Friends

By Churniekova

120K 7.6K 835

Ini tentang 2 murid laki-laki yang berteman dan merasakan sesuatu yang aneh diantara keduanya TANPA mereka sa... More

Foreword
Part 1: First Day
Part 2: Friend!
Part 3: My Friend's Boyfriend
Part 4: Extracurricular
Part 5: Basketball
Part 6: Change
Part 7: Night Club and Drunk
Part 8: Heartbeat
Part 9: First Match
Part 10: Lotte World!
Part 11: Adventure
Part 12: Rival
Part 13: Captains
Part 14: First Kiss
Part 15: Boyfriend
Part 16: Misunderstand
Part 17: Sorry (1)
Part 18: Sorry (2)
Part 19: Summer Sunshine
Part 20: Jeju Love Land
Part 21: Romance
Part 22: True Love
Part 23: Confrontation
Part 24: Confession
Part 25: Christmas
Part 26: Broken Vow
Part 27: Fast Forward
Part 28: Meet Again
Part 29: Wedding
Part 30: Sweet Dreams
Part 31: Negotiation & Deal
Part 32: Moms Say No
Part 33: Decision
Part 34: Separation
Epilog
Extra Ch. 1: A Year Of Beginning
Extra Ch. 2: Wedding Ceremony
Extra Ch. 3: Family Blessing
Extra Ch. 4: The Best Birthday Ever
Extra Ch. 6: Game Over
Extra Ch. 7: Down The Isle

Extra Ch. 5: Road To CEO!

1.9K 149 36
By Churniekova

Ada yang harus kujelaskan (mungkin): Mungkin diantara kalian ada yg merasa aneh 2 orang laki-laki menyebut diri mereka suami-istri (spt yg kupakai dalam FF ini) tapi dalam setiap cerita gay couple Asia selalu ada yg jadi istri dan suami. Meski couple maskulin sekalipun. Aku bukan sok tahu tapi aku berguru pada novel dan film BL Asia :D jadi aku mengaplikasikan ilmu BL itu di FF ku.

Untuk semua readers Friends thank you so much karena kita sudah melampaui 30K views. it's such an honor to have you all supporting my ffs. We're getting closer to the End! :)

>>>>>>>>>

~Kyuhyun~

Yesung hyung tahu aku pindah tempat tinggal ke Manhattan jadi begitu dia selesai honeymoon dia langsung mengunjungiku sekaligus mau mengecek kantor Daesang. Dia memuji apartmen yang kubeli.

"ini bagus, pantas untuk dihuni"

"jadi maksudmu tempat tinggalku sebelumnya tidak pantas dihuni?"

"tentu saja" aisssh.. dia itu, setelah jadi CEO standarnya sudah berubah hm?

"kenapa Dr. Moon tidak ikut?"

"dia bekerja kan, kau pikir dia bisa cuti seenaknya? dia melayani masyarakat"

"kurasa sebentar lagi dia tidak akan jadi dokter jaga, lihat saja nanti, setelah menikah dengan seorang tycoon sepertimu dia pasti akan diangkat menjadi pengurus rumah sakit".

"aku ingin bicarakan hal penting denganmu, bisa kita pergi makan keluar?"

"Sungmin tidak boleh dengar pembicaraan kita?" aku menoleh pada Sungmin yang memperhatikan kami.

"aku akan bicara dengannya juga tapi aku perlu bicara denganmu dulu"

"kau ini.. selalu misterius" aku mendekati Sungmin, "aku pergi dulu dengan hyung, dia bilang mau bicara sesuatu hal yang serius tapi nanti dia juga mau bicara denganmu, kau tidak apa-apa kan makan siang sendiri?"

"baiklah, tidak apa-apa, apa hyung akan menginap disini?"

"hyung! apa hyung mau menginap?"

"iya, aku akan menginap, aku masih harus bicara dengan Sungmin kan"

"kalau begitu aku akan siapkan makan malam nanti" ucap Sungmin menanggapi.

"hm.. baiklah, aku pergi dengan hyung dulu" aku peluk Sungmin dan kukecup kepalanya kemudian dia membalas mencium pipiku.

Aku pergi dengan hyung ke sebuah cafe, dia memesankan minuman 2 ice americano.

"sebenarnya ada hal penting apa? kalau kau juga mau bicara dengan Sungmin kenapa kita tidak bicara bertiga saja?"

"aku mau membicarakan hal yang berbeda dengan Sungmin, jadi sekarang aku bicara denganmu dulu, kau beli apartmen semahal itu apa kau punya uang?"

