Friends

By Churniekova

120K 7.6K 835

Ini tentang 2 murid laki-laki yang berteman dan merasakan sesuatu yang aneh diantara keduanya TANPA mereka sa... More

Foreword
Part 1: First Day
Part 2: Friend!
Part 3: My Friend's Boyfriend
Part 4: Extracurricular
Part 5: Basketball
Part 6: Change
Part 7: Night Club and Drunk
Part 8: Heartbeat
Part 9: First Match
Part 10: Lotte World!
Part 11: Adventure
Part 12: Rival
Part 13: Captains
Part 14: First Kiss
Part 15: Boyfriend
Part 16: Misunderstand
Part 17: Sorry (1)
Part 18: Sorry (2)
Part 19: Summer Sunshine
Part 20: Jeju Love Land
Part 21: Romance
Part 22: True Love
Part 23: Confrontation
Part 24: Confession
Part 25: Christmas
Part 26: Broken Vow
Part 27: Fast Forward
Part 28: Meet Again
Part 29: Wedding
Part 30: Sweet Dreams
Part 31: Negotiation & Deal
Part 32: Moms Say No
Part 33: Decision
Part 34: Separation
Epilog
Extra Ch. 1: A Year Of Beginning
Extra Ch. 2: Wedding Ceremony
Extra Ch. 3: Family Blessing
Extra Ch. 5: Road To CEO!
Extra Ch. 6: Game Over
Extra Ch. 7: Down The Isle

Extra Ch. 4: The Best Birthday Ever

2.2K 150 22
By Churniekova

30K views! yeyy! Prepare for the HOTNESS as my gift.

PIC: apartment baru KyuMin, dimana? selengkapnya dalam cerita.

~*~*~*~*~*No Pov*~*~*~*~*~

Di Kediaman Menantu Keluarga Cho, rumah Paman Kyuhyun.
Ibu Kyuhyun duduk bersama dengan paman, bibi, nenek dan kakek Kyuhyun.
"aku sudah memutuskan untuk menerima pacar Kyuhyun" sang kepala keluarga kakek Kyuhyun berucap dengan penuh ketegasan dan kewibawaannya.
"apa? abonim... itu tidak mungkin.." ibu Kyuhyun, menantu keluarga Cho tampak terkejut.
"kau juga lebih baik turunkan egomu dan terima anakmu, kau juga bukannya wanita yang religius"
"bukan itu, tidak mungkin anakku memacari laki-laki, dan abonim.. kalian semua mau menerimanya?"
"dia mencintai anakmu, dia baik pada anakmu, bukan seorang perempuan yang menikahinya demi harta dan warisan"
"saya tetap tidak akan menerimanya, bagaimana bisa saya membiarkan keluarga ini jatuh di depan mata saya, jika bukan karena masalah ini Ayah Kyuhyun pasti tidak akan meninggal, dia bukannya merasa bersalah tapi tetap bersikeras melalui jalan yang salah"
"hal yang terjadi tidak usah disesali, yang berlalu biarkan berlalu, bukan berarti jika Kyuhyun menikah dengan perempuan lalu suamimu tidak akan meninggal atau bisa hidup lagi, kau mau kehilangan Kyuhyun selamanya huh?"
"kita hanya perlu bertahan sedikit lagi, Kyuhyun pasti akan luluh dan kembali pada kita, bagaimanapun juga kita ada ikatan darah dengannya"
"kembali karena apa uh? dia sudah tidak butuh uang, dia tidak butuh warisan, untuk apa dia kembali uh? dia sudah bahagia, dia jauh lebih bahagia bersama mereka dibanding kita, apa kau tidak malu??" kakek mengambil sesuatu lalu menyebarnya di meja.
Ibu Kyuhyun bingung dan hanya terkejut melihat Ayah mertuanya marah.
"kau lihat itu" kakek menudingkan tongkatnya ke meja, "lihat dan perhatikan baik-baik, posisimu sebagai ibu sudah digantikan, dia bahkan lebih bahagia bersama ibu orang lain, lihat itu"
Ibu Kyuhyun mengambil lembaran-lembaran foto yang tersebar dan itu foto-foto Kyuhyun saat berjalan bertiga dengan Sungmin dan Ibu Sungmin. Saat mereka keluar dari gang lalu menyeberang dan kemudian masuk sebuah restoran sederhana, sampai saat Kyuhyun tertawa bicara bertiga dengan pacar dan ibu dari pacarnya, kemudian juga foto saat Kyuhyun memeluk Ibu Sungmin dengan bibirnya tersenyum yang menampakkan senyum keibuan yang menenangkan.
"apa pernah dia memelukmu seperti itu? kau pikir kenapa anak itu menentangmu dan tidak menghormatimu huh? kau dan suamimu, anakku, kalian berdua tidak bisa mendidik anak, bukan Kyuhyun yang harus disalahkan tapi kalian"
"abonim jangan marah-marah.. ingat kesehatan abonim" bibi Cho, putri dari kakek Kyuhyun berdiri mendekati kakek.
"aku mendidik anak-anakku dengan baik, tapi apa yang dia lakukan pada anaknya, dia hanya sibuk mengejar ambisinya dan melupakan anak-anaknya, beruntung Yesung bukan anak yang keras seperti kalian jadi dia tidak menentang kalian, melihat Kyuhyun tampak lebih bahagia bersama keluarga orang lain aku merasa malu"
Mata Ibu Kyuhyun tampak berair tapi dia mendongakkan wajahnya untuk menjaga harga dirinya yang tersisa.
"apa kau pernah bertanya apa kau masih ada di hati anak itu? apa kau pernah bertanya selama ini dia mengikuti kemauanmu karena hanya menuruti perintah atau karena dia sayang padamu? seharusnya kau bisa mengimbangi suamimu dan tidak menuruti ambisinya"
Ibu Kyuhyun terdiam dan menyeka airmata yang hampir jatuh, kepalanya tetap tegak tanda dia tidak ingin mengalah.
"meskipun begitu aku tetap tidak bisa membiarkan dia memilih jalan itu, itu hanya akan menurunkan martabat keluarga ini"
"sudah, aku tidak perduli lagi dengan pendapatmu, aku kepala keluarga disini, aku akan meminta Kyuhyun untuk kembali, pembicaraan kita selesai" kakek berdiri dibantu bibi Kyuhyun kemudian nenek juga ikut berdiri.
"abonim.. omonim.."
Paman membantu membukakan pintu untuk kakek dan hanya tinggal Ibu Kyuhyun sendiri.
Dia duduk lemas dan menunduk menyembunyikan wajahnya yang menangis dengan meremas foto saat Kyuhyun tersenyum memeluk ibu Sungmin.

