Friends

By Churniekova

120K 7.6K 835

Ini tentang 2 murid laki-laki yang berteman dan merasakan sesuatu yang aneh diantara keduanya TANPA mereka sa... More

Foreword
Part 1: First Day
Part 2: Friend!
Part 3: My Friend's Boyfriend
Part 4: Extracurricular
Part 5: Basketball
Part 6: Change
Part 7: Night Club and Drunk
Part 8: Heartbeat
Part 9: First Match
Part 10: Lotte World!
Part 11: Adventure
Part 12: Rival
Part 13: Captains
Part 14: First Kiss
Part 15: Boyfriend
Part 16: Misunderstand
Part 17: Sorry (1)
Part 18: Sorry (2)
Part 19: Summer Sunshine
Part 20: Jeju Love Land
Part 21: Romance
Part 22: True Love
Part 23: Confrontation
Part 24: Confession
Part 25: Christmas
Part 26: Broken Vow
Part 27: Fast Forward
Part 28: Meet Again
Part 29: Wedding
Part 30: Sweet Dreams
Part 31: Negotiation & Deal
Part 32: Moms Say No
Part 33: Decision
Part 34: Separation
Epilog
Extra Ch. 1: A Year Of Beginning
Extra Ch. 2: Wedding Ceremony
Extra Ch. 3: Family Blessing
Extra Ch. 4: The Best Birthday Ever
Extra Ch. 5: Road To CEO!
Extra Ch. 7: Down The Isle

Extra Ch. 6: Game Over

1.9K 150 26
By Churniekova

Kenapa aku baru ngerasa kalau jalan cerita FF ini serius banget, padahal cuma FF kkkkk... terlalu serius masalah keluarganya, tentang Warisan, Heirs, Ortu. Tapi aku emang mau ngasih sentuhan reality sih, ga cuma mimpi2 indah. Kalo hubungan gay itu rumit apalagi yg latar belakangnya pewaris harta kaya Kyuhyun disini.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

~Kyuhyun~

Suatu hari aku dapat telpon misterius dari seseorang yang tidak kutahu siapa. Dia mengajakku bertemu. Suaranya sama sekali tidak pernah kudengar. Dia berbicara bahasa Inggris dengan aksen Asia sehingga terdengar agak sedikit aneh.

"who is this? I don't want to meet some random girls just to fool around"

"random gurl?" aku dengar seperti dia berucap 'geol' bukannya 'girl' seperti aksen orang Korea, "i'm not just random gurl, i'm sure you will fall in love to me if you meet me".

"sorry, I have boyfriend"

"apa kau akan mengatakan kau punya pacar laki-laki pada semua orang?" kenapa dia tiba-tiba berbicara bahasa Korea? Sudah kuduga kenapa aksennya terdengar seperti orang Asia, "aku ada di New York, datang padaku sekarang juga"

"omoni?" suaranya terdengar nyaring setelah entah benda apa yang menghalangi suaranya tadi menghilang.

"datang ke hotel Marriot sekarang juga"

"kenapa aku harus datang kesana?"

"apa aku harus mendatangimu?"

"baiklah, biar aku datang kesana"

Ini weekend, aku dan Sungmin sedang makan siang di luar tapi acara kami tiba-tiba terganggu karena telpon yang tidak diinginkan.

"aku akan pulang sendiri, kau pergi saja"

"tidak, kuantar kau pulang dulu"

"tapi ibumu sedang menunggu, aku bisa pulang sendiri Kyu, ini kan dekat"

"baiklah.. aku akan segera kembali" aku bangun lalu membungkuk untuk mencium Sungmin.

Aku pergi mengendarai mobilku dengan perasaan terpaksa membiarkan Sungmin pulang berjalan kaki sendirian. Sampai di hotel Marriot yang masih berlokasi di Wall Street tidak jauh dari tempat tinggalku kemudian aku menemui receptionist. Ada apa dia tiba-tiba datang ke New York? Apa dia mengurusi pembangunan perusahaan baru? bukankah perusahaan sudah dipegang sepenuhnya oleh Hyung?

Receptionist menelpon kamar omoni kemudian dia mengijinkanku naik dan receptionist memberitahukan nomor kamar omoni.

Sampai di depan kamar omoni aku mengetuk pintu. Tidak lama kemudian pintu dibuka dan tanpa memandangku omoni segera kembali masuk. Kamar yang dia tempati tipe suite room, ada ruang tamu dengan sofa mewah dan wine kualitas terbaik.

"omoni menyuruhku datang kesini bukan untuk mengajakku minum wine kan?"