"aku tidak punya, aku mencicilnya, sekarang aku bekerja di wall street jadi tidak masalah"

"hm.. kau tahu kau bisa langsung melunasinya kan?"

"maksudmu?" aku menangkap gelagat mencurigakan dari Yesung hyung.

"kukembalikan 40% saham milikmu dan kau bisa membeli apartmen mahal manapun yang kau mau, bahkan panthouse sekalipun"

Sudah kuduga. Aku hanya menarik nafas.

"haraboji menyuruhku menemuimu dan memintamu kembali, kudengar haraboji dan halmoni sudah menerima kalian jadi dia memaksamu untuk kembali memegang saham, walaupun kau ingin tinggal disini kau bisa pegang cabang Daesang disini asalkan kau kembali ke dalam keluarga kita dengan memegang saham itu lagi"

"hyung, aku sudah bilang aku tidak akan kembali hanya karena harta, aku sudah bisa berdiri diatas kakiku sendiri, aku bekerja di tempat yang bagus dengan gaji yang bagus, aku tidak butuh uang dan saham itu, aku tidak mau menjilat ludahku sendiri dengan kembali pada kalian hanya karena harta itu, kalau omoni masih tidak bisa menerima keputusanku"

Hyung menarik nafas seolah dia sudah paham kalau aku akan bersikeras, "haraboji yang meminta, haraboji yang memegang keputusan, kalau haraboji sudah menerima kalian tidak perduli apa kata omoni, tidak ada gunanya"

"ini tentang harga diriku, bukan karena haraboji sudah menerimaku"

"baiklah kalau kau sekeras itu" hyung angkat tangan.

"aku perlu bersikeras karena aku tidak mau diremehkan, omoni dan aboji mau mengeluarkanku dari keluarga tanpa warisan saat aku ketahuan berpacaran dengan Sungmin, aku menuruti mereka karena aku takut aku akan hidup miskin dan omoni masih menggunakan ancaman yang sama ketika aku memilih untuk kembali pada Sungmin, aku tidak mau lagi mendengarkan ancamannya, aku tidak takut miskin selama aku masih bisa memiliki Sungmin, jadi sekarang aku mau membuktikan padanya aku tidak butuh kekayaan atau warisan yang dia miliki jika aku harus melepaskan Sungmin, aku akan buktikan itu sampai mati sekalipun"

"perang antara kau dan omoni benar-benar membuat orang pusing, kalian berdua tidak ada yang mau mengalah, kalian pantas jadi anak dan ibu"

"salahnya sendiri melahirkanku" aku perhatikan hyung minum kopinya untuk menengahi pembicaraan, "lagipula kenapa haraboji memaksaku memegang perusahaan, cabang yang ada di New York kan hanya kantor, tidak perlu kutangani"

"haraboji menggunakan posisi ketua dewan direksi untuk memutuskan pembuatan cabang perusahaan di New York, jadi bukan hanya kantor tapi perusahaan produksi akan didirikan di New York"

"haraboji sudah gila? apa kita sekaya itu bisa mendirikan perusahaan disini??"

"aku sudah mendapatkan banyak investor, berkat pengaruh Geunyeong, kau tahu aku dipaksa bekerja mati-matian begitu aku pulang dari honeymoon, aku harus rapat kesana kemari untuk mendapatkan investor"

"haraboji mengerikan, ternyata dia bisa melebihi aboji dalam berambisi"

"kami tidak punya orang untuk mengurus cabang ini, cabang ini didirikan khusus untukmu"

"aku yakin rencana pengembangan impor kalian ke Amerika juga dimaksudkan agar aku mau mengurusi kantor itu kan?" hyung hanya angkat bahu.

"ini sangat serius, proyek tidak mungkin diurungkan, tapi jika dijalankan kami butuh orang terpercaya untuk memegangnya"

"kalian bisa pilih salah satu Direktur yang sudah berpengalaman di 3 cabang Daesang di Korea, aku tidak mau turun tangan".

Hyung hanya bisa geleng kepala.

Kami pulang ke apartmen untuk makan malam dengan Sungmin. Tapi aku pergi mandi sebelumnya. Sungmin mengikutiku ke kamar sementara hyung juga mandi di kamarnya.

"apa sebenarnya yang Yesung hyung ingin bicarakan?"

"hanya soal bisnis" aku bicara sambil membuka bajuku.

"hmm.. ada masalah dengan Daesang?"

