Sugar Jar

By Carramella

110K 2.3K 58

Pembaca tersayang, saya ingin membisikan suatu rahasia. Apa kalian tahu bahwa saya menganggap kisah yang say... More

My Stepbrother
Shoplifter

Frigid

37.8K 785 23
By Carramella

Jeremiah menggerakan tubuh dengan brutal. Berharap wanita yang sedangsetubuhinya akan menolak atau bahkan bertindak kasar agar ia berhenti. Sebaliknya, si Wanita malah mengeluh manja dan melingkarkan kedua kaki dengan kuat di sekeliling panggul Jeremiah. Membuat pria itu bertindak semakin kasar.

Bukan karena bergairah—berlawanan dengan itu—tanggapan agresif dari pihak wanita membuat nafsu Jeremiah turun. Menyadari bahwa si Wanita bukan orang yang ia inginkan, walau dari penampilan merupakan duplikat sempurna.Meski pun begitu Jeremiah tetap meneruskan apa yang kini tengah berlangsung. Jeremiah terlalu sayang untuk menggagalkan kepuasan seksual yang akhir-akhir ini tidak ia rasakan.

Tubuh si Wanita menggelepar saat kenikmatan tertinggi diraihnya, di sisi lain, Jeremiah pun hampir merasakan hal yang sama.Namun saat orgasme hampir menerjang, Jeremiah mendengar keributan yang berasal dari luar ruangan kantornya.

“Nyonya, jangan!” kata suara dengan nada serak-seksi milik sekertaris Jeremiah.

Yang dijawab oleh suara lain, sebuah nada dingin dan tidak tersentuh. “Sejak kapan aku harus menuruti bawahan Suamiku sendiri?”

Mendengar suara datar yang berselimut rasa angkuh itu membuat Jeremiah kembali bergairah. Ketika pintu terbuka oleh pemilik suara dingin itu, benih Jeremiah menyembur memenuhi silikon pelindung yang ia pakai. Sementara matanya menatap dengan penuh hasrat wanita yang berdiri di depan pintu.

Rambut hitam panjang yang membingkai wajah sempurna, tubuh ramping penuh lekuk, serta mata kelabu-biru, membuat wanita itu serupa dengan wanita yang disetubuhi oleh Jeremiah—atau lebih tepatnya—Jeremiah mencari teman tidur yang serupa dengan Wanita itu.

Namun ada perbedaan mutlak antara kedua wanita tersebut. Wanita yang disetubuhi Jeremiah tidak mempunyai kesan angkuh mendarah daging, sikap dingin, juga ketenangan setara dengan air danau yang kini ditunjukan Alina Bella Marie Stuward-Brookline, istri dari Jeremiah Evan Brookline.

Wanita yang tetap menunjukan ketenangan juga arogansi yang bersifat dingin, ketika melihat Jeremiah—yang tidak lain tidak bukan adalah suaminya sendiri. Sedang melakukan persetubuhan panas di atas meja kerja dengan seorang wanita-entah-siapa. Mungkin seorang selebritis atau penjajak seks kelas tinggi, yang merupakan simpanan terbaru Jeremiah.

Tidak seperti istri lain yang akan marah membabi-buta atau menangis sesegukan layak peran utama dalam drama picisan, Alina tetap berdiri tenang. Menatap Jeremiah dengan datar sebelum berkata, “Kupikir kau cukup beradab, untuk tidak melakukan hal yang memalukan ini di tempat umum.” Sebelum ia berlalu pergi meninggalkan kantor Jeremiah.

Jeremiah sendiri hanya memandang Alina pergi tanpa niat untuk mengejar sama sekali.

...

Ketika tengah malam, saat Jeremiah baru pulang seusai melampiaskan kekesalannya terhadap istrinya yang dingin di klub. Ia dikejutkan dengan kehadiran Alina di ruang tidurnya. Duduk sambil menyilangkan lengan, seakan ia kesal dengan keterlambatan Jeremiah pulang hingga membuatnya menunggu lama—yang mungkin emang begitu.