"kau... apa kau selalu mengatakan pada semua orang kalau dia adalah pacarmu?" omoni membelakangiku sambil memegang gelas wine.

"hanya jika di Amerika, karena aku tidak dikenal disini kan? Mereka juga sudah terbuka dengan hal-hal seperti itu"

"tapi itu bisa jadi kebiasaan, bagaimana jika seluruh kolega perusahaan tahu?"

"aku kan ada di Amerika, lagipula jika aku ada di Korea aku tidak akan sembarangan mengatakan itu, bukan karena aku ingin melindungi diri sendiri tapi karena aku ingin melindungi Sungmin dari orang-orang yang tidak mengerti hubungan kami, Sungmin juga bukannya ingin semua orang tahu tentang hubungannya denganku, dia tidak perlu publikasi"

Omoni masih membelakangiku, berdiri dengan keanggunan dan keangkuhannya, "kau boleh kembali ke Korea sekarang".

Eh? Apa? "apa maksud omoni?"

"kau boleh kembali ke rumah dan perusahaan"

"apa omoni masih berpikir aku menginginkan semua itu? aku sudah punya rumah sendiri, aku juga punya penghasilan yang sangat baik"

"aku tahu semua itu" dia tahu? apa dia membuntutiku seperti dulu?

"lalu kenapa omoni menyuruhku kembali, omoni tahu bukan itu yang kuinginkan kan? bukan soal rumah, perusahaan, warisan atau keluarga"

"aku tahu apa yang kau mau" omoni menoleh dan memandangku, "aku akan menerima anak itu" dia berpaling seolah tidak punya harga diri lagi untuk memandangku, dia mengakui kekalahannya.

"apa omoni bisa sekali saja bersikap seperti ibu untukku?" aku bicara dengan tulus, "selama ini aku merasa omoni adalah bos bagiku".

Aku mendekat pada omoni dan menarik pundaknya untuk menoleh lalu memeluknya. Tingginya melebihi pundakku, dengan heels omoni jadi lebih tinggi dari Sungmin.

"sudah sangat lama.. atau mungkin seumur hidupku aku tidak pernah merasakan pelukan ibuku" aku dengar omoni menarik nafas berat, "aku tidak ingin membenci kalian.. sungguh..".

Kurasakan tangan omoni perlahan menyentuh punggungku.

"apa omoni mau menemui Sungmin?"

"aku ingin menemuinya sendiri"

"jangan lukai dia lagi.. aku tidak ingin marah pada omoni lagi"

"kau percaya saja" omoni menjauh tapi tidak memandangku, dia membelakangiku dengan menyentuh wajahnya, mungkin dia menangis, dia masih tidak mau memperlihatkan kekalahannya padaku.

"omoni mau menemuinya di apartmenku?"

"sky lounge.. aku akan menemuinya di sky lounge"

"baiklah" aku meninggalkan suite room omoni.

Aku pulang kembali ke apartmen dan melihat Sungmin sudah santai menonton tv. Aku duduk sambil mengecup kepalanya.

"bagaimana pertemuan kalian?" dia bertanya begitu aku duduk.

"semua baik-baik saja"

"oh... baguslah"

"bisa ikut aku sebentar?"

"eh? kemana?" aku bangun dan kuambil tangan Sungmin untuk kugandeng, dia mengikutiku berjalan ke depan, "Kyu.. kau mau membawaku kemana?"

Aku tidak mengatakan apa-apa, hanya kuajak dia keluar lalu naik lift. Sampai di sky lounge, aku baru melepaskan tangan Sungmin.

(sky lounge: ruang santai bagian sebuah apartmen mewah)

Aku mendorong Sungmin dengan pelan untuk masuk sky lounge, "bicaralah.. jangan khawatir, aku tidak akan meninggalkanmu, aku akan menunggu disini"

"ibumu?" aku hanya mengangguk.

Kulihat Sungmin tampak cemas tapi dia tetap pergi memasuki sky lounge.

Aku menunggu di luar dengan berdiri bersandar tembok di depan pintu. Aku tidak cemas karena aku tahu ini akhir dari segalanya, Omoni tidak akan berbuat macam-macam pada Sungmin di dalam sana. Mereka tampak kaku seperti bos dengan pegawai, tampak canggung. Aku paham jika omoni memang orang yang tidak mudah mengalah jadi dia tidak bisa sepenuhnya baik pada Sungmin, sementara Sungmin orang yang sensitif jadi dia takut pada omoni karena sudah menyakitinya. Mereka hanya bicara sebentar, kemudian omoni keluar dan aku mendekat ke pintu.