"yah.. semacamnya"

"lalu apa yang hyung mau bicarakan denganku? Aku tidak tahu apa-apa soal perusahaan kan?"

"aku juga tidak tahu, mungkin dia hanya mau mengobrol, aku mandi dulu" aku lihat Sungmin mengangguk.

~Sungmin~

Saat Kyuhyun berangkat bekerja dan aku yang belum mencari pekerjaan hanya sibuk mengurus rumah, sepertinya memang aku yang pantas jadi istri.

Yesung hyung tampak santai duduk di sofa ruang tengah menonton tv padahal di kamarnya sendiri ada tv.

"Sungmin bisa kau kesini untuk bicara denganku?"

"oh.. ya hyung, tentu saja" akhirnya aku bisa tahu apa yang ingin dia bicarakan dengan orang yang tidak penting dan tidak punya peran sepertiku.

Aku duduk di samping Yesung hyung dengan jarak tertentu. Bukan karena menjaga jarak tapi hanya sopan santun.

"aku tahu kalau aku akan gagal membujuk Kyuhyun jadi aku sudah menyiapkan rencana cadangan yaitu dengan bicara padamu"

"memangnya ada apa hyung?"

"aku ingin membujuk Kyuhyun kembali ke perusahaan, tapi dia menolak untuk kembali ke Korea, haraboji sudah menduganya jadi haraboji akan membuat perusahaan di New York agar Kyuhyun tetap bisa memimpin perusahaan ini walaupun dia tinggal di New York" keluarga ini memang bukan main kekayaannya, mereka bahkan mengembangkan perusahaan keluar negeri hanya untuk salah satu pewarisnya, "aku tahu jika dia keras kepala, tapi mungkin kau bisa membujuknya, dia tidak perlu kembali ke Korea kalau dia tidak mau dan ini adalah kesempatan untukmu, kau akan menyia-nyiakan ilmu dan bakatmu jika kau hanya bekerja di apotik, jika perusahaan ini dipimpin Kyuhyun kau akan jadi pimpinan laboratoriumnya"

"aku?? aku.. memimpin.. membawahi para chemist di laboratorium?? tapi aku tidak punya cukup pengalaman"

"kau bisa melalukannya, aku yakin itu, pikirkan kembali... kau tidak mungkin selamanya menyia-nyiakan gelarmu kan?"

"aku mengerti hyung, aku akan coba membujuk Kyuhyun"

"baguslah.."

Kyuhyun pulang menjelang makan malam, aku sudah siapkan makan malam jadi kami makan lebih dulu sebelum Kyuhyun mandi. Hyung juga bergabung dan makan bersama kami.

"besok aku akan kembali ke Korea tapi aku akan kembali ke New York untuk mengurus rencana pembangunan perusahaan, mungkin akan tinggal di New York untuk waktu yang lebih lama, 2 sampai 3 bulan"

"hyung mau tinggal disini?" aku melirik Kyuhyun yang acuh dengan pembicaraan ini.

"tidak, aku akan tinggal di hotel"

"tapi.. hyung bisa tinggal disini kan"

"aku tidak mau dia mengganggu kita selama itu, biarkan dia tinggal di hotel" Kyuhyun berkomentar membuat hyung terkekeh.

Aku tahu bukannya Kyuhyun jahat tidak ingin Hyung tinggal lama disini tapi aku juga akan canggung jika hyung tahu kami bercinta atau semacamnya.

"aku bisa carikan rumah sewa, tinggal di hotel akan sangat mahal" ucap Kyuhyun lagi.

"huh.. biasanya kau tidak perduli berapa uang yang kita keluarkan" cibir Yesung hyung menanggapi.

"sekarang aku sudah tahu susahnya cari uang jadi jangan hambur-hamburkan uang" Kyuhyun menjawab cibiran hyung.

"oh.. kau tidak punya hak mengatakan itu, kau beli apartmen semahal ini meskipun kita tidak butuh rumah sebesar ini" ucapku menentang Kyuhyun, "kau tetap sama saja"

"baby itu beda kan?"

"sama saja".

Setelah makan malam Kyuhyun pergi mandi dan aku membereskan peralatan makan. Baru setelah itu aku naik keatas untuk bicara dengan Kyuhyun. Dia sudah selesai mandi memakai bathrobe mengeringkan rambutnya.

"Kyu.. aku ingin bicara.." aku duduk di tepi ranjang dan dia menoleh padaku, "Yesung hyung sudah bicara padaku"

"apa yang dia bicarakan denganmu?"