~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~

~Sungmin~

Besok kami akan kembali ke Amerika dan Kyuhyun mengajakku mengunjungi haraboji dan halmoni sebelum kami berangkat besok. Sebenarnya aku tidak yakin tapi Kyuhyun terus meyakinkanku, dia bilang dia tidak akan membiarkanku disakiti dan tidak akan meninggalkanku sendiri. Jadi aku beranikan diri untuk memenuhi undangan haraboji.

Kami naik mobil karena omma menyuruh kami memakai mobilnya agar tidak perlu naik taxi, omma tahu keluarga Kyuhyun mengundangku datang, walaupun omma tampak yakin Kyuhyun akan menjagaku tapi aku tahu dia mencemaskanku, seperti aku juga yang merasa cemas.

Sampai di sebuah rumah yang cukup besar dengan gaya arsitektur eropa modern Kyuhyun membawa mobil masuk, gerbang dibuka oleh sekuriti dan tidak seperti yang ada dalam film halaman rumahnya tidak terlalu panjang dan luas, hanya halaman berumput dengan garasi yang besar di samping rumah lurus dengan pintu gerbang. Kyuhyun memencet bel dan tidak lama kemudian pelayan membukakan pintu, aku rasa keluarga konglomerat seperti ini terbiasa dengan banyak pelayan tapi Kyuhyun cuma memiliki 1 orang ahjuma di apartmennya.

Kyuhyun menggandengku memasuki rumah dan kulihat interior rumah yang bersih dengan cat putih, tidak ada barang-barang seperti kristal atau lantai marmer tapi ini tampak mewah.

"tuan besar sudah menunggu di ruang keluarga" sang pelayan membawa kami ke ruangan samping kiri dengan pintu tertutup, kulihat tangga menuju lantai atas di samping kanan ruangan itu, sementara ruang tamu sendiri ada disisi kanan rumah dengan dinding kaca yang membuat rumah tampak terang dan sehat. Tidak ada tv, kurasa mereka memiliki tv di ruangan sendiri-sendiri, beda dengan keluarga lain yang memiliki ruang tv untuk berkumpul bersama-sama.

Kyuhyun membuka pintu dan aku mengeratkan genggaman tanpa sengaja membuat Kyuhyun menoleh padaku, jadi aku terpaksa tersenyum untuk mengatakan aku baik-baik saja. Begitu aku masuk kulihat semua orang ada dalam ruangan, orang-orang yang pernah kutemui saat aku diajak Kyuhyun berlibur merayakan natal di rumah haraboji dulu.

Tapi tidak ada ibu Kyuhyun dan aku sudah menduganya.

"duduklah" haraboji menunjuk dengan tongkatnya.

"haraboji janji tidak akan membuat suasana jadi tegang kan?" Kyuhyun bicara dengan santai, sepertinya hanya aku yang merasa tegang.

"haha... kau pikir aku ini bos yang akan memecat pegawainya? duduklah" Kyuhyun merangkulku lalu kami duduk.

"anak ini.." haraboji menunjuk Kyuhyun dengan tongkatnya, "sudah mendendam padaku karena aku tidak membantunya menggagalkan pertunangannya dulu" aku menoleh pada Kyuhyun, "dia meninggalkanku begitu saja dan memilih pergi bersamamu jauh-jauh ke Amerika"

"maafkan saya" aku berucap tulus minta maaf karena aku sudah membuat Kyuhyun meninggalkan keluarga.

"oh.. tidak tidak.. itu bukan salahmu, aku merasa aku tidak memahami cucuku sendiri saat itu" aku memandang haraboji, "tentang bagaimana perasaannya, apa yang dia rasakan padamu, kenapa dia meninggalkanku demi kau, itu membuatku sadar ternyata seumur hidupku mengenalnya aku tidak juga memahaminya, kasih sayang bukan berarti memberikan segalanya pada seseorang tapi mengerti apa yang dia inginkan, dan kau mengerti itu" haraboji memandangku, "aku harus berterimakasih padamu karena kau sudah menjaganya lebih baik dari kami menjaganya, kau sudah membuatnya bahagia lebih dari kami bisa membahagiakannya".

Aku sangat tersentuh mendengar ucapan haraboji.

"aku tidak tahu apa kami bisa membuatkanmu pesta seperti jika Kyuhyun menikahi perempuan tapi... kau sudah kuijinkan masuk dalam keluarga ini"

"terimakasih banyak" aku berdiri dan membungkuk memberi hormat.