"sekarang kau harus bicara pada haraboji dan juga hyungmu, kau tahu kan?" aku hanya mengangguk menjawabnya. Tentu saja aku harus bicara pada mereka.

Setelah omoni pergi aku langsung masuk ke dalam sky lounge, Sungmin hanya terdiam seolah dia masih tidak tahu apa yang sudah terjadi, aku jalan dengan langkah lebih cepat dan begitu sampai di depan Sungmin aku langsung memeluk dan kuangkat tubuhnya.

"ini sungguh terjadi" dia berucap seolah dia baru sadar.

"yes baby... I won!" aku berputar dengan mengangkat tubuh Sungmin membuat orang-orang menoleh tapi aku tidak perduli.

"lalu apa yang akan kita lakukan sekarang? Pulang ke Korea?" oh.. langkah selanjutnya? Aku masih belum tahu. Aku melepaskan pelukan dan memandang Sungmin.

"soal itu aku harus mengadakan rapat dengan hyung" sekarang Sungmin yang tampak bingung jadi aku jelaskan maksud ucapanku, "mereka sedang membangun perusahaan di New York untukku kan, jadi mungkin aku akan mengurus perusahaan disini" dia mengangguk paham.

"jadi kita akan tetap tinggal di New York?"

"yes baby.."

"uh.. aku kira kita bisa hidup di Korea" oh, dia ingin pulang ke Korea?

"bukankah disini lebih bebas?"

"tapi aku rindu omma" dia memelukku, "setelah bertemu ibumu aku jadi rindu pada ibuku" aku tersenyum mendengarnya.

"kita bisa datangkan omma ke New York" dia mengangguk dalam pelukanku. Aku akan undang omma kesini kalau omma tidak sibuk, omma juga pasti suka kalau diajak jalan-jalan ke New York.

~Sungmin~

Tiba-tiba Kyuhyun membawaku ke sky lounge dan dia bilang ibunya mau bicara denganku. Dari atas sini tampak gedung-gedung sekeliling apartmen karena dindingnya semua terbuat dari kaca, kursi-kursi dengan meja masing-masing berjajar rapi sangat cocok untuk bersantai menikmati weekend, ada beberapa orang yang sedang duduk membaca buku atau menikmati kopi. Dan disana, di ujung sky lounge berdiri seorang wanita yang sudah menungguku. Jika bukan Kyuhyun sendiri yang membawaku tidak mungkin aku mau menemuinya lagi setelah apa yang dia katakan padaku di pesta pernikahan Yesung hyung.

Dia berdiri sambil melihat pemandangan gedung kota New York. Aku hanya berdiri di belakangnya sampai beberapa saat dia tidak sengaja menoleh, baru dia melihatku. Dia melepas sunglassnya dan berdiri menghadapku.

"aku tahu... selama ini Kyuhyun menyukaimu dan kau tidak berniat jahat pada Kyuhyun, tapi Kyuhyun pernah sempat bertunangan, bagaimana hubungan kalian bisa kembali meski Kyuhyun sudah bertunangan?"

Aku tidak tahu bagaimana harus menjawabnya, apa dia berharap kalau aku menggoda Kyuhyun agar dia bisa nenyalahkanku? "dia.. memaksa untuk kembali, bahkan dia memutuskan pertunangannya dan meninggalkan hartanya untuk meyakinkanku, tidak ada yang dia sesalkan sehingga aku yakin... dia sangat mencintaiku" aku tidak perduli jika dia jijik mendengarkan ucapanku, kenyataannya Kyuhyun sangat mencintaiku, begitu juga aku.

"baiklah.. aku mengakui hubungan kalian, aku tidak akan ikut campur lagi" aku memandangnya tidak percaya.

Semudah itu? Dia menerimaku hanya karena mendengar cerita tentang kesungguhan Kyuhyun?

Dia berjalan hendak meninggalkan sky lounge dan ketika melewatiku dia berhenti.

"aku bersalah sudah mencurigaimu selama ini, tapi kau tahu nama Kyuhyun dan nama keluarga Kyuhyun harus tetap bersih, kalian harus hati-hati" dia pergi sebelum aku menjawabnya.

Aku diam sambil kuperhatikan nyonya itu berpapasan dengan Kyuhyun dan mereka tampak bicara. Kyuhyun mengangguk kemudian nyonya itu pergi. Kyuhyun segera masuk ke dalam sky lounge dan langkahnya semakin cepat, begitu sampai didepanku dia langsung memelukku. Baru kemudian aku yakin apa yang baru saja terjadi bukanlah mimpi.

"ini sungguh terjadi"

"yes baby... I won!" dia mengangkat tubuhku lalu berputar.