"pada dasarnya sama dengan apa yang dia bicarakan denganmu" Kyuhyun mengerutkan alis seperti heran, "kau tidak harus kembali ke Korea kalau kau tidak ingin kembali ke rumahmu, untuk itu haraboji membuatkan perusahaan untukmu disini apa kau tidak merasa berterimakasih pada haraboji?"

"kita tidak butuh itu sayang, aku sudah bekerja di wall street dan itu lebih dari cukup"

"tapi... aku bisa memanfaatkan ilmuku jika bekerja di perusahaan farmasi kan"

"apa maksudmu?"

"aku bisa bekerja di perusahaan itu juga, aku tidak bisa selamanya bekerja paruh waktu di apotik"

"kau tidak perlu bekerja kalau kau tidak ingin bekerja di apotik, aku tidak pernah memaksamu"

"aku tahu.. tapi aku juga laki-laki Kyu, aku tidak mau merasa terus bergantung padamu"

"kau mau bekerja di perusahaan yang haraboji buat untukku? apa kau mau dibilang kau hanya memanfaatkan jabatan dan kekayaanku? kita harus menjaga harga diri kita, apa kau mau diremehkan ibuku dan dibilang kau memanfaatkan hubungan kita?" aku hanya diam mendengarkan ucapan Kyuhyun, "kau adalah istriku, kau harus menurutiku, jika aku bilang tidak berarti kau juga harusnya bilang tidak, kenapa kau justru mendengarkan kata-kata orang lain"

"Yesung hyung bukan orang lain, dia inginkan yang terbaik untuk adiknya"

"aku bilang tidak Sungmin, harusnya kau mengerti apa yang kupikirkan, aku bukan hanya menjaga harga diriku tapi juga harga dirimu agar kau tidak direndahkan ibuku, sekarang kau mau menurutiku atau kau mau menentangku?" Kyuhyun sangat marah padaku, baru kali ini dia marah seperti ini. Aku tidak berani bicara lagi, "aku kecewa kau bahkan berpikir ingin bergabung dengan mereka" Kyuhyun berpaling dariku dan pergi ke sisi ranjang lainnya lalu masuk ke dalam selimut dan tidur membelakangiku.

Aku tidak menyangka dia merasa seperti itu terhadapku, aku tidak bermaksud untuk menghianatinya dan membuatnya kecewa, aku merasa sangat bersalah karena aku berpikir untuk diriku sendiri dan tidak mengerti perasaan Kyuhyun.

Aku matikan lampu agar Kyuhyun bisa istirahat, lalu aku keluar untuk bicara dengan Yesung hyung. Yesung hyung sedang melihat pemandangan lampu kota dari dinding kaca.

"hyung.." dia menoleh padaku.

"kau bertengkar dengan Kyuhyun?"

"tidak.. hanya sedikit bersitegang, aku tidak bisa membantumu membujuknya, maaf hyung.. aku ingin menurutinya karena dia... dia suamiku, aku tidak mau melawannya" Yesung hyung tampak tersenyum membuatku jadi tersipu.

"tidak apa-apa, perusahaan itu masih harus menunggu ijin dari pemerintah setempat kan, dan proses pembangunan gedung juga membutuhkan waktu yang cukup lama, masih ada waktu hingga 1 tahun sampai Kyuhyun bisa memenangkan perang harga diri ini dengan omoni" mereka berdua sudah membuat seluruh keluarga jadi pusing, kekeraskepalaan omoni membuat haraboji pusing dan disini Kyuhyun membuatku pusing.

"hyung bisa tinggal disini jika nanti harus tinggal lama di New York"

"yah.. aku tahu, sekarang kau istirahatlah, aku juga mau tidur karena penerbanganku pagi"

"baiklah, selamat malam hyung"

"selamat malam".

Aku masuk ke kamar dan Kyuhyun terpejam mengacuhkanku meskipun aku tahu dia pasti belum tidur. Aku ganti baju tidur lalu masuk ke dalam selimut. Aku peluk Kyuhyun dari belakang karena dia masih membelakangiku tapi dia melepaskan pelukanku.

Aku sedih sekali, dia sangat marah padaku dan menolak pelukanku. Ini pertama kalinya Kyuhyun marah hingga seperti ini. Dulu saat masih sekolah dia juga pernah marah seperti ini saat aku lebih memilih berteman dengan Jungmo, saat itu dia juga mengabaikanku dan tidak mau bicara denganku. Kyuhyun pasti akan mengacuhkanku seharian. Aku harus minta maaf padanya lagi nanti kalau dia sudah tidak kesal.