Keberadaan Alina di kamar Jeremiah sangat tidak biasa. Ruang tidur mereka berbeda. Bahkan dipisahkan oleh jarak puluhan meter, Jeremiah di sayap barat bangunan, sementara Alina di sayap timur. Pengaturan yang Alina paksakan dan tidak disetujui Jeremiah.

Tanpa diberitahukan pun, Jeremiah sadar apa yang membawa Alina ke tempat ini serta hal yang ingin dibahas, merupakan runtut panjang dari kejadian siang tadi di kantornya.

“Jeremiah,” Alina memulai pembicaraan saat Jeremiah tidak mengacuhkannya dan memilih untuk melepaskan segala atribut pakaian kerja yang menyesakkan. “Apa maksudmu melakukan hal itu?”

“Hal itu apa?” Jeremiah bertanya kembali, meski ia tahu pasti apa yang dimaksudkan Alina.

“Kegiatan yang kau lakukan di kantormu.”

“Apa? Bekerja? Membaca puluhan berkas? Mendengarkan laporan? Atau mengadakan percakapan penting dengan relasi melalui hubungan telepon?”

“Jangan mencoba berkelit Jeremiah. Baik aku atau pun kau, sama-sama mengetahui apa yang sedang kita bicarakan.”

“Oh ... maksudmu adalah kegiatan yang kau sela tadi? Ketika aku sedang bersetubuh dengan seorang wanita di mejaku kah yang kau maksud?” kata Jeremiah sambil melepaskan blazer yang disusul oleh vest-nya.

“Ya!” seru Alina dengan wajah merah akibat keterusterangan Jeremiah mengatakan persetubuhan alih-alih bercinta, yang dianggap menjijikan oleh Alina.

“Kau cemburu?” tanya Jeremiah, “bukankah kau sendiri yang menganjurkan—bahkan memerintahkanku—untuk memiliki simpanan?”

Jeremiah kembali mengingatkan Alina mengenai perkataannya pada malam pengantin mereka. Bahwa Alina tidak ingin berhubungan intim layaknya suami-istri dengan Jeremiah karena menjijikan. Menyuruh Jeremiah untuk mencari orang yang dapat memuaskan nafsu binatangnya.

Pernyataan itu cukup menampar Jeremiah. Bukan. Menampar terlampau kecil dibanding apa yang dirasakan Jeremiah ketika harga dirinya tergerus saat mendengar pernyataan yang dilontarkan Alina.

Mereka memang tidak menikah atas dasar cinta. Pernikahan mereka murni untuk mengokohkan hubungan bisnis antara Jeremiah dan Alexander—ayah Alina. Namun tidak sekali pun Jeremiah menyangka bahwa ia akan ditolak oleh orang yang baru saja resmi menjadi istrinya.

“Tidak,” jawab Alina atas pertanyaan Jeremiah apakah ia cemburu dengan nada dingin yang tidak berubah. “Aku tidak cemburu dan memang akulah yang ‘menganjurkan’-mu untuk memiliki simpanan. Tapi bukan berarti kau pantas melakukan perbuatan menjijikan itu di tempat umum.

“Terlebih kantormu. Di mana semua orang bisa melihat. Bagaimana yang masuk ke dalam ruanganmu bukan aku? Melainkan pekerjamu, relasimu, atau mungkin Kakak dan Ayahku? Jika mereka menemuimu dalam posisi memalukan itu, mau ditaruh ke mana wajahku? Belum lagi dengan apa yang mereka pikirkan.”

“Kupikir mereka akan mengerti.” Jawaban Jeremiah terdengar netral, tapi Alina menangkap kesan menyalahkan yang Jeremiah  maksudkan kepadanya.

“Jeremiah, kau beranggapan jika itu semua salahku?” kata Alina mengkonforntasi maksud suaminya yang tersirat.

“Jadi kau baru menyadarinya saat ini? Setelah kita dua tahun menikah?”

“Apa maksudmu?”