Orang-orang menoleh tapi mereka tidak perduli.

"lalu apa yang akan kita lakukan sekarang? Pulang ke Korea?"

Kyuhyun melepaskan pelukannya dan tampak bingung.

"soal itu aku harus mengadakan rapat dengan hyung" eh? Dia mungkin melihat ekspresi wajahku yang bingung, "mereka sedang membangun perusahaan di New York untukku kan, jadi mungkin aku akan mengurus perusahaan disini"

Aku lega mendengarnya. Harusnya sejak kemarin Yesung hyung datang kau sudah menyetujuinya. Tapi kau masih saja menyimpan gengsi pada ibumu. Sekarang baru beberapa bulan aku bekerja sudah harus mengundurkan diri lagi.

"jadi kita akan tetap tinggal di New York?"

"yes baby.."

"uh.. aku kira kita bisa hidup di Korea"

"bukankah disini lebih bebas?"

"tapi aku rindu omma" aku peluk Kyuhyun, "setelah bertemu ibumu aku jadi rindu ibuku"

"kita bisa datangkan omma ke New York" aku tersenyum mendengar kata-kata Kyuhyun kemudian aku mengangguk. Walaupun dia hanya bermaksud menghiburku tapi aku tahu dia mampu melakukan itu. Tidak ada hal yang tidak bisa dia lakukan untukku.

Seperti dugaanku Kyuhyun mengundurkan diri dari kantor saham di wall street dan dia akan pergi ke Korea untuk membicarakan tentang perusahaan Daesang yang akan dikembangkan di Amerika.

"baby, apa kau yakin tidak mau ikut ke Korea?" Kyuhyun menyiapkan koper dan mengisinya dengan baju yang sudah kulipat.

"tidak, aku baru bekerja beberapa bulan, mereka tidak mengijinkanku cuti untuk waktu yang lama, aku akan jaga rumah"

"aku tidak akan lama, tenang saja, aku akan segera kembali" dia mendekatiku yang sedang duduk di ranjang samping kopernya, dia meraih wajahku lalu menciumku, "aku ingin bermesraan denganmu, ayo kita tidur".

"ini masih jam 8, matahari baru tenggelam, kau ini..".

Kyuhyun mengajakku tidur walaupun belum terlalu malam, setelah menyelesaikan persiapan Kyuhyun segera buka baju untuk siap-siap tidur, dia biasanya tidur hanya pakai boxer atau celana dalam, karena ini sudah musim semi jadi udara tidak dingin lagi.

Aku berbaring berselimut sambil memeluk Kyuhyun, ini malam terakhir aku bisa tidur memeluknya karena besok Kyuhyun akan terbang ke Korea dan mengurus perusahaannya. Entah apa benar dia hanya sebentar disana atau nanti harus memakan waktu lama.

"apa kau ingin kubawakan oleh-oleh?"

"tidak perlu, tidak usah repot-repot"

"kau ingin aku ajak omma saat aku kembali ke Amerika nanti?"

"kau serius?"

"kalau omma bersedia, tentu saja aku akan ajak omma"

"baiklah.. aku akan menunggu kalian, kira-kira apa saja yang akan kau lakukan selama di Korea Kyu?"

"aku belum tahu pasti, tapi yang jelas aku akan menemui Yesung hyung untuk membicarakan perusahaan yang akan didirikan di New York, sudah sampai tahap mana pengerjaannya kemudian aku akan menemui haraboji hanya sekedar untuk mengunjunginya".

"haraboji sudah kembali ke desa?"

"iya, mungkin aku akan kesana bersama hyung" aku senang mendengarnya, keluarga Kyuhyun kini sudah membaik, aku bisa merasakan antusiasme Kyuhyun yang biasanya malas untuk pergi ke Korea apalagi jika aku tidak ikut pergi bersamanya. Aku sangat gembira melihat Kyuhyun bisa bahagia dan diterima seutuhnya, "baby.. apa kau sudah tidur?"

"hmm.. belum.."

"apa kau sedih tidak ikut denganku ke Korea?"

"setengah-setengah"

"apa maksudnya itu?"

"aku ingin ikut pergi ke Korea tapi aku juga tidak ingin dipecat karena aku pegawai baru"

"kalau aku sudah jadi CEO tidak akan ada yang berani memecatmu" aku menoleh padanya.

"sekarang kau bangga mau jadi CEO, kemarin saja kau bersikeras menolak tawaran Yesung hyung dan memarahiku"

"it's all about pride baby.. i'm sorry.. I love you" Kyuhyun menurunkanku ke bantal lalu beralih keatasku dan mencium bibirku.