Aku sangat lega, aku duduk tersenyum menoleh pada Kyuhyun dan dia membelai punggungku sambil tersenyum. Paman dan Bibi memang tidak bicara tapi aku lihat Bibi tersenyum dan halmoni juga tampak lega, aku tidak berpikir berlebihan jika senyum dan kelegaan itu berarti semua orang mau menerimaku, mungkin mereka lega karena Kyuhyun mau kembali pada mereka meskipun harus terpaksa menerima hubungan tak lazim ini bagi mereka. Aku tidak perduli lagi apa yang mereka pikirkan tentangku yang penting mereka bisa menerima Kyuhyun kembali. Karena aku tahu meski Kyuhyun tampak acuh dan kuat, di dalam hatinya dia sangat terluka dan kesepian saat keluarganya tidak menerimanya.

Aku tidak perduli bagaimana tanggapan mereka tentangku, karena aku yakin Kyuhyun juga tidak akan memintaku tinggal bersama mereka meskipun kami kembali ke Korea jadi kami tetap memiliki kehidupan kecil kami sendiri.

"aku janji aku akan sering mengunjungi kalian jika aku ada waktu, tapi kami harus kembali ke Amerika besok" Kyuhyun lalu mengajakku berdiri dan kami membungkuk di depan mereka semua untuk berpamitan dan mereka juga berdiri.

***

Omma mengantar kami ke bandara, aku memeluk omma sambil berjalan memasuki terminal keberangkatan, rasanya aku tidak ingin melepaskan pelukan omma. Semalam aku dan Kyuhyun menjelaskan apa yang kami bicarakan di rumah keluarga Kyuhyun dan omma lega karena mereka tidak menyakitiku.

"kita bisa bertemu lagi dalam video call, kau ini seperti anak perempuan yang mau meninggalkan omma mengikuti suaminya" aku langsung melepas pelukan dengan kesal dan Kyuhyun mentertawakanku.

"dia memang istriku omma"

"ya sudah aku pergi sekarang" aku pura-pura pergi mendorong troly tapi kembali lagi, "sampai jumpa omma"

"kalau sudah sampai di Amerika hubungi omma"

"iya.." aku lepas pelukan lalu Kyuhyun memeluk omma.

Kami masuk pintu pengecekan kemudian check in dan langsung menuju ruang tunggu keberangkatan.

"oh ya, Yesung hyung pergi liburan kemana?"

"maksudmu honeymoon kemana?"

"iya..."

"dia bilang mau keliling eropa karena dia sudah pernah mengelilingi Amerika, dia pergi ke Yunani, Italy, Jerman, Swiss, Prancis lalu terakhir London"

"oh..." aku memang tidak bisa menikah, mengadakan pesta atau honeymoon, tapi aku bisa honeymoon sendiri setiap hari, bukankah sama saja?

Kyuhyun pernah bilang kami bisa menikah di Amerika, tapi yang dia maksud mungkin formalitas pengesahannya, tetap saja kami tidak bisa merasakan pernikahan seperti jika pasangan biasa melakukannya, meskipun begitu itu tidak mengurangi kebahagiaanku hidup bersama Kyuhyun.

Setelah perjalanan jauh dan lama akhirnya kami sampai di bandara JFK, New York. Dengan taxi kami pulang ke apartmen di Maspeth.

"aku lelah dan mengantuk sekali" aku menyeret travelbag dengan lesu sambil masuk ke dalam lift, "tapi ini masih siang.. sepertinya aku jetlag.. di Korea ini sudah tengah malam" aku menguap dan tidak sanggup lagi buka mata.

Tiba-tiba Kyuhyun jongkok di depanku, "ayo naik ke punggungku"

"eh?? kenapa??"

"naik saja, ayo cepat" aku menurut dan memeluk punggung Kyuhyun lalu dia berdiri, "sekarang tidurlah"

"eh? tapi travelbag itu"

"aku bisa menariknya" aku percaya kata-kata Kyuhyun jadi aku tidur di punggung Kyuhyun, aku langsung tidur tidak dengar apa-apa lagi.

Bangun tidur aku sudah ada diatas ranjang dan matahari sudah mulai gelap, hari sudah sore, ugh.. sial.. nanti malam aku tidak akan bisa tidur! Aku kesal sekali! Kenapa tadi aku tidur~!

Aku pergi mandi masih dengan perasaan kesal. Kulihat keranjang baju menumpuk ini pasti baju-baju Kyuhyun tadi saat pulang. Kenapa dia tidak cuci sekalian~ aku malas melihat cucian menumpuk seperti ini.

Begitu keluar dari kamar mandi kulihat Kyuhyun santai baca koran, "Kyu kalau kau punya waktu untuk baca-baca kenapa kau tidak cuci bajumu sekalian?"

"oh kau sudah bangun? aku lapar ayo masak untukku"

"kau pikir aku chef? kalau mau makan masak sendiri, aku malas aku tidak mau masak" aku berjalan acuh melewatinya.

"kau ini kenapa sih? pre-menstruasi uh?"

"apa kau bilang??" aku meliriknya tajam.

"heeh.." dia meletakkan koran lalu berjalan mendekat, dia memelukku dan mengecup kepalaku, "kau kesal karena jetlag?"

Seketika rasa kesalku reda. Ya mungkin.. moodku jadi jelek karena jetlag, "aku kesal, aku sudah tidur seharian nanti malam aku pasti tidak bisa tidur~"

"hanya karena itu? kau kesal hanya karena kau tidur seharian? kalau nanti malam kau tidak bisa tidur kau bisa manfaatkan tenagamu untuk hal yang lain"

"maksudmu?"

"kita bisa bercinta semalaman" Kyuhyun tersenyum tapi aku masih bad mood jadi aku mencibirnya.

"lakukan saja pada orang lain" aku pergi masuk ke kamar.

"memangnya siapa istriku?"