“Semua orang memaklumi apa yang kulakukan, dikarenakan sikapmu yang kelewat dingin itu.”

“Kau menyalahkanku!?” ujar Alina dengan berang. Kemarahannya tersulut oleh sikap Jeremiah yang tidak acuh dan menyalahkannya.

Jeremiah pun sama berangnya dengan Alina. Ia marah bukan hanya karena disudutkan, tapi juga karena siksaan yang Alina lakukan terus menerus terhadapnya. Membuat Jeremiah mendamba setengah mati sang Istri, namun wanita itu sangat dingin—atau frigid.

“Ya! Aku menyalahkanmu!”

“Berani sekali kau menyalahkanku! Semua tidak akan terjadi jika kau bisa menahan nafsu binatangmu!” balas Alina tidak terima dengan tuduhan Jeremiah.

Jeremiah mendengus. Tertawa sinis terhadap perkataan Alina. “Bagaimana mungkin orang yang tetap suci setelah menikah dua tahun dapat mengatakan itu. Orang yang tidak pernah mengetahui mengenai gairah itu sendiri.”

“Rasanya pembicaraan ini sudah tidak layak untuk diteruskan.” Bersamaan dengan itu Alina bangkit dari sofa. Berniat untuk meninggalkan Jeremiah. “Aku harap ke depannya kau lebih berhati-hati lagi.”

Langkah Alina terhenti saat tangan Jeremiah mencekalnya. Membuat ia tidak bisa ke mana pun.

“Lepaskan aku, Jeremiah,” pinta Alina.

Jeremiah tetap bergeming. Seakan Alina tidak mengatakan apa pun. Detik selanjutnya bibir Jeremiah menutup rapat bibir Alina dengan kebuasan dan segala hasrat yang selama ini ia simpan untuk istrinya.Alina meronta, memukul-mukul, dan menjambak rambut Jeremiah agar pria itu mengakhiri ciumannya. Yang malah membuat nafsu Jeremiah semakin besar akibat penolakan Alina.

Tidak kehabisan akal, Alina mencoba cara lain yang dapat membuat ia terlepas dari Jeremiah. Yaitu dengan berusaha menggigit bibir yang kini menciumnya. Sebaliknya, situasi itu—di mana mulut Alina terbuka ketika mencoba menggigit, dimanfaatkan dengan baik oleh Jeremiah untuk memasukan lidah. Menjelajahi tiap sudut mulut Alina yang terjangkau oleh lidahnya.

Jika sebuah sentuhan bibir Jeremiah sudah cukup menjijikan bagi Alina, maka saat lidah Jeremiah menginfasi mulutnya adalah sebuah mimpi buruk yang terburuk bagi wanita seperti Alina. Semua gairah dan nafsu yang begitu mentah terpapar di udara. Tanpa bisa dicegah air mata Alina menetes.

Air mata Alina melambangkan rasa frustasi dan marah karena mendapatkan perlakukan menjijikan dari seorang pria yang ia anggap beradab.Ketika semua tidak tertahankan lagi bagi Alina, sebuah kekuatan merasuk. Membuat Alina bisa melayangkankan sebuah tinju pada sisi kepala Jeremiah dan berhasil mengakhiri ciuman mereka.

Saat terbebas dengan rasa terhina yang amat sangat, Alina menampar wajah Jeremiah. “Kau bajingan!” Lalu diusap bibirnya yang masih kebas oleh ciuman Jeremiah untuk menghapus rasa aneh dari sana.

Jeremiah hanya menatap Alina tanpa ekspresi saat wanita itu sibuk membersihkan bibirnya dari kekotoran atas ciuman tadi. Tidak merefleksikan perasaan marah atas sikap Alina yang menurut Jeremiah sudah terbilang keterlaluan. Diurainya dasi yang ia pakai dan mendekati Alina.

Alina yang semula hanya terpusat pada apa yang dilakukan, baru sadar saat Jeremiah mencekal pergelangan tangannya dan menariknya ke belakang. Dengan satu tangan yang masih bebas, Alina berusaha untuk melepaskan cekalan Jeremiah yang hanya berujung pada pembelungguhan kedua tangannya.