***

Yesung hyung berangkat dengan naik taxi dan aku mengantarnya turun, Kyuhyun tidak mau bangun lebih cepat karena dia sedang marah pada Yesung hyung juga jadi tidak mau mengantarnya ke bandara. Yesung hyung tidak terlalu memikirkannya karena dia juga akan pergi, tapi aku satu rumah dengannya, bagaimana mungkin aku tidak memikirkannya?

Aku membuatkan sarapan seperti biasa dan kutunggu Kyuhyun untuk turun tapi sudah lebih dari setengah jam lewat jam 7 dia tidak turun juga, begitu dia turun dia langsung pergi tanpa makan denganku, dia benar-benar mengabaikanku.

Aku tinggalkan meja makan tanpa menyentuh makanan sedikitpun. Aku tidak bisa menahan airmataku, aku tahu aku seperti perempuan tapi aku tidak bisa mengamuk untuk melampiaskan kekesalanku jadi aku lebih memilih untuk menangis. Aku meringkuk dalam selimut dan akan tidur seharian.

~Kyuhyun~

Aku pulang jam 7 malam karena ada sedikit overtime, walaupun matahari masih belum terbenam tapi ini sudah termasuk waktu makan malam. Kulihat ruangan kosong tapi meja makan tampak berisi makanan, apa Sungmin masih ada di dapur? Aku melongok dari tempatku berdiri dan dapur terlihat kosong tidak ada suara apapun, saat aku menoleh ke meja makan kuperhatikan sebentar sepertinya itu menu sarapan, aku melihat sandwich dan susu, Sungmin masih minum susu meskipun dia bukan murid sekolah lagi. Aku mendekat ke meja makan dan benar seperti yang kuduga ini memang menu sarapan seperti biasanya. Ada 2 piring sandwich, 1 gelas susu milik Sungmin dan 1 gelas jus buah yang biasa kuminum, semua masih utuh. Aku ingat tadi pagi aku tidak makan dan langsung pergi karena aku masih marah pada Sungmin. Sial! Jadi Sungmin tidak makan seharian?? Sekarang dimana dia? Apa dia pergi? Tapi dia tidak punya teman disini.

Aku naik keatas dan memeriksa kamar kulihat seseorang tidur di ranjang, dia menutupkan selimut ke seluruh tubuhnya dan tirai dinding masih terbuka. Heeh..

"aku tahu aku salah" aku berucap sambil berjalan mendekat, "apa kau tidak makan sama sekali?" dia bangun tapi hanya diam, "tadi pagi... aku buru-buru karena sudah siang"

"kau bahkan tidak mengucapkan apapun sebelum pergi, kau melihatku duduk di meja makan kan?" dia hanya duduk dengan kaki masih tertutup selimut, "aku tahu kau marah padaku, aku minta maaf".

Aku memandangnya yang duduk menunduk. Memandang istriku yang merasa bersalah dan meminta maaf padaku.

"aku sudah bilang pada Yesung hyung kalau aku akan mengikuti apapun keputusanmu, aku tidak akan menentangmu aku hanya berpikir aku ingin bisa bekerja karena bagaimanapun juga aku laki-laki, tidak mungkin aku jadi ibu rumah tangga"

Aku berusaha menahan tawaku mendengar keluhannya, aku meletakkan tas kerjaku lalu duduk di sisi ranjang tempatku tidur sambil menoleh memandangnya.

"kalau kau mau bekerja di perusahaan farmasi aku sudah cari ada banyak perusahaan farmasi di Manhattan, aku tidak akan melarangmu bekerja"

"benarkah?" dia baru mau memandangku.

"iya, kalau kau mau mengurus permit pekerjaan aku bisa membantumu mengurusnya" kemudian dia mulai tersenyum membuat wajahnya makin tampak cantik.

"terimakasih Kyu~" dia bangun dari duduknya dan memelukku dari belakang karena aku duduk membelakanginya.

"maaf aku sudah mengacuhkanmu" kubelai tangannya diatas perutku memeluk pinggangku.

"aku tahu itu karena kesalahanku" dia menyandar di bahuku masih memelukku, "kau masih menunggu ibumu menerimaku, iya kan?"

"hm.. kau pasti lapar tidak makan seharian kan?" kurasakan dia mengangguk di punggungku, "ayo kita makan di luar" dia melepaskan pelukannya dariku.

