The Dark Lord Zarc

By BlueSkyLina

3.8K 497 77

Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Tidak percaya? Simak cerita ini. Kau akan merasakan hal yang tak p... More

Tersesat
Tak terlihat namun nyata
Kemurkahan Zarc(1)
Kemurkahan Zarc(2)
Dia kelemahanku
Cemburu?

Sepercik rasa

439 60 8
By BlueSkyLina

Bella menggeliatkan tubuh lalu perlahan-lahan membuka matanya. Ia menutup mulutnya yang tengah menguap dengan tangan sambil bangkit dari duduknya. kesadaran belum sepenuhnya singgah ke dirinya. Raganya masih menyangkut dalam jaring-jaring mimpi terlihat dari kepalanya yang tertunduk dengan mata terpejam.

"Mandi dan cepat makan."

Suara berat dan penuh nada memerintah itu berhasil membuat Bella tersentak dan bangun dari tidur ayam-ayamnya. Semula ia pikir, ia berada di kamarnya. Namun setelah melihat penampakan indah di depannya, kepalanya langsung memutar kejadian kenapa dirinya disini.

"Kau?" Bella menunjuk Zarc yang tengah berdiri membelakanginya. Sambil menatap keluar jendela sana dengan kedua tangan bertautan dibalik punggungnya. Bella dapat melihat keempat sayap yang terlipat dari punggung laki-laki itu. Begitu indah dan ingin dia sentuh, seandainya bisa.

Pria itu mengulangi ucapannya tanpa ada niat untuk sekedar menoleh ke arahnya,"Mandi dan makan sarapanmu."

Bella mengerutkan kening, "Kau menyuruhku?"

Zarc menoleh singkat menatap Bella yang memasang wajah protes. Kemudian memalingkan wajah acuh.

Bibir Bella menekuk ke bawah manakalah dirinya diabaikan. Ia menoleh ke atas nakas yang tersaji makanan untuk dirinya. Bella menghirup aroma harum dari sup jagung yang masih mengepulkan uap, disana ada roti tawar dengan selai coklat dan segelas coklat panas. Makanan itu terlihat menggiurkan, tapi Bella mengurungkan niat untuk menyantap makanan itu sebelum pertanyaan yang selalu memenuhi kepalanya terjawab. Lalu matanya beralih memandang Zarc yang masih setia berdiri membelakanginya.

"Apakah kau malaikat?" tanya Bella kepada Zarc.

Zarc berbalik dan menatap Bella dalam,"Kenapa, kau takut?" Zarc balik bertanya.

Bella memasang wajah angkuh,"Tidak." ucap Bella lantang, walau ada sekelumit ketakutan dihatinya.

Bella teringat kejadian kemarin, ia meneliti tubuhnya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Tidak ada luka. Hanya ada bekas samar. Ia menoleh ke arah Zarc,"Apakah kau dikirim untuk menolongku?" manik mata Bella penuh binar. Saat mengingat orang didepan inilah yang terakhir kali ia ingat datang disaat rasa sakit mengambil kesadarannya.

"Tidak." Zarc melihat dahi Bella yang mengerut samar dari ekor matanya.

"Tapi...tapi aku melihatmu disana." sanggah Bella.

"Tidak ada gunanya, aku membantu manusia lemah dan tidak berguna sepertimu." ucap Zarc dalam dan pedas.

Bella mengerjabkan matanya mendengar perkataan orang didepannya. Ia tidak salah dengarkan, barusan malaikat itu mengejeknya lemah dan tak berguna?!!

Bella bangkit dan berdiri berhadapan dengan Zarc. Tingginya yang hanya sedada Zarc sempat mengurangi percaya dirinya. Tapi ia mengabaikannya dan menatap mata Zarc yang tajam lurus-lurus. Ia meletakan kedua tangannya dipinggang dan mendongakan kepala angkuh.

"Kau bilang aku lemah?!! Asal kau tahu, aku sudah mengalami puluhan kesulitan dalam usiaku yang ke 18 ini. Dan sekarang aku masih bernafas, itu artinya aku kuat!"