"apa kau tidak lelah mau melakukan semalaman setelah kembali dari Korea? besok kau juga harus kerja"

"tidak masalah bagiku" Kyuhyun mendorongku ke ranjang hingga aku jatuh lalu dia memerangkapku, "lagipula disini bebas, tidak ada orang lain jadi tidak usah takut ada yang dengar suara kita"

Kyuhyun mencium bibirku, meskipun aku sedang bad mood tapi aku ini istrinya jadi aku harus tetap melayaninya, aku membalas ciumannya. Kali ini ada yang beda, Kyuhyun terus tersenyum meskipun aku sedang bad mood, dia sepertinya bahagia, mungkin karena dia merasa lega kakek dan neneknya sudah menerimanya.

Kyuhyun melepas bajuku dengan terus tersenyum menggodaku.

"tunggu dulu.. bukankah kau bilang kau lapar? apa kau tidak ingin makan dulu untuk mengisi tenagamu?"

"iya, aku ingin makan.. sekarang aku juga aku mau makan" dia melahap bibirku setelah bicara tapi kudorong perlahan.

"bukan itu yang kumaksud~ kau harus makan makanan dulu sebelum memakanku, aku akan memasak untukmu"

"terlambat aku sudah tidak ingin makan makanan, aku lebih ingin memakanmu" dia menangkap bibirku lagi dan aku terdorong merebah.

Yah.. apa boleh buat.

~Kyuhyun~

Aku memang sudah jadi manager di bank tapi aku belum merasa puas cukup sampai disini, pada dasarnya aku bukan akuntan jadi aku tidak begitu tertarik dengan dunia perbankan, aku ingin bekerja di Wall Street, bisnis saham lebih cocok denganku, dengan pengalaman bekerja sebagai manager mungkin bisa mendapat pekerjaan dengan lebih mudah. Jika aku bisa bekerja di Wall Street aku bisa memberikan tempat tinggal lebih layak untuk Sungmin, walaupun dia pasti tidak pernah mengeluh dimana kami tinggal.

(Wall Street adalah pusat bisnis New York, ada pasar saham terbesar dunia disana, ada WTC tower, ada pusat hiburan New York Time Square, apartment elite, orang yg bekerja di wall street gajinya ±940 juta per tahun, 78,3 juta per bulan)

Tapi Wall Street ada di Manhattan, berbeda pulau dengan Queens tempatku tinggal sekarang. Untuk itu aku harus membawa Sungmin pindah lagi. Aku akan membahasnya dengan Sungmin karena kami baru saja pindah tempat tinggal ke Maspeth dan Sungmin juga sudah terpaksa keluar dari pekerjaannya sebelumnya untuk mengikutiku pindah rumah.

"hai sayang, ada sesuatu hal yang ingin kudiskusikan" aku duduk mendekat pada Sungmin yang sedang menonton tv.

"ada apa? apa ada masalah?"

"tidak.. aku hanya mau berdiskusi tentang masa depan kita"

"eh? apa itu?"

"aku berencana untuk mengajukan lamaran pekerjaan ke wall street, apa kau keberatan jika aku bekerja di wall street?"

"tentu saja tidak, tapi posisimu di Maspeth kan sudah bagus"

"aku tidak puas dengan itu, lagipula basik-ku bukan akuntan kan, aku tertarik dengan pasar saham"

"okay, tapi kalau kau bekerja di wall street bukankah itu jauh sekali?"

"iya... karena itu kurasa jika aku pindah bekerja kesana kita juga harus pindah tempat tinggal disana"

"oh.. okay" dia tersenyum dan bicara dengan santai.

"kau tidak keberatan pindah bekerja lagi?"

"tidak.. aku kan hanya bekerja paruh waktu, tidak masalah"

"tapi kau harus meninggalkan temanmu lagi"

"hanya seorang teman, beberapa pelayan cafe sekitar dan pejalan kaki, aku tidak benar-benar akrab dengan mereka kan"

"kau memang istri terbaik" kukecup kepalanya.

Dalam waktu kurang dari 1 bulan aku mendapat jawaban dari Wall Street dan terpaksa ijin kerja karena aku harus melakukan wawancara, aku sudah punya mobil jadi mudah, perjalanan dari Queens ke Manhattan memakan waktu sekitar 30 menit.

Setelah aku diterima bekerja di wall street baru kemudian aku harus memikirkan tentang tempat tinggal. Untuk sementara aku harus rela pulang pergi Manhattan dan Queens.

"baby i got the job!" aku langsung peluk Sungmin dan mengangkat tubuhnya.

"apa kau sesenang itu?"

"tentu saja! bayangkan gaji yang bisa kudapat!" kuturunkan Sungmin yang ikut gembira dengan keberhasilanku. Aku tidak pernah memikirkan uang sebelumnya, aku bahkan tidak pernah khawatir berapa uang yang kumiliki karena aku yakin tidak akan pernah habis kupakai, tapi setelah berjuang hidup di Amerika dan Sungmin memaksaku untuk membatasi pemakaian uang aku baru merasakan berharganya uang. Bagaimana seseorang harus bekerja memeras keringat hanya untuk mendapatkan uang. Aku jadi lebih menghargai yang namanya usaha.

"kalau begitu selamat, apa kita akan merayakannya?"

"tentu, ayo kita makan di luar" aku ajak Sungmin keluar, dia hanya mengambil mantel di gantungan mantel di depan pintu masuk.

Kami menikmati makan malam di sebuah restoran tidak jauh dari tempat tinggal kami di Maspeth Ave.

"bagaimana dengan tempat tinggal kita disana?"

"aku akan cari tempat tinggal, untuk sementara aku masih harus pulang pergi"

"oh.. kalau begitu kau beritahu aku jika sudah dapat tempat tinggalnya agar aku tidak mengundurkan diri secara mendadak"

"iya, aku tahu".

Aku lebih senang lagi karena kami bisa merayakan tahun baru dan ulang tahun Sungmin di rumah baru kami nanti. Aku ingin ulang tahun pertama Sungmin yang dia rayakan denganku menjadi ganti kenangan buruk saat dulu aku meninggalkannya. Aku ingin memberikan dia hadiah istimewa. Sebuah apartmen mewah.