"kalau begitu aku mau mandi dulu"

Aku turun ke lantai bawah dan pergi ke meja makan. Aku ambil makanan yang tidak dimakan. Jus dan Susu sudah basi jadi kubuang. Piring dan gelas kucuci sebagai ganti aku sudah mengabaikan masakan Sungmin pagi tadi.

Aku naik ke kamar dan melihat Sungmin sudah selesai mandi jadi sekarang giliranku mandi.

Aku turun 10 menit kemudian dan melihat Sungmin sedang menungguku.

"kau mencuci piring tadi?"

"iya, maaf aku tidak memakan masakanmu"

"tidak apa-apa, itu hanya sandwich tidak begitu sulit membuatnya" aku ulurkan tangan dan dia mendekat memegang tanganku, "kita makan dimana?"

"aku ingin mengajakmu makan seafood" aku ajak Sungmin naik lift dan kami turun ke basement.

Akhirnya aku memilih komplek hunian 75 wall street, Luxury Apartment. Jarak apartment dengan kantorku hanya sekitar 5 menit naik mobil.

Jam 7.45 hidangan tiba dan kami siap makan malam. Restoran East Seafood tidak terlalu jauh dari komplek apartmen kami. Kami pesan oyster, salmon fillet dan kepiting masak saus. Kalau di Korea menu seafood favoritku kepiting raksasa King Krab dan urok (sashimi Korea).

Setelah makan kami menikmati angin laut timur dengan berdiri di pagar pembatas. Aku memegangi pinggang Sungmin dan dia menyandar pundakku.

"semalam.. pertama kalinya kita bertengkar sejak kita sudah berbaikan"

"aku tidak bermaksud marah padamu"

"tapi Kyu... aku agak terganggu saat kau bilang aku istrimu dan aku harus menurutimu, aku belum terikat status itu jadi aku tidak harus menurutimu"

"apa masih perlu status uh?"

"tentu saja.. kalau ada orang yang suka padaku dan tidak perduli saat aku menjawab aku sudah punya pacar bagaimana? kalau dia bilang kalian belum menikah kau masih bisa putus dengan pacarmu" dia menoleh memandangku.

"akan kuhajar orang itu"

"kau ini.." Sungmin menghadap ke arah laut.

"kau ingin segera kunikahi?" dia melirik mendengar pertanyaanku.

"tidak juga.." aku tersenyum mendengar jawabannya, "kau kan sudah bangkrut, untuk membayar apartmen saja masih mencicil, aku tidak mau membebanimu dengan biaya pernikahan, walaupun hanya membayar biaya dokumen saja"

"kalau kau mau menikah kita bisa menikah sekarang, pergi ke gereja sekarang"

"aku tidak mau main-main Kyu, aku ingin... sesuatu yang resmi" dia bicara sambil memandang ke bawah.

Kusentuh pipinya dan kuhadapkan wajahnya padaku.

"jangan buat aku merasa menyesal sudah beli apartmen mewah itu" Sungmin tertawa seperti aku ini bercanda.

"sekarang kau tahu kan kenapa kau tidak harus menghabiskan uangmu hanya untuk beli apartmen itu" aku sebenarnya masih punya sedikit tabungan, tapi memang tidak terlalu banyak, aku tidak bisa memberikan dia pernikahan impian sekarang, "tapi tidak masalah, aku akan bekerja kan, kita berdua akan menabung bersama untuk pernikahan kita"

Sial. Aku tidak suka kalau Sungmin harus mengeluarkan uang apalagi jika dia mengeluarkan uang untukku. Dan aku tidak bisa menjadi dominan 100% jika Sungmin membayari pernikahan kami. Apa aku harus terima tawaran hyung? Ah itu tidak mungkin, aku sudah bersikeras menolaknya.

"Kyu?"

"oh.. ada apa?"

"kenapa kau melamun?"

"tidak apa-apa, aku hanya... merasa dingin, kau tidak mau pulang?"

"pulang sekarang? baiklah"

Akhirnya aku ajak dia pulang padahal ini masih jam 9. Sampai di rumah aku belum ingin tidur jadi aku mau bekerja sedikit, mungkin aku bantu Sungmin mencari perusahaan farmasi. Sambil duduk diatas ranjang aku buka laptopku.