Jeremiah secara cekatan mengambil tindakan cepat dengan mengikat tangan Alina oleh dasi yang ia urai sebelumnya. Di lain pihak Alina yang sudah terikat masih melakukan perlawanan.

“Apa yang ingin kau lakukan, Jeremiah!” seru Alina sambil menatap Jeremiah dengan berang.

“Membuatmu memenuhi kewajiban yang seharusnya kau lakukan sejak dulu,” jawab Jeremiah. Mata Alina terbelalak. Dalam hatinya Alina merasakan ketakukan yang amat sangat terhadap apa yang akan terjadi.

“Kau akan memerkosaku?” Nada yang digunakan Alina terdengar dingin dan jijik. Berlawanan dengan hatinya yang ingin menyerukan pertolongan keras-keras.

“Tidak,” jawab Jeremiah dengan tawa ceria yang tidak pernah ia tunjukan pada Alina sebelumnya, “aku tidak akan memerkosamu.”

Alina sedikit lega mendengar itu. Simpul ketegangannya mengendur hingga dapat membalas Jeremiah. “Lalu apa yang kau lakukan dengan mengikatku seperti ini?”

“Untuk mengajarimu memuaskanku.”

Ada jeda beberapa waktu hingga Alina pada menangkap perkataan Jeremiah. Namun pada saat bersamaan juga ia merasa bingung. Namun semua pemikiran itu menghilang saat ia mendengar dentingan ikat pinggang.

Alina langsung mengarahkan pandangan pada asal suara. Dilihat Jeremiah sedang membuka kancing serta zipper celana panjangnya. Sebelum kemudian mengeluarkan kejantanannya yang setengah mengeras dan mengusapnya beberapa kali.

Langkah mundur langsung Alina lakukan. Yang hanya mendapati dirinya terjatuh saat menyadari betapa lemas kaki hingga tidak bisa menotap tubuhnya. “Je … Je-Jeremiah, apa yang ingin kau lakukan?”

Jeremiah tidak menjawab pertanyaan Alina sebagai gantinya ia malah mendekati wanita itu.

“Tadi kau mengatakan tidak akan memerkosaku!” Alina coba mengingatkan Jeremiah dengan perkataannya tadi. Sambil mengambil langkah mundur hingga tubuhnya menabrak sofa dan tidak dapat mengindari Jeremiah yang berada tepat dihadapannya.

Seperti sebelumnya Jeremiah tetap bungkam. Ia semakin mendekati Alina, bukan untuk meraih wanita itu, melainkan duduk di sofa yang berada di belakang Alina.

Alina tidak mengerti kenapa Jeremiah melakukan hal itu. Sampai kemudian tangan Jeremiah mencengkram kepalanya dan mengarahkan ke kejantanan yang tegak muncuat hingga berada dekat dengan wajahnya.

Sebuah benda padat masuk ke dalam mulut Alina. Memenuhi tiap rongga mulut Alina hingga ia kesulitan untuk bernapas. Belum lagi ukurannya yang memaksa bibir Alina membuka begitu lebar hingga seakan menyobek sudutnya, untuk mengakomodasi kejantanan Jeremiah yang sedang memaksa masuk.

Alina meronta seakan ia sedang disudut oleh besi panas. Berusaha agar benda yang memenuhi mulutnya keluar. Tapi bukannya keluar, kejantanan Jeremiah malah semakin meringsek masuk hingga menyentuh pangkal tenggorokan. Padahal masih ada bagian yang tersisa di luar.

Itu sangat menjijikan bagi Alina tidak pernah melakukan oral-seks sebelumnya. Bahkan ciuman panas melibatkan lidah yang diberikan Jeremiah tadi adalah yang pertama untuknya.

Sekarang mulut Alina harus menerima kejantanan Jeremiah yang entah sudah melakukan perbuatan bejat seperti apa. Alina tidak ingin memikirkannya, namun air matanya keluar dengan deras ketika itu.

Sementara di sisi lain Jeremiah sendiri mengeluh nikmat saat merasakan hangat mulut Alina, wanita yang sudah ia dambakan sejak dulu. Tidak menyangka bahwa akan mengalami pengalaman menyenangkan seperti ini di mana Alina melumat kejantanannya.

Jeremiah melihat Alina menangis dan terisak. Namun mencoba mengeraskan diri untuk tidak mengacuhkan apa yang dilihat dan menggerakkan kepala Alina maju mundur. Memaksa Alina memberikan kenikmataan yang engga ia berikan.

Ketika mulut Alina membelai dan melumat kejantanannya, Jeremiah merasakan sebuah kenikmatan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Rasa yang tidak pernah ia dapatkan bahkan ketika meniduri selebritis pendatang baru, penyanyi naik daun, bahkan pekerja seks yang memang memiliki keahlian untuk memberikan kenikmatan.

Jeremiah sadar, ini bukan hanya sekadar seks seperti yang selama ini lakukan dengan puluhan wanita yang ia coba untuk menggantikan Alina. Karena dalam hubungan yang Jeremiah jalin bersama mereka, tidak memiliki ikatan seperti halnya ia dan Alina.

Ketika itu Jeremiah tidak lagi menampik bahwa ia terobsesi oleh istrinya sendiri. Bersamaan dengan itu tanpa sadar Jeremiah menggerakan kepala Alina dengan brutal. Memaksa mulut Alina mendatangkan kenikmatan padanya.

Alina semakin meronta. Berusaha menghentikan tindakan Jeremiah yang menyalah gunakan mulutnya demi kepuasan binatang pria itu. Namun tenaga Jeremiah bukan lah tandingan bagi wanita kecil seperti Alina. Membuat usaha Alina melepaskan diri hanya sekedar lelucon.

Dalam hati, Alina mengutukin Jeremiah dengan umpatan dan nama-nama terburuk yang ia tahu. Berharap Jeremiah dan kejantanannya terbakar hingga menjadi abu dalam api neraka. Tentu saja setelah Alina memutilasi Jeremiah hingga menjadi potongan-potongan kecil, yang kemudian ia berikan kepada anjing.

Sebagai kompensasi atas perbuatan laknat pria itu padanya. Memaksa ia, Alina Bella Marie Stuward-Brookline, melakukan perbuatan hina dan merendahkan seperti melayani nafsu bintang Jeremiah.

Tidak lama kemudian Alina merasakan kejantanan Jeremiah berkedut dalam mulutnya. Alina memang bukan wanita yang berpengalaman dalam hal ini, tapi ia tahu bahwa itu adalah tanda akan suatu hal yang buruk.

Alina memberontak mati-matian. Mencoba mencegah hal buruk yang akan terjadi. Tapi semuanya percuma, karena tumpahan cairan kental segera memenuhi mulutnya yang diiringi lolongan Jeremiah.

Akibat tersumpal oleh kejantanan Jeremiah, Alina terpaksa menelan cairan kental yang membuatnya mual. Meski sebisa Alina cegah yang membuatnya malah tersedak dan semakin banyak menelan.

Tangan Jeremiah yang mencengkram kepala Alina melonggar akibat orgasme yang baru saja didapat. Tanpa banyak berpikir Alina langsung menjauh dan memuntahkan cairan yang tersisa ada dalam mulutnya. Disusul oleh muntahan lain akibat dari kejijikan Alina dan usaha mengeluarkan benih Jeremiah yang tidak sengaja tertelan.

“Untuk ukuran pemula kau terbilang hebat,” kata Jeremiah yang sangat puas atas kenikmatan yang Alina berikan padanya.

Jeremiah pun melepaskan kaitan yang mengikat tangan Alina, untuk dihadiahi sebuah tamparan keras penuh kebencian dari istrinya. “Bajingan! Dasar binatang!”

Namun Jeremiah malah mengusap dagu Alina yang basah baik oleh benihnya atau pun liur wanita itu. Menegakkan wajah Alina agar mengarah padanya. Ditatap Alina dengan seksama. Penampilan Alina yang biasa terlihat dingin runtuh saat itu.

Di mana rambut hitam panjangnya kusut karena ulah tangan Jeremiah. Tatapannya yang biasa dingin tidak tergoyahkan kini menyorot bara kebencian yang ditujukan pada Jeremiah. Tanpa bisa ditahan Jeremiah menyarangkan ciuman ke bibir Alina yang kini terlihat sangat menggoda untuk dicium.

Di tengah pukulan Alina yang menolak, Jeremiah tetap meneruskan ciumannya.

Tangan Jeremiah mencengram erat rambut wanita yang kini tengah memberikan memanjakan ia dengan bibirnya yang mungil. Meski secara teknik si wanita tersebut kalah dengan deretan wanita yang disetubuhi Jeremiah di masa lampau, namun keluguan serta sikap kaku tersebut malah member ia kepuasan lebih. Rasa puas bahwa ia adalah satu-satunya pria yang mengajari dan diberikan kepuasan oleh si wanita.

“Alina,” bisik Jeremiah ketika semakin sulit untuk mengendalikan diri dan cengkramannya pada rambut si Wanita semakin keras.

Alina tersenyum dalam hati melihat suaminya kehilangan kendali atas permainan yang ia lakukan. Tanpa basa-basi dikerutkan bibirnya, menyelubungi kejantanan Jeremiah dengan kuat, yang membuat pria itu mengerang keras dan memuntahkan benih ke dalam tubuhnya. Tidak seperti dulu, di mana ia merasa jijik—bahkan dengan kegiatan yang saat ini mereka lakukan, Alina menelan semua yang tertampung dalam mulutnya.

“Kau nakal Nyonya Brookline!” kata Jeremiah saat melihat senyum nakal yang sangat jarang ditunjukan di bibir istrinya.

“Kenapa?” tanya Alina dengan nada dingin seakan ia tidak melakukan hal yang membuat Jeremiah gila.

Dengan kedua tangannya Jeremiah mengangkat tubuh Alina yang semula bersimpuh dengan wajah tepat berada di kejantanannya dan menempatkan wanita itu di atas meja kerja. Disisipkan rambut hitam Alina yang menjuntai ke telinga sebelum ia mengecup ringan bibir yang baru saja berulah.

“Tidak. Aku salah,” jawab Jeremiah sesudahnya, “kau melakukan hal baik. Karena itu kau akan kuberi hadiah.” Secara bersamaan Jeremiah mendorong lembut tubuh Alina hingga berbaring di meja dan melepaskan pakaian dalam yang dipakai wanita itu.

“Jeremiah …,” desah Alina saat menyadari apa yang akan dilakukan Jeremiah. Tapi ia tidak melawan atau mencegah. Terlebih saat lidah Jeremiah menyapu pintu kewanitaannya, semua hal yang semula  ada di otak menghilang. Hanya saat hal yang bisa Alina pikirkan, bahwa ia akan menikmati apa yang dilakukan Jeremiah.

Frigid (Blowjob) – 29 Nopember 2013
 ©Carramella

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 15.7K 18
Warning! Khusus area dewasa dedek-dedek gemush silakan menyingkir dulu Kumpulan cerita dewasa murni hasil pemikiran sendiri!
5.8K 672 16
"It's never over. You get the victory by doing dirty." . . *DIREKOMENDASIKAN: Membaca series pertama, "THE BOSSES FOR ME"* *THIS IS NOT FOR EVERYONE*...
77.5K 6.5K 14
[ Mature Romance 21+ ] Ketika cinta ditolak. Segala macam cara akan dilakukan untuk mendapatkannya. Sebagai bad boy yang memiliki daya tarik memukau...
15.3K 1.2K 8
Randra mencintai Embun, namun menjalin hubungan dengan Mita, wanita yang mengejarnya jauh sebelum dirinya bertemu gadis mungil itu. Paramita Amanta j...