Aku hanya sekali membalas ciumannya karena aku masih mau bicara, "aku terperangkap di antara perang harga diri kalian" kubelai bibir Kyuhyun, "tapi kau tahu Kyu, aku akan selalu ada di pihakmu, aku akan selalu menuruti apapun yang kau katakan"

"good baby.. kau memang istri terbaik" Kyuhyun menciumku dan aku memeluk lehernya, aku ingin menikmati ciumannya malam ini sebelum dia pergi ke Korea.

Hmmm... mungkin dia akan jadi orang sibuk setelah ini, pulang pergi Amerika dan Korea.

Ciuman Kyuhyun mulai turun ke leher dan aku biarkan dia melepaskan bajuku.

"i need you tonight baby"

Kyuhyun bisa melakukannya padaku kapan saja dia inginkan, aku akan selalu memberikan apa yang dia butuhkan. Ini akan jadi malam terakhir sampai dia kembali lagi nanti entah kapan karena Kyuhyun tidak tahu akan pergi selama seminggu atau lebih.

****

Aku mengantar Kyuhyun ke bandara pagi menjelang jam 7 sebelum berangkat bekerja, dari bandara aku akan langsung ke perusahaan.

"aku akan segera kembali" Kyuhyun menciumku tidak perduli orang lalu lalang di samping kami.

"bye, hati-hati di jalan" dia masuk gerbang keberangkatan dengan menoleh padaku dan aku hanya melambai.

~Kyuhyun~

Pertama kali yang kulakukan saat kembali ke Korea adalah menemui Yesung hyung, dia masih tinggal di apartmen keluarga, saat aku masuk ruang kerjanya aku lihat dia sedang berciuman dengan istrinya. Aku lupa dia sudah menikah.

"Kyuhyun?!" kakak iparku tampak terkejut untuk menutupi malu.

"aissh.. kau harus merubah sikapmu itu, kau selalu saja masuk ruangan orang sembarangan"

"i'm sorry okay?" aku berjalan masuk, aku tiba di Korea sudah malam padahal di Amerika masih pagi, 24 jam lebih penerbangannya.

"emm.. apa kau ada perlu di Korea?" kakak iparku menanyaiku.

"iya, sesuatu tentang keluarga"

"kalau begitu aku akan buatkan kalian teh"

"tidak usah..."

"baiklah kalau begitu" kakak iparku itu keluar dan menutup pintu.

"jadi? ada apa kau tiba-tiba pulang?" hyung tidak tahu apa yang terjadi? Aku heran, kupikir omoni sudah membicarakannya dulu.

"omoni menemuiku di New York kukira kau sudah tahu" aku lihat wajahnya tampak heran, "kau tidak tahu? yah.. akhirnya dia kalah dalam pertarungan harga diri ini dan aku menang"

"ooh.." hyung berkomentar dengan santai, dia lalu membuka laci meja kerjanya, "kalau begitu ambil ini" dia melempar dokumen keatas meja, "aku lelah memegangnya"

Aku tersenyum geleng kepala, itu adalah dokumen saham dan harta yang kutinggalkan, semua masih ada seperti buku tabungan bank dan deposito serta semua kartu kredit dan debit milikku. Kekuatanku kini telah pulih.

Aku masukkan semua kartu kredit dan debit ke dalam dompetku dan dokumen itu kuambil lalu kumasukkan dalam tas.

"aku siap untuk membicarakan soal pengerjaan proyek baru Daesang"

"baiklah".

Kami berdua duduk di sofa dalam ruang kerja milik aboji yang kini dipakai hyung. Dengan atmosfir serius aura Yesung hyung langsung berubah.

"aku sudah menemui pemilik gedung perusahaan yang kau beritahu waktu itu, transaksi pembeliannya dan urusan hukumnya sedang berjalan, kau bisa mengambil alih proyek itu mulai sekarang"

"jadi tinggal pembangunannya?"

"iya"

"apa hyung akan memakai kontraktor dari Korea?"

"itu akan menyulitkan karena untuk membawa para pekerjanya ke Amerika butuh biaya besar, memakai kontraktor lokal akan lebih mudah tapi kita tidak tahu pasti kinerja mereka jadi aku sedang mencari kontraktor Korea yang memiliki kerjasama dengan kontraktor Amerika"

"baguslah.. kalau begitu hyung sudah meeting dengan mereka?"

"belum, bojwagwan (ajudan) yang bertugas mencari kontraktor, ada dua calon tender kontraktor, kau harus meeting dengan mereka karena sekarang kau yang memegang proyek itu" aku mengangguk paham.