"baby lihat kesini, ada beberapa perusahaan kau mau mengirimkan lamaran pekerjaan kemana?" dia mendekat setelah ganti baju, lalu duduk di sampingku melihat layar, "bagaimana kalau yang ini, letaknya dekat dengan tempat kerjaku, Dipexium pharmaceutical"

"hmm... tapi Biopharma lebih terkenal kan, produknya sudah mendunia, gajinya pasti lebih besar"

"kalau begitu terserah kau saja, kau yang pilih"

"bagaimana kalau aku kirimkan saja lamarannya dan kita lihat siapa yang mau memanggilku"

"baiklah.. ini" kuberikan dia laptopku agar dia mengirimkan file lamaran ke perusahaan itu.

"wah.. di Manhattan banyak perusahaan farmasi, Kyu.. kenapa kau tidak bekerja di perusahaan farmasi saja? lebih tepat dengan latar belakang pendidikan dan kegiatanmu kan? Kau sudah berpengalaman menjadi manager, kau bisa langsung menjadi manager"

"gaji pegawai perusahaan farmasi masih kalah dari pekerja kantor wall street"

"tapi kau bisa pelan-pelan meraih posisi CEO, selain gajinya pasti besar kau juga bisa membanggakannya pada haraboji"

"aku tidak tertarik dengan perusahaan farmasi baby.." sudah cukup seumur hidupku berhubungan dengan perusahaan farmasi, aku tidak ingin melakukan hal yang sama disini.

Tanpa berdiskusi lagi dia sibuk mengurus laptop untuk mengirimkan lamaran pekerjaan jadi aku tidur saja.

Saat aku hampir nyenyak kurasakan pelukan di dadaku, Sungmin bersiap untuk tidur jadi dia memelukku. Kukecup kepalanya dan kupeluk dia di dadaku.

****

Beberapa hari kemudian Sungmin tiba-tiba menarikku yang baru saja masuk rumah sepulang dari bekerja.

"tadi siang aku sudah dapat panggilan dari Dipexium, tapi mereka hanya memberiku tempat sebagai QC, apa aku harus menerimanya?"

"terima saja, perusahaannya dekat dengan kantorku, aku bisa mengantar dan menjemputmu"

"tapi aku hanya jadi QC, lagi? dulu di Daesang juga aku ditempatkan di QC, apa aku tampak sebodoh itu hingga orang tidak percaya akan kemampuanku?"

"sayang bukan begitu.. itu hanya posisi sementara, lagipula kau tidak perlu bekerja terlalu keras jadi nikmati saja apapun pekerjaan yang diberikan padamu, kau pasti akan naik jabatan jika mereka sudah tahu kemampuanmu"

"gajiku cuma 3000 dollar sebulan" oh, gajinya setengah dari gajiku.

"tidak apa-apa, anggap saja itu untuk uang jajanmu, jangan terlalu dipikirkan" kuusap kepalanya lalu pergi naik tangga karena aku mau mandi.

(gaji diperusahaan farmasi 40.000 USD/tahun, sekitar 3500/bulan atau 550juta/tahun dan 45,5juta/bulan. Setengah gaji dari karyawan kantor2 di wall street)

Akhirnya Sungmin memutuskan untuk mengambil pekerjaan yang ditawarkan Dipexium daripada harus menunggu ketidakpastian Biopharma. Perusahaan Dipexium dekat dengan bursa saham tempat kerjaku jadi aku bisa mengantar dan menjemputnya setiap hari, aku tidak perlu merasa khawatir dia harus sendirian di jalanan kota New York yang ramai ini. Jarak antara Dipexium dan bursa saham hanya 1 blok dibelokan menuju ke kanan, tidak lebih dari 2 menit kami sudah sampai.

Kantorku bekerja memang hectic, berhadapan dengan komputer sepanjang waktu, dengan ini aku bisa memperhatikan saham perusahaan mana yang turun dan naik, Hyung bilang akan membangun perusahaan produksi disini dia pasti akan membeli salah satu perusahaan dengan saham yang jatuh dan bangkrut. Aku bisa memberinya informasi kan. Aku memang tidak bermaksud ingin ikut campur tapi kalau cuma informasi tidak masalah.

Aku menelpon Yesung hyung saat jam istirahat dan Yesung hyung menerima saranku untuk meninjau perusahaan yang kuberitahu sedang anjlok. Begitu aku menutup telpon seseorang berdiri di belakangku.

"oh.. you're scaring me out"

"coffee?" Sandra, perempuan berambut pirang dan tinggi hampir menyamaiku datang membawakan kopi.

"thanks.." aku harap dia tidak mendengar pembicaraanku karena disini aku hanya pegawai biasa.

"so.. how long you've been living in New York, Cho?"

