu?" Tanya Taehyung memastikan.

"Ya. Mudah, bukan? Tapi jangan sampai bisnis kita diketahui oleh orang lain. Siapapun itu, kau harus merahasiakannya," gertak Hyungsik sebelum ia mendekatkan bibirnya di telinga Taehyung. "Atau kau tidak akan segan ku bunuh."

Taehyung menelan salivanya dengan susah payah, menganggap ancaman Hyungsik benar-benar serius. Ia pun mengangguk kaku. "Y-ya, aku mengerti."

"Yasudah. Kau boleh keluar."

Hyungsik mempersilahkan Taehyung untuk angkat kaki dari ruangannya. Pria muda itu melonggarkan dasinya guna mendapat udara lebih untuk pernapasannya yang sempat terganggu.

Bukan karena penyakit, tetapi ia sempat kalut atas kesaksian yang muridnya lakukan. Ia telah ceroboh tapi ternyata membuahkan hasil yang cukup manis ke depannya.  Bahwa ia tidak perlu repot menyatakan perasaannya pada Jungkook melalui post-it yang rencananya akan diberi teka-teki. Karena Taehyung akan membantu menyalurkannya.

Sementara Taehyung, ia merasa lega dengan keputusan yang dibuatnya bersama si guru super aneh tadi.  Entah kenapa, ia berpikir kalau sebentar lagi Jungkook akan hancur. Tidak hanya dalam segi reputasi, tetapi juga harga dirinya.

Taehyung merasa, ia akan meraih sebuah kemenangan yang menantinya sebentar lagi.

Tunggu saja..


♥♡♥♡♥·♥♡♥♡♥

Continue Reading

You'll Also Like

3.7K 866 31
[C O M P L E T E D] ยฐยฐยฐยฐ Tentang pembalasan Taehyung yang menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan. Bergabung dalam kelompok the secret murderer, ya...
8.8K 1.2K 43
(END-WARNING!! SETIAP PART PANJANG2. BAHASANYA BELIBET. BIKIN MIKIR KERAS!! CERITA INI TERDIRI DARI 3 BAGIAN YANG MEMUAKAN. PUSING DENGAN SEGALA TING...
11.8K 2.7K 22
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] REVISI SETELAH TAMAT. Cerita ini hanya fiktif belaka dan tidak ada hubungannya dengan kehidupan asli para pemeran di d...
47K 6.5K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG