ALVINO

By salsaalfn

18.4M 518K 23.5K

[sebagian cerita sudah dihapus] "Karena gue itu hangat, lo itu dingin. Makanya gue nemenin lo, karena pasti... More

sebelum membaca
0.0 prolog
0.1 jas lab
0.2 pertemuan
0.3 dia lagi
0.4 bertemu sebentar
0.5 ditolong Alvino
0.6 dia cuek
0.7 kejadian kecil
0.8 alvin untuk aretta
0.9 rasanya mulai berubah
1.0 makasih alvino
1.1 harapan
1.2 jaket
1.4 dia sudah tau
1.5 rumah alvino
TOLONG BACA YA READERS
ATTENTION
SEKUEL!!
Cerita Kita
proses penerbitan
special part
ruang pesan
kalimat tanya
tanya jawab alvino dan aretta
pertemuan
Agustus
book talk
vote cover
h-2 pre-order!!
giveaway alvino!
open pre-order!!
ALVINO 1.1 BUMIFIKSI

1.3 senyum

415K 25.9K 1K
By salsaalfn

Aretta menutup pintu mobil, memasang seatbelt dengan senyum yang mengembang.

"Jaket siapa Ta? Perasaan Ayah nggak pernah beliin kamu jaket yang kaya gini?" tanya Ayah sambil mengambil stir ke kanan untuk keluar gedung SMA Greetel.

Aretta menoleh "Jaket Alvino Yah." sahutnya lalu tersenyum pada Ayah.

"Oh, pantesan anak Ayah senyum terus dari tadi, ternyata pake jaket dari Alvino." ucap Ayah sambil mengangguk-angguk.

"Apa sih Ayah, rese!" sahut Aretta sambil memukul bahu Ayah'nya. Pipi Aretta jadi merah kan sekarang.

Setelah sekian lama menunggu untuk sampai dirumah, akhirnya itu tercapai.

Aretta menaruh tasnya asal di ruang tamu, berjalan menuju dapur, membuka lemari es dan mengambil minuman untuk mengisi ion tubuhnya, sedangkan Ayah sedang mengobrol dengan tetangga di depan halaman rumah.

"Udah pulang sayang!" ucap Ibu sambil menaruh botol susu Fatih yang sekarang sedang tidur di ayunan pribadinya.

Aretta mengangguk, meneguk habis minuman yang ada ditangannya lalu salim pada Ibu'nya.

"Jaket siapa yang kamu pake? ... Punya Alvino yah?" ucap Ibu, entah kenapa tebakannya bisa benar. Mungkin ini yang dibilang bahwa Ibu selalu benar karena Ibu adalah seorang wanita.

"Iyaa Bu," sahut Aretta. Sedangkan Ibu mulai melangkah untuk mengambil tas Aretta lalu membukanya. Ibu biasa seperti itu untuk mengecek apakah Aretta berani macam-macam seperti membawa rokok, misalnya.

Walaupun dia yakin hal itu tidak akan dilakukan oleh anaknya. Ya bagaimanapun dia seorang Ibu, selalu khawatir.

"ASTAGA!" jerit Ibu saat membuka tas Aretta.

"Kenapa Bu?" tanya Aretta sambil lari dari dapur menuju ruang tamu.

Dan bisa Aretta lihat sekarang Ibu yang sedang melihat ke arahnya sambil melebarkan baju seragamnya yang kotor. Terdapat bekas siraman air perasan jeruk disana.

"Kamu berantem lagi kan?" tanya Ibu langsung.

Astaga kenapa ibu bener terus dari tadi.

"Dia duluan Bu yang mulai, Aretta nggak ganggu dia sumpah tanya aja temen-temen Aretta nanti, Ibu telfonin satu-satu. Sekalian telfon Alvino dia juga liat tadi." sahut Aretta lalu mengerucutkan bibirnya.

Eh kok Alvino yang gue sebut.

Ibu melangkah mendekat lalu mengambil sesuatu dari kantung jaket yang Aretta kenakan, yaitu ponselnya.

"Eh mau ngapain Ibu?" tanya Aretta, Ibu tak menjawab dia hanya menyodorkan baju seragam Aretta yang kotor tadi. Dan Aretta menerimanya.

Sedangkan Ibunya, dia mendekatkan ponsel ke daun telinga. Sepertinya dia menelfon seseorang.

"Kenapa Ta?"

"Hai Alvino, ini tante!" sahut Ibu sontak membuat mata Aretta membulat. Ibu benar-benar menelfon Alvino.

Aretta mendekati Ibunya berusaha mengambil alih ponselnya sebelum Ibu menanyakan hal yang tidak bermanfaat, maksudnya bukan tidak bermanfaat tapi hal yang bisa ditanyakan ke Teya ataupun teman perempuannya yang lain, bukan Alvino.

"Eh tante, ada apa?"

"Tadi Aretta disekolah berantem lagi ya No?"

Aretta menepuk keningnya, Ibunya benar-benar menanyakan hal ini.

"Mmm ... Iya tante."

"Kata dia kamu ada pas lagi berantem, menurut kamu siapa duluan yang mulai. Aretta atau Sonya? Aretta sih bilangnya Sonya duluan yang mulai." Ibu melirik Aretta sejenak.

"Haha ... Aretta bener ko tante, Sonya yang mulai."

Ibu menghela nafas lega, setidaknya Aretta masih bisa dia percaya.

"Duh yaudah Alvino, tante cuma mau tanya itu buat mastiin kalo anak tante yang satu ini masih bisa dipercaya. Maaf yah tante ganggu kamu, makasih juga jaketnya Aretta senyum-senyum terus daritadi gara-gara pake jaket kamu!" ucap Ibu berhasil membuat Aretta membulatkan bibirnya.

"Iya tante sama-sama."

Setelah itu Ibu menjauhkan ponsel dari daun telinganya, menyentuh layar ponsel lalu memberikannya pada Aretta.

"Ibu percaya kamu nak!" ucap Ibu tersenyum lebar sambil mengambil lagi baju seragam kotor tadi lalu berjalan meninggalkan Aretta ke belakang.

Aretta menutup wajahnya, lalu merebahkan diri di atas sofa panjang berwarna coklat muda.

IBUUUU...

Sedangkan Alvino, dia menutup ponselnya, mencabut kunci mobil lalu berjalan masuk ke rumahnya.

"No jaket kamu nggak di pakai?" tanya Bunda.

"Alvino pinjemin ke temen Bun." sahut Alvino lalu Salim pada Bunda yang mengangguk.

"Makan dulu yuk!" ajak Bunda.

"Nanti Bun, mandi dulu." sahut Alvino lalu berjalan menuju kamarnya.

Membuka pintu kamar, menaruh tas asal lalu menghempaskan tubuhnya di atas kasur.

Matanya terpejam lalu tersenyum. Aretta. Alvino memikirkan Aretta, itu alasan dia tersenyum. Mungkin pikir Alvino kejadian tadi lucu.

Aretta.

                             ●●●●

Ravin menepuk-nepuk pundak Alvino yang sedang fokus menyetir.

"Kenapa si lo?" tanya Alvino kesal.

"Gawat gawat!" sahut Ravin.

"Apa sih lo!" sahut Amzar.

"Ck, sisir gue ketinggalan di atas meja. Balik No balik ah!" ucap Ravin.

Melihatnya membuat tangan Theo terulur untuk menjitak kepala Ravin "Lo turun aja disini, balik naek angkot atau nggak bajay mau?"

"Naek odong-odong sekalian." sahut Theo.

"Ogah." sahut Ravin lalu menyilang kedua tangannya, sambil memasang wajah bete.

"Sok imut lu kambing!" ucap Amzar sambil melempar kremes dari tempe goreng yang tadi mereka beli di gerbang kompleks.

"Diem lo, amzar-amzar pisang!" sahut Ravin membuat ketiga temannya tertawa.

Setelah sampai disekolah, Alvino keluar dari mobil bersama Theo dan juga Amzar. Lalu dia mengunci pintu mobil.