Zarc menaikan alisnya,"Kau pikir, dalam kesulitanmu itu kau tak pernah mengeluh? Manusia hanya makhluk lemah, ketika dia ditolong maka akan ada minta tolong selanjutnya. Tidak bisa melindungi diri sendiri. Dan hanya diperbudak hawa nafsu. Menjijikkan dan sombong. Berjalan angkuh di atas muka bumi ini seolah-olah dia akan hidup selamanya. Mereka tidak sadar tempat asal mereka diciptakan. Manusia hanyalah makhluk rendah dan menjijikkan,"

Bella mematung mendengarnya. Tidak ada kata penyangkalan yang keluar dari bibirnya. Perkataan Zarc memang ada benarnya. Walau ada beberapa kalimat yang ingin dia sangkal. Namun kata itu tertahan ditenggorokan.

"Ketika mereka ditimpakan kesulitan barang sedikit, mereka langsung berputus asa dan menyalahkan penciptanya. Mereka tidak berpikir bahwa kesulitan yang mereka hadapi dari ulah mereka sendiri." Sambung Zarc tajam.

"Lalu kenapa aku ada disini? Jika kau menganggapku rendah dan menjijikkan, mengapa kau membawaku kemari?" Bella mengajukan pertanyaan, merasakan dirinya mulai tersudut.

"Itu karena...." Zarc tak melanjutkan ucapannya. Pria itu mengatupkan bibirnya. Menahan ujung kata itu di sana. Ia menatap Bella yang menunggu jawabannya. Tidak, dia tidak boleh mengatakan yang sebenarnya. Belum waktunya wanita ini tau. Lagipula tidak ada gunanya memberi tahu wanita ini.

Tanpa kata, untuk kedua kalinya Zarc meninggalkan Bella yang masih kebingungan.

Bella mendengus jengkel,"Dasar malaikat sinting! "

*-*

Bella berjalan-jalan di lorong istana sendirian. Setelah pria yang mengaku malaikat itu meninggalkannya, Bella mengambil inisiatif untuk keluar dari tempatnya berada. Ia ingin pulang tapi tidak tau bagaimana caranya. Ia bisa pulang kemarin, karena sebelumnya merasakan rasa sakit di kepalanya. Pandangannya memburam, tempatnya berpijak serasa berputar, dan tiba-tiba pandangannya menggelap. Setelah agak beberapa menit barulah ia membuka matanya kembali dan dia langsung berada di kamarnya. Jadi dia tidak memiliki pilihan lain selain menjalani kehidupan disini sambil mencari tau jalan untuk pulang. Tiba-tiba Bella teringat dengan malaikat tadi.

Apakah pria tadi tau caranya pulang ke rumahku? Karena diakan malaikat. Pikir Bella

Bella menyusuri lorong istana itu bertelanjang kaki. Ia kikuk sendiri ketika ada wanita yang memakai pakaian pelayan meliriknya penasaran. Dia berjalan cepat meninggalkan mereka.

Kenapa mereka melihatku seperti itu? Gumam Bella di hati.

Bella sampai pada pintu berlapis kaca yang memperlihatkan pemandangan diluar sana. Ketika dia menggeser pintu itu, udara segar langsung terhirup oleh indra pembaunya. Sepoi-sepoi angin menerbangi rambut sebahunya. Angin berbisik lirih ditelinganya. Puluhan hektare jenis-jenis bunga terbentang luas di hadapannya. Ada berbagai jenis bunga-bungaan mulai dari dandelion, daisy, anggrek, mawar merah dan putih, tulip dan dahlia. Pemandangan indah yang memanjakan mata. Bella terkagum-kagum melihatnya. Bibirnya ternganga tak percaya.

Apakah dia ada di surga? Bella bertanya-tanya di dalam hati.

Ia belum pernah melihat padang Bunga seindah ini. Bella merentangkan kedua tangannya dan menghirup nafas dalam-dalam. Kakinya serasa digelitik saat menginjak rumput teki dibawahnya.