"i have been living in east New York for a year and just move in to west New York this past week"

"oh.. you... stay alone? can i... come to your place?" dia menggodaku, membelai pahaku dengan gerakan halus.

"sorry.. I have a boyfriend" aku jawab terus terang dan Sandra terkejut.

"you... you have a boyfriend??"

"yeah... we're dating for... more than 6 years" aku bilang sudah pacaran lebih dari 6 tahun, kenyataannya aku selalu mencintai Sungmin meskipun aku berpisah selama 5 tahun dengannya.

Dulu saat kami masih berpisah, jika ada perempuan yang menggodaku seperti ini mungkin aku akan melayaninya, aku akan menerima tawarannya dan paling tidak bermesraan dengannya tapi aku sudah kembali pada Sungmin dan aku tidak tertarik untuk bersenang-senang lagi, aku hanya ingin hubungan yang serius dengan Sungmin.

"that's... surprising, you are a hot asian guy"

"thank you, but i'm happy with my boyfriend, actually we're engage"

"oh.. you will get married? wow.. congrats"

"thanks.."

"ok.. so.. i've gotta go" dia menyingkir dan aku mempersilakannya.

Aku pergi menjemput Sungmin pulang kerja sore harinya.

"hi baby" aku sodorkan wajahku dan dia mengecup bibirku, "how was your work?"

"it's good, i'm just checking for quality, it's fine, tapi atasanku menyebalkan, the manager is like a pain in the ass"

"bagaimana dengan atasanmu di perusahaan yang dulu?" dia melirikku.

"dulu... atasanku juga menyebalkan" aku terkekeh.

"but you still love him thou"

"yeah.. good things I still love him, I could have dated Changmin long ago"

"oh ya bagaimana kabar Changmin? aku tidak pernah dengar kabarnya"

"dia masih bekerja di Daesang group, kau harusnya lebih tahu"

"aku kan bukan bagian dari Daesang group lagi"

Kami sampai di basement parkir 75 wall street.

"aku ada cerita" kupencet tombol lift dan menunggu lift sambil merangkul pundak Sungmin, "baru saja di kantor ada perempuan yang menggodaku"

"oh... lalu?" dia melirikku.

"aku bilang aku sudah punya boyfriend, aku ini kan setia"

"aku berani bertaruh dulu saat kau di Kanada kau pasti mudah menerima rayuan setiap perempuan uh?" dia sangat tahu kalau aku dulu hidup dengan liar.

"tapi baby aku tidak melakukan sex bebas ok?" lift sampai jadi aku ajak Sungmin masuk.

Kehidupanku dengan Sungmin berjalan normal seperti pasangan pada umumnya, pagi pergi bekerja pulangnya makan malam bersama, lalu menjelang malam kami tidur berdua. Sex adalah bagian rutinitas weekend yang kami lakukan di saat tidak ada kesibukan kerja. Pada dasarnya hubungan kami sudah sempurna, hanya tinggal legalitas untuk menyebut suami istri dengan sah.

2 bulan sudah Sungmin bekerja di perusahaan farmasi Dipexium, gaji yang dia dapatkan dipakai untuk belanja kebutuhan sehari-hari sementara gajiku kupakai untuk membayar cicilan apartmen, sebenarnya aku tidak suka dia bekerja hanya untuk mencari uang, aku ingin aku yang memberikan dia uang jika dia membutuhkannya, dia boleh bekerja kalau untuk mengisi kegiatan bukan untuk mencari uang, tapi apa boleh buat, dia tidak ingin jika terus meminta uang padaku. Dia senang mendapatkan gaji walaupun tidak seberapa.

==========TBC==========

PS: CEO bukan berarti selalu memiliki perusahaan ya, kalau Kyuhyun bekerja di perusahaan farmasi asing sbg CEO bukan berarti dia memiliki perusahaan tsb, ada pekerjaan CEO yg digaji spt ayah Siwon yg pernah bekerja sbg CEO di perusahaan farmasi Korea, atau CEO SM entertainment saat ini Kim Youngmin, dia hanya kerja sbg CEO sementara bos/pemiliknya tetap Lee Sooman.

no plagiarizm. credit: churniekova

Continue Reading

You'll Also Like

155K 15.4K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
249K 36.9K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
163K 6.3K 11
Cinta tak harus tentang Aku dan Kamu, mungkin saja ada Dia. ❌Cerita repost bertema gay ❌Writer : Syailendra Setiawan ❌HOMOPHOBIC DIHARAP MENJAUH!