"aku akan menanyakan semua info yang aku perlukan pada bojwagwan".

"kau boleh meminjamnya selama proyek ini, aku bisa gunakan PA" (PA: private assistant)

"ohh... kau sengaja mau memakai PA uh?"

"kau ini.. baru saja mau kupuji kalau kau sudah berubah serius, ternyata kau masih sama saja"

Aku hanya terkekeh, "baiklah, selebihnya aku akan bicarakan dengan bojwagwan saja, aku pergi dulu, aku mau tidur"

"kau tinggal dimana?"

"tentu saja disini"

"aku pikir kau sudah tidak ingin tinggal disini"

"permainan sudah selesai dan aku menang jadi ya... aku bisa kembali kesini" yah memang kemarin saat pernikahan hyung aku tidak pulang kesini, aku justru tinggal di rumah Sungmin. Aku akan mengunjungi omma di sela pengerjaan proyekku. Sebenarnya semua bisa dilakukan oleh anak buah, hyung dan aku tidak perlu turun tangan, tapi ini seperti membuat sebuah perusahaan dari awal, pemilik tidak bisa lepas tangan begitu saja jika tidak ingin tertipu.

Di kamarku aku segera menelpon Sungmin, dia mungkin sedang bekerja karena perbedaan waktu yang panjang antara Korea dan Amerika.

"Kyu.. kau sudah sampai? aku menunggumu sangat lama~"

"iya, aku baru sampai, apa kau sedang bekerja?" Sungmin menggumam, "kalau begitu aku telpon lagi kalau kau sudah istirahat bekerja"

"tapi kau pasti sedang tidur disana"

"tidak masalah, nanti aku tunggu, 4 jam lagi aku telpon"

"baiklah bye.."

Sekarang sudah jam 11 malam di Korea sementara di New York baru jam 9 pagi. Aku memakai jam tangan dengan waktu New York agar aku tahu apa yang sedang Sungmin lakukan, sementara ponselku memiliki penyesuai waktu jadi sekarang jam ponselku sudah berubah ke waktu Korea. Aku akan telpon Sungmin nanti jam 3 pagi. Sekarang aku tidak bisa tidur karena sudah lama tidur di pesawat, lebih baik aku urus proyek sambil menunggu waktu untuk menelpon Sungmin nanti.

"Yoboseyo" suara bojwagwan terdengar serak seperti baru saja bangun tidur.

"bojwagwan, ini aku Cho Kyuhyun"

"e... Doryeon-nim" dia terdengar terkejut, "e.. ada apa doryeonnim?"

"aku perlu bojwagwan segera, bisa datang ke rumahku sekarang?"

"baik, saya segera datang".

Aku mengadakan pertemuan tengah malam dengan bojwagwan, aku tahu aku sangat merepotkan karena aku mengganggu tidurnya tapi aku bersemangat untuk mengurus perusahaan baru ini karena bisa dibilang aku membangunnya dari awal, tidak hanya meneruskan perusahaan keluarga dan jika berhasil aku bisa membuat lebih banyak cabang perusahaan di Amerika.

Kami membicarakan tentang tender kontraktor yang akan dipilih untuk membangun atau merenovasi gedung yang sudah dibeli. Aku meminta data dua kontraktor yang akan berebut tender agar aku bisa tahu kualitas mereka dan mana yang harus kupilih. Aku juga meminta bojwagwan mengatur jadwal meeting dengan mereka dan meminta bojwagwan sementara waktu menjadi ajudanku selama di Korea. Bojwagwan Park sudah menjadi ajudan aboji selama 10 tahun dan kini bojwagwan Park menjadi ajudan Yesung hyung setelah aboji meninggal.

Setelah 1 jam meeting dengan bojwagwan aku mengijinkan dia pulang, sambil menunggu sampai jam 3 pagi aku lanjutkan melihat profil dan kinerja kedua calon tender kontraktor. Dari mulai hasil bangunan mereka, kualitas material pilihan mereka dan komentar para pemilik bangunan. Keduanya punya link kerja sama di Amerika jadi aku juga harus mengamati kontraktor partner mereka di Amerika, bagaimana hasil bangunan mereka dan material pilihan mereka. Begitu sibuknya hingga kulihat jam tangan sudah hampir jam 3 jadi aku beristirahat untuk menelpon Sungmin.

"hi baby... kau sudah makan?"

"aku sedang makan sekarang"

"apa kau rindu padaku?"

"hm... tentu saja, semua baik-baik saja?"