"Bukankah kau wanita yang dibawa Zarc kemarin?"

Suara tiba-tiba itu membuat tubuh Bella berjengit. Ia mengelus dadanya dimana jantungnya berdetak sangat cepat. Bella menoleh ke belakang dimana asal suara itu. Tampaklah seorang pria bersurai (rambut) putih dengan kedua sayap yang terlipat dipunggung. Mata biru cerahnya yang khas melengkapi ketampanan laki-laki yang tengah menyenderkan punggunya ditembok. Alis tipis, hidung mancung, dan bibir merah mudanya yang akan membuat iri para kaum hawa. Pria itu menatapnya dengan alis yang dinaikkan.

"Zarc?" Bella merasa asing dengan nama itu.

Pria itu mendekat seraya mengangguk-anggukan kepalanya," Oh, jadi dia belum memberi tahukan namanya."

"Siapa yang kau maksud?"

"Pria yang membawamu kemari."

"hm...jadi namanya Zarc." gumam Bella kecil.

Pria didepannya menyodorkan tangan tak lupa dibarengi senyum memikatnya,"Perkenalkan namaku Rei."

Bella menatap ragu-ragu tangan yang ada didepannya, namun akhirnya ia menyambutnya juga.

"Namaku Bella."

*-*

Manik biru gelap itu memandang dari kejauhan. Semakin menajam ketika melihat dua sosok yang ia tatap saling berjabat tangan. Tanpa ia ketahui tangannya yang bertengger di tralis beton, mengepal kuat. Meretakan beton itu hingga hancur berkeping-keping.

Zarc mengamati setiap gerak-gerik kedua sosok itu melalui matanya yang tajam. Senyum yang tepatri dibibir wanita yang tengah ia amati membuat wajahnya kian mendingin dan kaku. Matanya tak lepas menatap saudaranya dan wanita itu yang tengah menelusuri padang bunga.

Rei berjalan didepan bak seorang pemandu sementara Bella mengekor dibelakang seraya memandang kesekitarnya dengan mata penuh binar. Mereka saling berbicara seperti sudah berteman lama. Interaksi antara Rei dan Bella menimbulkan sepercik rasa tidak suka dihati Zarc. Zarc melihat Bella terjatuh, tubuhnya secara otomatis bergerak ingin membantu namun terhenti ketika melihat Rei menolongnya lebih dulu. Tanpa permisi Rei menggendong Bella. Zarc yang menatap pemandangan itu bagai pecut api di siang hari yang membakar seluruh tubuhnya.

Sekujur tubuhnya meradang dalam kebisuan. Zarc langsung membentangkan sayapnya lebar-lebar. Kedua matanya memicing tajam. Zarc menipiskan bibirnya. Dan kemudian melesat kesana.

*-*

Apa yang akan terjadi kemudian??? Ada yang bisa menebak?

Jangan lupa vote dan komen ya???

:-*

Dimulmed ada Zarc yang menurut penggambaran saya, cuma dari samping hihihi...ganteng euy...#plak

Saya mengambil gambar itu karena saya suka final fantasy ^_^. Ayo siapa yang pernah.nonton 3dnya atau mainin gamenya?

Cowok-cowoknya ganteng semua apalagi cloud dan squal. Sequal sama rinoa romantis bangeeeeeet.....

btw...penggambarannya kalau ada yg nggak setuju nggak apa2 kok. Itu hanya penggambaran dari sisi authornya. Kalian bisa mengijaminasikan tokoh sesuai keinginan kalian. ^_^

Semoga suka...

Continue Reading

You'll Also Like

454K 37.4K 27
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
446K 31.2K 42
menikah dengan duke Arviant adalah hal yang paling Selena syukuri sepanjang hidupnya, ia bahkan melakukan segala cara demi bisa di lirik oleh Duke Ar...
3.1M 295K 84
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya.
593K 57K 27
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...