Pekerjaan baruku cukup sibuk, berbeda dengan bank karena aku berhadapan langsung dengan uang sekarang aku hanya berhadapan dengan angka. Tapi aku sudah terbiasa dengan cara kerja orang Amerika jadi aku tidak perlu banyak penyesuaian. Dan aku baru ingat jika Daesang memiliki kantor di Manhattan. Aku tidak pernah mendatangi kantor itu meskipun hyung memberikan alamat lengkap kantor itu dengan harapan aku mau kembali tapi aku tidak akan pernah menjilat ludahku sendiri.

Di sela hari-hari kerja setelah pulang bekerja aku sempatkan waktu untuk mencari apartment, tapi kalau Sungmin tahu aku mencari apartmen mewah hanya untuk hadiah ulang tahunnya dia pasti akan marah, yah.. begitulah dia, tipikal seorang istri yang tidak suka buang-buang uang.

Uangku sebenarnya tidak banyak tapi dari tabunganku yang sekarang dan sisa penjualan apartmen pavilion dulu yang masih ada, juga dengan penjualan apartmen yang sekarang bisa untuk membayar uang muka pembelian apartmen yang baru.

Aku datangi beberapa kawasan apartmen mewah di sekitar wall street, ada banyak kawasan apartmen mewah tapi aku tertarik untuk memilih lokasi tepi laut, pemandangan alam akan lebih menarik dibanding hanya gedung dan lampu. Ada 2 lokasi pilihan yaitu 75 wall street atau 95 wall street yang keduanya sama-sama ada di bagian timur Manhattan. Aku sudah datangi keduanya dan aku bingung mau memilih yang mana, aku tidak mungkin meminta saran Sungmin karena ini kejutan untuk ulang tahunnya.

~Sungmin~

"Kyu~ makan malam sudah siap"

"ya.. aku datang~" aku letakkan piring dan gelas di depan Kyuhyun.

Kyuhyun sudah mengiklankan apartmen ini untuk dijual itu artinya kami sudah siap untuk pindah, tapi dia tidak mau mengatakan kemana kami akan pindah, aku juga sudah mengajukan pengunduran diri jadi sekarang aku cuma di rumah mengurus persiapan pindah rumah.

"jadi sebenarnya kita mau pindah kemana?"

"percuma kalaupun kuberitahu kau tidak akan tahu tempatnya"

"aku bisa cari tahu di internet"

"oh ya.. kalau begitu tidak akan jadi kejutan, aku tidak mau beritahu"

"kenapa harus jadi kejutan?"

"oh ya, malam tahun baru nanti kita akan lihat pesta kembang api di Time Square, jutaan orang berkumpul disana pasti sangat berbeda dari yang kita lihat di Korea"

"aku tidak pernah melihat pesta kembang api" aku berucap dengan sedikit acuh.

"sayang.. aku tahu itu karena kesalahanku jadi aku ingin malam tahun baru nanti akan jadi malam tahun baru yang berkesan untukmu, aku ingin menggantikan kenangan buruk itu dengan kenangan indah"

"kau sudah merencanakan kejutan apa untuk malam tahun baru nanti? Kau sudah pernah melamarku, kalau kau melamar lagi aku tidak akan terkejut"

"tidak ada hal yang khusus, aku hanya ingin kau melupakan kenangan buruk itu"

"atau maksudmu kejutan apartmen itu untuk kejutan malam tahun baruku?"

"ulang tahunmu juga"

"aku tidak akan terkejut, harga apartmen di Amerika mahal jadi aku tidak akan terkejut kalau apartmen yang kau cari harganya mahal"

"ah... jadi kau tidak akan terkejut?" aku tertawa, "jadi rencana kejutanku gagal?"

"tentu saja, kau lihat apartmen ini, seperti ini saja harganya 500juta won (5 milyar IDR)"

"aissh.. sekarang kau sudah tidak terkejut dengan harga yang mahal uh?"

"coba lebih keras lagi.."

****

Akhirnya malam tahun baru tiba, kami masih tinggal di Queens jadi untuk perayaan tahun baru seperti yang Kyuhyun bilang dia akan mengajakku ke Time Square di Manhattan, kami harus berangkat sejak jam 7 sore. Di Amerika jam 7 sore masih terang seperti jam 4 sore di Korea. Jadi sebelum kami berkumpul dengan orang-orang di Time Square kami mau makan malam dulu.

Kyuhyun mengajakku makan di sebuah restoran dan sambil menunggu malam kami duduk-duduk dulu di dalam restoran saja. Baru sekitar jam 10 kami keluar dari restoran dan jalan kaki menuju time square. Mobil sengaja ditinggal di parkiran restoran agar lebih mudah. Kami ada di barisan belakang kerumunan tapi tidak masalah, lagipula kembang api kan diatas langit jadi terlihat dari arah mana saja.

Kyuhyun memeluk leherku dari belakang sambil menjagaku agar tidak terdorong dari kanan atau kiri. Disini ada beberapa gay couple juga ikut berkumpul di belakang kerumunan tapi tidak ada orang Asia di antara mereka. Beberapa penyanyi kelas hollywood mengisi acara menyanyi di panggung. Wah.. beda sekali rasanya melihat penyanyi hollywood mengisi acara tahun baru saat di negara lain dan di negara ini sendiri. Ini rumah mereka, ini tempat mereka, jadi sangat wajar dan biasa jika mereka tampil mengisi acara tahun baru, beda jika mereka didatangkan ke negara-negara lain, rasanya sangat istimewa. Dan lagi disini gratis! Tanpa perlu membayar tiket konser.

"kau suka?" Kyuhyun bicara di telingaku karena suasana yang crowded.