"iya, semua baik-baik saja dan aku segera menangani proyek itu setelah bertemu dengan hyung, lusa aku meeting dengan calon pemegang tender yang akan kupilih, aku sangat sibuk agar aku bisa mengerjakan semua secepatnya"

"tidak usah buru-buru, aku baik-baik saja disini"

"yah... besok aku belum ada jadwal jadi aku akan menemui haraboji baru kemudian aku akan temui omma, aku akan menelpon omma dulu tenang saja"

"kau benar-benar sibuk, aku harus mempersiapkan diri jika kau juga akan sesibuk ini setelah jadi CEO"

"kau tidak berpikir kalau kita akan berpisah tempat kerja selamanya kan?"

"maksudmu?"

"kau bisa bekerja untuk laboratoriumku"

"ah.. aku tidak mau menjadi kepala laboratorium seperti yang Yesung hyung tawarkan, cukup jadi pekerja laboratorium saja karena aku tidak berpengalaman"

"Yesung hyung menawarimu jadi kepala laboratorium?"

"iya, mana mungkin aku bisa membawahi para chemist sementara aku baru bekerja sebagai QC"

"tenang saja, aku tidak akan membuatmu bertanggung jawab mengajari para chemist"

"baguslah"

"aku akan menempatkanmu sebagai manager laboratorium"

"apa??!" dia terkejut dan agak berteriak "e... apa.. apa kau bilang?" sekarang nadanya menurun.

"pekerjaannya lebih mudah tapi tetap butuh kompetensi, dengan background pendidikanmu kurasa kau cocok menjadi manager laboratorium"

"aku... aku tidak bisa"

"kenapa tidak bisa? aku bahkan baru bekerja beberapa bulan dan berpengalaman hanya menjadi manager tapi sekarang aku harus memimpin sebagai CEO"

"kau terlahir menjadi CEO jangan samakan denganku"

"apa kita benar-benar bertengkar hanya karena hal ini?"

"kita tidak bertengkar~"

"kalau begitu terimakasih kembali"

"aku tidak berterimakasih~ aku tidak mau jadi.. ah bel masuk berbunyi, aku harus habiskan sandwichku sambil jalan"

"ya sudah kututup telponnya"

"kau harus tidur Kyu, disana sudah hampir pagi kan"

"baiklah, aku akan istirahat bye baby.. i miss you"

"i miss you too, bye.."

Setelah menelpon Sungmin aku putuskan untuk berbaring sebentar karena aku memang tidak mengantuk, tapi kalau bisa tidur akan lebih baik.

Aku hanya terpejam selama 1 jam, saat aku terbangun kuputuskan untuk pergi mandi dan bersiap untuk pergi menemui haraboji di desa. Aku bisa sampai disana saat masih pagi.

Aku turun jam 5 pagi dan tidak ada orang yang bangun, semalam Yesung hyung sudah mengembalikan kunci mobilku jadi aku bisa memakainya untuk pergi ke tempat haraboji. Aku senang bisa bertemu audi R8 V10 plus milikku lagi. Aku segera pergi ke basement dan di tempat parkir milikku kulihat si cantik Dark Blue itu masih sama seperti yang dulu. Aku rindu untuk mengendarainya. Walaupun aku rela meninggalkannya demi Sungmin tapi setelah bersentuhan lagi dengannya dan merasainya sebagai milikku lagi membuatku teringat padanya.

"let's ride.." aku masuk ke dalam mobilku dan segera meluncur di jalanan pagi kota Seoul.

****

Haraboji sangat puas setelah mengetahui aku akan memegang jabatan pimpinan di perusahaan baru yang sengaja dia buat untukku. Walaupun aku tetap tidak akan tinggal di Korea haraboji tidak mempermasalahkannya yang penting aku sudah memegang kembali saham milikku yang artinya aku sudah kembali menjadi anggota keluarga ini.

Sepulangnya dari rumah haraboji aku langsung mendatangi omma, aku makan siang bersama haraboji sekarang aku akan makan malam dengan omma. Setelah menutup kedai aku ikut omma pulang ke rumah.

"sayang sekali Sungmin tidak bisa ikut" ucapku sambil menunggu omma memasak.

"kau kembali kan untuk urusan perusahaan jadi tidak masalah"

"bagaimana kalau kita skype dengannya sekarang?" kulihat jam tanganku dan di Amerika sekarang masih jam 6 pagi, "dia pasti masih tidur haha.." aku video call dia dengan skype.

Gambar masuk dan Sungmin masih memakai piyama diatas ranjang dengan rambut berantakan. Aku tertawa melihatnya dan segera mendekati omma.

"omma lihat anakmu"

"aigu... Sungminnie.. ayo cepat bangun dan mandi"

"omma~ ini masih sangat pagi~ aku mandi 1 jam lagi, kalian sedang apa?"