Mereka berjalan lalu mereka tersadar ada yang hilang.

"Ravin anzeng dia dimana?" tanya Amzar mereka bertiga serentak berhenti melangkah.

Menoleh kebelakang, dan bisa mereka lihat bayangan Ravin yang melambaikan tangannya dari dalam mobil. Jadi Ravin tertinggal di dalam mobil.

"ASTAGA HAHAHA!" ucap Theo lalu mereka bertiga lari menghampiri mobil Alvino.

Alvino membuka kunci lalu Ravin bukannya keluar dari sana dia malah terdiam di tempat duduknya.

"Lo nggak mau keluar?" tanya Alvino sambil sedikit menunduk.

"Kampret lo semua gue di tinggalin, berasa di lupain dari suatu persahabatan." ucap Ravin sambil memeluk tasnya membuat Amzar dan Theo terbahak.

"Makanya bilang bego 'Woi gue belom keluar please help me guys!' gitu." ucap Theo sambil menempelkan tangannya ke kaca jendela, meledek Ravin.

"Ngakak anjir!" ucap Amzar tertawa kencang. Alvino jadi ikut tertawa.

"Lo tau apa yang lo pada lakuin ke gue jahat!" sahut Ravin lalu keluar dari dalam sana, berjalan atau mungkin berlari seperti dalam adegan film India.

"Dia kira ada yang mau ngejar kali ya?" ucap Amzar, Theo dan Alvino lagi-lagi tertawa.

Setelah itu mereka berjalan memasuki kelas. Sebelumnya Alvino menoleh ke kelas Aretta dan Aretta tidak ditemuinya. Yang dia temui malah Sonya yang tersenyum padanya.

Senyumnya tidak semanis punya Aretta.

Alvino memasuki kelas yang ramai seperti pasar dan dia menaikan satu alisnya saat melihat Aretta yang duduk di tempat duduknya.

"Hai Alvino!" sapanya.

Alvino hanya menaikan kedua alisnya. "Ngapain?" tanya Alvino lalu berdiri di samping Aretta.

Aretta berdiri, sebagian mata tertuju pada mereka. Walaupun setelah itu keadaaan kelas kembali ramai.

"Gue udah cuci bersih jaketnya, cium nih wangi!" ucap Aretta mengangkat jaket yang ada ditangannya lalu menciumnya.

"Kata Ayah gue, jaketnya mirip jaket dia waktu masih muda haha ... Nih!" lanjutnya lalu menyodorkan jaket tadi ke hadapan Alvino.

"Makasih, balik gih ke kelas lo." sahut Alvino, Aretta minggir dari tempat duduknya tersenyum pada Alvino lalu berjalan keluar.

Ravin yang sadaritadi memerhatikan berdeham "Hmm"

"Batuk Pa? Minum cap kaki lima," sahut Amzar.

"Hahaha!" tawa Theo berderai.

Sedangkan Alvino, dia mengangkat jaket levisnya kemudian menciumnya. Benar kata Aretta. Jaketnya wangi.

                        ➖➖➖➖

Karena td pas liat notif ada yg komen neeeexxxttt gue kaya seneng gitu jadi gue update lagiiiii!! Hehe...
(Mohon maaf bila terdapat typo)

Continue Reading

You'll Also Like

15.4M 991K 72
Banyak yang mengatakan, Galaksi itu adalah sosok yang teramat sulit untuk didekati, apalagi untuk digapai. Bahkan jika ingin bertatap mata saja rasan...
3.5M 193K 49
SUDAH DITERBITKAN DAN TERSEDIA DI TOKO BUKU SELURUH INDONESIA [Sequel The Most Wanted] Arsen Raffa Aditama, famous? Tidak usah ditanya lagi. Setiap...
2.2M 21.9K 16
PART LENGKAP ADA DI DREAME! MALVIN SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI TOKO BUKU ONLINE, SHOPEE, TOKPED! FOLLOW SEBELUM MEMBACA, KARENA PART MENUJU ENDING A...
530K 26K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...