"ya.. aku suka.." aku menoleh dengan agak mendongak lalu Kyuhyun mengecup bibirku, "thanks Kyu" ucapku sebelum menciumnya lagi.

Kami berciuman di depan umum, di tengah kerumunan konser tahun baru, aku senang dengan kebebasan ini. Setelah aku berhenti mencium Kyuhyun baru aku sadar orang di sekitarku yang bukan gay couple memperhatikanku, mereka diam-diam melirik kami tapi kami sudah terbiasa dengan hal itu.

Saat countdown dimulai dan semua orang membunyikan terompet kembang apipun memecah langit. Ini tahun baru pertamaku di Amerika, tahun baru pertama yang kurayakan setelah bertahun-tahun aku mengurung diri saat malam perayaan tahun baru tiba, ini tahun baru pertamaku yang kurayakan dengan Kyuhyun. Dan ulang tahun pertamaku yang kurayakan dengan Kyuhyun.

"happy birthday" Kyuhyun berucap di telingaku saat aku sibuk melihat kembang api di langit.

Aku terdiam sejenak lalu aku berbalik dan memeluk leher Kyuhyun, "thank you".

Aku sangat bahagia. Ini ulang tahunku yang sangat berkesan, walau Kyuhyun tidak memberi hadiah apa-apa tapi aku sangat bahagia, dia adalah hadiah terbaik bagiku.

Setelah pesta kembang api selesai kerumunan masih tetap di tempatnya melanjutkan pesta konser lagi tapi Kyuhyun mengajakku pergi.

"sekarang saatnya aku berikan hadiah ulang tahunmu"

Kami masuk ke dalam mobil dan Kyuhyun menutup mataku dengan dasi yang ada di dashboard mobilnya. Sebenarnya tidak perlu tutup mata kan? Aku tidak akan terkejut. Tapi aku diam saja dan tidak protes.

Mobil berhenti tidak lama setelah Kyuhyun membawaku pergi jadi tempatnya pasti tidak jauh dari Time Square. Aku menunggu Kyuhyun membukakan pintu karena aku tidak bisa melihat apapun. Setelah kudengar pintu dibuka kemudian Kyuhyun melepas seatbeltku lalu mengangkat tubuhku.

"Kyu.. aku bisa jalan, apa kau mau menggendongku seperti ini??"

"tenang saja, kau... tidak berat" dia terdengar memaksakan diri mengatakan itu.

"kau bohong" aku pukul dadanya lalu dia tertawa dan mengulangi kata-katanya tanpa nada yang terdengar memaksakan diri tapi justru terdengar tawa yang ringan.

"kau memang tidak berat baby"

Kudengar suara lift terbuka jadi kami pasti ada di bangunan yang tinggi, apartmen kami yang sebelumnya juga terletak di lantai yang tinggi, walaupun sederhana hanya dengan 2 kamar tapi harganya cukup mahal, mungkin karena ada di kota New York. 500 juta won tidak cukup mengherankan disini. (5 milyar rupiah, ±500.000 USD)

Kyuhyun menurunkanku lalu membuka tutup kepalaku dan pandanganku tampak buram. Kulihat tembok putih dan dinding kaca. Baru setelah pandanganku jadi jelas kini kulihat ruangan yang besar dengan seluruh dinding terbuat dari kaca, beda dengan apartmen sebelumnya yang bangunannya dinding tembok biasa. Aku bisa melihat gedung-gedung lain dari tempat aku berdiri, ada juga yang masih menyalakan kembang api dan itu kulihat seperti kembang di depanku bukan diatas langit.

Tidak cuma hanya ruangan yang besar tapi apartmen ini juga bertingkat, ini seperti pavilion, apartmen yang dulu Kyuhyun belikan untukku di Seoul.

Tapi... dia membelikan ini untuk hadiah ulang tahunku??

"berapa harga apartmen ini?" aku curiga jadi itu yang pertama kali kutanyakan tanpa mengucapkan terimakasih untuknya.

"hm... kau bilang itu tidak penting, sudah tidak membuatmu terkejut"

"ini sangat berbeda, ini seperti pavilion dan mengingat ini terletak di tengah kota New York aku tahu pasti ini harganya tidak main-main" aku memandangnya dengan serius.

"ini bukan panthouse jadi bukan yang termahal, ini hanya memiliki 2 kamar tidur, masih ada yang lebih mahal yang memiliki 4 kamar tidur"

"katakan padaku berapa harganya?"

"sekitar 4.. yah.. tapi aku baru membayar uang muka sekitar 2,5 saja"

"4? 400.000 dollar?"

"4 juta baby.."

"4 juta dollar?!!" (40 milyar rupiah)

Aku seperti terkena serangan jantung mendadak, jantungku seakan berhenti dan aku berhenti bergerak. Aku seperti terbang ke alam yang bukan alamku. 4 milyar won. 2 kali lipat harga pavilion. Hampir 10 kali lipat dari apartmen yang kemarin dijual.

"darimana kau dapatkan uang itu?" aku baru ingat pertanyaan itu dan aku seperti kembali hidup.

"tabunganku, sisa tabungan penjualan pavilion dan uang penjualan apartmen yang kemarin"

"kau habiskan semuanya??"

"ini terletak di jantung kota New York, bisa jadi investasi yang menguntungkan, tenang saja"

"kau tidak punya tabungan apa-apa?"

"tidak, rekeningku kosong"

"paboo..." aku tidak tahu lagi bagaimana aku harus memarahi orang bodoh satu ini, "hanya untuk memberiku tempat tinggal kau tidak perlu menghabiskan uangmu"

"aku tahu kau akan mengomel, aku tahu.." dia hanya jalan santai naik tangga, "sebagian barang sudah terinstal otomatis, 3 AC, 3 TV flat, dapur sudah lengkap, kamar mandi bathub dan shower, ranjang, kulkas dan sofa semua sudah termasuk harga beli"

"hadiah ulang tahunku rumah cicilan uh?" aku mengikutinya naik keatas.