"kami mau makan malam!"

"aku iri sekali~ Kyu kau curang"

"ayo terbang kesini" dia manyun tapi kemudian bergerak turun dari ranjang.

"aku jadi lapar mendengar kalian sedang memasak, aku juga mau buat sarapan sekarang"

"kalau begitu kita bisa makan sama-sama, kami makan malam dan kau makan pagi"

"tapi aku hanya bisa makan telur dan roti sekarang"

Kami terus bicara dengan video bahkan sampai omma dan Sungmin selesai memasak dan sampai kami selesai makan.

"baby aku mau pulang dan harus menyetir, aku telpon lagi nanti"

"baiklah.. bye omma~ saranghaeyong~"

"dia masih saja beraegyo" aku meledeknya lalu mematikan video.

Setelah urusanku di Korea selesai aku segera kembali ke New York, aku sempat bertemu Sunkyu teman Sungmin saat mendatangi butiknya untuk membeli beberapa jas kantor baru. Tanpa memberitahu Sungmin tentang kedatanganku aku segera pulang ke apartmen. Dia ada di rumah karena ini weekend, aku pergi selama 2 minggu dan aku sangat rindu padanya, tapi aku tidak mau dia pergi menjemputku ke bandara jadi aku pulang sendirian.

Kubunyikan bel dan berpose di depan kamera pengawas jadi saat Sungmin memeriksa layar interkom dia bisa melihatku yang tiba-tiba pulang. Dia membuka pintu dan langsung lari melompat memelukku.

"kau pergi lama sekali Kyu~"

"iya.. aku benar-benar sibuk" aku mencium bibirnya, "ayo kita masuk dulu", kami masuk lalu bicara sambil duduk di sofa tengah, "aku mengajak omma untuk berlibur ke Amerika tapi omma tidak bisa pergi sekarang karena bakery sedang sibuk, omma bilang akan liburan kesini kalau tidak sibuk, aku akan mengundangnya lagi"

"tidak apa-apa, aku paham, bagaimana dengan pekerjaanmu?"

"aku akan meninjau proses hukum yang sedang berjalan seperti ijin pendirian bangunan, ijin produksi dan ijin badan kesehatan setempat, kemudian aku harus mulai bekerja dengan kontraktor untuk merenovasi bangunan dan dilanjutkan dengan instalasi peralatan produksi, akan membutuhkan waktu yang lama sampai perusahaan siap"

"oh.. kalau begitu aku harus tetap bekerja sampai perusahaan itu siap karena kau tidak bekerja jadi kita bisa memakai uang gaji milikku untuk membayar cicilan apartmen"

"baby.. aku sudah melunasi uang cicilan apartmen, kau tidak perlu khawatir"

"apa maksudmu? kau kan tidak bekerja lagi"

"karena aku sudah kembali ke dalam keluargaku jadi otomatis semua harta dan kekayaanku juga kembali"

"maksudmu.. kau memakai uang yang dulu kau kembalikan?"

"pada dasarnya uang itu milikku jadi tidak masalah"

"kau tidak tahu malu" Sungmin terkekeh.

"yang penting bukan aku yang merengek untuk kembali kan, makanya harga diri itu sangat penting"

"iya baiklah.. aku lega karena kita tidak punya hutang lagi"

"jadi kau boleh berhenti bekerja dan pakai kartu kreditku"

"tidak mau~~ aku lebih suka pakai uang sendiri" Sungmin menghindariku sambil tersenyum geleng kepala, "simpan uangmu, kita belum menikah, aku tidak mau pakai uangmu"

"kau masih bertahan dengan alasan itu uh?" kutarik dia dan kupegangi pipinya lalu kucium.

Sungmin memeluk pinggangku dan membalas ciumanku sambil kami duduk santai di sofa.

===========TBC===========

2 minggu baru update, lumayan lama ya.. isi ceritanya agak berat sih, soal perusahaan.

maap kalo ada typos karena ini cukup panjang apalagi aku cuman nulis dari hape.

no plagiarizm. credit: churniekova

Continue Reading

You'll Also Like

500K 37.2K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
30.1K 1.1K 9
Andra Alfattah baru saja masuk kesalah satu SMA yang cukup terkenal di jakarta. Kejadian ketika Pengukuhan Pramuka mempertemukan Andra dengan seseora...
78.1K 1K 14
"Apa...orientasi seksualku?" Hahaha...aku tidak tahu pasti bagaimana dengan orientasi seksualku. Mungkin jika kalian sudi dan bersedia meluangkan wak...
1.4M 81.5K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...