"aku minta maaf untuk itu, tapi aku akan berusaha bekerja dengan keras baby.. aku akan jadi suami yang bertanggung jawab, hanya tinggal beberapa lagi sisanya"

1,5 milyar won (15 Milyar rupiah) sisa cicilan, seumur hidup aku bekerja juga tidak akan dapat uang sebanyak itu. Dan artinya kami harus menunda pernikahan lagi uh? Sampai kapan kami baru bisa menikah?

"kau.. tidak suka?" eh? Aku baru sadar aku ada dalam kamar utama di lantai atas.

"ini rumah yang mewah, mana mungkin aku tidak suka" aku hanya menjawab dengan lemas.

"lalu kenapa kau tampak lesu?" dia memegang kedua pipiku. Tapi aku hanya geleng kepala. Aku tahu tidak ada gunanya membahas ini. Menikah atau tidak menikah sama saja kan? Kami sudah tinggal bersama dan kami bisa hidup bersama seperti ini selamanya.

"tidak apa-apa... aku hanya mengantuk"

"ini hari ulang tahunmu, mana boleh kau mengantuk secepat ini?"

"kapan kita akan pindah?" aku jalan keluar kamar dan menuruni tangga.

"kau tidak marah lagi?"

"percuma walaupun aku marah padamu, uang sudah habis mau apalagi?" kulihat dapurnya memuaskan, two doors fridge setinggi 1,5 meter juga sangat memuaskan aku bisa menyimpan banyak makanan, dulu pavilion masih kosong dan harus diisi sendiri.

"baby katakan apa yang kau pikirkan?" aku menoleh melihat Kyuhyun memperhatikanku dari pintu dapur.

"tidak apa-apa Kyu.." aku menggeleng tapi dia tidak percaya.

"kau tidak terlihat bahagia"

"karena ini rumah cicilan haha" aku tertawa lalu dia mendekat dan memegang kedua pipiku.

Kami diam berpandangan. Aku lihat cinta di matanya, dia sangat mencintaiku, ya.. bagiku itu cukup.

"thank you..." aku mencium bibirnya sambil berdiri berjinjit.

Kyuhyun merendahkan tubuhnya dan perlahan kakiku kembali menapak lantai dan kami bisa berciuman dengan nyaman, "apa aku harus memberimu imbalan?"

"tidak, hari ini kau berulang tahun jadi biar aku yang memberimu hadiah" Kyuhyun membawaku keluar lalu kami masuk kamar utama di lantai bawah, "kita harus mengadakan virgin party rumah ini" Kyuhyun melepas bajunya dengan terus menatapku.

Aku berbaring diatas ranjang menikmati sentuhan lidah Kyuhyun di setiap sudut tubuhku. Dia menciumi leherku sambil tangannya memegang organ sensitifku, aku serahkan semua pada Kyuhyun, kuserahkan hati dan tubuhku untuknya. Kyuhyun menguasaiku sepenuhnya.

Hmm... mulutnya sangat hangat, dia menyelimuti dengan sempurna, aku jadi bergairah.

Jari-jari Kyuhyun menggoda dengan masuk menusuk perlahan, aku sudah tidak sabar jadi aku menelannya cepat-cepat.

"hmm... kau sangat bersemangat malam ini baby.." dia kembali menciumi dagu dan leherku, menggigit adam appleku dan menjilat leherku.

"Kyu.. please give me..."

"what? what should i give you?"

"hmm... give me yours"

"beg for me baby.."

"pleaseee...."

"please what?" dia terus menggodaku.

"please fuck me.. now" aku meremas rambutnya.

"dengan senang hati..."

Kami membuat ranjang baru ini jadi berantakan, kami merayakan penempatan rumah baru ini dengan bercinta dan mengisi rumah baru ini dengan penuh cinta.

Tubuh kami menempel, panas, Kyuhyun terus memberikan penetrasi yang dalam dan aku merasa sangat nikmat ugh... seperti di surga, aku tidak tahan lagi.

"come for me baby... give me yours and shout my name"

"Kyu.... i love you"

"i love you too baby..."

"Kyuu!!!"

"i love to hear you scream my name" dia menciumi leherku sambil menenangkan diri di dalamku.

"stay there... don't move out" aku masih ingin merasakannya di dalam sana, aku tidak ingin dia mencabutnya.

Kyuhyun mencium dahi, hidung, pipi kemudian bibirku.

"can you still have me more?" dia minta lagi dan aku mengangguk mengabulkannya.

Dia lalu mengeluarkan Big Cho kemudian membalikkanku hingga telungkup, dia memasukkannya dalam-dalam dari belakang hingga bokongku menempel dengan pahanya lalu mulai bergerak sambil menciumi punggungku. Dia memberiku kecupan penuh cinta di seluruh tubuhku.

Aahh... kami berdua mendesah tanpa malu lagi, ruangan hanya berisi desahan nafas kami.

Yang kedua ini bertahan lebih lama, Kyuhyun masih belum mendekati klimaks, dia bahkan merubah posisiku jadi menungging dengan mengangkat bokongku, walaupun aku lemas tapi aku bangun dan menopang tubuh dengan tanganku.

"Kyuhyun aku sudah dekat..."

"no baby... hold it.." dia memegang juniorku menghalangi keluar dan itu membuatku sakit.

"Kyu.. let it go"

"not yet baby... ugh.."

Kyuhyun menindih tubuhku hingga aku jatuh telungkup lalu memiringkan tubuhku, dia masih menahan juniorku lalu menciumi bibirku agar aku tidak merasa sakit.

"Kyu.. please... let it gooo.." aku memohon karena aku sudah tidak tahan. Aku tahu rasanya mengagumkan jika aku menahannya lebih dulu tapi proses menahannya itu menyakitkan, membuatku berkeringat.

Kyuhyun melepaskanku dan langsung aku keluar dengan cipratan yang kencang, aku memejamkan mata menahan rasa nikmat yang mengagumkan. Dan Kyuhyun juga mengeluarkan lagi di dalamku, aku bisa merasakan di bawah sana penuh dan tercecer tapi aku tidak perduli, Kyuhyun boleh memenuhinya dengan puluhan atau ratusan CC cairannya dan aku masih bisa menampungnya.

Kaki Kyuhyun masih berada di sela pahaku, mendiamkan Big Cho di tempatnya sambil kami mengatur nafas.

"maafkan aku sudah membuat sedih setiap perayaan tahun baru, aku ingin menggantinya dengan malam yang penuh cinta" dia berucap di telingaku dan mencium pipiku.

"aku bahagia malam ini..." aku menoleh memandang Kyuhyun dan dia menciumku, kubiarkan lidahnya masuk dan kami berciuman.

Setelah beberapa menit Kyuhyun lalu membiarkanku tidur dengan tubuh kami masih saling menyatu tanpa dia melepaskan Big Cho dariku. Kami saling menyatu dengan sempurna.

Matahari muncul membuatku silau, dinding kaca apartmen ini membuat ruangan terang benderang begitu pagi datang, apalagi kamar ini menghadap ke arah timur. Kulihat matahari naik dari bawah laut dan aku baru sadar pemandangan di depan itu LAUT!

Aku mau bangun tapi ada sesuatu di dalam tubuhku di belakang. Kyuhyun tidak melepasnya semalaman! Dasar dia ini.

Dia menggeliat mendesah karena gerakanku yang tidak disengaja.

"kau menggodaku uh?"

"aku tidak menggodamu, kenapa kau tidak melepasnya uh? sekarang lepaskan aku" aku menjauhkan diriku tapi dia menahan pinggangku.

"ughh.. baby.. it's hard..." aduh.. gawat... dia pasti tegang lagi. Ini salahnya sendiri kan berdiam diri disana. "kau harus bertanggung jawab"

"apa??"

Tiba-tiba Kyuhyun penetrasi memuaskan diri sendiri. Hey! Aku sedang tidak ingin.

"Kyu.. aku tidak mau.. aku baru bangun tidur.." dia menyenangkan diri sendiri, apa-apaan ini, dia pikir aku mainan?

"aku akan membuatmu ingin" dia mengigit telingaku dan menjilatnya sambil memegang juniorku.

Oh.... dalam sekejap aku berubah. Seperti ada yang mengalir ke dalam tubuhku hingga membuatku bergetar.

"lihat kan?" dia bergerak dengan lebih semangat setelah tahu aku sudah berhasrat.

Aku biarkan dia menyelesaikannya sendiri. Ah.. aku hanya bisa mendesah.

"Ugghh...." dia menembakkan cairan yang lumayan banyak. Sejak semalam pasti sudah penuh.

"sekarang lepaskan, ini sudah sangat penuh" aku menarik bokongku dan dia terlepas, cairannya meleleh ahh... aku harus mandi.

Aku lihat Kyuhyun berbaring saja dengan Big Cho yang masih keras, dia memang tidak cukup dengan sekali, dasar serakah. Kyuhyun hanya melirikku sambil menunjuk pada Big Cho dengan dagunya.

"lalu? kau lakukan saja sendiri" aku hanya membiarkan 'dia' berdiri menantang matahari.

"pleasee..." dia memohon seperti bocah meminta permen.

"dengan tangan, tidak lebih"

"kau hanya memberikan suamimu tangan? aku mau mulut"

"kau berlebihan, itu sudah diam semalaman di dalam, itu pasti sangat kotor Kyu"

"kalau begitu kau boleh melakukannya di dalam kamar mandi" ugh.... dia tidak akan pernah berhenti.

"kalau begitu ayo bangun" Kyuhyun langsung bangun dengan semangat.

Kami berdua masuk kamar mandi dan aku tidak tahu kapan kami baru akan bisa keluar.

==========TBC=========

Ketahuan mobil siapa yg buntutin Kyuhyun kemarin, makanya haraboji tiba2 telpon Kyuhyun dan memberi restu. Keluarga Cho biasa nguntit pake fotografer, sama kaya dulu Kyuhyun dikuntit waktu pacaran ama Min jaman sekolah.

Tadinya aku mau buat 5 extra chapter tapi aku rasa mundur sedikit karena ampe 4 extra chapter masih belum memenuhi kriteria endingku, jadi mungkin musti nunggu lagi, jadi married ga sih? Masih ada banyak utang cicilan 15 milyar. Gaji Kyuhyun paling 1 tahun 940juta, butuh 15 tahun untuk lunasin apartment, berarti ampe umur 40 thn baru bisa married. Atau ga usah married? hmm....

No plagiarizm. Credit: Churniekova

aku sudah berusaha edit.
Kalo masih ada typo tolong abaikan :D

Continue Reading

You'll Also Like

197K 9.7K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
78.1K 1K 14
"Apa...orientasi seksualku?" Hahaha...aku tidak tahu pasti bagaimana dengan orientasi seksualku. Mungkin jika kalian sudi dan bersedia meluangkan wak...
100K 2.3K 23
File PDF sudah tersedia
163K 6.3K 11
Cinta tak harus tentang Aku dan Kamu, mungkin saja ada Dia. ❌Cerita repost bertema gay ❌Writer : Syailendra Setiawan ❌HOMOPHOBIC DIHARAP MENJAUH!